One Night Accident

TEMU KANGEN



TEMU KANGEN

0Happy Reading.     
0

****     

Jack tak henti-hentinya mengumpat. Dia benar-benar tersiksa. Bisa melihat, tapi tak bisa menyentuh adalah siksaan terberat dari pada harus baku tembak dengan mafia. Jack memang sudah memasang kamera pemantau di setiap sudut apartemen itu. Namun dia tidak menyangka kamera itu akan memperlihatkan gambar yang sangat menakjubkan. Apalagi dengan resolusi tingkat tinggi. Percayalah bahkan Jack merasa wanita itu ada dihadapannya bukan di kamar sebelah.     

Jack merasa tenggorokan nya langsung kering dan matanya terbelalak lebar saat melihat Ai yang baru saja selesai mandi hanya terbalut dengan handuk yang bahkna tidak menutupi separuh pahanya. Jack berani bertaruh jika Ai membungkuk sedikit saja, Jack akan bisa melihat pantat indahnya.     

Jack tak keberatan disebut tukang mengintip, karena memang seperti itulah kenyataannya. Tetapi ... siapa sangka jadi tukang intip juga merupakan pekerjaan berat baginya.     

"Shittt ...!" teriak Jack sambil memukul meja di depannya. Bola matanya mungkin sudah menggelinding saat ini akibat melihat Ai melepas handuk dari tubuhnya dengan santai tanpa mengenakan apa pun dibaliknya.     

Jack ingin menerkamnya seketika.     

Ai terlihat mengobrak-abrik kopernya dalam keadaan telanjang bulat. Niat hati ingin memantau kegiatan Ai bersama putra kembarnya sebelum memiliki Ai untuk dirinya sendiri sekarang malah disuguhkan hal seperti itu. Membuat Jack menetapkan, saat ini adalah cobaan dan godaan terberat sepanjang hidupnya.     

Karena rasa cintanya yang semakin besar dan mendalam, kali ini saja, ia tak ingin langsung menubruk Ai. Seperti yang dulu sering ia lakukan. Jack tak mau di cap sebagai pria yang mudah dibutakan oleh nafsu semata. Jack tak mau egois. Ia tulus mencintai Ai. Tapi kalau seperti itu keadaannya, pertahanannya bisa jebol sewaktu-waktu!     

Di dalam layar monitor, terlihat jelas, Ai yang hanya memakai kaus oblong yang ukurannya lebih besar dari besar tubuhnya. Tanpa bra dan hanya menggunakan celana dalam super cute dengan gambar Hello Kitty.     

Jack menundukkan wajahnya. Kedua tangannya sibuk memukuli meja lagi. Dia frustrasi, karena otak kotornya bekerja lebih cepat dari pada paket internetnya yang sudah 5G.     

Ai tidak tahu, kalau kamarnya langsung terhubung dengan kamar yang di tempati Jack. Bersebelahan pula. Bahkan dia tidak sadar bahwa aksinya bagaikan pertunjukan striptis bagi Jack.     

Begitu melihat Ai duduk dengan meyilangkan kakinya hingga celana dalamnya mengintip sedikit. Pengendalian diri Jack hancur berantakan.     

Jack menutup laptopnya dan langsung menuju kamar Ai. "Peduli setan kalau ada orang menyebutku penjahat kelamin!", batinnya. "Cinta berlandaskan birahi? Terserah! Aku sudah tak tahan!" Jack sudah berpuasa selama tiga bulan tanpa menyentuh satu pun wanita. Ini adalah rekor baru untuknya. Dan setelah tiga bulan berlalu, dia justru disuguhi pemandangan yang menggugah sesuatu didalam celananya. Jadi, jangan salahkan Jack, kalau sekarang ini dia khilaf lagi.     

BRAKKK!!     

Jack membuka lebar pintu penghubung kamarnya dan Ai.     

"Astaga!" Ai terlonjak kaget dibuatnya. "Siapa sih? Ngagetin aja!" protes Ai sambil berbalik dan tubuhnya langsung membeku.     

Bibirnya terbuka lalu menutup lagi tak tahu apa yang harus dikatakan. Dihadapannya, berdiri Ayah dari kedua anaknya.     

"K-k-kamu ... kamu ... ngapain di-- mmmfffffff."     

Jack menghampiri Ai dengan wajah seperti singa kelaparan. Tanpa membiarkan Ai melawan Jack langsung mengunci pergerakan Ai saat itu juga.     

