One Night Accident

MUSTAHIL 2



MUSTAHIL 2

0Happy Reading.     
0

****     

"Princess Ai, Pangeran Daniel menunggu Anda di ruang makan," ucap seorang Maid membangunkan Ai dari tidur nyenyaknya.     

Ai membuka matanya, melirik jam menunjukkan pukul 07.00 pagi, lalu dia tidur kembali. Persetan dengan Daniel, dia baru tidur dua jam yang lalu. Karena kelelahan.     

Bilangnya mau menunjukkan hal yang mustahil, tapi mana? Bohong banget ternyata. Kenyataannya, malah membawa Daniel membawanya ke kamar dan mengajak bercinta sampai jam 05.00 pagi.     

Daniel itu sangat menyebalkan, dia pikir, Ai itu sebuah robot yang siang dan malam bisa selalu melayaninya tanpa henti. Robot saja bisa kehabisan daya apalagi dirinya.     

"Katakan saja, aku masih tidur kalau dia mau sarapan, suruh sarapan sendiri. Aku masih mengantuk," ucap Ai lalu memejamkan matanya lagi mengabaikan maid yang tadi membangunkannya. Tidak berapa lama keudian terdengar pintu sudah tertutup dan Ai bisa menikmati tidurnya lagi.     

Entah berapa lama Ai tidur, namun dia mulai mengerjapkan mata, karena merasa geli di lehernya. "Bangun, Tweety," bisik Daniel mencium leher Ai.     

"Ahh … hmm …." Ai mendesah dengan mata masih tertutup.     

"Tweety ...." Daniel mulai menyusup ke dalam selimut Ai.     

Tubuhnya Ai masih naked akibat percintaan semalam, membuat Daniel terangsang kembali. Daniel mulai mengelus lengan dan menyusuri sampai bahu lalu merapatkan tubuh mereka, membuat Ai bergerak gelisah karena merasa terganggu.     

"Daniel ... Egh … Sto … p ...," kata Ai masih memejamkan mata dan mengeliat protes ketika merasakan Daniel mengelus dan mulai meremas payudaranya. Namun, Daniel bukan berhenti, malah menggantikan dengan mulut dan menghisapnya pelan.     

"Ah ... Hmm … Egh … Daniel …" Ai mendesah dan akhirnya terbangun. Dia membuka lebar menyaksikan Payudaranya sudah dikuasai oleh Daniel.     

"Good morning, Tweety," kata Daniel mengangkat wajahnya memandang Ai yang baru bangun tidur. Lalu melanjutkan kegiatannya yang tertunda tadi.     

Ai menjambak rambut Daniel agar berhenti, "Tak bisakah, kau biarkan aku tidur sebentar lagi?" rutuk Ai memandang Daniel dengan kesal.     

"Kau sudah tidur terlalu lama, Tweety. Kau lihat jam berapa sekarang?" Daniel menunjuk ke arah jam. Ai seketika terkejut melihatnya, sudah jam satu siang. Astaga! Dia tertidur selama itu, sontak ia mendorong Daniel agar menjauh dan berusaha duduk. Tetapi Ai lupa akan tubuhnya yang masih telanjang kini malah terekspose sempurna karena selimutnya sudah melorot.     

Mata Daniel menggelap melihat penampilan Ai yang menggoda. "Aiiii …" Daniel menggeram dan mulai menindih tubuhnya.     

"Daniel ... aku mau mandi," ucap Ai merona dan menyilangkan kedua tangannya, karena malu bahwa dia masih telanjang dibawah tatapan lapar milik Daniel.     

"Apa mau aku mandikan?" tanya Daniel menyingkirkan tangan Ai yang menghalangi aksesenya dan mulai meremas payudara Ai lagi.     

Ai lelah dan ingin menolah, namun tubuhnya sudah tertindih sempurna dan tidak mungkin kuat mendorong Daniel menjauh. "Ah ... tidakk … Uhh … aku … bisa … sendiri … Ahhh…" Ai menengadahkan kepala, saat Daniel menghisap dan meremas payudaranya.     

"Daniel ... Uhm ... Hmm … Ahh .…" Daniel mulai menyusupkan tangan ke area sensitif Ai dan membelainya, membuat Ai mendesah dan dengan refleks membuka kakinya.     

Akhirnya dua jari Daniel, berhasil memanjakan milik Ai hingga membuatnya pasrah dan terus mendesah karena merasa nikmat. Setelah pelepasan pertama Daniel tidak membuang-buang waktu dan segera menelanjangi tubuhnya sendiri.     

Daniel tidak khawatir akan kepergok Ratu karena saat ini Ibunya sedang berada di inggris.     

