One Night Accident

HARI H



HARI H

0Happy Reading.     
0

***     

Hari yang di tunggu seluruh penduduk Cavendish akhirnya datang juga. Pernikahan Sang Putra Mahkota. Dan baru kali ini pernikahan terjadi lain dari pernikahan sebelumnya. Selain karena pernikahan yang tidak di laksanakan di gereja, pernikahan itu juga menyebabkan pintu istana yang biasanya hanya di buka untuk kalangan tertentu, jadi terbuka untuk umum agar seluruh penduduk Cavendish bisa menyaksikan langsung pernikahan Sang Pangeran. Bahkan seluruh anggota keluarga Kerajaan Inggris juga hadir, diikuti beberapa artis Hollywood yang memang di datangkan untuk mengisi acara pernikahan Sang Pangeran.     

Semua bergembira karena pewaris Cavendish sudah tidak lajang lagi. Tapi sayangnya, justru sang pengantin pria terlihat tidak bahagia. Wajah cemberutnya tak dia tutupi sama sekali. Bagaimana tidak, sejak dia datang, Ai sama sekali tak mau di dekati olehnya. Awalnya Daniel pikir Ai marah, karena dia meninggalkannya selama tiga hari kemarin, tapi ternyata Ai seperti terkena alergi dadakan jika berdekatan dengannya. Parahnya lagi, Ai selalu muntah jika Daniel mulai mendekat. Katanya minyak wangi yang di pakai Daniel terlalu menyengat. Padahal dia tak memakai minyak apa pun. Bahkan semalam ia sampai mandi lima kali agar bau apa pun yang tercium dari tubuhnya menghilang. Tapi percuma. Ai tetap tak mau berdekatan dengannya. Alhasil, rasa rindu karena tiga hari tak bertemu, malah tak tersalurkan.     

"Brother ... kamu curang," teriak Joe langsung menerobos masuk ke kamar Daniel.     

"Lo apa-apaan kupret? Baru dateng udah berisik," kata Marco yang juga berada di sana.     

Joe cemberut. "Pokoknya aku nggak terima. Bagaimana mungkin separuh dari artis Hollywood ada di sini? Di pernikahanku saja, hanya sepuluh artis Hollywood yang berhasil aku datangkan!" protes Joe pada Daniel tak memedulikan ucapan Marco.     

Mendengar itu Marco tertawa mengejek. "Berarti bos ku lebih keren, kaya dan terkenal dari pada dirimu," kata Marco tertawa senang.     

Joe mendesis. "Aku nggak mau tahu. Pokoknya nanti, kalau aku merayakan pernikahanku yang pertama, mereka harus datang. Bahkan harus lebih banyak!!" kata Joe masih tak terima. Bagaimana mungkin kepopulerannya kalah dengan mantan managernya.     

"Kamu pikir bosku apa? Menyuruh seenak jidat, dia sekarang bukan managermu lagi!" Marco menolak mentah-mentah.     

"Emang kenapa, dia kan Kakakku."     

"Kakakmu? Sembarangan!!Aku gak sudi punya adik sepertimu," kata Marco.     

"Siapa juga yang mau jadi adikmu? Kakakku itu hanya Alex dan Jack. Kamu siapa? Penting juga nggak," Kata Joe telak.     

Marco baru sadar kalau dia baru saja keceplosan. Padahal Joe kan tak tau dia saudara kembar Daniel. "Eeh, aku itu ratusan kali lipat lebih penting buat si Boss, dari pada cowok alay macam elu!"     

"Alay? Hey aku itu cowok terkece dan paling diminati."     

"BERISIKKKKK!!!" Daniel berteriak menghentikan perdebatan kedua adiknya.     

"KELUARRR!!!" lanjutnya.     

"Keluar lu, kupret!" ucap Marco.     

"Elo yang keluar!" Joe membantah.     

Daniel yang kesal langsung menarik Joe dan Marco lalu mendepak kedua adiknya keluar dari kamarnya. Padahal mereka memiliki sifat sama, tapi kenapa tidak pernah akur.     