Ai belum sempat meneruskan ucapannya saat tubuhnya sudah terhimpit dinding dan Jack langsung melumat bibir Ai dengan penuh nafsu. "Mmmmppphhhhh ...." Ai memukuli bahu Jack, berusaha melepaskan diri. Tapi Jack tak merasakan sakit sama sekali. Dia malah mencengkeram tengkuk Ai dan semakin memperdalam ciumannya.     

Setelah Ai hampir kehabisan napas, barulah Jack melepas ciumannya. Tapi dia tak menjauh hanya memindahkan ciumannya ke leher, di area dekat telinga. Sesekali Jack menyapukan lidahnya membuat Ai yang sudah megap-megap. Seolah kadar oksigen malam detik ini semakin menipis. Membuat Ai kehilangan kata-kata.     

"Brengsek ..."ucap Ai. Dadanya naik turun dengan menggoda. Bahkan detak jantungnya seperti sebuah melodi ditelinga Jack. Melihat Ai yang nampak kesal, justru makin membangkitkan gairahnya.     

"I miss you ..." Jack berbisik dan meneruskan asinga.     

"W-what??" Ai berjengkit kaget.     

"I love you ...." Jack menciumi seluruh leher Ai dan meninggalkan banyak bekas di sana.     

Ai : " ...." Ada apa dengan lelaki yang tiba-tiba menyerangnya ini. Apakah laki-laki ini waras.     

Ai terlalu kaget hingga tidak tahu harus merespon dengan apa ucapan cinta Jack barusan.     

"My Lovely Ai ...," ucap Jack mengakhiri kata-katanya dan langsung melumat bibir Ai lagi. Kemudian melempar tubuh mereka ke atas ranjang.     

Ai masih bingung. Tapi ia harus jujur, kalau saat ini ia sangat bergairah. Bagaimana bisa, orang yang menghamilinya tiba-tiba muncul dan menyatakan perasaannya.     

Rasa terkejut masih melingkupinya. Hingga membuat Ai tak sadar telah terbuai dengan setiap sentuhan yang Jack berikan. Ai bahkan tak sadar, tubuhnya sudah dilempar ke kasur dan diikuti tubuh besar Jack yang menindihnya.     

Saat kesadarannya kembali, Ai merasa tangannya sudah terikat dikepala ranjang. Kausnya terangkat memperlihatkan payudaranya tanpa terhalang apa pun.     

"Oughhh ... Damn it!!!"     

Ai lengan dan terlalu terkejut hingga lama merespon dan saat kesadarannya kembali semua sudah terlambat. Si tidak bisa berkutik sama sekali.     

Ai terkejut saat menyadari kedua tangannya yang sudah terikat. Sejak kapan?, pikirnya. "Astaga! Elu mau ngapain?!" tanya Ai saat kedua tangan Jack sudah berada di payudaranya.     

Jack diam. Ia hanya membenamkan wajahnya di lekukan leher Ai, dan mulai mengecupnya lembut.     

"Lepasin! Atau gue bakal teriak!" Ai berseru menahan nikmat yang menerpanya akibat sentuhan lembut yang Jack berikan padanya. Mereka sempat beradu pandang. Ai melihat Jack tersenyum. Sementara Jack merasa senang saat melihat wajah kesal Ai.     

"Salahmu sendiri ... Karena sedari tadi, kamu sudah menyiksaku." Jack bergumam disela aktifitasnya mencium dan menyapukan lidahnya di area leher Ai.     

"What the hell?!", Ai menjerit dalam hati. "Kapan gue nyiksa elu, kupret! Udah jelas, gue yang di iket! Duh! Siapa ya namanya? Danu? Dino? Dani? Daniel. Ah iya. Daniel!"     

"Daniel, lepasin! Gue nggak mau tidur ama Lo."     

"Tapi aku mau."     

"What? siapa kamu berani memaksaku." Ai mengeliat berusaha melawan.     

Jack menghentikan cumbuannya sejenak dan menatap wajah Ai penuh cinta. "Bukan aku siapamu. Tapi kamu siapaku?"     

Ai semakin tidak mengerti.     

Jack menegakkan tubuhnya dan melepas kacing bajunya lalu melemparkannya sembarangan.     

Uch ... laki-laki ini sungguh sexy. Batin Ai terpesona dengan tubuh Jack yang berotot dan terlihat keras.     

"KAMU MILIKKU," ucap Jack tegas seolah-olah tidak ada sesuatu yang bisa menggoyahkan nya.     

