One Night Accident

BERTEMU



BERTEMU

0Happy Reading.     
0

*****     

Ternyata, apa yang terjadi tak semenakutkan isi kepala Jack. Ia yang susah payah datang dari luar negri dan segera menerobos masuk rumah Alex hanya bisa menatap kesal. Karena di sana, pada kenyataannya Joe masih utuh, sehat dan tak kekurangan apa pun. Hanya Alex yang biasa terlihat cool kini malah terlihat sangat berantakan. Ternyata sumbernya adalah karena sang istri yang menghilang.     

"Sudah lima hari istriku diculik, tapi tak ada tuntutan atau permintaan tebusan apa pun."     

"Ah ... jadi itu masalahnya. Apa kamu yakin istrimu diculik? Bukan kabur karena tidak tahan dengan sikap cuekmu?" tanya Jack memastikan sebelum membantu mencari istri Alex.     

"Tentu saja dia diculik, Joe saksinya." Lalu Joe menceritakan kronologi kejadiannya, dimana Joe,Alex, Sandra dan Tasya pulang berbelanja dan tiba-tiba dicegat segerombolan orang yang membawa kabur Sandra.     

Jack mengangguk dan memutuskan menghubungi Marco, selain menyuruhnya menyelidiki keberadaan adik iparnya juga untuk menegurnya karena memberi kode darurat yang sama sekali tidak terlalu darurat.     

"Apa maksudmu?" Jack bertanya to the point begitu Marco mengangkat panggilannya.     

"Kenapa, Boss?" Marco balas bertanya.     

"Kenapa mengirimkan pesan darurat?"     

"Sudah tentu permintaan Joe. Bos sudah sampai?"     

"Sudah."     

"Wow! Cepat sekali. Hebat si Joe, satu pesan dan Boss langsung meluncur. Kalau aku yang memberi pesan apa bos juga akan datang?"     

Jack mengernyitkan dahinya usai mendengar nada suara Marco yang terdengar cemburu. "Jangan ngelantur. Apa maksudmu mengirimi aku pesan bernada seolah-olah Joe sedang sekarat?"     

"Aku hanya tak mau berbelit-belit."     

"Fuck you! Sekarang cari Sandra!"     

"Sandra siapa?"     

"Istri Alex. Tanpa adanya aku, pasti kau bisa mencari istri Alex dengan mudah. Jadi, kenapa harus aku yang turun tangan."     

"Joe tidak memintaku mencarinya, dia hanya menyuruhku menghubungimu agar pulang."     

Jack menggeram kesal. Kenapa Joe dan Marco seperti bersaing. Mereka memiliki sifat yang sama harusnya mereka bisa akrab. "Oke. Sekarang cari Sandra. Kuberi waktu satu jam."     

"Harus, ya?"     

"Oh, aku tau. Peluru yang kemarin bersarang di kakimu, satu jam lagi akan berpindah di otakmu, bila satu jam lagi Sandra--"     

"Ok, Boss. Siap, laksanakan!" Marco menyela, dan langsung mengakhiri panggilan telepon tersebut.     

Jack membalikkan badan memandang Alex dan Joe yang menunggu penuh harap. "Pinjam laptopmu!" Alex menyerahkannya dengan sukarela.     

Jack ingin tertawa keras di dalam hati. Dia membuka laptop bukan untuk melacak Sandra atau apa pun itu. Dia hanya ingin bermain sebuah game karena kesal meninggalkan tugas yang belum selesai hanya demi berita yang dengan mudah bisa diselesaikan Marco.     

Karena tugas mencari Sandra sudah diurus Marco. Jack bisa bersantai sebentar sambil membiarkan kedua adik angkatnya memasang wajah harap-harap cemas. Kapan lagi bisa mengerjai mereka berdua sekaligus.     

Hingga satu jam kemudian Marco memberitahukan bahwa keberadaan Sandra sudah di ketahui. Yaitu di rumah David. Tentu Jack awalnya bingung, untuk apa David menculik adiknya sendiri? Jack juga jadi ingat Ayu. Walau wanita itu sekarang berada di Jerman, Jack pasti akan tetap mengingatnya jika memasuki rumah itu. Sialan ... kenapa melupakan satu wanita saja begitu sangat susah.     

Jack berubah santai, karena tak mungkin Sandra terluka di tangan kakaknya sendiri. Maka Jack melanjutkan main gamenya yang tadi sempat tertunda. Wajahnya terlihat serius. Seperti nyawa yang menjadi taruhan, jika ia sampai kalah melawan musuh. Yang diartikan lain oleh Joe dan Alex. Mengira Jack sedang serius melacak keberadaan Sandra.     

Dua jam kemudian, Jack sudah tak tahan melihat wajah kusut Alex dan Joe yang berharap cemas. Sepertinya sudah cukup mengerjai dua adiknya. Lagi pula dia juga sudah lelah. Jack menutup laptop seraya berujar, "Aku sudah menemukannya."     

Seketika wajah kusut kedua adiknya berubah cerah. "Benarkah? Di mana?"     

Astaga mudah sekali menyenangkan mereka.     

