One Night Accident

BULAN MADU



BULAN MADU

0Happy Reading.     
0

****     

Ai mengeliat tidak nyaman. "Ehem! Bisa nggak tangannya nggak usah pegang di situ?" ucap Ai dengan suara yang terdengar aneh akibat menahan hasrat.     

"Yakin ingin aku melepaskannya?" tanya Jack malah memutar-mutar telapak tangannya seolah menggoda.     

Ai menggigit bibirnya menahan desahan yang hampir keluar. "Iya ... tolong singkirkan tanganmu dari payudaraku, aku lelah, tolong biarkan aku istirahat." Ai melunak karena sepertinya mau memberontak kayak apa pun semuanya berakhir dengan kata PERCUMA.     

Lelaki di belakangnya terlalu pemaksa dan mendominasi.     

"Hmm ... Okay." Jack melepas tangannya dari payudara Ai dan membuat Ai seketika bernapas lega. Tetapi ternyata itu cuma sementara. Sesaat kemudian, Jack malah membalik tubuh Ai menghadapnya dan tak disangka langsung memposisikan wajahnya di dada Ai lalu mengulum satu payudaranya layaknya bayi yang sedang disusui.     

Tubuh Ai menegang dan Ingin rasanya dia menjambak rambut Jack agar menjauh.     

'Bangsat ...! Ini malah lebih parah!' Ai berseru dalam hati. 'Tapi kok ... enak, ya?'     

"Tidur Ai," Jack berujar santai.     

"Tidur apaan kampret, lepaskan payudaraku ... uhh ...." Ai melenguh ketika putingnya dihisap dengan kuat. Ai berpikir, kalau lelaki di hadapannya ini pasti ingin di pukul dengan botol. Mana bisa dia tidur, kalau permainan lidahnya saja, membuat sensasi yang bisa bikin merem melek enggak nahan.     

"Kamu benar-benar wanita ternikmat yang pernah ku temui." Jack menggeram saat merasakan detak jantung Ai yang menggila dibalik kulumannya. Sepertinya wanitanya mulai terangsang.     

"Dan ... nieeelll ...." Napas Ai mulai memburu.     

"Ssshhh ... nikmati saja, Sweetheart." Jack menyahut, dan bibirnya kini berpindah melumat bibir Ai yang merekah.     

Ai ingin melawan, otaknya mengatakan ini tak boleh terjadi. Pria ini brengsek, bajingan tak berperasaan. Namun sayang nya pria ini juga tampan dan hot. Oh ... sial, Ai tidak bisa menolak sensasi yang menjalar ke seluruh tubuhnya.     

Tangannya yang terikat benar-benar membuatnya tak berkutik, mulutnya juga dibungkam bibir Jack. Sementara tangan Jack yang sangat terampil itu, mulai membelai, mengusap dan meremas setiap lekuk tubuhnya. Membuat kewanitaannya semakin berdenyut-denyut dan semakin basah.     

"Berubah pikiran?" tanya Jack saat melihat mata Ai yang mulai berkabut. Ai tidak mengiyakan, tapi dia juga tak bisa menolak. Dia memilih diam saat Jack mulai mengulum payudaranya lagi. Ai tak yakin dirinya akan bisa bertahan ketika merasakan cumbuan     

Jack yang seperti tidak ada jedanya sama sekali, seolah-olah memang ingin agar Ai tidak melawan dan mematuhi keinginannya.     

Ai tidak kuat, dia tidak berdaya, bahkan pelan tapi pasti Ai mulai pasrah menerima menerima apa pun yang dilakukan Jack padanya.     

Mungkin karena terlalu keenakan atau terlalu menghayati, Ai tak sadar bahwa saat ini mereka sudah sama-sama tak mengenakan apa pun dan kulit mereka menempel satu sama lain.     

"Aku suka dengan payudaramu. Setelah punya anak, semakin besar saja," kata Jack sambil mengulumnya. Ai menggigit bibirnya, menahan erangan nikmat. Sisa kesadarannya masih mencegahnya menikmati semua ini. Tetapi tubuhnya membusung seolah meminta lebih.     

Jack tersenyum sambil menggesekkan kejantanannya di bawah sana. Menggoda kewanitaan Ai yang sudah basah dari tadi. Ai menahan napasnya tak dapat menahan diri lagi.     

"Please ...." ucap Ai terengah-engah. Pada akhirnya, Ai yang merengek karena Jack tak kunjung memasukinya. Membuat Jack tersenyum penuh kemenangan.     

"Apa pun yang kamu minta, Sweetie," ucap Jack, lalu memasuki Ai dengan perlahan.     

"Ahhh ...." Ai tak dapat menahan desahannya lagi saat tubuh mereka menyatu perlahan.     