Ai berkedip sebentar lalu tersentak ketika merasakan telapak tangan Jack meremas payudaranya. "Iiih ... bajingan! Maksudnya apaan sih, aku bukan milik siapa pun. Dan dari tahu mana gue di sini?! Tadi masuk dari mana? Main seruduk aja!" Ai mulai kacau dengan semua sentuhan Jack.     

Jack mengangkat wajahnya dan melihat wajah Ai yang merah padam menahan marah. "Setelah punya anak, kamu jadi galak ya?" ucapnya malah semakin senang melihat Ai marah. Membuat Ai melotot tajam.     

Apa pun yang Ai tanya, jawabannya malah berbeda. Membuat Ai berpikir kalau Daniel atau Jack tidak nyambung diajak bicara. "Tahu darimana ... gue punya anak?"     

Apakah si Daniel ini akan. merebut anaknya? Seketika Ai merasa panik.     

"Jelas tahu. Itu 'kan anakku."     

"Tapi ... Kok ...?!" Ai merasa kerongkongannya tercekat.     

"Kenapa? Aku tak pernah muncul? Aku ada terus. Kamunya saja yang tidak menyadarinya. Kamu pikir, siapa yang ngusir lelaki mana pun yang suka mendekatimu, hm?"     

"Hah?! Jadi elu ... yang bikin Dika dan Samuel jauhin ... gue?"     

Jack hanya mengangkat sebelah alisnya. "Kalau iya ... Kenapa?"     

"Kita itu nggak ada hubungan apa pun! Jadi jangan ikut campur urusan gue!" Ai berseru semakin marah.     

"Siapa yang bilang kita tidak ada hubungan? Kamu calon istriku. Ibu dari anakku. Dan yang paling penting, kamu cinta aku. Dan aku cinta kamu," ucap Jack percaya diri.     

"Lo ngigo! Berhalusinasi?! Gue nggak mau nikah ama Lo! Gue juga gak cinta ama lo!" ucap Ai makin marah.     

"I don't care. Yang terpenting, aku cinta kamu, dan kamj milikku," jawab Jack santai     

"What the hell?!" Ai membatin, "Cowok ini bener-bener gak waras!" Dan andai Jack mendengar isi hati Ai itu, ia pasti menjawab kalau dirinya memang gila. Tepatnya, tergila-gila dengan Ai.     

"Bodo amat! Yang penting gue nggak cinta! Lepasin gue!"     

"Hmm? Enggak ah. Nanti kamu kabur. Lagian ... kamu enggak capek, dari tadi marah-marah terus? Lebih baik, pakai tenagamu untuk bercinta denganku."     

"What?! Bercinta?! Elu gila! Gue nggak mau bercinta ama elu! Lepaaasss ...! Gue bukan cewek murahan yang bisa sembarangan diajak tidur!!" Jack mengernyitkan dahinya, tak suka dengan ucapan Ai.     

"Siapa yang bilang kamu murahan? Kamu aja cuma tidur denganku. Bagaimana mau dibilang murahan? Lagi pula, kamu itu cewek paling cantik, baik, dan paling istimewa... dihatiku." Jack berujar, masih sambil mengusap payudara Ai.     

Wajah Ai memerah lagi, tapi kali ini bukan karena marah. Tapi karena tersipu karena merasakan sentuhan Daniel. Sekaligus merasa menghianati tubuhnya sendiri ketika dia mulai terengah menikmati sentuhan jemari Jack yang memelintir pelan putingnya.     

"Po-pokoknya ... gue nggak mau ..." jawab Ai lirih. Takut suara desahannya keluar.     

Jack menarik napasnya pelan. "Ya sudah deh, malam ini kita bobok aja. Nggak usah bercinta," kata Jack tak bersemangat. Ia lalu membalikkan badan Ai hingga membelakanginya. Kemudian memeluknya dari belakang.     

Jantung Ai semakin berdegup kencang. Seolah saat ini ia sedang mengikuti marathon. Bagaimana ia bisa tidur, kalau pantatnya merasakan jendolan keras yang terasa mengganggu. Di dadanya ada tangan yang tak berhenti mengusap dan mengelus tanpa henti.     

Hanya patung yang tidak akan berekspresi karena dadanya di remas-remas.     

Sedangkan Ai adalah wanita normal. Di remas-remas tentu saja dia menikmatinya.     

Uh ... terlalu nikmat untuk dilewatkan.     

******     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.