Setelah keduanya keluar, Daniel langsung menutup pintu dengan keras menghentikan apa pun protes dari mereka. "Nggak liat orang lagi stress apa? Malah pada berdebat nggak penting. Yang terpenting sekarang, bagaimana nasib malam pertamanya nanti kalau Ai saja gak mau didekati,' Daniel bersungut-sungut masih berpikir keras agar Ai tidak muntah lagi ketika didekati olehnya.     

Tok Tok Tok.     

"PERGI!!!" Daniel berseru pada siapa pun orang di depan pintu kamarnya.     

Bukannya pergi, pintu kamar malah terbuka dan Paul muncul lalu menghampiri Daniel. "Kamu berani mengusir Pamanmu?"     

Daniel diam dengan wajah cemberut. Dia dongkol dengan kedua Pamannya itu. Ai jadi menjauhinya gara-gara kedua Pamannya juga. "Uncle mau apa ke sini?"     

"Cuma mau bilang, pernikahan sepuluh menit lagi akan di mulai. Jadi, segera bersiap sebelum Pete menggantikanmu," kata Paul memandang Daniel yang bahkan belum mandi.     

"What?! Shit!" Daniel langsung lari ke kamar mandi dan membersihkan diri secepat kilat. Dia memakai pakaian yang sudah di sediakan Marco dari tadi.     

"Kenapa tak ada yang memberitahuku dari tadi?" tanya Daniel memprotes Pamannya.     

"Bagaimana memberitahu, kalau wajahmu tak terlihat seperti orang mau menikah. Tapi lebih seperti orang yang akan dihukum pancung. Sebenarnya kamu berniat atau tidak menikahi Ai? Kalau memang tidak niat, biar Pete saja yang menikahinya," kata Paul memandang Daniel heran.     

"Berhenti mengatakan Uncle Pete akan menikahi Ai! Aku cukup sehat dan semangat untuk melakukannya sendiri. Lagi pula, kenapa dari semua wanita, Uncle Pete malah tertarik dengan calon istriku?" tanya Daniel lebih kesal. Daniel cukup yakin akan bisa menyingkirkan semua lelaki yang mendekati Ai, namun kalau urusannya dengan Pete, pasti akan sangat sulit mengatasinya.     

Semalam, setelah mendapat penolakan telak dari Ai, Daniel memang menemui kedua Pamannya meminta penjelasan akan tingkah mereka yang seperti menempel pada calon istrinya itu. Dan jawabannya membuat Daniel merasa di tabrak truk tronton seketika. Dengan terang-terangan Uncle Pete mengatakan menyukai Ai dan mau menikahinya jika Daniel sudah bosan nanti.     

Pete pikir Ai barang lelang yang di oper begitu sudah bosan? Dan lagi, sebelum tidur, Uncle-nya itu sempat mengancamnya jika sampai mengecewakan atau membuat Ai menderita, dia akan merebut Ai dari Daniel. Membawanya kabur ke tempat yang tak akan bisa di jangkau oleh siapa pun.     

Benar-benar deh, dari semua orang di dunia, kenapa harus Uncle Pete yang mengancamnya? Apa tak ada yang lebih sadis lagi?     

"Ayo berangkat!" Daniel menarik pamannya dengan tergesa-gesa.     

"Kenakan dulu jasmu itu," ucap Paul.     

"Itu bisa sambil jalan," Daniel menyahut saat ia membuka pintu kamar dan mulai melesat keluar dengan cepat sambil memakai jasnya. Daniel benar-benar tak mau digantikan Uncle Pete. Dan semua tentang Uncle Pete harus di tanggapi serius.     

Paul geleng-geleng melihat tingkah keponakannya itu. 'Ada ya, orang mau nikah, tapi polahnya mirip orang di kejar setan', Paul membatin sambil tersenyum melihat jam di pergelangan tangannya. Masih 30 menit lagi sebelum acara di mulai. Ternyata menjahili mereka, masih menyenangkan seperti dulu, pikirnya.     

