One Night Accident

JHONATHAN



JHONATHAN

0Happy Reading.     
0

*****     

"Boss? Masih sadar?" Marco mengguncangkan pundak Jack.     

Jack mengangkat wajahnya yang tertunduk lesu dari atas meja bar dan memandang Marco malas.     

"Kita pulang saja, Boss?"     

Jack menggeleng.     

"Ah!! Kebetulan, itu ada Joe. Silakan curhat saja dengannya. Saya mengamati saja dari jauh ya, Boss?"     

Jack hanya mengangguk, tak mengerti apa yang di bicarakan Marco. Lalu di depannya muncul Joe yang terlihat lega bisa menemukannya. Entah berapa lama Joe bicara. Yang jelas, Joe memang suka bicara. Sementara Jack yang sedang mabuk, sudah tak peduli dengan apa yang di ucapkan Joe. Dia hanya manggut-manggut, atau geleng-geleng dan menjawab asal saja dari semua pertanyaan yang Joe lontarkan. Jack bahkan sudah lupa tadi dia jawab apa.     

Joe akhirnya membawa Jack pulang, karena sudah tak sadarkan diri. Tentu dibantu Marco. Mereka berdua tertatih-tatih menyeret tubuh besar Jack yang sudah dalam kondisi teler.     

"Kamu baringkan dia di kasur. Aku ambil baskom. Siapa tahu, nanti dia muntah-muntah," Joe langsung memberikan tubuh berat Jack ke Marco.     

"Anjing, main lepasin aja. Untung gue kuat, kalau nggak udah nyungsep Boss gue." Marco berseru     

"Kamu sebut saya apa? Anjing?" Joe menatap tajam kearah Marco.     

"Nothing," jawab Marco sambil merebahkan Jack ke kasur.     

"Uggfffhhh ... Berat amat Boss. Kebanyakan dosa ya?" Marco berseru lirih sambil mengamati wajah Jack yang tertidur.     

"I'm sorry ..." Jack mengigau.     

"Tak apa, Boss. Ini sudah kewajiban saya," Jack mencengkeram lengan Marco matanya masih terpejam.     

"Jhonatan. Maaf ...."     

Deg.     

"Jhonathan? Jangan tinggalin kakak."     

"Jhonatan maaf ... maaf ... Maafin kakak. Kembalilah Maafin kakak, Jhonathan. Maaf ... Kemblilahhhh ... Kakak rindu. Jhonatan Maafin kakak Kemarilah. Maaf ... maaf ... maaf Maaf." Lalu satu bulir bening jatuh dari mata Jack.     

Melihat itu Marco merasa hatinya terisris perih. Seumur hidup belum pernah dia melihat bos-nya dalam keadaan rapuh. Bosnya mengigaukan nama seseorang dan bos terlihat menderita setiap mengucapkan nama itu.     

"Jhonatan maaf ... maaf ... Maafin kakak. Kembalilah Maafin kakak, Jhonathan. Maaf... Kemblilahhhh... Kakak rindu."     

Marco memilih pergi tanpa pamit. Dia enggak sanggup melihat bosnya yang biasa hebat dan tegar terlihat menderita dan mengenaskan seperti itu.     

FLASBACK.     

"Brother, Ayolah! sekali saja," Daniel tak menghiraukan ucapan adiknya, entah sudah berapa hari tapi permintaannya tak berubah.     

"Jack, Mom dan Dad bisa marah!" ucapnya dengan tegas.     

"Brother tidak asyik, Ayolah. Kita 'kan sering melakukannya dan aman." Daniel memandang wajah adiknya yang mulai memelas, " No! ini berbeda dan berbahaya," balasnya.     

"Apa maksudmu dengan bahaya? kita hanya akan merayakan Ulang Tahun bukan mencuri."     

"Tapi yang kamu minta merayakan ala Cohza, bukan perayaan biasa."     

" Apa masalahnya ? Kakak sudah delapan tahun merasakan ulang tahun ala Cohza."     

Daniel terdiam, adik kembarnya terlalu keras kepala. Semua masalah selalu dianggap remeh .Walau kembar karena memiliki dua keluarga berpengaruh, maka Dad dan Mom menjadikan mereka pewaris pada keluarga masing-masing.     