"Kamu masih senikmat seperti terakhir kali aku menidurimu, Sweetheart," ucap Jack sambil melepas ikatan tangan Ai. Agar Ai bisa memeluknya. Dan mulai menggerakkan tubuhnya naik turun dengan pelan.     

Ai sudah tak ingin bicara lagi. Ia hanya bisa fokus pada kenikmatan dari dua tubuh yang saling menyatu. Bahkan dia sudah mulai menggeliat karena kenikmatan yang terus meningkat. Tapi saat akan mencapai puncaknya tiba-tiba Jack berhenti. "Danielll ...." ucap Ai merengek tidak mau kehilangan kenikmatan yang dia rasakan.     

Daniel atau Jack, tak menjawab. Ia tertawa pelan, lalu membalik tubuh Ai dalam posisi tengkurap dan menarik pantatnya lalu menyatukan tubuh mereka lagi.     

"Aaaahhhh ...." sekali lagi Ai hanya bisa mendesah dengan kencang saat Jack mulai menghujaminya. Kali ini dengan lebih kasar dari sebelumnya.     

Tangan Ai mencengkram seprai dengan kuat. Dadanya berayun-ayun seiring dengan hujaman kasar yang Jack lalukan. Ai sudah tak bisa berpikir jernih dia hanya ingin segera mencapai puncak. Sayangnya Jack lagi-lagi menghentikan gerakannya begitu merasa Ai akan segera meledak. Sehingga membuat Ai mengerang frustrasi.     

"Daniel ...." Ai benar-benar tidak tahan.     

Jack lalu duduk dan membawa Ai ke atas pangkuannnya. Memasukinya lagi. Hingga membuat Ai mencengkram bahunya karena nikmat. "Bergeraklah ... Ride me ... dan kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau," ucap Jack membantu menaik turunkan tubuh Ai.     

Ai sudah tak peduli. Pergolakan batin yang ada di dirinya saat ini sudah ia lupakan. Yang Ai inginkan sekarang, hanya pelepasan. Dia bahkan tak peduli jika sekarang ini dia seperti seorang jalang yang memuaskan pelanggannya. Gerakan Ai yang awalnya dibantu oleh Jack kini sudah menemukan ritmenya sendiri. Bahkan dia sudah berani mencium Jack dengan penuh nafsu.     

"Aaah ... Danielll ... aku ... aku ...."     

"Tha't my girl," ucap Jack senang melihat Ai yang bergoyang dengan sangat hot di atasnya.     

"Daniel ... Ahhhh ...."     

"Sebentar, Sweetie ...." kata Jack saat tahu Ai sudah mendekati puncaknya. Tiba-tiba Jack memutar tubuhnya, membuat Ai berada dibawahnya lagi. Kali ini Jack tak menahan diri lagi. Ia menggerakkan pinggulnya makin cepat dan semakin cepat. Menghujam semakin dalam tubuh Ai hingga membuat Ai terengah-engah dan kualahan.     

Ai melilitkan kakinya memeluk pinggul Jack saat kenikmatan yang intens menghantamnya bak gelombang tsunami.     

"DANIEL ...!!!" teriak Ai saat merasa dunianya runtuh, lalu dirasanya hujaman kuat dan cairan hangat memenuhi rahimnya.     

Ai langsung merasa lemas.     

"Terima kasih, sayang ... I love you." Jack lalu mengecup pelan dahi Ai dan mengelus tubuhnya seolah menenangkan Ai dari gelombang kenikmatan yang baru dia lalui.     

Ai mulai agak rileks dan baru akan memejamkan matanya, saat ia merasa ada yang mengganjal dan mengeras lagi di dalam tubuhnya.     

Sial ... saking lelahnya Ai bahkan tidak sadar kalau Jack belum melepaskan penyatuan mereka sama sekali.     

"Enak, kan ... Sweetie?" tanya Jack sambil membelai samping tubuhnya. Ai ingin membantah tapi Jack memutar-mutar miliknya yang masih berada di dalam milik Ai hingga mengenai titik sensitifnya.     

Ai kembali mendesah dan pada akhirnya, Ai hanya mengangguk sambil terengah-engah.     

"Karena kamu setuju kalau yang tadi sangat enak, bagaimana kalau kita ulangi lagi? Kita masih punya waktu seminggu untuk mengajarimu berbagai gaya."     

"Apaaa?! Seminggu?!" jantung Ai terasa meledak saat itu juga. Pria di atas tubuhnya memang bajingan mesum tak tahu malu.     

Belum sempat Ai memprotes, Jack sudah menggerakkan pinggulnya lagi. Hingga membuat Ai tidak bisa melakukan apa pun selain mendesah dengan kencang dan langsung lupa dengan apa yang akan dia bicarakan tadi.     

Jack terlalu lihai menghadapinya. Atau memang Ai yang terlalu lemah terhadap pesonanya.     

Entahlah.     

*****     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.