Jack tak menjawab, dia hanya mengecek pistolnya yang masih terisi peluru. Sebenarnya itu tidak perlu karena semua pengawal di rumah David adalah anak buahnya. Tapi tak apa apalah, hitung-hitung memberi sedikit hiburan untuk kedua adiknya yang sudah menungguinya bermain game.     

"Ayo kita jemput Sandra sekarang!" Jack berucap dengan nada cool lalu berjalan keluar dengan Alex dan Joe yang mengekor dibelakang-Nya.     

****     

Ai terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Sandra ketika ia mengenalkannya pada Willy dan Billy, dua bodyguard kembar yang selalu mengawal Ai ke manapun. Saat ini mereka sedang makan siang bersama. Bukan makan nasi tapi makan cilok dan cireng buatan Liz atas permintaan Sandra yang sedang ngidam.     

"Mbak, mereka gak lagi khilaf kan waktu nerima tawaran jadi pengawal?"     

"Maksudnya?!" Ai melirik judes kearah Sandra.     

"Aneh aja. Masa cowok kece seperti mereka mau jadi bodyguard? Mana mirip sama itu idol korea, siapa ya kim teh gayung apa siapa ya?"     

"Teh gayung?" Ai menatap adiknya ngeri.     

"KIM TAEHYUNG SANDRAAAAA!" pekik Ai tidak terima. Astaga adiknya sama sekali tidak gaul. Untung cuma dia yang dengar kim taehyung ternista. Kalau sampai terdengar oleh fans-nya. Mampus dibully adiknya.     

K-Pop pers kan ganas.     

"Ah ... menurut Sandra sama saja. Lagian kenapa itu duo Willy dan Billy enggak jadi boyband? Pasti laris!"     

"Itu karena mereka ngefans sama Mbak."     

"Haishh!! Mbak Ayu sekarang kok narsis?"     

"Because I'm beautiful ..." jawab Ai sambil mengibaskan rambutnya bak model iklan shampoo.     

"Hey!! Kenapa Sandra boleh manggil 'Ayu' sementara aku harus panggil Ai?" protes David disela kebersamaan mereka.     

"Abang gak lihat kita berdua sama-sama bunting? Para bumil itu perasaannya sensitif. Jadi kalau Sandra mau panggil Ai dengan Ayu ya udah gak apa. Sesama bumil mah harus pengertian." Ai menjawab tegas.     

David memandang mereka berdua frustrasi. Satu ibu hamil sudah membuatnya stress, sekarang bertambah satu lagi. Mungkin dalam waktu dekat, David membutuhkan jasa pencucian otak. melupakan kekejaman mereka berdua.     

Ai paham dengan tatapan kakaknya itu. David stress plus frustrasi menghadapi dirinya. Sebenarnya dalam hati kecil Ai dia suka kasihan memperlakukan David semena-mena. Tapi entah kenapa sepertinya memang bawaan bayi. Tiap lihat muka ganteng Kakaknya itu bawaannya selalu ingin menganiaya aja. Apalagi kalau lihat Kakaknya yang suka gandengin cabe-cabean! Mending cabe yang sudah matang, lha ini cabe masih ijo tak ada rasa diembat juga. Setiap melihat itu Ai merasa ingin memutilasi Kakaknya sendiri.     

Ai bahkan sempat berpikir, mungkin ini karma dari Kakaknya yang suka main-main dengan cewek. Makanya, sekarang Ai merasa ia adalah korban cowok. Yang setelah puas dimainkan, hingga membuatnya hamil, lalu di depak begitu saja.     

"Bang, kemaren ada anak SMP nyariin Abang" Ai berseru.     

"SMP?" tanya Sandra     

"Namanya siapa?" David balas bertanya. "Lucy atau Desi atau... Sisi. Lupa. Pokoknya, dia tinggi dan sexy. Makek rok mini ala ala Cheerleader gitu deh."     

"Oh, Sesil. Ngapain dia kemari?"     

"Don't know. Waktu dibilang Ai adalah istrinya Abang, dia langsung ngibrit. Kenapa Bang? Elu gak buntingin anak orang kan?! Atau malah, buntingin emaknya!"     

"WHAT?!?! Elu ngaku jadi Istrinya abang? Dih!!Ngapain Abang sama emaknya?! Anyway ... jadi gara-gara elu nih, abang gagal ena-ena ama Sesil!!"     

Seketika Sandra menyemburkan ciloknya sampai ke piring David.     

"Sandra?! Jorookk!" David memprotes.     

Terang saja ia terkejut. "Kak David!!! Masa ngajak ena-ena bocah SMP?! Dasar pedo!!"tuduh Sandra.     

"Bang David bukan cuma cabe-cabean doang yang digarap, San. Bawang-bawangan, kacang-kacangan. Semuanya dia doyan!" Ai menimpali.     

"Parah nih Mas David. Udah berapa banyak anak orang Mas perawanin?"     

"Abang gak pernah perawanin anak orang. Semua cewek yang abang tiduri gak ada yang perawan."     

"Sumpah? Serius bang? Terus si Felly yang dulu nangis-nangis, itu kenapa?"     

