One Night Accident

TERTUKAR



TERTUKAR

0Enjoy reading.     
0

Bonus Happy new year.     

Bagi yang suka novel versi cetak ada diskon 20% di 2020 di shope.     

Ada juga beberapa novelku yang ikut dipajang di sana. Salah satunya wedding Mr A dan Wanted (sekuel wedding Mr A)     

Nama toko : Eksplisit Press.     

Dari : Sukoharjo     

***     

5 TAHUN KEMUDIAN     

Sore itu terlihat kesibukan di kediaman Marco. Bukan karena ada pesta atau acara syukuran. Tetapi karena duo Javier dan Jovan yang mulai hari ini akan pindah ke rumah Marco.     

"Kenapa harus selalu kita yang melakukan ini?!" David mengucapkan protesnya saat membantu Javier dan Jovan pindah rumah.     

Sandra, David, Alex dan Tasya sibuk membereskan semua barang si kembar yang mulai hari ini memilih tinggal di rumah Marco dari pada kediaman Brawijaya atau pun kediaman David.     

Javier dan Jovan memang tidak betah tinggal di Cavendish. Maka selama lima tahun terakhir, mereka merayu Ai dan Daniel agar diperbolehkan tinggal bersama Marco. Namun ... baru tahun ini akhirnya mereka mendapatkan izin karena Daniel merasa anaknya sudah besar dan tidak akan terlalu merepotkan adiknya itu. Selain itu saat ini Ai sedang hamil anak keempat yang di pastikan anaknya laki laki lagi.     

"Ai ... enak banget lo! Anak lo yang pindahan, kenapa kita yang capek. Kenapa Lo cuma duduk saja sih?! Sini bantuin! Lo pikir, Lo itu siapa? Ratu Inggris?" protes David sambil menunjuk Ai yang duduk santai.     

Sandra mendesah sambil menepuk bahu kakaknya. "Bang, lupa ya ... kalau Ai itu memang bukan Ratu Inggris, tapi dia sekarang sudah jadi Ratu di Cavendish!" ucapnya mengingatkan.     

David langsung terasa lemas mengingat itu dan memandang Sandra dengan pasrah. "Ah sial ... Kamu benar. Dia memang seorang Ratu," kata David kesal.     

Membuat Ai yang melihat keadaan David yang kecapean dan mendengar desahan pasrah darinya jadi tertawa terbahak-bahak.     

"Walau Ratu kamu tetap adikku. Sini beresin sendiri barang-barang anakmu." David tidak mau mengalah.     

"Nanti kukuku rusak bang! Aku tuh enggak cocok beres-beres. Kalau bang David kan cocok jadi asisten. Mending teruskan saja bang." Ai menyilangkan kakinya semakin santai.     

"Astaga ... makin songong kamu ya! Sudah biar diberesin maid saja." David ikutan duduk.     

"Eh ... jangan. Nanti kalau ada yang rusak siapa yang tangguh jawab? Kalau bang David yang beresin trus ada yang rusak kan aku tinggal minta ganti rugi." Ai tersenyum.     

"Emang adik kurang ajar lo ya. Gue capek beresin trus gue juga masih harus ganti rugi. Mending sini barang-barang Javier dan Jovan gue buang semua. Trus gue ganti yang baru. Perasaan makin lama makin ngeselin banget Lo." David mengambil minum di meja.     

"Bang ... itu minumanku!"     

"Bodo ... aus gue."     

"Mamiii...!!!" teriak Angeline dengan suara sangat kencang.     

"Ada apa sayang?" tanya Sandra pada Angeline, putri semata wayangnya yang berlari ke arahnya.     

"Mami ... Javier dan Jovan jahat. Mereka mengambil mainanku." Angeline mengadu dengan mata berkaca-kaca karena kesal.     

"JAVIER! JOVAN!" teriak Ai kencang membahana membuat tersangka segera muncul.     

"Yes, Mommmm." Jawab mereka serentak.     

"Kamu apain Angel? Mainan apa yang kalian ambil? Hm ...?"     

"Kita enggak ngapa-ngapain Mom." Javier mengelak.     

"Angel aja yang cengeng." Jovan mendukung.     

"Mom enggak peduli. Cepat kembalikan mainan Angel! Kalian itu kenapa sih suka banget ngerjain Angel? Kalian itu sudah tujuh tahun tapi kelakuan kayak balita," kata Ai sambil memelototi kedua anaknya yang suka usil itu.     

"Mainan apa?"     

"Kami tak membawa mainan Angel, Mom," bantah keduanya masih keukeh.     

Tiba-tiba sebuah tangan kecil memukul kepala Javier dan dari belakang.     

"Junior, kenapa memukulku?" Protes Javier.     

