One Night Accident

PEMASANGAN CHIP



PEMASANGAN CHIP

0Happy Reading.     
0

***     

"Uncle Paul? Kenapa di sini? Kapan datang dan di mana yang lain?" tanya Daniel karena mendapati Uncle-nya keluar dari ruang kerja Ratu.     

Sudah sebulan sejak pesta pernikahannya dengan Ai digelar, dan seluruh anggota keluarganya kembali ke negara masing-masing. Hal yang membuat Daniel senang karena paman Pete tidak menempel pada istrinya lagi.     

"Ah, Daniel. Uncle cuma mengantarkan chip untuk dipasangkan ke Double-J," Paul menjelaskan maksud keberadaannya di sana.     

"Chip?" tanya Daniel bingung.     

"Uncle lupa memberitahumu, kalau hari ini jadwal pemasangan chip untuk anak-anakmu."     

" Chip di jantung seperti yang ada di tubuhku? Aku pikir itu tidak serius."     

Paul tertawa. "Tentu saja itu serius, Ingat bukan hanya kamu yang punya tapi Jojo juga. Sekarang semua keluarga Cohza sudah memilikinya chip dalam tubuhnya, kita bisa mengetahui keberadaan dan keselamatan anggota keluarga satu sama lain. Sekarang tinggal Double-J dan istrimu dan juga istri Jojo yang belum punya. Tapi karena istrimu dan istri Jojo sedang hamil, maka harus ditunda sampai melahirkan. Takut berpengaruh pada janin."     

"Kapan pemasangannya?" tanya Daniel.     

"Siang ini di laboratorium utama Cavendish karena Uncle harus sudah kembali ke Save Security malam nanti."     

"Baiklah, kalau begitu aku mau mengurus beberapa hal terlebih dahulu."     

"Apa kau tak ingin terlibat dengan pemasangan chip itu?" tanya Paul.     

"Tentu saja aku ingin ikut. Aku juga penasaran bagaimana cara ibuku melakukan pemasangan chip tanpa membedah dadaku. Paman tolong sampaikan pada Mom untuk menungguku, sekarang aku harus mengurus beberapa hal terlebih dulu. Jadi ku harap kalian tidak memulainya tanpa ku," jawab Daniel.     

"Baiklah," Paul mengacungkan jempolnya sambil berlalu dari sana.     

Beberapa saat kemudian.     

"Bosss!!!" Daniel menoleh dan mendapati Marco duduk menunggu di ruang kerjanya.     

"Kenapa kamu masih selalu memanggil aku dengan kata Boss?" protes Daniel.     

"Biar kamu merasa bersalah karena sudah menindasku selama ini. Becanda elah ... ini sudah terlanjur menjadi kebiasaan susah diubah lagi!" jawab Marco sambil meringis.     

"Tapi ... kalau hanya berdua biasakan lagi memanggilku kakak." Daniel sebenarnya memang kangen dipanggil kakak oleh adiknya itu.     

"Oke," jawab Marco langsung.     

"Jadi ... ada apa? Tumben nyamperin ke ruanganku? Biasanya aku harus menghubungimu terlebih dulu baru nongol."     

"Ah ... Boss bisa aja."     

"Kakak Marco."     

"Iya kak, aku kesini cuma mau pamitan karena aku mau pulang ke Indonesia."     

"Kenapa kamu enggak tinggal di sini saja? Atau bareng kita aja waktu Resepsi pernikahanku dengan Ai digelar di indonesia nanti?" tanya Daniel.     

"Kelamaan, Emak sudah menelponku seminggu ini. Dia memaksa agar aku dan Lizz pulang karena mau bikin acara tujuh bulanan buat Lizz. Lagian aku juga sudah enggak terlalu berguna di sini. Ai dan si kembar sudah ada yang mengawal. Berjibun malahan."     

Daniel mengangguk. "Terserah kamu sih, tapi ... kamu yakin enggak mau buka identitasmu dulu di hadapan Mom? Masa yang lain sudah tahu, tapi Mom dan Dad malah belum? Aku yakin, cepat atau lambat Bibi Pauline bakalan tahu, kalau kamu adalah Jojo. Kamu tahu sendiri, Uncle Paul paling tak bisa menjaga rahasia dengan saudari kembarnya itu."     

"Betul juga," Marco mengusap dagunya. "Tapi ... sabar dulu, okay? Aku pasti bicara ke Mom. Aku sendiri yang akan memberitahukannya nanti jika sudah tepat waktunya. Tanpa perantara siapa pun."     

Daniel menghela napas. "Ya sudah kalau itu yang kamu mau. Hati-hati di jalan dan jangan lupa mengabariku kalau sudah sampai di tujuan."     

Marco tersenyum lebar. "Si bos sekarang perhatian yes."     

"Marco ...."     

"Iya ... iya, Anyway, aku sudah menyusuri seluruh istana, tapi di mana si kembar? Aku dan Lizz mau pamitan juga sama mereka."     

"Oh, mereka sedang tak bisa di temui, karena sekarang ini mereka sedang menuju ruang operasi di laboratorium Cavendish. Sebentar lagi aku juga menyusul."     

"Ruang oprasi? ngapain mereka di sana? Mereka sakit?" Marco bertanya cemas.     

