One Night Accident

PERANG HIPNOTIS



PERANG HIPNOTIS

0Happy Reading.     
0

****     

Jack melihat lengannya yang mengucurkan darah segar lalu dia sekarang menatap waspada Lady di depannya. Sekarang Jack tahu. Wanita tambun ini tak bisa beladiri atau memakai senjata api, tetaapi wanita ini bisa mengendalikan tubuh lewat pikiran. Lady Fa adalah sang master hipnotis.     

Pantas dari semuanya Jack yang diturunkan untung menangani Lady satu ini. Karena Jack juga bisa hipnotis seperti Dadynya. Sedang kedua paman dan bibinya tidak bisa.     

Jack berdiri tenang dan berusaha memblok sugesti apa pun yang di masukkan Lady ini ke otaknya. Pasti Lady Fa menghipnotisnya saat jack pingsan dan lengah tadi.     

Jack adalah ahli hipnotis harusnya dia bisa menangkal serangan pikiran yang dilancarkan Lady ini.     

"Berusaha melawan Jack? Ayolah ... jadilah anak manis dan penurut." Lady Fa minum anggur sembari menatap Jack seolah sedang menikmati pertunjukan.     

"Bagaimana kalau sekarang kamu mengoreskan pisau itu ke perutmu. Jangan terlalu dalam aku belum ingin kamu mati. Satu goresan saja agar kita bisa melihat perut sexymu yang berlumuran darah."     

Jack diam dia masih berusaha mengendalikan otaknya tapi tubuhnya masih belum bisa diajak kerja sama. Dengan tangan gemetar dan keringat dingin karena peperangan dalam otaknya. Sekali lagi, Jack kalah dan menggores dirinya sendiri lumayan dalam dan kali ini di bagian perut.     

"Good job, boy!" ucap Lady FA sambil berdiri, berjalan mendekaytinya lalu menepuk kepalanya Seperti layaknya majikan pada binatang peliharaan. Dan     

Lalu hal itu terjadi lagi dan lagi, dalam waktu setengah jam Jack bahkan sudah tak bisa menghitung berapa luka sayatan yang di miliki tubuhnya. Seluruh tubuhnya berlumuran darah. Sepertinya Lady Fa tidak bermaksud membunuhnya dengan mudah, tapi ... membiarkannya kehabisan darah hingga lemas dan mati perlahan-lahan.     

"Stop ...." Lady Fa menghentikan Jack, saat ia akan menggores pergelangan tangannya. "Aku tak ingin kamu mati dengan cara ini. Karena itu sangat tidak elite dan terlalu memakan waktu. Aku rasa sudah cukup aku bersenang-senang, sudah saatnya mengirimmu ke alam baka." Lady Fa memutari tubuh Jack dan menjauh.     

"Berikan dia pistol!" perintah Lady Fa.     

Gigi Jack bergemeletuk mengutuki kelemahannya. Dia menerima revolver dengan pandangan tajam ke arah mata Lady Fa. Berharap kali ini kekuatan pikirannya lebih besar. Pistol yang ditaruh di tangan kanannya sudah di genggam. Tangan kirinya berusaha menghentikan tangan kanannya yang menggerakkan pistol perlahan tapi pasti menuju pelipisnya.     

"Come on kids, menyerahlah dan kau akan segera ke surga." Jack melirik pistol yang sudah berada di pelipisnya. Apakah dia akan berakhir di sini? Jack memejamkan matanya.     

"Good bye, kids."     

DORR …!     

Brukk.     

Tubuh Jack terjatuh dengan tangan gemetar dan kaki yang lemas, dia berhasil menghindari peluru yang hampir melubangi kepalanya. Di saat terakhir, tangan kirinya berhasil menggeser tangan kanannya sendiri sehingga peluru tersebut hanya melewati wajahnya. Walau telinganya berdenging, tapi Jack bersyukur peluru itu tak menggoresnya sama sekali.     

"Ternyata kau lumayan juga, Boy!" kata Lady Fa. "Ayo, kita lanjutkan!"     

Jack memandang wanita itu sengit, jangan harap dia akan menjadi budaknya lagi, karena sekarang Jack sudah tahu kelemahannya.     

"Berdiri, Boy!" Jack berdiri mengikuti perintah Lady gila itu.     

"Kita akhiri ini, aku sibuk. Jadi, segera tembak kepalamu, aku tak sabar melihat otakmu berceceran," ucapnya dengan sinis.     

Jack mendengus sambil tertawa renyah, lalu dia meletakkan revolver ke pelipisnya siap untuk menembak.     

"Sepertinya mendekati kematian membuatmu gila, Boy! Baiklah, kuhitung sampai tiga, lalu kau harus menembak kepalamu! Mengerti tampan."     