Jhonatan, adiknya yang terlahir menjadi Cavendish terbiasa dimanjakan oleh orang tuanya. Sedangkan, dia terlahir sebagai Cohza bahkan sudah diajari melempar pisau, saat masih belajar jalan.     

Adiknya tak pernah mengerti perayaan Ulang Tahun Cohza berbeda seperti ulang tahun biasa. Bila adiknya biasa merayakan Ulang Tahun dengan kue dan tumpukan kado. Maka, dia terbiasa merayakan di atas halang rintang, arena tembak, pacuan kuda, arena balap liar bahkan ring tinju.     

Daniel menghindari hal itu, tak bisa membayangkan Jack merayakan Ulang Tahun ala Cohza dan berakhir babak belur di atas ring, apalagi dia tak bisa berkelahi. Mom pasti murka jika mengetahuinya.     

"Kak, aku mohon, sekali saja," bujuk Jhonatan.     

Daniel menggeleng.     

"Apa kakak tidak mau dapat kado banyak? Ayolah, kita hanya akan bertukar tempat sehari, aku pasti baik-baik saja."     

"Aku bilang TIDAK!"     

Wajah Jhonatan merengut dan kesal sekali, " Dasar pengecut!"     

"Jangan mulai! Jojo," Daniel memperingatkan.     

"Panggil aku Jack, bukan Jojo," ucap Jhonatan cemberut.     

"Baiklah Jack." Daniel tersenyum, adiknya memang benci jika dipanggil Jojo. Katanya mirip nama anjing.     

"Jadi ... kamu mau bertukar tempat?" Jhonathan menatap Daniel penuh harap.     

"TIDAK," jawab Daniel tegas.     

"Kau memang pengecut! Buktinya tak berani," Jhonathan menyinggung.     

"Aku bukan pengecut tapi waspada."     

"Cih! Sama saja, aku yang akan menghadapi bahaya tapi kau yang ketakutan. Apalagi sebutannya kalau bukan pengecut!"     

"JHONATAN!"     

" Aku janji setelah ini, akan menjadi anak baik dan adik yang penurut."     

"Tidak ada pengecualian! kau boleh minta yang lain."     

"Huh! Baiklah, aku akan beritahu Mom kalau tahun lalu membantumu onani karena kau salah minum obat."     

Daniel menatap ngeri pada ke arah adiknya. "Kau tak mungkin berani!"     

"Coba saja." kata Jhonatan menyeringai menang.     

"Kalau kau mengatakan pada Mom, aku akan beritahukan semua kenakalanmu," ancam Daniel.     

"Silakan, aku sudah biasa nakal, Mom tidak akan terkejut," balasnya.     

Daniel kehabisan akal," Baiklah, katakan saja. Lagi pula aku tak sengaja. Siapa yang tahu kalau itu obat perangsang, ku kira obat penahan rasa sakit."     

Jhonathan mengangkat alisnya mengejek. "Kau yakin?"     

Daniel gelisah, dia tahu adiknya memang nekat.     

"Please, Jack ...." Daniel memohon.     

"No! aku tak mau termakan rayuanmu," balasnya.     

Daniel menjambak rambutnya frustrasi. "Baiklah, kau menang. Kita akan bertukar tempat besok."     

"Yeah ....I love you, Brother, " Jhonatan langsung memeluk Daniel dengan senyum lebar.     

KEESOKAN HARINYA.     

"Ingat, kau harus mengatakan namamu Jhonatan, jika mereka mengajakmu melakukan hal berbahaya, oke?"     

Jack hanya mengangguk.     

"Kau harus kembali pukul 20.00 malam, tidak lebih!" Daniel mengingatkan.     

"Oh, kakak. Kau sudah mengatakan ini berulang kali, bahkan aku sudah bosan," ucap Jack dengan memutar kedua bola matanya.     

"Jhonatan, kau yakin? Kau bisa memikirkannya kembali. Perasaanku tiba–tiba tidak enak."     