"Nope, cuma memasang chip."     

"Hah?! Chip yang dipasangkan di jantung? Buatan Uncle Paul?" tanya Marco setengah berteriak.     

"Iya. Memang kenapa? Kenapa kamu jadi panik?"     

"Kita ke ruang operasi sekarang!" Kata Marco langsung menarik tangan Daniel dan mengajaknya berlari menuju ke ruang Operasi. Gara-gara sibuk merayu Lizz yang marah akibat bertemu dengan putri Laurance, Marco melupakan hal sepenting ini padahal seharusnya Marco tahu hal ini akan segera terjadi.     

"Ada apa?" tanya Daniel sambil berlari mengikuti langkah kaki Marco.     

Marco tak menjawab dia langsung masuk ke kemudi mobil dan melaju dengan cepat bahkan Daniel baru masuk dan belum sempat menutup pintunya ketika Marco mulai tancap gas.,     

"Hey, ada apa? Kenapa terburu-buru?" Daniel menatap Marco yang terlihat khawatir.     

"Intinya chip itu berbahaya dan jangan sampai dipasng ketubuh Javier dan Jovan."     

"Berbahaya? Benarkah? Bagaimana kamu tahu kalau chip itu berbahaya? kamu lupa paman Paul yang menciptakan benda itu." tanya Daniel jelas saja ia terkejut.     

"Kamu pikir di Cavendish kerjaku hanya ongkang-ongkang kaki? Asal kamu tahu, ketika semua orang berkumpul saat pernikahanmu aku sudah melakukan persiapan, aku sangat yakin orang yang dulu membunuhku akaan muncul di resepsi pernikahanmu."     

"Kenapa aku sangat yakin, karena pada saat itu semua orang sedang bahagia dan lengah. Tidak akan ada yang curiga jika ada yang bisa keluar masuk istana termasuk orang yang aku curigai membunuhku dulu. Jadi aku memanfaatkan kesempatan itu untuk menyadap semua ruangan di istana Cavendish untuk mencari jejaknya."     

"Jadi kamu bekerja saat aku bahkan sedang merayakan pernikahan?" Daniel merasa bersalah karena adiknya terlalu profesional. Bahkan terkesan tidak memiliki waktu istirahat untuk dirinya sendiri.     

"Tidak masalah, aku terbiasa waspada. Justru kalau aku disuruh menikmati pesta sebesar itu sepertinya tidak bisa. Pesta paling menyenangkan untukku hanya berdua di kasur bersama Lizz." Mengucap nama Lizz Marco jadi kangen lagi. Padahal belum ada satu jam mereka berpisah.     

"Oke kembali ke pembahasan awal, apakah kamu mendapatkan sesuatu setelah menaruh ratusan penyadap di istana?" tanya Daniel.     

"Yups, aku mendapat informasi bahwa seseorang akan melakukan sesuatu ketika Ratu memasang chip ke tubuh cucunya. Walau mereka berbicara dengan berbagai kode namun aku tahu sekarang ini, mereka mengincar anakmu."     

"Lalu apa hubungannya dengan chip yang akan di pasang di tubuh mereka? Bukankah kita juga punya? Apa mereka mensabotase chip itu?"     

"Entahlah ... namun dari hasil rekaman yang berhasil aku sadap. Aku mendengar pembicaraan seseorang yang mengatakan soal memperbaharui chip yang akan di pasangkan ke tubuh Double-J, dan sepertinya chip-nya akan di buat sedemikian rupa sehingga pada saat nanti di pasang, akan menghasilkan gelombang kejut yang langsung menghentikan kerja jantung. Ini seperti efek orang terkena serangan jantung. Sekali kejang dan langsung meninggal. Yang artinya chip itu mengincar nyawa si kembar."     

"Shit! Siapa pelakunya?!" Daniel mulai ikut tidak tenang.     

"Aku juga belum tahu pasti, karena aku hanya bisa menyadap suara. Tapi aku curiga mereka adalah salah satu di antara kedua paman kita."     

"Apa?! Marco Jangan bercanda!"     

"Aku juga berharap begitu, tapi kecurigaanku mengarah ke kedua Paman kita."     

"Ini tidak mungkin, kamu pasti salah." Daniel masih berusaha menyangkal.     

"Percayalah ... aku juga berharap bukan mereka pelakunya, namun ... aku tahu siapa yang dulu membunuhku."     

"Apa? Kamu tahu siapa yang membunuhmu dulu? kamu sudah ingat?" tanya Daniel penasaran.     

"Ya ... dan pelakunya itu adalah salah satu paman kita, hanya saja aku tidak akan menyebutkan siapa karena aku merasa masih ada yang janggal di sini." Marco langsung melompat keluar tanpa repot mematikan mobil dan menutup pintunya karena mereka sudah sampai di laboratorium Cavendish.     

Daniel pun langsung ikut ke luar. "Marco ... siapa pelakunya?"     

"Kita bicarakan nanti, sekarang kita pastikan dahulu Duo-J selamat." Marco berlari memasuki laboratorium.     

Daniel resah dan ikut berlari, dia berharap Ratu belum memulai pemasangan chip itu.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.