One Night Accident

SILSILAH 2



SILSILAH 2

0Happy Reading.     
0

***     

Daniel menyandarkan tubuh ke kepala ranjang dan mengelus lembut rambut Ai dengan sayang, sedangkan Ai menikmatinya seperti kucing kecil yang manja pada majikan.     

"Daniel ..."     

"Hm ..."     

"Kenapa Yang Mulia Ratu tak keberatan memberikan jabatannya? Apa karena kamu hipnotis?" desak Ai.     

Daniel tertawa pelan. "Ya enggaklah, Tweety. Meminta secara baik saja sudah diberikan, untuk apa harus pakai hipnotis?"     

"Maksudmu kalau aku mau, tahtanya benar-benar akan diberikan?"     

"Hm ..."     

"Tapi kok bisa?" tanya Ai.     

Daniel mengecup dahi Ai. "Ceritanya panjang, Tweety."     

"Cerita saja, aku akan mendengarkan dengan sabar ceritamu yang panjang itu," ungkap Ai, kali ini tidak mau menerima informasi yang salah atau setengah-setengah hingga membuatnya gampang dibodohi.     

Daniel terkekeh, kekasihnya ini kalau punya keinginan tak bisa ditolak. Pantas David kewalahan menghadapinya, bahkan Mom yang tak terbantahkan saja sampai menyerah.     

"Aku enggak bisa cerita sekarang, kita harus ke suatu tempat jika kamu mau tahu," bujuk Daniel.     

"Ya sudah, Ayo kita pergi ke sana!" ajak Ai.     

"Sekarang, Tweety?" tanya Daniel melihat jam yang menunjukkan pukul 04.00 pagi.     

"Kapan lagi, Tahun depan?" ledek Ai.     

"Maksudku, ini masih jam 04.00 pagi, Tweety!"     

"Lalu, apa masalahnya?"     

"Baiklah." Daniel tersenyum lagi, melihat Ai yang suka memaksa itu. Dia bingung kok bisa jatuh cinta sama cewek ini.     

"Enggak mau satu ronde lagi, Sayang?" tanya Daniel merayu Ai.     

"Enggak mau! Aku ingin dengar ceritamu! Karena aku enggak mau salah paham akibat ceritamu yang ambigu. Nanti aku dikerjain lagi sama Marco," ujar Ai.     

"Ya sudah, kamu mau ganti baju saja atau mau aku mandikan sekalian?"     

"Nggak usah modus," ucap Ai langsung berlari ke kamar mandi.     

Daniel tersenyum mencoba menyusul Ai, tapi sayangnya kamar mandi terkunci dari dalam. Akhirnya mau tidak mau Daniel hanya menunggu di luar.     

Beberapa saat kemudian.     

"Kenapa berhenti?" tanya Ai bingung ketika mereka baru berjalan keluar dari kamar dan masih berada di wilayah istana Inggris dan Daniel malah berhenti mendadak. Padahal mereka baru melewati beberapa ruangan.     

"Kita sudah sampai," ujar Daniel membuka pintu di hadapannya.     

"Hah? Kamu menyuruhku bersiap seakan melakukan perjalanan jauh, padahal ruangannya berjarak sekian meter!" Ai yang tadi penasaran sekarang jadi kesal.     

"Sudah kamu jangan marah terus! Nanti aku jadi horny lho! Kamu kelihatan tambah sexy saat marah," goda Daniel.     

"Terserah!" sahut Ai duduk pada sembarang tempat karena tak ada kursi, hanya ruangan kosong dengan terpasang banyak foto.     

"Tweety, kenapa kamu duduk di lantai? masa Calon Ratu lesehan," tukas Daniel.     

"Biarkan aja! Sekalian dikira gembel," rajuk Ai. Kesel banget, selalu dikerjain oleh mereka. Baik Marco atau Daniel, sama aja! dua-duanya ngeselin.     

Daniel sudah lebih banyak tertawa selama tiga hari ini, di bandingkan dua tahun yang lalu. "Tweety, mana ada gembel secantik kamu."     

Ai mendengkus, bosan mendengar gombalan Daniel, memilih lebih memperhatikan semua foto yang terpampang di hadapannya.     

Ketika melihat salah satu foto dia memicingkan mata, merasa pernah melihat foto itu sebelumnya. Tapi di mana? Ai berusaha mengingat-ingatnya.     

Ah ... benar orang di foto itu adalah orang yang sama yang dengan foto di laboratorium milik Daniel. "Bukankah, semua itu foto orang yang sama dengan di Lab kamu?" tanya Ai memastikan.     

Daniel melihat arah yang ditunjuk Ai. "Mata kamu sangat jeli, Tweety" puji Daniel.     

"Siapa mereka semua?" tanya Ai penasaran.     

"Kamu tak mengenal mereka?" tanya Daniel heran.     

"Apakah mereka tokoh terkenal?" ulang Ai merasa beberapa wajah disana memang terlihat familiar.     

"Tentu saja, mereka para Raja dan Ratu Inggris terdahulu, apa kamu tidak membacanya di buku sejarah?" tanya Daniel.     

