One Night Accident

KUMAT



KUMAT

0Enjoy reading.     
0

***     

Begitu selesai mengantar Angeline kembali ke kelas Junior bermaksud mengambil seragam ganti di lokernya bersamaan dengan Jovan yang tengah berlari menghampirinya.     

"Dimana Javier?" tanya Jovan panik.     

Junior yang hendak marah mengurungkan niatnya ketika melihat Jovan kebingungan. "Bukannya tadi sama kamu?" tanya Junior heran.     

"Tadi iya, tapi sekarang tidak. Soalnya tadi dia pergi duluan, tapi ini sudah waktunya masuk dan aku tidak mengetahui keberadaannya," kata Jovan entah kenapa merasa gelisah. Memang sebagai saudara kembar mereka memiliki ikatan batin yang kuat.     

"Kalau begitu ayo kita cari," ucap Junior mulai celingukan mencari keberadaan kakak sepupunya.     

Baru beberapa saat ketika Jovan tiba-tiba berhenti berjalan. "Kok aku seperti merasakan angin kencang," kata Jovan tiba-tiba, padahal mereka sedang memeriksa kelas 4 dan di dalam ruangan tidak mungkinkan ada angin kencang.     

Apakah itu berarti yang merasakan angin kencang adalah Javier, lalu di mana ada angin kencang? Pilihannya ada dua, jalan raya atau atap.     

"Aku ke atap," kata Jovan.     

"Aku ke jalan raya," balas Junior, dan mereka langsung melesat pergi.     

Junior sudah bertanya pada penjaga gerbang sekolah bahwa tidak ada satu pun murid yang keluar dari tadi. Berarti Javier di rooftop. Akhirnya Junior kembali berlari menuju atap.     

Sedang Jovan yang sudah sampai atap berkeliling dan akhirnya melihat sang kakak yang berjalan seolah mengikuti sesuatu. Sial ... jika dibiarkan dia bisa jatuh dari atap, batin Jovan saat melihat Javier yang hanya berjarak beberapa meter dari ujung rooftop.     

"Javier!" teriak Jovan memanggilnya, tapi percuma kakaknya seperti memiliki dunianya sendiri. Jovan terus berteriak berusaha mengembalikan kesadaran kakaknya dan berlari menghampirinya.     

"Javier stop! Kamu bisa jatuh," kata Jovan langung mencengkram erat tubuh Javier yang seperti ingin terus melangkah. Tentu saja dia kualahan karena mereka memiliki porsi dan kekuatan tubuh yang sama.     

Junior sampai di rooftop saat Jovan masih sibuk menghalau tubuh Javier agar berhenti melangkah. mengetahui Jovan kesulitan Junior langsung membantu Jovan menyeret Javier meninggalkan rooftop.     

"Hubungi uncle Marco," kata Jovan pada Junior masih sambil memegangi tubuh Javier yang berontak.     

Dengan sebelah tangan membantu Jovan menghalangi gerakan Javier sementara Junior menghubungi papanya.     

"Hallo anak papa yang paling ganteng, kangen papakah? Tumben siang-siang mau menelepon papa," kata Marco di seberang sana dengan suara ceria. Jarang-jarang anaknya mau telpon dia.     

"Papa, segera ke sekolah. Javier kumat!" teriak Junior tidak menghiraukan sapaan papanya dan langsung mematikan panggilan.     

Marco yang tadi tersenyum, muram seketika. Selain mendengar bahwa Javier kumat, Junior juga menutup telpon begitu saja. Seperti memerintah anak buah bukan minta tolong papanya.     

Marco ingin menangis meratapi nasibnya, kenapa dia punya anak cowok enggak ada manis-manisnya.     

***     

ISTANA CAVENDISH     

Daniel mengetuk jarinya menanti waktu yang terasa sangat lama baginya. Dia menghela napas berkali-kali sehingga membuat penasehat kerajaan tidak nyaman dan para menteri gelisah, pasalnya wajah yang mulia Raja Daniel sangat suram, jadi semua merasa takut jika sampai dijadikan korban kekesalannya. Bahkan saat ini mereka tidak membutuhkan AC karena tatapan dan aura dingin sudah cukup membuat ruangan itu terasa membekukan.     

Semua ini terjadi karena ada gejolak di dalam kerajaan. Bukan karena ada penghianat lagi atau korupsi pejabat. Namun ... ini semua karena kerajaan sedang bermasalah dengan PBB yang mencurigai berbagai penemuan di Kerajaan Cavendish yang dianggap ilegal, padahal pihak kerajaan sudah mempersilakan perwakilan dari PBB memeriksa seluruh sudut laboratorium Cavendish tanpa terkecuali untuk memastikan bahwa apa yang mereka lakukan tidak ada yang melanggar atau membahayakan keamanan internasional.     

