One Night Accident

TIDAK MUNGKIN



TIDAK MUNGKIN

0Happy Reading.     
0

****     

Ai hanya diam menurut saat Limosin berjalan, dengan pengawal di depan dan belakang berjejeran.     

"Apa ini tak terlalu berlebihan?" tanya Ai pada Daniel.     

"Tak ada yang berlebihan bila menyangkut keselamatan dirimu, Tweety, kalau kurang kita bisa menambahkan lagi." ucap Daniel menggenggam lembut tangan Ai.     

"Untuk apa menambahkan lagi, ini saja sudah kebanyakan. Lagian memang siapa yang mau mencelakakan diriku, aku kan bukan orang penting, bukan siapa-siapa juga," sahut Ai.     

"Kau memang bukan siapa-siapa sekarang tapi sebentar lagi bukan cuma aku namun semua orang di dunia, akan menganggapmu orang paling penting dan keselamatannya adalah sebuah prioritas" Daniel mengelus rambut Ai dan merebahkan kepalanya pada bahunya.     

"Jangan terlalu banyak berfikir, kamu istirahat saja. Karena perjalanan kita masih jauh," lanjut Daniel sambil merebahkan kepala Ai di paha dan mengelusnya pelan. Tahu Ai masih ingin istirahat.     

Ai yang kenyang dan mendapat tempat senyaman itu langsung memejamkan matanya lagi di sepanjang perjalanan.     

"Tweety, kita sudah sampai," ucap Daniel mengelus dan mengecup lembut pipi Ai.     

Ai mengerjapkan matanya. "Daniel, kita berada di mana?" tanya Ai mendudukkan diri. Daniel membuka tas kecil Ai dan memberikan alat make up-nya.     

"Kamu merapikan penampilan dulu, baru kita akan turun," kata Daniel. Ai menuruti tanpa bertanya.     

"Apakah sudah rapi?" tanya Ai meminta pendapat Daniel.     

"Kau cantik, Tweety," puji Daniel mencium punggung tangan Ai dan membantunya keluar dari Limosin.     

Ai langsung terkejut, saat baru menampak kaki turun dari Limosin. Dia melihat tempat yang paling ingin dikunjungi berada di depan mata. Ai masih tidak percaya.     

"Tweety, ayo kita masuk," ajak Daniel.     

"Masuk ... ke istana Inggris?"     

Daniel mengangguk dan menggenggam tangannya.     

"Apa kita boleh masuk? Bukankah terlarang untuk umum. Kita berada di kediaman Ratu Inggris kan?" tanya Ai merasa sesak dan bahagia karena kejutan ini. Ternyata Daniel memang membawanya ke tempat yang dia suka.     

"Tidak ada yang bisa melarang keturunan Kerajaan Cavendish masuk rumahnya sendiri," kata Daniel tersenyum memandang wajah Ai yang terlihat berbinar-binar sekaligus bingung.     

"Apa maksudmu?"     

"Tidak apa-apa, mari masuk. Ratu sudah menunggu kita dari tadi, karena tergoda olehmu kita jadi terlambat sekali. Tapi tenang saja Ratu tak akan keberatan, hanya saja tugas beliau banyak dan karena menunggu kita, pasti membatalkan beberapa janji, aku tidak mau dia mengalami banyak kesulitan jika harus menunggu lebih lama lagi," kata Daniel sambil berjalan masuk menuju Istana Inggris.     

"Apakah Mom juga berada di sini?" tanya Ai saat mendengar Ratu sudah menunggu.     

"Daniel, berhenti dulu," ucap Ai mengingat sesuatu.     

"Kenapa?" tanya Daniel.     

"Aku belum selfie! Kita balik ke depan ya? Buat foto-foto, nanti posting ke instagram sedikit pamer pernah masuk Istana Inggris," bujuk Ai.     

Daniel memutar bola matanya jengah. "Nanti saja saat mau pulang, sekarang kita masuk dulu karena yang lain pasti sudah tidak sabar."     

Walau cemberut, Ai tetap mengikuti langkah Daniel yang menggandeng tangannya memasuki istana yang menurut Ai lebih indah dari prediksinya. Setelah masuk ada yang menyambut mereka dan langsung mengantarkan ke suatu tempat.     

Ada dua penjaga yang langsung membukakan pintu begitu Ai dan Daniel sudah sampai di ruangan yang dituju.     

Ai langsung terpana melihat apa yang ada di depannya. Di sana nampak sebuah ruangan yang elegan, mewah sangat indah. Dan yang buat jantung Ai serasa sesak, yaitu kehadiran Ratu Inggris dan anak-anaknya.     

Kyaaaa … Ai semalam mimpi apa bisa ketemu wanita yang paling dihormati di Inggris? "Kau mengajakku kemari bertemu dengan Ratu Inggris?" tanya Ai pelan dengan hati meledak bahagia. Wajahnya sudah tak bisa digambarkan lagi antara senang, kaget dan gerogi.     

Daniel mengangguk dan menghampiri Ratu. Saat Ai ingin memberi salam hormat, Daniel mencegahnya.     

