One Night Accident

UNCLE PETE MENIKAH



UNCLE PETE MENIKAH

0Happy reading.     
0

***     

Tidak terasa sudah setahun berlalu sejak Javier dinyatakan menjadi indigo.     

Marco alias Jhonatan sudah kembali ke Indonesia setelah anaknya Junior sudah dipastikan bisa melakukan perjalanan jauh.     

Daniel di Cavendish yang resmi menyandang gelar putra mahkota juga sudah mulai membantu Stevanie mengurus kerajaan dan mulai mempersiapkan Cavendish untuk muncul ke permukaan.     

Petter lebih sering berada di Prancis karena Pete sekarang tinggal di Indonesia membantu Marco memegang Save Security di sana.     

Paul sendiri masih menjadi salah satu pemegang Save Security Prancis hanya saja sekarang dia juga sesekali memantau Save Security di Indonesia.     

Bukan karena tidak percaya Marco bisa menjalankan perusahaan itu. Tapi ... khawatir adik Psyco-nya bukan membantu Marco tapi malah membuat Marco susah karena menjatuhkan banyak korban.     

Semenyeramkan itulah Pete. Bahkan Paul sendiri masih suka khawatir membiarkan dia jauh dari pantauan. Takut dia lepas kendali dan membabat habis semua orang.     

Namun ... hari ini sepertinya pemikiran akan Pete menemukan titik baru di mana bahkan orang yang terkenal paling kejam seantero keluarga Cohza. Ternyata ... bisa juga jatuh cinta.     

***     

Marco sedang melihat anak buahnya berlatih di area luar gedung Save Security yang memang ditunjukkan untuk membina para bodyguard.     

Semua terlihat bersemangat seperti biasa. Tapi ... Marco mengeryit heran ketika melihat jam. Sudah hampir siang tapi pamannya Pete belum muncul di perusahaan. Padahal paman Pete bukan orang yang suka telat. Apakah ada yang menimpa dirinya? Atau lebih mengkhawatirkan lagi kalau pamannya bugar tapi sedang melakukan pemusnahan massal.     

Marco mengambil ponselnya dan mengecek keadaan pamannya. Beberapa deringan baru panggilannya terjawab. " Paman ... apakah hari ini kamu akan datang ke perusahaan?" tanya Marco penasaran.     

"Tidak, hari ini aku akan menikah."     

Marco menelan ludahnya susah payah. Tuh kan ... pasti pamannya sedang memiliki mangsa. Dan menikah sepertinya menjadi kode kematian bagi korbannya.     

"Oke, semoga bahagia dengan pernikahanmu," ucap Marco tidak mau ikut campur.     

"Aku berubah pikiran? Kamu ke sini sekarang juga," kata Pete langsung mematikan panggilan telpon dari Marco.     

Marco yang hampir melonjak gembira karena paman seramnya tidak ke kantor langsung lemes seketika saat dia justru yang harus menyusul pamannya. Tidak apalah setidaknya anak buahnya aman hari ini, karena percaya atau tidak berlatih dengan     

Pete sama dengan neraka dipindahkan ke bumi.     

***     

Marco mengeryit heran ketika pamannya menyuruh dirinya mencari butik yang menyediakan gaun pengantin juga menyuruhnya mencari pendeta yang bisa menikahkan dirinya.     

Pamannya benar-benar seperti orang yang akan menikah. Tapi ... itu tidak mungkin. Semua wanita yang ditiduri pamannya selalu menjadi mayat keesokan harinya. Mana mungkin Pamanya itu menikah. Pasti ini bagian dari pekerjaan. Jadi ... Marco hanya melakukan intruksi sesuai permintaan pamannya dan menyusul di butik yang sudah dia berikan lokasinya pada paman Pete.     

Marco baru sampai ketika melihat mobil Pete sudah ada di parkiran butik. Marco langsung masuk dan terpaku di tempat.     

"Uncle, eh ...!" Marco langsung melotot dan menganga saat melihat     

Pete tidak sendirian tapi ada bola golf di sebelahnya.     

Kesambet apa     

pamannya bisa jalan bareng orang lain selain uncle Paul dan Daddy-nya.     

"Anak siapa Uncle bawa?" Tanya Marco heran.     

Pete memandang Marco serius. "Calon istriku," ujar Pete     

santai.     

Seketika     

Marco tertawa sedangkan Pete malah menatapnya tajam.     

