One Night Accident

MARCO



MARCO

0Happy reading.     
0

****     

Marco menatap jam dipergelangan tangannya kesal. Gara-gara sibuk mengurusi Bossnya yang mabuk, dia melewatkan solat subuhnya. Dia juga tidak tidur sama sekali karena terbayang-bayang wajah bosnya yang menderita dan memanggil-manggil nama Jhonathan. Sudah kayak orang patah hati saja.     

Akhirnya Marco pulang membersihkan diri lalu mengganti pakaiannya dengan baju formal lalu segera keluar menuju rumah David sesuai intruksi Bossnya semalam. Marco tak suka menunda perintah. Dia tahu walau si Boss memerintahnya dalam keadaan mabuk. Namun, Marco yakin si bos akan tetap menagihnya esok pagi. Jadi dia harus segera mengerjakannya. Lagi pula Marco juga senang bisa terbebas dari Joe. Mister Celebrity yang kelebihan pesona itu.     

Marco tahu dia terlihat menyebalkan karena tak suka dengan Joe. Mungkin ini pengaruh auranya yang sangat gelap tapi di selimuti warna warni keceriaan diseluruh tubuh Joe, dan Marco tak suka karena aura itu persis seperti miliknya. Dan bersama Joe dia seperti melihat dirinya sendiri. Tapi Marco juga mengacungi jempol buat Joe .Karena mampu mengendalikan sisi gelapnya itu. Tak ada yang tahu dibalik sifat ceria dan menyenangkan Joe tersembunyi iblis yang sedang tertidur.     

Marco saja susah mengendalikan dirinya kalau sedang kumat. Makanya dia masuk ke perusahaan pengawalan. Agar bisa melepaskan sisi gelapnya.     

Satu lagi, Marco bisa melihat aura. Tak perlu bersemadi atau menenangkan diri untuk melakukannya. Dia bisa melihatnya dengan mata telanjang. Bahkan akibat kelebihannya itu, dia harus selalu mengenakan kaca mata hitam setiap berada di keramaian. Karena melihat banyaknya aura menguar itu sangat mengganggu penglihatan. Matanya tidak merasa sakit, hanya saja penglihatannya menjadi terganggu.     

Marco tak pernah salah memilih teman atau lawan. Dia cukup sekali lihat dan dia akan tau dia orang seperti apa. Marco pernah mendengar hipnotis Jack tak mempan pada David. Memang hanya Marco yang di beritahu. Jadi Marco penasaran seperti apa David sampai Bossnya kelimpungan karena tak bisa mengakalinya.     

Marco menghentikan motornya tepat di pintu gerbang. Para pengawal menghadangnya. Walau mereka satu Boss, mereka memang tak mengenal satu sama lain. Karena mereka hanya bersosialisasi lewat kode dan tanpa bertatap muka. "Reed one," gumam Marco dan menunjukkan tanda pengenal perusahaan Cohza berupa tato di balik lengannya tanpa membuka helm.     

Para penjaga itu pun menyingkir dan membiarkannya masuk. Marco menekan bell di sebelah pintu. Hidungnya mencium sesuatu yang harum. Bukan masakan atau apa. Tapi seperti aroma tubuh seseorang yang dia tahu semakin mendekat.     

Seorang gadis berpakaian Maid membuka pintu dihadapannya dan ternyata aroma harum tadi berasal dari tubuhnya. Ah ... ini adalah aroma perawan. Marco lalu membuka kacamata hitam kesayangannya dan sesuatu yang dihadapannya membuatnya takjub. "Beautiful!" gumam Marco sambil menyentuh aura disebelah tubuh Lizz dan menatap gadis yang terlihat gugup itu.     

"Maaf, anda siapa dan ingin bertemu siapa?" tanya Lizz tegang apalagi tiba-tiba Marco yang seperti ingin menyentuhnya tapi entah mengapa hanya mengelus udara di samping tubuhnya. Lizz semakin khawatir saat Marco mengatakan dia cantik dan menatapnya seolah-olah ingin mencabulinya sekarang juga.     

Lizz hanyalah gadis pemalu. Bahkan diusianya yang ke dua puluh tiga, dia belum pernah pacaran. Dia selalu mendadak panas dingin jika di dekati laki-laki. Padahal di kampung halamannya, gadis-gadis di sana sudah banyak yang menikah diusia lima belas sampai tujuh belas tahun. Dari itulah Liz lebih senang menetap di kota karena di kampung, dia sudah di juluki perawan tua.     

Mendengar pertanyaan itu orientasi Marco kembali. Dia memasang wajah coolnya seperti biasa dan memakai kacamata hitamnya lagi menghindari godaan aura perawan milik Lizz. Ayolah ... sebagai seorang Virgin killer itu sangatlah menggoda iman.     

