One Night Accident

LAGI



LAGI

0Happy reading.     
0

***     

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Ai karena tidak mendapat respon dari Daniel setelah dia menciumnya.     

"Kamu tahu, aku sangat merindukanmu." Daniel mengelus wajah Ai yang semakin hari terlihat mulai merona. Tidak seperti pertama kali dia bangun dari koma. Pucat dan tak bernyawa.     

"Maaf sudah membuatmu khawatir terlalu lama." Ai sedih dan trauma tetapi dia juga tahu Daniel menghadapi hari yang tidak lebih baik dari pada dirinya.     

"Aku yang minta maaf tidak menjagamu dengan benar." Daniel merengkuh tubuh Ai dengan pelukan longgar. Memberi waktu istrinya menyesuaikan diri terhadap sentuhan.     

"Bukan salahmu. Memang sudah takdirnya aku harus mengalami ini."     

"Aku sangat mencintaimu. Terima kasih telah bertahan."     

Ai mendongak menatap wajah suaminya yang masih terlihat penuh penyesalan. "Kamu yang membuatku bisa bertahan." Ai mengalungkan tangannya ke leher Daniel bertanda tidak keberatan dengan pelukannya.     

"Bolehkah?" tanya Daniel penuh harap.     

Ai tersenyum dan semakin merapatkan tubuhnya ke arah Daniel. Memberikan izin tanpa kata-kata.     

"Maafkan aku. Membuatmu menunggu lama," ucap Ai sambil tersenyum lembut.     

"Tidak masalah. Yang penting sekarang kamu sudah kembali padaku." Daniel mengelus pipi Ai dan mulai mendekatkan wajahnya.     

"Aku selalu milikmu." Ai memejamkan mata ikut menikmati ketika Daniel mempertemukan bibir mereka dalam kerinduan.     

Ai mengeliat semakin dekat, Daniel mendesah penuh kelegaan karena setelah berbulan-bulan menahan diri akhirnya bisa menyentuh istrinya lagi.     

Ciuman itu lembut dan penuh penghayatan seolah-olah keduanya saling menilai dan mencoba rasa baru dari sebuah masakan.     

Mencecap, menjilat, menghisap dan saling bertautan dengan rasa panas yang mulai menjalar ke seluruh tubuh.     

Ai langsung terengah-engah saat Daniel mengakhiri ciuman mereka dan menempelkan kening     

keduanya.     

"Kamu cantik dan terasa nikmat." Daniel menunggu Ai menormalkan napasnya sebelum menciumnya lagi.     

Ai makin merapatkan tubuhnya. "Thank you. I love     

you." bisik Ai tepat di telinga Daniel.     

"I love you too, forever," balas Daniel bahagia.     

Daniel lalu mengangkat wajahnya dan memandang Ai lebih intense. "Boleh diteruskan?" Daniel memohon.     

Ai mengeryit bingung. Apanya yang diteruskan? Apakah yang tadi? Biasanya Daniel tidak pernah meminta izin terlebih dahulu.     

Melihat Ai yang bingung, Daniel tersenyum dan tanpa meminta izin lagi dia langsung melumat bibir Ai dengan lembut.     

Daniel seperti orang yang akan mati jika tidak segera     

menyentuh Ai bahkan tanpa kesabaran Dia langung melepas     

baju tidur yang di pakai Ai dan memanjakan dua bukit kembar yang sudah lama dia rindukan.     

"Uuhhhh ...." Desahan yang sudah berbulan-bulan tidak Daniel dengarkan akhirnya kini keluar lagi dan mulai mengobati kerinduan Daniel akan kenikmatan.     

"I love you. Love, loving you." Daniel terus     

mengucapkan kata-kata cinta sambil mengecup dan     

membelai seluruh tubuh Ai yang terasa lembut dan halus di jemari tangannya.     

Daniel membuka kemeja yang dia kenakan dan kembali menindih Ai.     

Dia sudah tidak tahan. Dengan     

cepat mencium bibir Ai dan meremas kedua payudara secara bersamaan. Kali ini dengan menggebu-gebu. Hingga Ai terus mengerang dan mendesah karena tangan ahli yang mengusap, meremas dan membelai     

di setiap jengkal tubuhnya yang sensitif.     