"Karena aku orang Indonesia yang tidak menyukai masa lalu, maka aku hanya membaca sejarah Indonesia, sejarah kerajaan Inggris biar pelajar Inggris yang mempelajarinya. Aku tidak keberatan sama sekali jika bebas dari pelajaran itu." Balas Ai dengan santai.     

Daniel memandang Ai dengan takjub. 'Hanya dia yang selalu bisa melawan setiap ucapannya. Tak salah pilih untuk menjadikannya istri,' batin Daniel.     

"Well … kamu masih belum menjawab pertanyaanku. Kenapa foto mereka berada di dalam Labmu?"     

"Karena mereka adalah nenek moyangku." Daniel ikut duduk di sebelah Ai.     

"Jadi, kau masih merupakan keturunan dari Raja kerajaan Inggris atau memiliki kekerabatan dengan mereka. Apa hubungan kamu dengan mereka?" tanya Ai penasaran.     

"Ya, aku masih keturunan Raja Inggris terdahulu. Namun, tak ada hubungan apa pun dengan Ratu Inggris yang sekarang," jawab Daniel.     

Ai bingung. "Sebentar. Kamu keturunan Raja Inggris tapi tak ada hubungan dengan Ratu Inggris, aku bingung!" kata Ai kesal.     

"Tweety, kamu dengarkan dulu. kenapa eggak sabaran sekali," omel Daniel.     

"Oke, aku mendengarkian."     

"Ini sudah terjadi ratusan tahun lalu. Kamu tahu, dulu pusat Kerajaan Inggris berada di Cavendish."     

"Benarkah? jadi Cavendish memang masih satu dengar kerajaan Inggris?"     

"Bukan, dengarkan dulu. Jadi ... Raja inggris dahulu juga adalah Raja Cavendish. Raja dan Ratu Inggris sejak generasi pertama sampai kelima masih keturunan Cavendish. Saat keturunan ke enam lahir, sesuatu terjadi. Pada masa itu wabah Kusta melanda seluruh dunia dan belum ada obatnya, karena banyak korban berjatuhan akibat wabah itu. Akhirnya beliau yaitu kakek buyutku yang terkenal memiliki IQ diatas rata-rata bertekad menjadi dokter untuk menemukan obatnya." Daniel terdiam sebentar untuk menarik napas lalu melanjutkan.     

"Beberapa tahun kemudian, kakek berhasil menemukan resep obat yang bisa menyembuhkan kusta. Dengan semangat beliau mengumumkan ke seluruh dunia tentang penemuannya. Dulu kerajaan inggris belum sebesar sekarang, rakyat masih miskin dan angka kejahatan sangat tinggi."     

"Kertika kakek moyangku mengumumkan penemuannya, Semua Negara mulai memperhatikan Kerajaan inggris dan ingin mendapatkannya. Semua negara berbondong-bondong merayu dan berusaha mendekati kerajaan Cavendish. Awlnya mereka mengajak kerja sama antar negara dengan cara halus, lalu ketika mereka merasa kesempatan memiliki obat-obatan itu sangat terbatas pada akhirnya cara kotor pun digunakan."     

"Seperti yang aku katakan sebelumnya waktu di laboratorium. Jika semua memperebutkannya bukan hanya terjadi krisis atau pun kekacauan politik. Namun pada akhirnya perang terjadi, baik Perang Politik atau usaha Agresi Militer oleh Negara-Negara yang menginginkan resep obat tersebut."     

"Puncaknya karena terlalu banyak tekanan, akhirnya Kerajaan Cavendish ditutup dan berpindah Ibukota di tempat yang sekarang menjadi Kerajaan Inggris. Lalu karena keselamatan pangeran saat itu juga terancam, maka pihak kerajaan akhirnya harus menyembunyikan keberadaannya."     

Ai terkejut dengan penjelasan Daniel, tak mengira keluarga kekasihnya penuh dengan misteri. "Lalu, apa yang terjadi? Apakah pada akhirnya kerajaan Inggris benar-benar diserang?" tanya Ai, karena Daniel malah terdiam.     

Daniel melihat salah satu foto di depan sebelah kanan. "Kamu lihat dia, Chaterine Alexia Wilson. Seorang anak dari kepala keamanan yang juga istri dari kakek buyutku, tapi sayang dia mandul. Sehingga kakek buyut mengambil selir dan menikah lagi sampai melahirkan nenekku. Karena saat itu keadaan masih belum aman dan posisi kakek buyut yang masih bersembunyi dan tidak mungkin keluar memegang tahta. Pada akhirnya kerajaan dipimpin sementara oleh Ratu Chaterine."     

"Selain agar kerajaan tidak mengalami kekosongan pemimpi juga supaya menjaga keamanan Putri Mahkota agar tidak diburu oleh negara-negara lain. Karena sudah jelas Putri Mahkota juga belum bisa muncul karena masih kecil dan terancam, pada akhirnya beliau mengadopsi anak dari adik sepupunya sebagai pewaris sementara. Menunggu sampai Sang Putri Mahkota kembali." Daniel berhenti sejenak.     

"Tapi Putri Mahkota tak pernah kembali ke Inggris," jelas Daniel.     