"What? Ah ... paman bisa bercanda sekarang," kata Marco masih sambil tertawa.     

"Apa aku terlihat bercanda?" Tanya Pete dengan pandangan serius.     

Glek.     

"Uncle serius? Astaga ... Oh my God." Marco terus melihat     

Pete lalu melihat wanita di sebelah pamannya secars bergantian. Ia masih berusaha mencerna apa yang terjadi di hadapannya.     

Untung salah satu pegawai butik segera datang dan     

membawa wanita mungil itu pergi untuk mencoba gaun pengantinnya dan meninggalkan Marco yang     

terlihat shock.     

"Uncle nggak mabuk kan? Nggak dalam pengaruh hipnotis kan?" Tanya Marco memastikan.     

"Uncle yakin? Maksudku coba perhatikan calon istrimu!"     

"Dia kenapa?" tanya Pete sambil memilih tuksedonya.     

"Uncle ... dia masih kecil," ucap Marco. Apakah calon istri pamannya bahkan sudah cukup umur? Dilihat sekilas Sepertinya dia baru 15-16 tahun. Pamannya bukan pedofil kan?     

Marco kaget sekaligus resah.     

"Lalu?"     

"Uncle ... gini ya... uncle Mau tahu tidak perbandingan calon istrimu dengan wanita-wanita Cohza?"     

Pete mengernyitkan dahi     

terlihat tidak senang, tapi tetap menyuruh Marco melanjutkan omongannya.     

"Ibarat kata Ai itu parfum, Cantik dan Elegant. Kalau Lizz     

itu ibarat aromaterapi bikin rileks dan menenangkan, sedang Calon istri Uncle itu ibarat ... ehem ... minyak telon, anget suam suam kuku,     

memang paman yakin mau menikahi cewek yang cuma anget dikit-dikit doang?" tanya Marco masih tidak percaya Pamannya akan menikahi biji semangka.     

Pete menatap Marco Tajam "Diam dan lakukan saja tugasmu," katanya final tanpa bantahan.     

Marco tersenyum kaku sambil mengangkat jarinya tanda peace, dan langsung mengurus pernikahan Pete yang akan dilangsungkan sebentar lagi.     

Setelah semua beres akhirnya mau tidak mau lagi-lagi Marco juga harus menjadi saksi pernikahan dadakan itu.     

Marco masih merasa ini seperti ilusi. Apakah pamannya benar-benar menikah atau ... besok pagi wanita bernama Xia itu akan bernasib sama. Mati setelah dinikmati.     

"Uncle ... uncle masih bisa berubah pikiran jika mau," bisik Marco sebagai saksi. Kalau ujung-ujungnya Xia akan jadi mayat esok hari. Ngapain capek-capek dinikahi.     

Pete tidak menghiraukan Marco, dia     

malah menggenggam tangan Xia seolah takut Xia akan kabur dari acara pernikahannya.     

Marco Mendesah pasrah ketika mendengar pendeta mulai upacara     

pemberkatan pernikahannya pamannya.     

Marco hanya bisa terus mengangga karena masih tidak     

percaya, apalagi saat melihat Pete mencium Xia di akhir upacara.     

Marco melihat jelas ada cinta di mata pamannya itu. Dulu saat Pete     

menyukai Ai walau hanya karena hipnotis dia bisa segila itu, dan sekarang Pete bukan hanya suka     

tapi jelas sekali Pete mencintai botol yakult itu.     

Oh. Marco hanya     

bisa berdoa semoga Xia selamat menghadapi pernikahannya.     

****     

PRANCIS.     

Paul baru selesai makan malam romantis dengan salah     

satu model papan atas di apartemen miliknya dan sedang berusaha menikmati hidangan penutup saat ponselnya berdering terus.     

"Hpmu berbunyi," kata Jesica teman kencannya.     

"Tidak penting," kata Paul mengelus sepanjang lengan Jesica bahkan kini mulai mengendus lehernya.     

Tapi sialnya suara ponsel nya tidak mau berhenti dan terus berdering.     

"Sebaiknya di angkat dulu," ujar Jesica berlawanan dengan tangannya yang sudah menelungsup ke kemeja Paul.     

Paul ikut meremas kedua bukit kembarJesica saat suara itu terdengar lagi dan benar-benar tidak mau berhenti.     

"Angkat saja tidak apa-apa," kata Jesica mulai membuka kancing kemeja Paul.     