Jack juga memiliki firasat buruk, dia merasa akan terjadi hal buruk pada Daniel. Karena itu, dia meminta bertukar tempat antara dirinya dan sang kakak, mereka memang memiliki ikatan batin yang kuat.     

Jack akan merasa hal sama, jika Daniel sedang sakit .Seperti ada firasat yang berupa kilasan kejadian yang akan dialami oleh Daniel. Jack bahkan bisa memprediksi keberadaan saudaranya ,ketika berpisah jauh.     

Berbeda dengan Daniel, yang akan merasa gelisah tanpa sebab atau tiba-tiba bermimpi buruk, setiap kali Jack terluka dan mendapat masalah.     

"Jack, aku harap kau berhati–hati," kata Daniel pasrah.     

Jack hanya tersenyum aneh," I miss you, Brother." Jack memeluknya sebentar, lalu berlari pergi.     

Daniel menunggu kedatangan Jack hingga malam tiba, tapi ... adiknya tak kunjung pulang. Daniel semakin gelisah dan khawatir. Lalu, semuanya terasa aneh ketika keadaan rumah tiba-tiba sunyi tanpa ada suara. Bagaimana mungkin kerajaan sebesar ini terasa hening.     

Saat Daniel keluar dari kamarnya, semua orang menatapnya aneh. Daniel tidak tahu dengan apa yang terjadi hingga orang-orang menatapnya seperti itu.     

Lalu ... Daniel melihatnya di sana.     

Jack tergeletak dengan tubuh yang dingin terbujur kaku. Banyak luka penuh sayatan dan darah kering menutupi wajahnya.     

Danielshok bahkan tidak bisa mengatakan apa-apa.     

Daniel ingin menyentuh dan memeluknya, memastikan ini tak nyata.     

Ini tak mungkin! Jack tak mungkin meninggalkannya. Dia sudah berjanji akan baik-baik saja.     

Namun, ketika Daniel mendekat, orang-orang itu malah membawa tubuh Jack pergi, tanpa memberinya kesempatan untuk menyentuhnya sama sekali. Bahkan, kedua orang tuanya memandang dengan tatapan menuduh. Semua orang menyalahkan dirinya atas kematian sang adik.     

Mereka membicarakannya. Mereka bilang, Daniel serakah dan tamak. Karena ingin menguasai Cavendish dan Cohza sekaligus, maka dia menyingkirkan Jack. Daniel ingin mengatakan TIDAK. Dia ingin menolak menjadi Cavendish bahkan Cohza. Namun tak ada yang mengerti dan percaya padanya.     

Daniel merasa sedih dan hancur, bahkan hampir depresi karena rasa bersalah. Dia tak menginginkan kekuasaan, Daniel ingin Jack kembali. Dia mau adiknya, Jonathannya .     

Dia menyadari semua ini terjadi karena kesalahannya. Jika, mereka tak bertukar tempat, Jack masih hidup sekarang. Jika dia bukan pengecut dan mengakui keteledorannya. Jack akan masih bersamanya.     

Daniel bersalah , dia ingin minta maaf pada Jack. Tapi tak ada kesempatan untuk itu, bahkan tak ada yang mau memberitahukan makamnya. Yang bisa dilakukan Daniel untuk mengenang adiknya hanyalah mengganti nama panggilannya sediri dengan Jack. Seolah mengingatkannya sendiri bahwa dulu, dia pernah memiliki adik yang sangat ceria dan menyenangkan sebelum dia membunuhnya tanpa sengaja.     

Setelah kematian Jack. Daniel dikirimkan orang tuanya ke Indonesia. Dengan alasan, demi keamanannya.     

Daniel tahu itu hanyalah kiasan. Mereka hanya menyembunyikan kenyataan bahwa dirinya telah terbuang. Keluarganya belum bisa menerima penyebab dari kematian Jack.     

"Jack, maaf ... maaf ... maafkan aku." Selalu kata-kata itu yang terucap berulang kali. Karena hanya kata itu yang tak sempat dan tak pernah sampai pada Jonathan. Lalu, bayangan tubuh Jonathan yang berlumuran darah dibawa pergi jauh darinya.     

"JONATHAN!"     

Daniel bangun dengan napas terengah-engah.     

*****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.