"Selamat datang di Kerajaan Inggris, Pangeran Daniel," sambut Yang Mulia Ratu Inggris dan seluruh keluarga menunduk hormat pada Daniel.     

What the flak?     

Ai merasakan shock, "Apa maksudnya ini?" tanyanya. Belum selesai keterkejutan Ai. Daniel meminta mereka kembali duduk, dia memperkenalkan Ai pada seluruh anggota Kerajaan sebagai calon istrinya. Bahkan Ai sampai tidak berani berkata apa-apa ketika Raja dan Ratu Inggris menyapanya.     

"Sebuah kehormatan, bisa bertemu calon istri dari Pangeran Daniel. Perkenalkan, saya putri Laurence," ucap Sang Putri.     

"Saya Pangeran Stevan."     

"Saya Putri Briggita."     

"Dan saya Pangeran Charles," ucap mereka memperkenalkan diri.     

Sedangkan Ai hanya tersenyum kaku dan Daniel yang akhirnya menjawab mewakili dirinya.     

Ai duduk dengan wajah tegang, ada yang aneh di sini, kenapa mereka memperlakukan Daniel seolah kedudukannya lebih tinggi? Ai berpikir cepat tapi otaknya malah buntu. Semakin berpikir bukan mendapat jawaban Ai malah semakin pusing.     

Bahkan saat makan malam, Ai hanya bisa makan sedikit, karena mendengar Ratu Inggris yang berbicara mengenai keadaan Kerajaan. Sangat formal dan Daniel hanya mengangguk seolah setuju tapi juga memberikan beberapa saran yang anehnya langsung disetujui Ratu.     

'Apa yang sedang terjadi di sini?' batin Ai seperti terkena serangan jatung ringan tapi terjadi hingga berkali-kali.     

"Baiklah, langsung saja tujuan kedatangan saya pasti sudah disampaikan oleh Ibunda Ratu Stevanie kepada kalian."     

"Benar pangeran, kami sudah memahami permintaan anda," ucap Ratu dengan nada sopan.     

"Ini bukan permintaanku, namun permintaan dari calon istriku. Kalau Ibunda sudah menyampaikan pada kalian jadi saya simpulkan semua sudah tahu bahwa Putri Ratih Ayu Brawijaya ingin menjadi Ratu Inggris," kata Daniel menegaskan.     

Mendengar itu wajah Ai langsung pucat pasi dan dia merasa seperti terjatuh dari ketinggian seratus meter. Bagaimana mungkin Daniel berkata dia ingin jadi Ratu Inggris di depan Ratu Inggris itu sendiri. Apa Daniel ingin membunuhnya?     

"Daniel, apa maksudmu?" tanya Ai khawatir.     

Daniel memandang Ai bingung. "Aku sedang mengabulkan permintaanmu yang mustahil. Kamu memberikan kami tiga pilihan. Daripada kau minta Perdana Menteri Negara Jepang menjadi supir mu. Aku tak bisa memenuhinya karena tugasnya sebagai Kepala Negara akan terbengkalai. Jadi aku hanya bisa mengabulkan permintaanmu agar dijadikan Ratu Inggris."     

Ai terkejut mendengarnya, bagaimana mungkin permintaannya yang terucap asal dianggap serius oleh Daniel. "Tapi--"     

Daniel tak menghiraukan protes Ai dan memandang kembali Ratu Inggris. "Yang Mulia Ratu, kapan Ai bisa menggantikan anda?" tanya Daniel santai seolah hanya sedang meminta sibelikan mainan pada ibunya.     

"Kami siap kapan pun untuk melantik Putri Ratih menjadi Ratu Inggris, kapanpun anda menginginkannya, Pangeran," jawab Ratu Inggris sambil tersenyum. Tidak ada jejak keberatan sama sekali.     

"Tunggu dulu, apa maksudmu aku menggantikan Ratu Inggris?" sergah Ai.     

"Bukankah sudah jelas, aku mengabulkan permintaanmu yang mustahil yaitu menjadi Ratu Inggris! Apa aku harus mengulangi perkataan ini berkali-kali agar kamu mengerti tujuanmu datang ke sini?" Daniel mantap Ai heran.     

"Ini tidak mungkin, permintaanku hanya asal. Aku ... aku ...tidak." Ai tergagap. lalu menatap semua orang yang masih tersenyum.     

"Aku akan menjadi Ratu Inggris?" tanya Ai dan semua orang di ruangan itu membenarkan.     

'Hah! Apa aku sedang bermimpi menjadi ratu Inggris? Mana mungkin!' batin Ai semakin shock dan terkejut karena Ratu Inggris benar-benar menjawab bahwa dia akan menyerahkan tahtanya.     

Ai memandang semua wajah yang mengamatinya dengan hormat. 'Aku akan jadi Ratu inggris, Ratu Inggris, Ratu Inggris, Ratu Inggris,' dengung suara di kepalanya yang terus berulang-ulang hingga membuatnya pusing dan ruangan itu menjadi seperti berputar.     

Ai hanya merasakan pinggangnya di peluk seseorang ketika akhirnya jatuh pingsan.     

****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.