"Oh, dia mah ngaku hamil. Tapi gak mungkinlah anak gue. Terakhir gue kencan sama dia empat bulan yang lalu eh dia ngaku hamil 2 bulan, kan bego."     

"Tapi bener Bang, mereka gak ada yang masih perawan?" tanya Ai penasaran.     

"Gak ada, Ai. Abang gak mau nidurin perawan. Ribet! ntar minta tanggung jawab. Kalau udah nggak perawan 'kan bebas keluar masuk. Udah gak disegel."     

Sandra mengamati percakapan kedua Kakaknya yang terlihat santai tanpa beban. "Bisa bahas yang lain nggak? Geli aku dengar Kakak kencan dengan segala bumbu dapur itu."     

"Bumbu dapur?"     

"Lha itu tadi cabe-cabean, kacang-kacangan, bawang-bawangan, atau apalah-apalah itu! Apa namanya kalau bukan bumbu dapur? Kenapa gak sekalian terong-terongan, wortel-wortelan, atau sawi-sawian! Biar komplit!"     

Ai dan David memandang Sandra geli lalu tertawa terbahak bahak bersama. Sandra jadi bingung melihat kedua kakaknya yang malah tertawa. Dia mengangkat bahunya cuek dan melanjutkan makan cilok dan cirengnya bersamaan.     

*****     

Jack berusaha memasang ekspresi datar saat sampai di depan mansion David. Walau sudah tiga bulan berlalu, tapi wajah cantik Ayu masih terbayang jelas di ingatannya. Beruntung Ayu sudah pindah ke Jerman, jadi Jack bisa menemani Alex menjemput istrinya, Sandra tanpa rasa was-was.     

Sebenarnya kata menemani tidaklah pas. Karena pada kenyataannya sewaktu sampai dikediaman David, Jack tanpa permisi langsung menghajar semua pengawal disana. Hitung-hitung melatih anak buahnya kalau ada serangan dadakan seperti ini.     

Sedang kedua adik angkatnya hanya menonton. Bahkan dengan sialannya mereka berani bertaruh apa Jack akan menang atau kalah. Sepertinya mereka juga perlu disleding sesekali.     

Saat semua bodyguard di sana sudah tumbang satu persatu dan hanya menyisakan dua orang, ternyata mereka mengenali Jack sebagai bos mereka karena kemejanya yang terbuka dan memperlihatkan tato di dadanya. Seketika mereka berhenti melawan dan langsung memberi hormat. Tentu Jack juga menghentikan amukannya karena semua bodyguard yang bekerja untuk David berasal dari perusahaan Cohza.     

"Cari istrimu, aku istirahat dulu." kata Jack setelah seluruh ruang tamu David seperti terkena Tsunami. Dia hanya duduk bersama Joe sambil menikmati minuman yang di ambilkan dua bodyguard yang tersisa tadi.     

Mendengar intruksi Jack, ALex langsung berlari ke lantai dua dan mencari keberadaan istrinya.     

"Alex lama sekali? Sandra beneran di sini, kan?" tanya Joe tak sabar.     

"Tentu."     

"Atau jangan-jangan dia mati?"     

"Ngaco!"     

"Dari mana kamu tahu?"     

"Rumah ini punya David."     

"David siapa?"     

Belum sempat Jack menjawab, Alex turun bersama istrinya dan tentu saja bersama satu-satunya orang yang kebal terhadap hipnotis Jack. Yaitu David.     

Seketika David melontarkan pertanyaan tak bermutu ketika melihat keadaan rumahnya yang kacau balau, tetapi Jack malas menanggapinya. Apalagi Alex yang malah terlihat ribut dengan Kakak iparnya itu.     

Berbeda dengan Alex, Joe justru tak tahu kenapa ia seperti menyukai David. Mungkin setelah ini mereka akan cari cewek bersama-sama. Karena dilihat dari bentuknya mereka itu sejenis. Yaitu jenis cowok playboy yang suka cari daun muda.     

Saat semua sedang sibuk berdebat, Jack merasa dadanya berdesir. Refleks matanya melihat sekeliling entah kenapa dia berharap melihatnya. Bodoh ... Ayu kan di jerman. Jack mengingatkan dirinya sendiri.     

Namun beberapa saat kemudian suara lengkingan perempuan membuat Jack ikut menoleh ke arah tangga.     

"APA YANG TERJADI?" teriak Ai shok melihat pengawal kesayangannya Billy dan Willy babak belur.     

Jack terpaku. Bahkan setelah tiga bulan berlalu, Jack merasa wanita itu terlihat semakin cantik. Jack tidak menemukan apa pun yang terlihat jelek didiri Ayu.     

Tanpa sadar Jack berdiri dan berjalan menghampiri Ai.     

Sedang Ai yang baru menyadari ada Jack di sana seketika wajahnya pucat pasi.     

"K-k-kamu ..."Ai terbata-bata. Shock melihat keberadaan Jack di kediaman kakaknya.     

Apa yang dilakukan lelaki ini di sini? Batin Ai mendapati jantungnya berdebar kencang dan hatinya langsung terasa kacau.     

****     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.