One Night Accident

SI KEMBAR



SI KEMBAR

0Happy Reading.     
0

*****     

"AARRGGGHHHH .... AAAIIIII .... SAKIIITTTT!" David menjerit kesakitan, manakala Ai yang sedang proses melahirkan malah sibuk menjambak rambut dan menampar wajah David berulang kali.     

"YANG BERANAK ELU WOOOIIII ..! KENAPA GUE YANG KESAKITAN?!"     

"AAAKKKKHHHH ... DASAR COWOK BRENGSEKKKK! AI NGGAK MAU HAMIL LAGIIIIII ...!"     

"Awwhhhh... Muka gue hancur, Aiiiiiii ..." David berseru kencang tapi hanya bisa pasrah merasakan siksaan adiknya.     

"Huff ... huff ...."Ai menarik napas panjang. Ai yang tadi santai sekarang begitu memasuki bukaan lima mulai merasa perutnya mules luar biasa. Pinggangnya serasa mau remuk. Padahal sekarang baru bukaan tujuh dan nunggu sampai bukaan sepuluh terasa sangat lama dan jauh.     

Alhasil David yang jadi sasaran jika Ai merasa kesakitan. Bahkan tubuh David sudah sangat kacau akibat cubitan, pukulan dan tamparan yang selalu di berikan Ai setiap mengalami kontraksi.     

"Caesar aja ya Ai!!"ujar David tak tega melihat Adiknya yang kesakitan dan terlihat berkeringat dingin karena menahan mulas terus-menerus.     

"Gak mauuuuuuuu ... Aiiii nggak mau perut Ai ... ada bekas lukaaaa ... Nanti nggak ada cowok yang mau sama Ai."     

"Ya ampun Ai sekarang ngilangin bekas luka itu gampang," bujuk David berusaha menghilangkan rasa sakit Ai yang sudah dia rasakan sedari tadi.     

"Nggak mauuuuuuuu ...!" Ai kembali menampar David.     

"Hilaaaannnnggggg muka ganteng gue!" David merasa pipinya sudah panas dan memerah.     

"Maaf Pak, dokter mau memeriksa pasien" seorang perawat berujar, yang sebenarnya jengah sedari tadi mendengar David dan Ai yang berteriak dengan bahasa yang tidak di mengerti.     

Lalu dokter perempuan itu pun memeriksa Ai dan tersenyum. "Segera bawa pasien ke ruang bersalin, sudah saatnya bayinya dilahirkan." kata si dokter.     

Perawat membawa Ai ke ruang bersalin, tentu dengan David yang terus disampingnya. Yang tak mereka sadari adalah bahwa Jack juga ada di sana.     

Begitu mendengar kabar Ai akan melahirkan Jack segera meluncur ke Jerman. Untung pada waktu itu dia melakukan misi tak jauh dari negara itu. Hanya butuh satu jam dan Jack sudah bisa melihat Ai kembali dengan menyamar menjadi salah satu dokter. Tentu dengan masker yang menutupi wajahnya.     

"Aaaaaakkk ... Sakittttttttttttt ..." Ai berteriak kencang ketika dokter menyuruhnya mulai mengejan.     

"Rambuttttttt ... gueeeeee ... botakkkkk ..." David bisa merasakan rambutnya rontok karena jambakan Ai yang menggunakan full power.     

"Tarik napas embuskan. Sekarangggg ... Mengejannn," Intruksi si dokter.     

"Akkkkkkkkkk ... Daniel brengsekkkkkk ... Gue sunat lo kalo ketemuuuu ..."     

Grep.     

Ai menggigit lengan David ketika merasakan perutnyan seperti terbelah.     

"Aaaakkkkkkk ... Adek gue kanibal. Tangan gue habisss ...."     

Plakkkkkk Plakkkk Plakkkk "Mulutttttt ... gue kenapa ditabok Aiii ...." David bisa merasakan bibirnya berdenyut-denyut.     

"Loeee berisikkk ... banggggg ... AAAAAAA."     

Sreeettttt     

"Awwwwww ...."     

"Dada ... gue berdarahhh ...." David kembali menjerit merasakan dadanya yang dicakar dengan sadis.     

"Ayo Nyonya kepalanya sudah kelihatan." Dokter menyemangati.     

"Akhhhhhhhhhh ... Sakiiiiitttttttttt .... "     

"Rambuttttttt ... gueeeeeeeeeee ...."     

"AAAAAAAAAAKKKKHHHH." Kali ini Ai mengejan sekuat tenaga tentu dengan tangan di kepala David dan menjambak sekencang mungkin.     

Lalu terdengar suara tangisan bayi yang seketika membuat David lega. Napas Ai masih tersengal-sengal setelah anak pertamanya lahir.     

"Selamat Nyonya, anaknya tampan sekali." kata dokter setelah mengurus tali pusarnya lalu menyerahkan pada perawat untuk dibersihkan.     

"Baiklah, sekarang tinggal mengeluarkan yang satu lagi."     

Mendengar itu, David langsung menegang. Dia hampir lupa kalau keponakannya ada dua. Jadi dia mempersiapkan tubuhnya lagi untuk di jadikan samsak Ai.     