"Nggak sopan memukul kepala orang yang lebih tua." Jovan mengelus kepalanya yang terkena pukulan.     

"Kembalikan!" kata Junior dengan wajah dingin mengintimidasi.     

"Apa yang harus di kembalikan?" tanya Javier. "Kami tidak membawa apa-apa, Junior," Jovan memperlihatkan kedua tangannya.     

"Kembalikan." Junior menatap mereka tajam.     

"Enggak ada Jun."     

"Lihat kosong."     

Keduanya masih membantah.     

"Ya sudah kalau begitu. Kalian pulang saba jangan tinggal di sini!" ancam Junior.     

"Ahh ... Junior Nggak asyik!"     

"Masa kita diusir sih?"     

"Jahat."     

Junior tidak mempedulikan protes keduanya dan masih menatap mereka dengan wajah datar andalannya.     

Akhirnya Javier dan Jovan menyerah.     

"Iya ... iya kita balikin. Enggak asik banget sih kamu."     

"Bener, enggak bisa di ajak kerja sama," keluh keduanya kepada Junior, anak Marco yang lebih muda dua tahun dari mereka.     

Ai memandang Junior dan kedua anaknya dengan tatapan heran. Bagaimana bisa, seorang Marco yang pencicilan memiliki anak penurut, jenius, kaku dan dingin macam Daniel. Sedangkan Daniel yang kaku dan cool memiliki duo pencicilan Javier dan Jovan.     

Sepertinya sewaktu di kandungan, anak mereka tertukar, batin Ai yakin.     

Atau ini efek samping pas Ai hamil kebanyakan gaul sama Marco makanya kedua anaknya jadi ikutan kek Marco. Kalau begitu anak Ai yang dikandung sekarang harus sering-sering Ai ajak lihat Tom Cruise biar kalau sudah besar bakalan mirip aktor ternama itu.     

"Bebeb, aku pulang …!" teriak Marco dari depan pintu rumah, membuat Lizz yang sedang masak di dalur langsung keluar untuk menyambutnya.     

Marco tersenyum sumringah dan tanpa malu langsung memeluk dan mencium Lizz di depan semua orang.     

David melengos, Tasya memutar bola matanya, Sandra dan Alex kebagian menutup mata tiga bocah yang masih dibawah umur. Sedangkan Ai berdecak melihat tingkah Marco. Padahal sekarang ini dia adalah pemilik sah dari Save Security tapi kelakuan masih alay.     

Memang, saat Daniel menyuruhnya kembali menjadi Pangeran dan naik tahta menjadi Raja Cavendish, Marco malah menolak. Pada akhirnya Marco yang kini     

hsrus mewarisi SS menggantikan Daniel yang harus mengurus kerajaan Cavendish.     

Awalnya Daniel keberatan karena Save Security adalah ladangnya bahaya. Tetapi Marco berhasil meyakinkan Daniel bahwa ia kebal senjata jadi akan sulit melukainya. Jadi tak mungkin ia akan mudah mati. Selain itu, dengan bangga Marco memperkenalkan Pete dan Paul sebagai penasihatnya. Paul di bagian tekhnologi dan Pete bagian keanggotaan. Jika sudah ada duo itu, siapa yang berani macam macam.     

Pauline yang saudara kandung saja dimutilasi, apalagi orang lain. Membuat keributan auto libas sampai rata dengan tanah.     

Bisa di bilang, Marco dan Daniel kembali bertukar tempat dan kali ini untuk selamanya.     

"Junior, Papa pulang!" teriak Marco lagi saat tak mendapati Junior menyambutnya.     

"Ah, kamu di sana rupanya. Sini, anak Papa sayang. Yang palinh ganteng dan unyu ... Peyuk duyuuu ..." kata Marco seperti menyapa anak umur satu tahun.     

Junior mengembuskan napas sebal melihat tingkah memalukan Papanya dan tanpa menghiraukan sapaan Papanya, dia berjalan berlalu melewati Papanya yang kelewat alay itu. Membuat Marco cemberut sedang Ai yang melihatnya terkikik geli karena Marco diabaikan anak sendiri.     

Kecewa dengan Junior Marco mengalihkan perhatian kepada dua keponakannya.     

"Javier! Jovan! uncle pulang! Tak ingin memeluk paman kah?" teriakMarco lagi mencari keponakannya.     

Seperti yang Ai duga. Javier dan Jovan langsung menyambut Marco sama semangatnya.     

"Yaayyy! Uncle datang!" teriak keduanya dan langsung berlari menyambut Marco yang sama-sama alay.     

Ai mendesah pasrah.     

"Tuh 'kan? cocok!" kata Ai dalam hati sambil memandang tingkah Marco dan Double-J yang terlihat kompak.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.