One Night Accident

KACAU



KACAU

0Enjoy Reading.     
0

***     

Klik     

Setelah tombol remote dipencet muncullah gambar yang memperlihatkan sebuah kamar di mana Ai terlihat menangis di ujung ranjang.     

Daniel langsung menatap sedih menyaksikan istrinya yang ketakutan, kedua tangannya langsung berusaha melepaskan ikatan.     

Pete sendiri juga menggeram menahan amarah dan Petter berusaha mengontrol dirinya dan bersikap setenang mungkin. Karena jika dia ikut tersulut emosi maka akan semakin kesulitan menemukan cara membebaskannya dari tali yang mengikat mereka bertiga.     

Petter mau jika rekaman itu selesai dia bisa langsung menghabisi Pauline. Persetan dengan kata saudara. Kali ini kakaknya benar-benar sudah melebihi batas.     

Lalu seperti dugaan ketiganya hal paling mengerikan dalam hidup mereka terjadi di depan matanya. Di sana Ai menjerit penuh kesakitan saat janin yang berada di dalam rahimnya dikeluarkan dengan paksa.     

Daniel kembali mengalami shok. Matanya meltot dan semua yang ada di sekitarnya seketika mengabur. Yang ada diotaknta hanya tubuh Jhonatan dan Javier yang penuh darah. Lalu wajah kesakitan Ai dan teriakan yang terasa berdengung di telinganya.     

Daniel kembali mati rasa dia merasakan kehancuran di hidupnya. Daniel terasa tercekik tak bisa bernapas, dengan wajah di sembunyikan di antara lututnya dia meratapi semua kegagalannya.     

Ini terlalu kejam, kenapa Pauline sangatlah keji. Di sana istrinya meraung kesakitan dan menderita karena siksaan yang diberikan Pauline sedang dia hanya bisa diam menyaksikannya tanpa bisa mencegah dan melindungi istrinya.     

Daniel merasa benar-benar menjadi laki-laki paling tidak berguna. Daniel mengerang kesakitan seolah semua yang di alami Ai adalah penderitaan baginya.     

Rekaman itu masih berlangsung tapi Pete sudah tidak     

tahan dia memberontak dan melepaskan diri dari tali yang mengikatnya tnapa mempedulikan jika seandainya tangannya akan putus karena gerakan brutal itu.     

Pete melompat dan hendak menerjang Pauline kembali.     

Dorrr.     

Tubuh Pete mundur selangkah ketika ada satu peluru bersarang di bahunya ketika dia berlari berusaha menuju Pauline.     

Petter yang juga sudah berhasil melepas iaktan langsung menerjang orang paling dekat dengannya dan mengambil apa pun untuk menyerang orang yang menembak Pete agar senjatanya terjatuh dan tidak membahayakan adik ya lagi. Lalu setelah itu Petter berusaha menghajar siapa saja yang ada dalam jangkauannya.     

Dalam sepersekian detik kemudian semuanya kacau balau.     

Petter dan Pete mulai menghajar satu persatu anak buah Pauline di antara hujan peluru yang menghampiri mereka. Terlihat mustahil tangan kosong bisa melawan puluhan orang memegang senjata api. Namun itulah kenyataannya. Gabungan Petter dan Pete sangatlah mematikan jangankan 10 bahkan 1000 orang belum tentu mampu mengatasi kemurkaan Cohza bersaudara itu.     

Pauline masih tenang karena yakin walau Pete dan Petter bisa menghabisi anak buahnya. Namun dia tahu, semuanya sudah terlambat. Javier sudah mati, Jhonatan yang sedang menuju Cavendish bersama Jovan saat ini sedang dihadang anak buahnya yang lain. Sedang Ai bisa dipastikan sudah sekarat.     

Jika sudah begitu? Apa yang hendak mereka lindungi semuanya malah musnah satu persatu di depan mata mereka.     

Pauline menghampiri Daniel yang masih betah menyembunyikan wajahnya di antara kedua kakinya. Pauline tahu Daniel saat ini mengalami Shok dan dengan kemampuan hipnotis di bawah levelnya. Pauline berhasil membuat Daniel semakin terpuruk dengan membangkitkan trauma dan depresi masa lalunya.     

"Bagaimana rasanya kehilangan orang-orang yang kamu sayangi? Sedih? Marah? Hancur?" Pauline menunduk menatap keponakannya yang meringkuk dengan tubuh gemetaran.     

"Rasanya pasti sangat sakit. Kamu tahu ... Itulah yang ku rasakan dulu dan sekarang pasti kamu tidak tahan menghadapi semua ini." Pauline diam sejenak lalu mengeluarkan pistolnya.     

"Pasti saat ini kamu rasanya ingin mati bukan? Tenang saja Bibi akan membantumu mengabulkannya! Tidak apa-apa, memang lebih baik kamu mati menyusul mereka semua," kata Pauline menodongkan pistol tepat di kepala Daniel.     

Pete dan Petter yang melihat Daniel dalam bahaya sama-sama berlari ke arah Daniel. Dengan cepat Pete menarik pisau lipat yang dia sembunyikan di kerah bajunya lalu melempar tepat ke arah Pauline begitu ia melihat kakaknya itu hendak menarik pelatuknya.     

Jleeebbbb.     

