One Night Accident

TALI HUKUMAN



TALI HUKUMAN

0Enjoy Reading.     
0

****     

"Ke Inggris?" Ai yang sudah hendak tidur langsung terbangun karena kaget.     

"Iya."     

"Kenapa baru bilang sekarang? Aku kan belum mendesign baju baru buat ke pesta," protes Ai saat tiba-tiba Daniel mengajaknya pergi ke pesta kelahiran putri kerajaan dari pangeran Inggris.     

"Kenapa enggak pakai baju yang aku pilihin minggu lalu?" Daniel memang kadang suka memilihkan beberapa gaun untuk istrinya.     

"Please deh itu warnanya merah! Aku sudah sering pake warna merah, Sayang."     

"Tapi aku suka saat kamu pakai merah, Tweety."     

"Kamu mah bukan suka tapi nafsu. Untuk pesta kali ini aku nggak mau pake warna merah." Ai tidak mau Daniel hilang kendali karena warna merah adalah pemancing Daniel paling cepat.     

"Ya sudah ... Hitam saja ya?" bujuk Daniel. Karena selain suka warna merah Daniel juga memfavoritkan warna hitam.     

"Nggak ah, itu warna sama-sama bikin kamu nafsu. Aku nggak mau berakhir di balik pot bunga saat pesta gara-gara kamu udah terlanjur on dan nggak bisa dihentikan. Atau berakhir dibalik sofa dan pojokan balkon. Aku bakal pakai hijau kalau enggak warna biru saja."     

Daniel mendesah lalu memeluk Ai dari belakang.     

"Ya sudah terserah padamu. Toh warna apa pun bajumu ujung-ujungnya akan dilepas juga. Tapi ... sebagai gantinya bagaimana kalau malam ini kamu pake lingerie merah, dan pakaian dalam yang berenda-renda?" bisik Daniel sambil mengelus lengan Ai yang masih terbungkus kimono handuk karena habis mandi.     

"Boleh saja, asal kamu janji besok saat di istana Inggris kamu tidak akan menerkamku di sembarang tempat."     

"Aku akan menahan diriku besok dan hanya akan menelanjangi dirimu begitu sudah memasuki kamar." Kamar tidur, kamar mandi, kamar atau ruangan apa pun yang bisa disebut dengan kamar.     

"Oke kalau begitu. Malam ini kamu boleh memilih lingerine untukku," kata Ai tersenyum manis.     

"Tunggu sebentar." Daniel melepas pelukannya dan berbalik ke arah walk in closet yang hanya berjarak beberapa langkah saja. Dengan senang dia memilih lingerie yang akan dikenakan oleh Ai malam ini.     

"Pasti lebih menarik kalau pakai ini," ucap Daniel saat menemukan tali lembut yang menyerupai ekor kucing dan tentu saja berwarna merah.     

"Malam ini akan aku buat kamu pingsan keenakan, Tweety," gumam Daniel dengan semangat dan senyum lebar begitu keluar dari walk in closet. Sudah siap merencanakan berbagai gaya untuk membuat istrinya tidak bisa tidur semalaman.     

Namun ... senyum di wajah Daniel langsung lenyap saat dia keluar dari memilih baju. Karena di sana ketiga anaknya sudah ada di ranjang bersama istrinya.     

"Kalian kok di sini?" tanya Daniel menyembunyikan lingerie di belakang tubuhnya.     

"Ashoka minta minum susu, Dad, makanya kami antar ke sini," kata Javier menjelaskan.     

"Kenapa tidak minta dibuatkan susu sama pengasuhnya saja?" Daniel benar-benar harus memikirkan cara agar Ashoka berhenti mengambil jatah susunya dari Ai. Dia kan sudah dua tahun, sudah tidak masalah jika di minum susu formula.     

"Tadi dia ngamuk kepada baby sister karena tidak mau susu formula, dia maunya susu Mommy," kata Jovan menjelaskan.     

Daniel mendesah memandang Ashoka yang asyik memeluk Ai dan menyusu di ranjang. Usianya sudah dua tahun lebih 3 bulan tapi masih menyusu. Tiap dipisah sama Ai dia ngamuk-ngamuk ke pengasuh dengan membabi buta. Sudah 2 pengasuh cedera karena tingkahnya. Salahnya juga membiarkan Ai terlalu memanjakannya jadi Ashoka selalu mengira apa yang dia inginkan harus dia dapatkan.     

"Ya sudah kalian kembali ke kamar. Nanti Dad yang akan membawa Ashoka ke kamar kalian kalau dia sudah tertidur," ucap Daniel ingin segera mengusir anak-anaknya agar tidak mengganggu acara malamnya.     

"Nggak apa-apa Dad kami senang kok nungguin Ashoka. Dia lucu," kata Jovan.     

"Iya, apalagi kalau ngamuk. Wih ... keren, Dad. Pasti nanti kalau besar Ashoka jago berkelahi. Iya kan Jov?" Javier memandang Jovan senang.     

"Iya. Pengasuhnya saja tadi sampai dibantuin dua pengawal pas Ashoka ngamuk," kata Jovan bangga.     