Jack ingin mengakhiri penderitaan Ai dengan hipnotisnya agar tak kesakitan lagi, tapi menyaksikan David teraniaya merupakan hiburan tersendiri baginya. Walau dalam hati dia menyadari David adalah sosok kakak yang sangat patut diacungi jempol. Jack hanya menggenggam tangan Ai yang sebelah mencoba memberi kekuatan saat Ai mulai mengejan lagi.     

Seperti sebelumya David mulai berteriak lagi.     

"Aaaaakkkkk ... nghhhhhhhhh ... Aaaaaaaaa ... gue bukan burger Aiiiiiii ... Jangan dimakannn ...."     

"Aaaakkkkkkk bang Daaavidddddd ... Gue pengen minum Es cendolllllllll ..."     

"Iya .... Ntar gue cariin Aaaaaaaaa ... stop gigittttttt Akkkkkkkkkk ... Daging gue abis ..."     

Plakkkkk Plakkkkkk     

"Awwwwwwww ...."     

"HHHHHHAAAAAAHHHHHH." Ai mencengkram tangan yang di genggam oleh Daniel dan menggigit tangan David untuk meredam rasa sakitnya ketika mengejan sekuat tenaga agar anak keduanya segera keluar.     

"Oeeeeee ... Oeeeeee ... Oeeeeeee ...." Tangis bayi kedua terdengar lebih keras dan lantang.     

"Hah ... hahhhh ... hufffttt ...." seketika David dan Ai sama-sama mengembuskan napas lega saat akhirnya kedua anak kembar itu lahir dengan selamat dalam jangka waktu yang sangat singkat.     

Tiga menit yang bagi David terasa seperti tiga tahun karena sekarang keadaanya sudah awut-awutan laksana gembel di usir dari kolong jembatan.     

Jack mengelus kepala Ai sayang, menatapnya penuh ke kaguman karena berhasil melahirkan ke dua anaknya dengan cara normal. Itu sangat beresiko.     

Setelah yakin tidak ada yang memperhatikan Daniel segera menuju ruang bayi untuk melihat kedua anaknya yang berada di inkubator karena walau Ai melahirkan dengan normal dan sehat, namun sebenarnya bayi-bayinya masih bisa dibilang prematur.     

Daniel tersenyum melihat ke dua bayi merah yang tertidur pulas di masing-masing kotak. Membuatnya bertanya-tanya, apa dulu dia dan Jhonathan juga seperti itu. Terlihat tampan dan mengagumkan.     

Jack sebenarnya ingin mencium kedua wajah bayi mungilnya. Namun tidak bisa karena tidak mau membuat bayinya yang masih lemah terusik. "Maafkan Daddy ... Daddy harus pergi lagi. Tapi Daddy lakukan ini semua demi bisa sama-sama kalian suatu hari nanti. Jangan bandel dan jaga Mommy baik-baik," ucap Jack pada kedua bayinya dan mencium mereka dari balik kaca.     

Setelah puas melihat anaknya, Daniel menuju ruang rawat Ai. Daniel sudah menyuruh Marco untuk mengajak David keluar agar dia bisa menemui Ai sebentar dan kebetulan, Ai sedang tertidur karena kelelahan pasca melahirkan.     

Daniel mendekat dan mengamati wajah Ai yang masih terlihat sedikit pucat. "Terima kasih sudah melahirkan anak-anakku." Jack mengecup pipi kiri Ai.     

"Terima kasih mau menjadi ibu anak-anakku," Daniel mengecup pipi kanan Ai.     

"Terima kasih telah memberiku kebahagiaan," Daniel mendaratkan kecupan di kening Ai.     

Andai Ai tahu seberapa besar rindu yang dia rasakan. Pasti Ai tidak akan bisa mengukurnya.     

"Aku pergi dulu. Selama aku tak ada, jangan cari pacar baru," Daniel mendaratkan kecupan mesra di bibir Ai. "I love you, calon istriku."     

Daniel langsung pergi meninggalkan ruangan Ai dan mengirim pesan ke David agar menjaga Ai dan anak-anaknya. Sementara David sendiri, yang baru saja berganti pakaian yang compang camping gara-gara kelakuan Ai, terlihat heran saat ada pesan masuk ke ponselnya dari nomor tak di kenal.     

"Nama putraku, Javier Daniel Cohza dan Jovan Daniel Cavendish. Jangan beri nama lain. Kalau tidak, video ini akan ku masukkan ke sosial media."     

Jack Ayah dari si kembar.     

"David tak bisa menyembunyikan kemarahannya.     

Bukan karena Jack memberi nama ponakannya seenak jidat. Padahal dia dan Ai sudah menyiapkan nama. Tapi lebih ke video yang berisi adegan teraniaya David beberapa saat lalu ketika membantu Ai melahirkan.     

David melihat ke arah Marco dan langsung mendaratkan sebuah tinju ke wajahnya.     

"Kenapa aku dipukul?" tanya Marco bingung.     

"Itu untuk Bossmu. Kau sampaikan itu padanya!" kata David lalu pergi ke ruang rawat Ai.     

"Daniel Cohza Cavendish. Awas kau, suatu akan aku balas!," batin David kesal sekaligus dendam.     

Hancur sudah harapannya ingin memberi nama untuk keponakannya.     

*****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.