One Night Accident

MAKAN MALAM



MAKAN MALAM

0Happy Reading.     
0

****     

Ai tersentak kaget saat tubuhnya sudah menempel erat dengan tubuh Daniel.     

"Uhm … Hmm … Mckkp …." Daniel tak mau membuang waktu dan langsung melumat bibir Ai dengan ganas. Tubuh yang tadi sempat mendingin seketika memanas dengan bara api yang semakin membakar kedua tubuh mereka.     

Daniel sudah melepaskan kimono handuk Ai dan mengangkat kedua kakinya agar melingkari pinggang sambil terus mencumbu dan menggesekkan miliknya yang masih terlindung celana.     

"Oh ... My Tweety ...," ucap Daniel serak karena menahan hasrat bertahun-tahun.     

Daniel membalik tubuh Ai dan dengan cepat menurunkan celana dalam Ai dan celananya sendiri, Mereka sudah pemanasan tadi jadi sekarang tidak perlu lagi.     

"Kita harus cepat, Tweety," ucap Daniel langsung melesakkan juniornya agar menyatu dengan surga dunia milik Ai.     

"Oh ... akhirnya, " desah Daniel ketika merasakan milik Ai membungkusnya dengan sangat ketat.     

Ai juga mendesis merasa tidak nyaman dengan penyatuan dadakan itu, bagaimanapun dia tidak pernah bercinta setelah melahirkan, jadi sekarang begitu diterobos lagi membuat Ai merasa sesak dan ngap-ngapan.     

Daniel mengelus kedua payudara Ai dan mulai menggerakkan tubuhnya. Ai merasa sedikit perih namun tak mengurangi rasa nikmat yang diberikan Daniel padanya.     

"Daniel ... uh ... aku ... ahh ... hmm …." Ai mendesah dengan tangan yang mencakar tembok karena menahan setiap rangsangan yang diberikan padanya. Ini terlalu intens, terlalu cepat dan terlalu nikmat untuk bisa diucapkan dengan kata-kata. Jadi Ai hanya mendesah dan mengerang di setiap gerakan maju mudur yang sedang dilakukan Daniel sekarang.     

"Damn! Kau selalu sempit, Tweety," geram Daniel mencengkram pinggul Ai dan mempercepat gerakannya.     

Ai kualahan dan semakin merasakan tubuhnya bergetar. Lalu beberapa menit kemudian mereka berdua mendesah dan mengejang ketika mencapai klimaks bersamaan.     

Lalu suasana menjadi hening, masih menikmati sisa kenikmatan dengan napas yang mulai teratur.     

"Tweety. Kau memang yang terhebat," bisik Daniel pada tengkuk Ai dan mengecupi pelan.     

Ai tak sanggup menjawab, tubuhnya lemas karena baru mengalami orgasme setelah dua tahun merasa gersang. Dia hanya bisa bersandar pada tembok di depannya. Bahkan, kalau Daniel tak memegang pinggulnya pasti sekarang dia sudah jatuh merosot ke lantai karena lemas.     

Ai meringis pelan saat Daniel melepaskan penyatuan mereka. Ada yang terasa kosong dan cairan lengket keluar dari kewanitaannya.     

Daniel membalik tubuh Ai dan memeluk erat serta mengecup kepalanya dengan sayang. "Aku masih mau, tapi waktu kita sempit. Lebih baik kita bersiap sebelum Ratu mengusirku dari kerajaan jika ketahuan aku mengunjungimu di kamar. Percayalah aku tak sanggup menjauh darimu."     

Ai menunduk sambil tersipu. "Baiklah, aku sebaiknya mandi lagi," kata Ai setelah melepas pelukan Daniel.     

Wajahnya memerah karena malu, dirinya telanjang bulat sedangkan Daniel hanya celana saja yang melorot turun dan memberinya pemandangan kejantanan yang masih berdiri tegang.     

Ai langsung berlari ke kamar mandi, Daniel hanya tergelak melihat Ai yang salah tingkah.     