Daniel hanya bisa meringis, mereka punya adik nakal kok malah pada bangga sih. Ini juga nih yang bikin Ashoka sangat Arogan. Apa pun yang dia lakukan tidak pernah disalahkan jadi semakin lama semakin ngelunjak kan?     

Huft ... kayaknya Daniel memang enggak terlalu pinter ngedidik anak. Tapi masak iya anaknya mau dilempar ke Marco semua? Tapi kalau dibiarkan seperti itu bisa-bisa Ashoka bakalan tumbuh menjadi pangeran sombong dan angkuh.     

"Itu apa Dad?" tanya Javier saat melihat sesuatu menjuntai dari balik tubuhnya.     

"Bukan apa-apa." Daniel semakin menyembunyikan lingerine dan tali yang dia bawa. Namun sayangnya Javier dan Jovan sudah terlanjur melihatnya.     

"Itu kan tali seperti milik paman Marco," kata Jovan tiba-tiba sudah turun dan mengambil tali dari genggaman Daniel.     

"Benar sama." Jovan menunjukkannya pada Javier.     

"Kenapa Dad membawa tali ini? Apa Mom nakal sehingga Dad akan menghukumnya?" tanya Jovan penasaran.     

"Apa maksud kalian?" Hukuman apa? Kenapa dia harus menghukum Ai? Daniel masih mencerna perkataan anaknya.     

"Paman Marco punya tali seperti ini banyak sekali, ada berbagi warna bahkan ada yang seperti kulit ular, macan dan binatang lain tapi semuanya lembut." Jovan kembali menjelaskan.     

"Benar, Dad. Katanya itu untuk mengikat tante Lizz kalau dia nakal." Javier melengkapinya.     

Daniel melongo mendengar percakapan anaknya. Jadi Marco sangat suka ikat mengikat saat bermain di atas ranjang?     

"Dari mana kalian tahu Marco punya banyak tali?" Jangan katakan kalau anaknya pernah tidak sengaja mengintip Marco yang lagi main tali temali dengan Lizz.     

"Kami pernah tidak sengaja memasuki kamar paman dan pas melihat laci isinya tali semua."     

Mendengar itu Daniel mendesah lega. Anaknya masih aman.     

"Walau kami tidak tahu kapan Tante Lizz nakalnya karena dia selalu terlihat baik."     

"Mungkin Tante Lizz nakalnya masih bisa dimaklumi makanya Paman Marco mengikatnya dengan tali lembut. Beda dengan kita. Kalau kita nakal pasti diikat dengan tali tambang terus digantung di jurang." Javier dan Jovan malah ngobrol sendiri.     

"Kalian pernah digantung di atas jurang?" tanya Daniel terkejut.     

"Sampai saat ini belum pernah, tapi Jovan penah digantung di atas ular pyton karena berantem di sekolah." Javier memberi tahu.     

Daniel berubah pikiran, dia tidak akan melempar anaknya ke Marco karena ternyata didikan Marco tidak sebaik yang dia pikir. Walau itu memang didikan ala keluarga Cohza tapi membayangkan suatu hari anaknya akan bergelantungan di atas buaya atau entah apa membuat Daniel tetap tidak rela.     

Daniel melihat Ai yang diam saja. Ternyata Ai sudah tertidur bersama Ashoka.     

"Ayo kembali ke kamar kalian. Ashoka biar ayah yang gendong," kata Daniel mulai mendekati Ashoka hendak memisahkannya dari Ai.     

"Dad ...."     

Daniel memandang Javier dan Jovan yang memberi tatapan imut dan menggemaskan. Kok perasaan Daniel jadi tidak enak ya ... Kayaknya bakal ada sesuatu nih.     

"Boleh tidak kami tidur di sini saja?" kata Jovan juga dengan wajah memohon.     

"Boleh ya Dad? Biasanya paman Marco membiarkan kami ikut tidur bersamanya sebulan sekali." Javier ikut berpose semanis mungkin.     

Daniel mengusap tengkuknya sambil meringis ingin menolak tidak tega, namun, kalau diterima bagaimana nasib jatah malamnya?     

"Tapi ... karena sekarang ada Mom dan Dad boleh kan kita tidur bersama kalian seminggu sekali?"     

"Boleh ya Dad ...?"     

Daniel mulai bingung menghadapi kedua anaknya yang memasang tampang memelas.     

Oke. Daniel berubah pikiran lagi. Dia harus mencari cara melempar semua anaknya kepada Marco. Biarlah mereka digantung di atas jembatan yang penting jangan mengganggu dirinya dan Ai lagi.     

Malam ini pengecualian. Besok-besok Daniel pastikan mereka tidak akan bisa mendekati kamarnya. Terutama Ashoka. Mungkin sebaiknya dia diikutkan neneknya saja biar diajari tata krama kerajaan yang sangat membosankan itu.     

Javier dan Jovan kembalikan ke Marco. Ashoka berikan ke neneknya.     

Daniel dan Ai memproses adik untuk mereka.     

SEMPURNA.     

****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.