"Aahhh ... Daniel ..." desahan Ai semakin membuat Daniel     

beringas dan mulai kehilangan kendali.     

"Ah ... Ai, aku tidak tahan. Akan masuk sekarang." Tanpa menunggu jawaban dari Ai dalam sekali tarik tubuhnya dan tubuh Ai sudah sama-sama polos.     

Daniel tidak mah melakukan pemanasan     

terlalu lama. Begitu mendapati Ai sudah basah dan siap ia langsung berayun dan menyatukan tubuhnya dengan satu kali dorongan kuat.     

"Ah ...." Ai mencengkram bahu Daniel merasakan penuh dan panas di kewanitaan nya yang sudah lama tidak terjamah. Rasanya sedikit tidak nyaman tapi sekaligus membuatnya menantikan rasa nikmat yang akan segera diberikan oleh suaminya itu.     

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Daniel belum menggerakkan tubuhnya. Menunggu Ai nyaman terlebih dahulu. Begitu Ai mengaguk Daniel tidak menahan diri lagi.     

Daniel menggeram dan mulai mengeluarkan miliknya lalu mendorongnya masuk kembali. Awalnya sangat pelan hingga setiap gesekan benar-benar terasa disettiap permukaan kulit.     

Desahan langsung memenuhi ruangan saat akhirnya tubuh mereka saling bergerak dengan irama yang konstan.     

Daniel mulai menggerakkan tubuhnya     

semakin cepat tatkala melihat Ai yang berada di bawahnya mulai mendongak dan mengangkat dadanya semakin tinggi. Seoalb kenikmatan yang dia rasakan semakin naik dan terus naik hingga membuatnya mengeliat dan mendesah tidak karuan.     

"Aahhhh ... Daniel ..." Ai tak kuasa menahan kenikmatannya lagi. Tubuhnya terlonjak semakin cepat     

seiring dengan hentakan yang dilakukan oleh Daniel. Rasa panas karena penyatuan dua tubuh sudah membuat keringat keduanya menyatu.     

Ai pasrah saat bibirnya yang terengah-engah kini dilumat lagi, kali ini dengan tangan Daniel yang tidak mau ketinggalan dan memainkan kedua payudaranya serta kejantanan yang tidak berhenti mendorong dan menusuk miliknya tanpa ampun.     

Tiga sensasi yang menyerbu Ai akhirnya     

merobohkaan pertahanananya. Dengan jeritan teredam oleh lumatan bibir Daniel, ia pun merasakan pelepasanya yang pertama.     

Daniel     

tidak menghentikan gerakannya saat melihat Ai sudah orgasme. Dia     

justru memacunya lebih kencang membuat, Ai tersentak dan     

kembali mengerang karena rasa nikmat yang memuncak tadi kini sudah mulai bangkit kembali.     

"Daniel ... Please ..." Ai mencengkram pinggul Daniel ketika badai kenikmatan mendekatinya lagi. Jangan bilang dia akan organisme lagi? Ai bingung, kacau sekaligus penuh harap. Manantikan ledakan yang akan segera dia dapatkan.     

Daniel kehilangan kendali dan mendesis karena miliknya terasa dicengkeram semakin erat dan kencang. Dengan gerakan     

naik turun andalannya akhirnya dia kembali membawa Ai ke puncak kenikmata. Namun kali ini dengan tubuh Daniel yang mendorong sedalam mungkin dan mendongak dengan geraman nikmat ketika dia juga mencapai     

klimaksnya.     

Tubuh Ai masih tersentak-sentak kecil pasca organsme. Napasnya juga masih terengah-engah. Namun dia tidak keberatan sama sekali ketika Daniel ambruk dan memeluk tubuhnya dengan rasa puas.     

Setelah napas yang mulai agak normal Daniel melepaskan penyatuan mereka dan menggeser tubuhnya kesamping agar tidak terlalu lama menindih Ai. Bagaimanapun istrinya baru sembuh dan ia tidak mau Ai sesak napas gara-gara tertindih tubuhnya yang besar.     

Ditariknya selimut menutupi tubuh mereka berdua.     

Mata Ai sudah terpejam lagi. Sepertinya dia kelelahan akibat     

aktifitas yang menguras tenaga. Karena Ai baru sembuh pasti kegiatan ini sangat melelahkan baginya.     