DORRRRRR.     

"Pete sialan!" geram Pauline saat tembakannya meleset karna pisau Pete yang menancap di lengannya.     

Pete menendang Pauline dan akhirnya pistol terlempar dari tangannya.     

Mengetahui Ibunya tersudut Victor segera menembak Pete hingga mengenai punggungnya. Darah kembali membasahi tubuh Pete hingga seluruh bajunya berwarna merah.     

Melihat anaknya bertindak cepat maka kesempatan itu digunakan Pauline untuk menendang balik Pete hingga tersungkur.     

Peter yang sudah siap melindungi Pete DNA Daniel berhasil menghampiri Vicktor dan memukulnya dengan gerakan cepat sehingga pistolnya ganti terlempar jauh dari jangkauan.     

Victor langsung siaga dan menghindar begitu Petter akan menyerangnya lagi. Lalu mereka saling memukul dan menendang dengan gerakan sama-sama cepat. Namun ... Vicktor masih berada di bawah Petter dan terlihat dia mulai terkena beberapa pukulan hingga kualahan.     

Melihat anaknya tersudut Pauline segera menghampiri mereka dan membantu Victor melawan Peter.     

Sedang Pete yang sudah terkena dua kali tembakan malah kini bergerak seperti robot yang tak tak merasakan sakit sama sekali. Pete sudah terlalu emosi dan saat ini yang ada di dalam otaknya hanyalah rasa ingin meluapkan semua kemarahan luar biasa akibat perlakuan Pauline pada Ai.     

Saat melihat Petter melawan dua orang sekaligus Pete langsung membantu menghabisi anak buah Pauline yang tersisa. Hingga kini benar-benar hanya tinggal mereka berlima di ruangan itu.     

Petter terhempas dan jatuh dengan keras kualahan menghadapi ibu dan anak sekaligus. Melihat itu Pete maju menggantikannya. Melawan dua bangsat itu Pete bahkan tidak perlu mengeluarkan seluruh tenaganya.     

Begitu Pauline dan Victor sudah ditangani oleh Pete. Petter segera menghampiri Daniel karena harus menyadarkan Daniel dulu dari keterpurukannya.     

Walau Daniel bisa hipnotis namun kemampuan jauh dibawah Petter jadi kemungkinan dipengaruhi oleh master hipnotis masih memungkinkan. Petter bahkan juga tidak menyangka kalau Pauline juga bisa semengerikan itu dalam hipnotis.     

Dengan cepat Petter mencengkram kerah Daniel dan langsung memukulnya sambil berusaha menghilangkan tekanan pada otak Daniel agar terbuka. "Sadar bodoh! Apa yang kau tangisi? Ai masih hidup!"     

Daniel linglung sehingga Petter kembali memukulnya. "Daniel ... Ai ada di rumah ini cari segera, dia sedang membutuhkanmu."     

"Ai ...?"     

"Shit ... lihat Daddy. Daniel ... ingat Ai Dalma bahaya. Sedang kamu malah meratapi nasibmu di sini? Sadar dan bangkit!" teriak Petter di depan wajah Daniel.     

"Ai masih hidup?" tanya Daniel seperti tidak percaya.     

"Tentu saja! Dia masih hidup, dan sekarang ia menunggumu!" kata Petter menyemangati Daniel.     

Daniel memandang Daddybta lalu ke sekelilingnya. Apa yang telah dia lakukan. Daddy dan Pamannya berjuang menyelamatkan istrinya sedang dia malah terpuruk di sini.     

Daniel segera bangkit dan memutuskan bahwa dialsh yang berhak membalas semua penderitaan keluarganya selama ini.     

Dengan kemarahan yang perlahan tumbuh, Daniel langsung menghampiri Pauline dan membantu Pete menyerangnya.     

Pauline yang tidak siap langsung terkena pukulan telak dari Daniel hingga merasakan dadanya sesak tak terkira.     

"Dasar jalang, aku akan membalas setiap jeritan yang Ai keluarkan!" kata Daniel dengan tatapan iblis dan terus menyerang Pauline tanpa ampun.     

Merasa terpojok Pauline berteriak dan ternyata masih ada anak buahnya yang tersembunyi entah di mana untuk keluar dan membantunya.     

Seketika mereka mengepung Pete, Petter dan Daniel. Tapi Pauline lupa bawa kemarahan ke tiga pria itu dalam masa puncaknya. Hingga Tidak sampai lima menit berlalu dan semua anak buah Pauline sudah tergeletak tak sadarkan di lantai dengan mengenaskan. Bahkan ada yang berada posisi aneh karena tulang yang sudah dipatahkan.     

Tiba-tiba Pete berteriak sambil memegang kepalanya. Lalu dengan tak terduga dia malah menyerang Petter dengan membabi buta.     

Ternyata Pauline yang merasa akan kalah segera menghipnotis Pete agar menyelamatkan dirinya. Pauline diam-diam sudah menghipnotisnya lagi.     

Petter yang juga ahli hipnotis akhirnya mengeluarkan kemampuannya dan berusaha menyadarkan Pete sambil terus menangkis serangannya.     

Jadilah Pete terus berteriak karena kepalanya menjadi perantara pertarungan kekuatan pikiran antara Pauline dan Petter.     

****     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.