Satu jam kemudian.     

"Ayo ucapkan lagi," Joe menyemangati Daniel. Daniel mengucapkan kembali kalimat ijab kabul dengan benar.     

"Bagus, ucapkan seperti itu. Yang tegas dan jangan sampai salah lagi," kata Marco kali ini.     

Daniel tak tahu harus kesal atau senang, karena saat genting seperti ini, dua adiknya yang biasa selalu bertengkar, kali ini kompak menertawakannya. Tapi sekejap kemudian kompak mengajarinya agar tak salah lagi mengucapkan ijab kabul.     

Sudah dua kali dia salah mengucapkan kalimat ijab kabul. Salahkan saja Penghulunya, Syaikh Nawawi yang konon langsung di datangkan dari Mekkah, sehingga dia yang harusnya mengucapkan Ijab Kabul yang harusnya dalam bahasa Indonesia atau Inggris atau bahasa Perancis, malah harus mengucapkan dalam bahasa Arab. Sementara Daniel tak bisa berbahasa Arab. Akhirnya Daniel mengucapkannya dengan belepotan dan salah kaprah. Dan ini sudah yang kesekian kalinya. Sekali lagi salah maka di pastikan dia tak bisa menikahi Ai.     

Uncle Pete yang semakin tersenyum lebar melihat kegugupan dan kesalahan. Uncle Pete bahkan memberi isyarat dengan jarinya bahwa satu kali lagi salah dia yang akan mengganti posisisnya. Membuat Daniel makin berkeringat dingin dan ingin mengubur Pamannya hidup-hidup.     

Akhirnya, dengan penuh inisiatif, Alex menginterupsi acara pernikahan itu dan membawanya ke sebuah ruangan kosong lalu di ikuti Joe dan Marco. Di sinilah mereka sekarang, belajar mengucapkan Ijab Kabul dengan benar dan dua orang adik berisiknya Joe dan Marco yang terus menyemangatinya seperti anggota cheerleader yang menyemangati pebasket kesayangannya.     

Setelah tiga puluh menit belajar dan menghafal, akhirnya Daniel siap sedia dan dibawa keluar kembali ke tempat penghulu dan keluarga besarnya berada.     

"Tenang, tarik napas dalam-dalam dan embuskan perlahan," ucap Joe.     

"Semangat, Boss. Jangan salah lagi. Ingat, Uncle Pete siap menggantikan mu," Marco mengingatkan. Kalimat Marco membuat Daniel menoleh kearahnya seketika. 'Benar-benar penyemangat yang menenangkan,' batinnya dan ia memandang Marco semakin kesal. Sedangkan Alex, cuma mengangkat alisnya saat memandang tingkah tiga orang di depannya.     

Daniel duduk lagi di depan penghulu, kali ini dengan tingkat percaya diri yang kuat. Dilihatnya Uncle Pete menyeringai mengejek lalu Daniel membalas tatapan Uncle nya dengan tatapan 'tak kan kubiarkan Ai menjadi milikmu'.     

Saat penghulu mengucapkan Ijab dan kemudian tangannya disentak kuat, lalu dengan tenang Daniel menjawab.     

QOBILTU NIKAAHAHAA WA TAZUJAHA RATIH AYU BRAWIJAYA BILL MAHRILL MADZKUUR WA RADDHUITU BIHI,WALLAHU WALIYAT TAUFIK.     

SAH ..... SAHHHHHHHHH     

Tiba-tiba Joe berterisk keras menggelegar membuat orang-orang memandangnya aneh, sementara dia tersenyum lebar tanpa rasa bersalah, padahal penghulu belum mengatakan sah. "Maaf terlalu semangat soalnya," katanya tanpa rasa malu.     

Lalu penghulu memimpin doa pernikahan dan di amini semua yang hadir.     

AKHIRNYAAAAAAAAAAA!!!     

****     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.