Paul akhirnya mengambil ponsel dan mengangkatnya dengan sebelah tangan sedang tangan satunya sibuk menurunkan dress yang dipakai Jesica.     

"Apa ponakan rese? Aku sedang makan malam romatis ini,"     

bisik Paul saat melihat ternyata Marco yangmenghubunginya.     

"Uncle Pete menikah," ujar Marco di seberang sana.     

"Baguslah, biar dia punya mainan baru, seperti aku saat     

ini," kata paul santai dan kini membuang bra milik Jesica.     

"Tapi dia menikahi kunci lemari," protes Marco.     

"Oh, ya sudah bikin saja duplikatnya jaga-jaga kalau nanti     

kuncinya patah, oh ... God baby ...," erang Paul sambil tersenyum dengan teman kencannya yang sedang meremas kejantanananya     

lewat celana.     

"Uncle apa yang sedang kamu lakukan? aku sedang     

serius, uncle Pete benar-benar menikah, MENIKAH dalam arti sesungguhnya!" Teriak Marco frustasi.     

"Ah... Shittt... Apa kamu bilang?" tanya paul memastikan dan tidak bisa konsentrasi saat celananya sudah melorot dan miliknya sedang dikulum seperti ice cream.     

"Paman hentikan dulu kegiatanmu, Uncle Pete Menikah,     

ME-NI-KAH!" teriak Marco kesal.     

"What?" Paul langsung berdiri dan memakai celananya lagi, tidak mempedulikan protes dari teman kencannya.     

Ok ... adik     

psyconya menikah! Bagus, ini menjawab teka teki kenapa beberapa hari yang lalu adiknya membuka situs porno selama ber jam-jam,     

jadi untuk bekal malam pertama.     

Jangan heran dari mana Paul tahu karena semua aktifitas     

internet di rumah Pete dan CCTV pun dalam pengawasan Paul, iyalah gila saja dia membiarkan psycopath berkeliaran seorang diri, masalahnya saat siang setelah Pete mengakses video porno, Paul tidak sempat mendapat apa-apa selain Pete yang sedang melihat     

CCTV juga, Paul langung menutupnya takut Pete curiga bahwa aktifitasnya diawasi.     

"Aku kesana sekarang juga," kata Paul menutup sambungan.     

'Pasti istri Pete adalah wanita luar biasa hingga bisa menakhlukkan     

Pete,' batin Paul.     

"Dan kau jalang, keluar dari apartemenku, aku mau pergi,"     

tunjuk Paul membuat Jesica shock seketika.     

"Ck ... lama." Paul memasangkan lagi baju Jesica,     

menyerahkan tasnya dan menyeretnya keluar ke pintu dan langsung     

menutupnya.     

"Merepotkan saja," gumam Paul mengubungi asistennya agar menyiapkan pesawat sekarang juga tanpa mempedulikan Jesica     

yang menggedor dan mengumpat di depan pintu apartemennya.     

***     

ISTANA CAVENDISH.     

"Maaf Ratu ada panggilan darurat dari pangeran Jhonatan,"     

ucap pengawal Ratu Stevanie saat sedang makan malam bersama.     

Daniel yang biasa posesif pada Marco langsung     

mengambil ponsel ratu dan menempelkannya di telinga.     

"Ada apa? Semuanya baik-baik saja?" tanya Daniel langsung.     

"Hallo ... Abang sayanggg, tenang saja semua aman terkendali kecuali berita penting dari satu orang," kata Marco di seberang sana.     

"Berita dari Siapa?" Tanya Daniel makin penasaran.     

"Well aku yakin kamu tidak akan pernah menyangka tapi ... uncle Pete sudah Menikah," kata Marco ceria.     

"Whattt?" tanya Daniel tidak percaya. Apa dia salah dengar atau Marco sedang usil.     

"Apa aku juga harus mengulanginya berkali-kali? Oke, uncle     

Pete menikah, Menikah, Menikah ... MENIKAH ... apakah sudah jelas?" Marco berkata dengan nada serius.     

"Sangat jelas, aku akan beritahu semuanya," kata daniel     

menutup panggilan.     

"Ada apa?" Ratu bertanya.     

Petter dan Ai juga memandangnya penasaran.     

"Ehem ... uncle Pete baru saja menikah." Daniel berkata dengan nada datar.     

Uhuk.     

Semua orang kaget seketika. Berita pernikahan Pete lebih dahsyat dari pada bom yang dijatuhkan ke Hiroshima.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.