"Kenapa?" tanya Ai makin penasaran.     

"Karena setelah wabah Kusta teratasi, justru Nenekku yang memiliki keturunan otak super jenius. Kali ini menemukan berbagai macam obat yang bisa menyembuhkan penyakit mematikan. Dan obat-obat yang kau pasti tidak ingin tahu kegunaannya. Pada akhirnya beliau memilih bersembunyi dan menyerahkan tahta Kerajaan Inggris pada orang yang tak memiliki darah Cavendish sama sekali. Apalagi setelah Mom and Dad menikah, persembunyian Cavendish semakin rapat. Karena teknologi canggih yang diciptakan oleh Paman Paul, kakak pertama Dad yang berhasil menutup rapat keberadaan Cavendish."     

"Aku mengerti sekarang. Kerajaan Cavendishlah yang melahirkan kerajaan Inggris." Tebak Ai.     

"Lebih tepatnya Inggris adalah bagian dari Cavendish. Sama seperti Bali dan Indonesia. Ketika kamu bertanya tentang pulau Bali pada warga negara lain, sebagian besar pasti menjawab tahu atau setidaknya pernah mendengar. Sedangkan saat kamu bertanya negara Indonesia kepada warga negara asing, sebagian besar pasti menjawab tidak tahu. Padahal Bali adalah bagian dari Indonesia. Sama seperti ketika kamu bertanya kerajaan Inggris, banyak yang tahu. Namun ketika kamu bertanya kerajaan Cavendish. Jawabannya Nol. Padahal Inggris adalah bagian dari Cavendish. Bedanya Indonesia tidak disembunyikan sedangkan Cavendish sengaja agar tidak ditemukan."     

Ai mengangguk mengerti. Namun semua yang disampaikan Daniel terasa sulit dicerna. "Tapi ... tahta yang sudah diberikan kenapa kamu bisa memintanya begitu saja? Bukankah itu tidak sopan dan jahat?" tanya Ai masih memikirkan Ratu Inggris yang bahakan tidak berkedip ketika menyetujui dirinya dilengserkan oleh Daniel begitu saja.     

"Pertanyaan yang bagus tweety." Daniel menciun sekilas rambut Ai.     

" Jadi ... setelah semua insiden agak mereda. Ratu Chaterine yang mengangkat dan memberikan posisi Putra Mahkota bukan pada keturunan Cavendish yang asli, beliau merasa tidak berhak karena Inggris memang milik Cavendish. Akhirnya ... untuk menghilangkan rasa bersalah beliau membuat perjanjian yang disepakati oleh Cavendish dan Inggris, bahwa bila suatu hari salah satu pewaris Kerajaan Cavendish ingin menduduki tahta Kerajaan Inggris, maka Ratu Inggris yang sedang naik tahta pada saat itu harus dengan sukarela dan ikhlas melepas jabatannya. Perjanjian itu dibaca dan disetujui secara turun temurun, jadi Ratu atau Raja Inggris tidak akan pernah membantah karena pada kenyataannya mereka sudah tahu bahwa posisi mereka masih dibawah kerajaan Cavendish."     

Ai terlihat shock dan takjub dengan penjelasan Daniel. Pantas Ratu Inggris menuduk hormat pada Daniel, jadi ... sebenarnya memang Daniel berhak menduduki tahta kerajaan Inggris karena memang dia keturunan yang sah. Sedang Ratu yang sekarang hanyalah boneka pengganti.     

Astagaaaaaa, Ai tidak tahu harus bagaimana lagi. Ini bukan hanya rahasia besar. Ai tidak heran kenapa Ratu Stevanie menyita semua identitasnya.     

"Tweety, Apa kamu baik-baik saja?" tanya Daniel.     

"Aku tidak tahu, pikiranku serasa penuh sekarang! Kenapa keluargamu begitu rumit? Apa aku boleh pingsan kembali?" tanya Ai memandang wajah Daniel memelas. Rahasia yang baru dia ketahui serasa mencekik lehernya.     

"Kamu mau pingsan lagi?"     

Ai mengangguk.     

"Ya sudah pingsan saja, nanti aku gendong tapi ada imbalannya ya?" kata Daniel menaik-turunkan alisnya dengan menggoda agar Ai tidak tegang lagi.     

Ai langsung beringsut menjauh. "Makasih, nggak jadi. "Ai langsung berlari meninggalkan Daniel.     

"Tweety. Jangan pergi sendiri nanti nyasar," kata Daniel mengikuti Ai.     

Ai yang sudah berjalan, akhirnya berhenti dan menunggu Daniel, mengakui kalau dirinya memang gampang nyasar. Dengan bibir cemberut Ai menggandeng dan mengikuti langkah Daniel.     

Sambil berjalan Ai berpikir, Apakah Daniel sudah memberitahu semua rahasia Kerajaan Cavendish padanya? Atau apakah masih akan ada rahasia-rahasia selanjutnya. Kalau masih ada lagi, Ai yakin pasti dirinya tak akan sanggup menampungnya lagi.     

Ai benar-benar ingin pingsan lagi.     

****     

TBC.     

Ai benar-benar meniduri orang yang salah.     

****     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.