"Saya Marco dari perusahaan Save Security ingin bertemu nyonya Ratih Ayu Brawijaya." katanya tegas dan dingin.     

"Silakan masuk, tunggu sebentar saya panggilkan." Kata Liz dan nyaris berlari menghindari Marco yang semakin menakutkan dengan kacamata hitamnya.     

Marco tersenyum kecil melihat Lizz yang seperti kelinci ketakutan karena dikejar srigala.     

Tak berapa lama kemudian, keluarlah wanita yang membuat Bossnya kelimpungan setengah mati diikuti dua bodyguard alaynya. Wajahnya terlihat sedih dan walau ditutupi make up Marco yakin wanita itu habis menangis semalaman.     

Marco awalnya mengira wanita yang bisa membuat Bossnya mati kutu adalah wanita yang Cantik, body goals dan seperti model tapi berkelakuan murahan. Namun, semua bayangannya pudar saat melihat Ayu. Wanita itu terlihat seperti gentong berjalan karena kehamilannya. Bahkan tingginya tak sampai 160cm Marco yakin itu. Tidak bermaksud menghina. Ayu tetap cantik, hanya saja badan dan besar perutnya terlihat tak seimbang. Tentu saja karna bayinya kembar.     

"Selamat pagi Ibu Ayu, saya Marco dari Save Security." kata Marco berdiri lalu mengulurkan tangannya.     

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Ayu.     

"Saya ditugaskan menarik pengawal anda dan menggantikannya."     

Ayu mengernyit dan terlihat tak senang, "DAAVIIIIIIIDDDDDD!!!!"     

Marco memejamkan matanya mendengar teriakan Ayu yang setara gempa sepuluh skala Richter.     

"Apa?" tanya David di ujung tangga begitu mendengar teriakan adiknya.     

"Siapa yang nyuruh gantiin Wibi (Sebutan Willy Billy oleh ayu)" tanya Ai masih menggunakan mode teriak.     

"Siapa yang mau ganti Wibi?" David bingung sambil menuruni tangga.     

Marco melepas kacamatanya dan memperhatikan aura milik David. Sumpah seumur hidup baru kali ini dia menjumpai aura sekacau ini. Semua bercampur aduk tak sesuai takaran. 'Pantas Boss nggak bisa menghipnotisnya, otaknya aja gesrek,' batin Marco.     

"Siapa lo?" tanya David pada Marco.     

"Saya Marco dari SS ditugaskan menggantikan bodyguard ibu Ayu." kata Marco mengulangi.     

"Nggak mau. Aku nggak mau Wibi diganti." Ai cemberut.     

"Kenapa diganti?" tanya David lagi.     

"Perintah atasan, saya tidak tahu alasannya."     

"Kalau begitu bilang pada atasanmu kalau kami tak mau mengganti Wibi."     

"Maaf perintah ini mutlak."     

"Nggak mau. Pokoknya nggak mau. Ai maunya Wibi. Ai nggak mau yang lain." tiba-tiba Ai sudah menangis sesenggukan.     

"Iya, Ai. Nggak bakal ada yang diganti." kata David menghibur.     

"Tapi, Pak. Ini perintah langsung dari atasan."     

"Elu nggak denger adek gue nggak mau pengawal kayak lo? Sekarang pergi dari sini."     

"Maaf Pak, tapi--"     

David mencengkeram kerah baju Marco dan memberinya satu pukulan tepat di wajah, Marco tentu saja tidak melawan.     

"Gue bilang pergi, ya pergi!" usir David lalu menarik Marco dan melemparnya keluar rumah dan langsung menutup pintunya.     

Marco mengusap sudut bibitnya yang berdarah dan hanya tersenyum kecil. Baru kali ini dia diusir kliennya sendiri. Orang ternama di dunia memperebutkan dirinya agar mau jadi bodyguardnya. Tapi di sini dia diusir. Baginya ini sangat sangat lucu. Hingga tak sadar dia malah tertawa terbahak-bahak. Pengawal nomor satu di Save Security baru saja DI TOLAK.     

Marco segera pergi sambil mengendarai motornya dia kembali menemui Bossnya. Setelah menyampaikan pada Jack apa yang terjadi, Jack langsung mengajaknya kembali ke rumah David. Tentu saja tatapan membunuh David menyambut keduanya begitu melihat wajah mereka berdua. Sedikit insiden dan mereka bisa masuk.     

Entah apa yang dibicarakan Jack dan David di ruang kerjanya, yang jelas Marco tak keberatan karena di sini dia bebas menikmati pemandangan indah yaitu Lizz yang memasak di dapur. Dan otaknya sedang berpikir bagaimana cara mendekati perawan itu. Lebih tepatnya bagaimana caranya bawa itu perawan ke kasur.     

****     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.