***     

Acara makan di Kerajaan Cavendish selalu dalam keheningan, tapi Ratu menyadari ada yang berbeda. Dia terus memandang kepada Daniel dan Ai, merasakan kecurigaan. Karena sebelumnya mereka terlihat selalu bermusuhan tapi kini seperti sepasang kekasih yang kasmaran.     

Daniel terlihat sangat bersemangat dan penuh energi, padahal baru beberapa saat yang lalu, wajahnya lesu ketika tahu akan terpisah sementara dengan Ai.     

"Ehem … Raja Petter dan Ratu Stevanie. Saya sudah memutuskan untuk setuju menikah dengan Daniel. Tapi, apakah saya boleh menentukan tema pernikahan kami?" tanya Ai membuat semua orang menatap karena terkejut.     

Bukan karena pertanyaannya, tapi karena Petter sudah lama menetapkan peraturan bahwa tak ada suara apa pun di meja makan. Jangan kan bicara atau ngobrol bahkan Petter pernah memukul dan memecat seorang pengawal yang tak sengaja ponselnya berbunyi, saat mereka makan malam.     

Ai memandang mereka bingung, 'Kenapa suasananya jadi aneh begini? Apa perkataanku ada yang salah?' Batinnya.     

"Maaf, Ratu. Apakah pertanyaan saya ada yang salah?" tanya Ai memastikan.     

Ratu menahan napas dan melirik suaminya dengan tegang.     

Daniel hanya menelan makanan dengan susah payah. Percayalah! Bila Petter meledak dan marah itu masih sangat mengerikan untuk semua orang.     

Hening lagi.     

Ai semakin bingung, lalu dia memandang Daniel. "Ehemm ... Sebaiknya itu kita bicarakan nanti." gumam Daniel pada Ai sedikit gugup karena ikut berbicara di ruang makan. Setidaknya jika Ai nanti dihukum dia akan menemaninya.     

"Kenapa? Bukankah lebih baik membahas pernikahan? Daripada makan malam dalam suasana tegang," kata Ai tak mengerti.     

"Sebelumnya, saya bukan Raja," kata Petter. Ai mengernyit bingung tapi menahan diri untuk tetap diam, dia bisa bertanya pada Daniel nanti. Bagaimana mungkin Suami Ratu bukan seorang Raja. Apakah Petter suami ke dua?     

Ratu baru akan menegur Ai saat Petter mencegahnya. "Karena kau akan menjadi menantu, boleh memanggilku Dad mulai sekarang," ucap beliau mengejutkan semua orang, karena tak memarahi Ai yang bicara di meja makan malah menanggapi dengan ramah.     

"Apa aku boleh menanyakan satu hal padamu." tanya Petter pada Ai lagi.     

"Silakan, em ... Dad," jawab Ai masih canggung.     

"Apa kau serius dengan putraku dan mencintainya?" tanya Petter langsung menohok ke dalam hati.     

Ai berpikir sejenak, kalau dia bilang tidak. Mereka tidak akan dinikahkan dan Ai pasti tidak akan bisa bertemu dengan putranya selamanya. Itu tidak boleh terjadi. "Tentu saja, aku tak mau menikah bila tak merasakan hal itu," kata Ai berusaha semantap mungkin.     

"Kau harus tahu, menikahi seorang Cohza atau Cavendish sangat berat dan perlu pengorbanan, apa kau sudah siap dengan semua resikonya?" Ai terdiam, apa pun akan dia lakukan agar bisa bersama kedua anaknya lagi. Lagi pula dia percaya sepenuhnya pada Daniel yang pasti akan melindunginya.     

"Saya siap dengan resikonya," jawab Ai dengan gugup.     

"Apakah kau bisa mengatakan pada Daniel?" tanya Petter.     

Hal ini membuat Ratu semakin terkejut. Karena tak pernah membayangkan seumur hidupnya dengan Petter bahwa Petter akan mengobrol di meja makan setelah kematian Jhonathan.     

Dulu setelah Jhonatan meninggal Stevanie bahkan tak pernah berani mengucapkan sepatah kata pada saat makan, tapi calon menantunya dengan riang mengobrol dengan suaminya yang sudah menetapkan peraturan dilarang untuk bicara di saat sedang makan. Apa yang istimewa dari Ai, sampai Daniel tergila-gila dan suaminya bersikap respek.     