"Jadi intinya kalian belum berhasil meyakinkan pihak PBB tentang keabsahan semua penelitian kita?" tanya Daniel tenang setelah mendapat laporan dan pendapat dari semua menterinya. Walau tenang tapi aura dingin yang menguar membuat semua menteri menelan ludah gugup. Tidak ada yang mau mendapat hukuman jika sampai salah bicara.     

"Apa gunanya kalian kalau masalah seperti ini saja tidak bisa kalian selesaikan?" tambah Daniel dengan tatapan intimidasi andalannya, semua menteri hanya menunduk takut.     

"Aku beri waktu seminggu untuk menyelesaikan semua ini jika tidak bisa, kita hentikan saja semua ekspor obat ke seluruh dunia seperti 3 tahun yang lalu. Biar mereka tahu bahwa Cavendish bisa berdiri tanpa mereka, sedang mereka akan mengalami kesulitan dan krisis obat tanpa barang-barang dari kita." Daniel berdiri dengan memandang satu persatu menterinya.     

"Ingat Cavendish adalah kerajaan yang menjadi pusat pengobatan di seluruh dunia. Satu jentikan jari dari kita, seluruh rumah sakit di dunia bisa kita tutup. Kalau sudah begitu siapa yang repot? Mereka. Kita disebut pencipta keajaiban karena apa? Di saat seluruh rumah sakit dan dokter sudah menyerah, hanya kitalah yang bisa menyembuhkan, jadi bersikaplah tegas dan segera usir makhluk-makhluk sok tahu itu dari kerajaanku!" bentak Daniel, membuat para menteri gemetaran.     

"Mereka menyebut diri mereka WHO (world health organization) yang mulia," kata menteri kesehatan.     

"Aku tahu, tapi bukankah mereka juga memiliki WIPO (World intelektual property organization) yang mendukung dan melindungi seluruh penemuan kita? Di sisi lain mereka melindungi tapi di sisi satunya mereka terlalu mencampuri. Jadi sebenarnya mereka itu mau mendukung atau menyegel penelitian kita?" tanya Daniel pada seluruh menterinya yang bahkan tidak berani bernapas dengan keras takut suara napasnya mengusik rapat ini.     

"Maaf yang mulia, kita sedang mengusahakan menyelesaikan ini dengan halus agar tidak ada pihak yang dikecewakan karena jika kita memulangkan para perwakilan WHO dari PBB dengan cepat, apa tidak akan menimbulkan spekulasi dari berbagai negara? Ini sama saja dengan ajakan perang," kata Mr Ronald sang penasehat kerajaan.     

Daniel memandang Mr Ronald dengan raut datar, sama sekali tidak terkejut atas pendapatnya. "Memangnya negara mana yang mau mengajak kita perang? Negara yang dinaungi PBB?" tanya Daniel seolah meremehkan.     

"Satu hal yang harus kalian ingat, Cavendish itu ada di bawah perlindungan Save Security dari keluarga Cohza. Kalian tahu siapa keluarga Cohza? Pemasok semua jenis senjata ke PBB dari pisau dapur sampai bom nuklir semua didapatkan dari keluarga Cohza, jadi apa menurut kalian keluarga Cohza akan memberi persediaan senjata untuk diberikan pada negara-negara yang berada di bawah naungan PBB untuk menyerang Cavendish? Tidak mungkin kan? Itu sama saja menunggu ayam jago bertelur. Sekarang kalau mereka sudah tidak memiliki senjata menurut kalian mereka akan menyerang kerajaan Cavendish dengan apa? Cotton bud?" tanya Daniel merasa geli sendiri.     

"Yang mulia ..." Daniel mengangkat satu tanganya menghentikan protes atau pun pendapat yang akan dikemukakan sang penasehat.     

"Saya rasa apa yang perlu dilakukan sudah jelas, saya mau satu minggu dari sekarang semuanya sudah clear. Jika tidak silakan mengundurkan diri dari jabatan kalian dan saya tidak mau ada bantahan lagi. Segera laksanakan! Rapat ditutup," putus Daniel dan langsung meninggalkan ruangan rapat.     

Daniel melihat jam di pergelangan tangannya dan mengumpat pelan. Sial dia sudah terlambat setengah jam untuk makan malam dan itu tidak bagus.     

Sang Ratu pasti akan marah.     

****     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.