Daniel mengangkat kedua kaki Ai kebahunya dan denga satu gerakan mantap langsung menyatukan tubuh mereka.     

Ai sudah berhenti berpikir atau pun menolak, dia hanya meraskan nikmat dan nikmat yang tidak berkesudahan dari gerakan Daniel yang kuat dan cepat. Ai terengah-engah sedang Daniel mulai berkeringat padahal Ac masih menyala seperti sebelumnya.     

Ai menggelengkan kepalanya ketika kakinya mulai bergetar hebat lalu tidak lama kemudian sesuatu terasa menyembur dari miliknya. Daniel tidak berhenti dan semakin memacunya dengan lebih cepat untuk menyusul Ai yang sudah lemas. Hingga yang terdengar hanya suara desahan dan decakan dari dua tubuh menyatu yang sedang berusaha menggapai puncaknya. Ai kembali menjerit dan merasa sedikt nyeri ketika Daniel menusuknya dengan sangat dalam ketika mencapai klimaks bersamaan.     

Ai benar-benar kelelahan dan kembali jatuh tertidur. Daniel melepaskan penyatuan mereka dan menarik Ai ke dalam pelukannya.     

Ai terbangun, dengan lengan berat yang menimpa perutnya. Dia merasa lapar sekarang, melirik jam dia kembali terkejut karena sudah pukul empat sore. Ai Sudah melewatkan waktu sarapan dan makan siang ditambah kerja rodi tak berkesudahan membuat seluruh tubuhnya benar-benar terasa remuk redam.     

Saat Ai hendak bangun, Daniel mengeratkan pelukan. "Daniel, aku mau bangun," ucap Ai.     

"Sebentar lagi, Tweety."     

"Tapi ... aku lapar ...." gumam Ai mengelus perutnya.     

Mendengar itu Daniel bangun dan melihat jam, shit dia lupa waktu lagi. "Mandilah akan aku suruh maid menyiapkan makanan untukmu."     

Ai hanya mengangguk setelah Daniel melepas pelukan. Dia langsung bangun dan menutup tubuhnya dengan selimut. Tapi saat menginjak lantai dia merasa amat sangat lemas. Rasanya sama dengan malam pertama bersama Daniel, bedanya tak ada rasa nyeri dikewanitaannya. Tapi terasa kebas dan entahlah.     

"Tweety, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Daniel saat melihat Ai hanya berdiri diam dan menunduk.     

"Kakiku gemetar," jawab Ai tidak yakin akan kuat melangkah.     

Daniel tertawa pelan dan menggendong tubuh Ai. "Ayo kita mandi," kata Daniel menurunkan Ai di kamar mandi.     

Sebenarnya Ai ingin berendam untuk menghilangkan rasa lelahnya, namun ... dia tidak percaya Daniel akan diam saja ketika mereka sama-sama telanjang di waktu yang lama. Akhirnya Ai pasrah saja ketika mandi di bawah shower yang sudah menyala. Mereka mandi dengan cepat tanpa bercinta lagi, karena Daniel tahu Ai masih kelelahan.     

Setelah berpakaian, Daniel segera mengajak Ai untuk mengisi perutnya yang sudah kosong seharian. Ai tidak pilih-pilih makanan karena saat ini dia benar-benar sudah lapar dan butuh tenaga untuk menghadapi Daniel lagi nanti.     

"Ganti bajumu dengan yang lebih sopan, kita akan pergi" kata Daniel mengajak Ai keluar.     

"Kita akan pergi, ke mana?" tanya Ai.     

"Aku akan mengabulkan permintaanmu yang mustahil," ujar Daniel percaya diri.     

Ai berdecak tak percaya tapi tetap mengikuti perintah Daniel. Begitu selesai memakai baju dan merias wajah dia menghampiri Daniel yang juga sudah rapi. Di depan Istana telah tersedia Limosin yang menunggu. Juga terdapat beberapa mobil dan beberapa pengawal yang terlihat berjejer rapi siap bertugas.     

"Tweety?" tanya Daniel memandang Ai yang bengong padahal saat itu pintu mobil sudah terbuka untuknya. Melihat itu Ai segera masuk.     

"Kita akan pergi ke mana? Apa mereka semua ikut?" tanyanya lagi melihat pengawal yang mulai masuk mobilnya masing-masing.     

"Ke suatu tempat yang kamu inginkan dan pasti kamu akan suka. Dan sudah pasti mereka semua akan ikut," jawab Daniel sambil duduk di sebelahnya.     

Oke.     

Sepertinya Ai juga harus membiasakan dengan ini. Ke mana-mana penuh pengawalan layaknya putri kerajaan sungguhan. Eh ... ini kan memang sungguhan. Tetapi ... kenapa Ai merasa sesak ya.     

****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.