Stevanie tidak suka dan merasa cemburu pada Ai.     

"Aku harus mengatakan apa?" tanya Ai bingung.     

"Bahwa kamu mencintai Daniel."     

"Di sini?     

Petter mengangguk.     

"Apa aku harus bilang sekarang?"     

"Iya, kau harus mengucapkan di hadapan kami, sekarang juga" kata Petter tegas.     

Ai memandang Daniel malu, tapi kalau tidak melakukan, mereka pikir ia tak serius. Dengan wajah memerah Ai berusah menghadap ke arah Daniel," Aku mencintai mu," ucap Ai pelan.     

"Apa yang kau katakan? Aku tak mendengar. Lagi pula, saat bicara tatap mata Daniel. Bukan malah menunduk!" protes Petter membuat Ratu terkejut dengan sikap suaminya. Kenapa Suaminya jadi aneh begini.     

Ai menatap Daniel dengan wajah semakin merah padam, "Daniel, aku mencintai kamu!" ucap Ai dengan keras dan mantap.     

"Aku juga mencintaimu, Tweety," balas Daniel dan langsung mengecup kilat bibir Ai.     

Petter tersenyum bahagia dan Ratu tersedak seketika.     

"Daniel, kau memanggilnya Tweety?" tanya Ratu setelah batuknya reda.     

"Yes Mom, why?" tanya Daniel.     

"Bukankah itu nama burung?" tanya Ratu memastikan.     

Ai tersenyum meringis, sedang Daniel tersenyum lebar. "Sebelumnya, aku panggil baby tapi Marco memanggil istrinya juga sama. Lalu, panggil Honey atau sweety tapi dia tidak manis sama sekali. Karena itu, aku panggil Tweety, sangat menggemaskan apalagi ketika marah terlihat lebih sexy," kata Daniel.     

Ratu tersedak lagi. "Apa maksudmu dengan sexy?"     

"Maaf, menurut Daniel jadi lebih menarik."     

"Yah, panggilan sayang kau sama payah dengan Ayahmu."     

"Apa panggilan kesayangan Dad ke Mom?" tanya Daniel penasaran.     

"Dia memanggilku, Chicken."     

Kali ini Ai yang tersedak. "Maafkan saya," kata Ai malu.     

"Mom serius?" tanya Daniel.     

Petter mengangguk, "Hal Itu, karena Ibumu dulu sangat membenci ayam."     

"Kita tak perlu membahasnya, kalian jangan menahan tawa. Dasar pasangan aneh!" kata Ratu pada Ai dan Daniel.     

"Setidaknya mereka berani mengungkapkan cinta, sehingga tak ada kesalahpahaman," ucap Petter pada Ratu. Ratu yang merasa tersindir langsung meletakkan sendok makannya. Yah, seumur hidupnya, belum pernah mengatakan cinta pada suaminya. Kecuali ketika di hipnotis oleh Petter. Bukan karena Stevanie tak cinta, tapi dia selalu gugup saat akan mengatakannya. Jadi sudah jelas dari mana sikap Marco diturunkan.     

Menurut Ratu, cinta dibuktikan dengan perbuatan bukan hanya kata-kata. "Aku sudah selesai," kata Ratu langsung berdiri dan beranjak pergi karena kesal Petter menyindirnya.     

"Kalian bisa meneruskan, karena aku juga harus pergi, harus merayu seorang yang sedang merajuk," kata Petter mengedipkan sebelah mata kepada Daniel.     

"Oh ya, Besok ajaklah istrimu berkencan," kata Petter langsung menyusul istrinya.     

Daniel tersenyum bahagia karena pertama kali dalam hidupnya. Keluarga mereka kembali normal, karena sejak kepergian Jhonatan. Keadaan menjadi dingin dan kini perlahan mulai hangat karena kehadiran Ai.     

Daniel berjanji akan selalu menjaga dan mencintainya Ai. Lagi pula Jhonathan masih hidup, mereka akan saling menjaga dan membantu.     

****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.