Jack menggertakkan giginya ingin segera menghabisi Lady gembul ini.     

Dorrrr.     

Brukk.     

Tubuh itu terjatuh ke lantai dengan suara keras dan darah yang mengucur dari dadanya. "Bocah-- uhuk ... kurang ... uhuk ... ajar! Bagaimana mungkin ... uhuk." Mata Lady Fa melotot tidak percaya sambil memuntahkan darah dari mulutnya. Bagaimana mungkin Jack bisa melawan hipnotisnya dan malah menembak dirinya.     

"Kalian …! Kenapa diam saja? Uhukkk … habisi ... uhuk ... bocah sialan ini!" ucap Lady Fa pada anak buahnya yang hanya menonton.     

Jack menyeringai jahat, lalu meletakkan kakinya pada luka tembak di dada Lady Fa dan menginjak dengan keras.     

"Ahkkkkk …! Bocah ... bangsat!" jerit Lady Fa kesakitan.     

"Yeah! Sebut aku bangsat, babi bengkak! Kau pikir, aku akan diam saja dipermainkan ulat pohon sepertimu? Bukan hanya kau yang bisa bermain dengan otak dan pikiran, aku pun bisa. Kamu bahkan masih jauh dibawah levelku," ucap Jack sambil melihat seluruh anak buah Lady Fa.     

Lady Fa memandang kaget pada Jack, lalu dia melihat anak buahnya yang masih diam tak bergerak. Kenapa mereka seperti patung?     

"Kau berharap mereka menembakku?" tanya Jack pada Lady Fa, tersenyum smirk dan melirik anak buahnya.     

"Oh! Kau kira, aku melakukan sebuah pertunjukan, saat kau mengatur pikiranku agar mengiris-iris tubuhku. Aku sengaja mengalah padamu karena aku ingin menghipnotis semua anak buahmu agar mereka akan menuruti keinginanku bukan dirimu."     

Wajah Lady Fa terlihat panik, "Heh ! Kau takut? Aku mengakui kau lumayan merepotkan, tapi kau hanya bisa menghipnotis dengan tatapan mata. Sehingga hal itu tak berpengaruh padaku, saat diriku menutup mata."     

"Sedangkan Aku, bisa melakukan itu tidak hanya dengan tatapan, tapi bisikan dan sentuhan. Jadi, harusnya kau sadar bahwa kemampuanmu berada pada level yang berbeda denganku," ucap Jack penuh kesombongan.     

"AHH ….! Kau bangsat, bajingan!" Lady Fa kembali menjerit ketika Jack menekan lukanya.     

Dorrrrr.     

Jack menambah lagi tembakan di dadanya, Lady Fa mulai memucat, "Aku ... Ukhuk … akan lakukan apa pun bahkan jadi budakmu, jika kau melepaskanku," cicit Lady Fa yang mulai kehabisan banyak darah.     

"Bhaha. Hahaha … kau pikir ini apa? Permainan anak kecil? Lalu, apa kabar tubuhku yang sudah kau sayat-sayat ini, hmm?" ejek Jack.     

" Please, aku tahu bahwa kau gentleman tak mungkin akan menyakiti Lady sepertiku," ucapnya penuh harap.     

Jack mengangkat sebelah alisnya, "Kau salah! Aku tak peduli, kau wanita atau waria. Bagiku, kamu bukan seorang Lady tapi hanya seekor beruang yang terkena penyakit biri–biri."     

Lady Fa ingin merobek mulut Jack yang mengejeknya dari tadi. Namun ... apa daya, nyawanya kini diujung tanduk, mau tidak mau dia merendahkan harga dirinya demi selamat.     

"Aku ... mohon ... jangan bunuh aku ...! aku akan menjadi budakmu."     

"Maaf, aku tidak berminat memiliki anak buah berbentuk buntelan sepertimu. Jadi, selamat tinggal." ucap Jack santai sambil mengacungkan pistolnya ke kepala Lady Fa.     

Lady Fa melotot panik.     

Dorrrrrrrrr.     

Jack menembak kepala Ladi Fa tepat pada dahi hingga menciptakan lubang dengan darah melelh dari sana.     

Jack mengedarkan pandangannya ke seluruh anak buah Lady Fa. "Lupakan! Kalian pernah menjadi anak buah Lady Fa, cari pekerjaan dan nikmatilah hidup sebagai warga negara yang baik," ucap Jack mengirim sugesti secara bersamaan dan mereka membubarkan diri.     

Jack memandang mayat Lady Fa dan mendengus jijik, Dia tak sudi mengangkat mayatnya untuk sekedar membuangnya. Biarkan saja di sini, agar membusuk menjadi makanan anjing liar.     

****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.