Disingkirkannya rambut     

yang menutupi wajah Ai agar Daniel bisa mengagumi wajah cantik istrinya.     

'Kenapa aku bisa sejatuh cinta ini dengan seorang     

wanita seperti ini?' batin Daniel.     

Padahal dulu, dia lebih memilih berpura-pura     

menjadi seorang gay dari pada menikah. Wanita hanya sebagai penyalur hasrat tanpa ada rasa di dalamnya.     

Mengingat itu, Daniel jadi tersenyum. Dulu dia benar-benar tolol.     

Daniel jadi teringat gara-gara ulahnya dan Joe pura-pura jadi pasangan Gay hingga membuat Mom Liliana sempat masuk Rumah Sakit akibat kaget hingga menyebabkan darah tingginya kumat.     

"Terima kasih mau menjadi istriku. Telah menjadi Ibu     

dari anakku. Kamu telah melengkapi hidupku." Daniel berbisik mesra, lalu memeluk Ai erat saat suara deheman membuyarkan kesenangannya.     

Ai juga mengeliat bangun ketika mendengar suara degeman dengan mata masih tertutup malas dia mencengkram selimut yang menutupi tubuhnya dan malah merapat ke arah Daniel.     

Ehem!     

Suara itu terdengar lagi, lalu Daniel berbalik.     

Di pintu kamarnya ada Ratu Stevanie, Daddy Petter, Marco, Lizz bahkan anak-anaknya.     

Daniel ingin bangun tapi menyadari dirinya dan Ai masih telanjang bulat, akhirnya ia hanya pasrah dan     

memandangi mereka satu persatu dengan wajah sedatar mungkin.     

Sementara Ai yang merasa Daniel bergeser menjauh jadi ikut terbangun dan wajahnya langsung memerah karena malumelihat siapa saja yang ada di pintu. Melihat keadaan mereka semua yang di pintu pasti sudah bisa menebak apa yang baru saja terjadi.     

Oh ... apakah mereka bahkan mendengar desahannya tadi?     

Menyadari itu Ai semakin menyembunyikan wajahnya di punggung Daniel yang sekarang membelakanginya.     

"Kelihatannya menantuku sudah baik-baik saja dan benar-benar sudah sembuh. Melihat ... Ehem!! Keadaannya ...." Ratu berucap malu sendiri melihat keadaan dua orang yang masih bugil itu.     

"Jadi sebaiknya kita semua keluar!" Ratu melanjutkan sambil menggiring Javier dan Jovan yang terlihat bingung.     

Marco menyeringai memandang kedua pasangan itu. "Wah! Boss parah nih, makanya lain kali dikunci dulu pintunya. Desahannya membuat para maid yang lewat ikut terangsang. Untung nggak pada mansturbasi di depan kamar." Marco berujar sambil menaik turunkan alisnya.     

Ai melempar sebuah guling ke arah Marco. "Keluar lu! Atau gue suruh si kembar tidur bareng Lizz selama seminggu!" jerit Ai kesal karena malu.     

"Peace. Kakak ipar," ucap Marco dan langsung melesat pergi sambil menggandeng istrinya agar tidak tercemari dengan desahan lagi.     

"Kenapa memukulku, Tweety?" tanya Daniel saat Ai memukuli Daniel dengan tangan kecilnya.     

"Lain kali di kunci! Aku malu!"     

Daniel tertawa. Ainya yang galak sudah kembali.     

Di kecupnya bibir Ai sekilas. Lalu tanpa mempedulikan ketelanjangannya Daniel mengambil remote dan mengunci pintu kamarnya.     

Daniel berbalik dan melihat Ai yang masih malu-malu setiap ia melihat tubuh telanjangnya.     

"Karena sekarang pintu sudah terkunci, apa kita bisa melanjutkannya lagi?" tanya Daniel sambil berjalan menuju ranjang.     

"Lagi?"     

"Mungkin dua atau tiga kali lagi." Daniel mendekat dan sebelum Ai sempat menjawab sepersekian detik berikutnya Daniel sudah menerjangnya lagi.     

Sepertinya hari ini adalah bulan madu Daniel setelah puasa berbulan-bulan.     

****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.