One Night Accident

CURIGA



CURIGA

0Enjoy Reading.     
0

***     

"Apa?!" Ai langsung terbangun dan otomatis mencengkram selimut di dadanya agar tubuh telanjangnya tidak terekspos semua.     

"Kenapa ditutup? aku lebih senang jika melihatnya," kata Daniel mencoba melepaskan tangan Ai dari selimut.     

Plakkk.     

Ai menepis tangan Daniel yang tidak tahu situasi. "Jangan mengalihkan pembicaraan. Tadi kamu bilang akan menjodohkan Javier dengan Putri Inggris?"     

"Bukan Javier, Tweety, tapi salah satu anak kita. Itu pun jika mereka mau. Tidak akan ada paksaan maupun tekanan."     

Ai yang kelelahan habis bercinta sudah hampir tertidur saat Daniel menceritakan pembicaraannya dengan Raja Inggris. Tapi mata Ai langsung terbuka lebar begitu Daniel membicarakan perjodohan. Hell ... Anaknya baru 8 tahun dan sudah mau dikawinin ... yang benar saja.     

"Apa kamu menerima perjodohan ini?" tanya Ai.     

"Awalnya aku tidak berniat menerima sama sekali tapi setelah bercinta denganmu aku medapat pencerahan," ucap Daniel membuat Ai memutar matanya jengah.     

"Maksudmu kamu setuju dengan ide perjodohan ini?" tanya Ai tidak percaya.     

Daniel mengangguk pasti.     

"Kamu gila? Gimana kalau pas sudah besar terus mereka jatuh cinta sama wanita lain? Kamu lupa kamu sendiri dulu dijodohkan dan malah menikah denganku? Jangan lupakan juga dengan mantan Ratu Stevanie yang bahkan sudah bertunangan dengan pangeran Inggris namun pada akhirnya malah menikah dengan pewaris klan Cohza yaitu Dad Petter ayahmu sendiri." Ai mengingatkan tentang perjodohan Cavrndish dan Inggris yang terus gagal selama dua generasi karena pada akhirnya mereka menemukan pasangan yang mereka cintai dari luar kerajaan.     

"Kamu tenang saja, Tweety, kalau setelah mereka besar mereka tidak mau melanjutkan perjodohan ini, tentu saja aku yang akan memastikan bahwa Raja Inggris tidak akan keberatan atas keputusan pangeran."     

"Itu namanya PHP."     

"Tentu saja tidak, karena hal itu juga berlaku bagi Putri Inggris. Mereka berhak menolak perjodohan jika sudah besar dan ternyata jatuh cinta pada orang lain. Istilah kata perjodohan ini hanya formalitas dan tidak mengikat."     

Daniel memeluk Ai gemas. " Lagi pula apa kamu tidak mau tahu kenapa aku menerima perjodohan ini?"     

"Pasti karena otakmu lagi sakau karena kebanyakan bercinta."     

Daniel terkekeh dan mencium bibir Ai lembut dan mengulumnya lama hingga Ai akhirnya terengah-engah baru Daniel melepaskannya.     

"Mau nambah lagi biar otakku semakin sakau?" tanya Daniel yang sudah mengelus punggung telanjang Ai.     

Awwww.     

Ai menggigit dada Daniel kesal hingga dada Daniel mendapat beksa merah.     

"Kita sedang dalam pembicaraan serius dan kamu mau nambah?" ucap Ai sambil melotot.     

Daniel merengkuh tubuh Ai agar duduk di pangkuannya sedang Daniel duduk bersender di kepala ranjang. "Pertama kali mendengarnya aku pikir ide perjodohan ini sangat konyol dan di era modern itu sangatlah ketinggalan zaman. Tetapi setelah dipikir ulang mungkin ini cara yang bagus untuk anak-anak kita menjauhi Angel."     

"kenapa mereka harus menjauhi Angel?"     

"Apa kamu tidak sadar? Javier dan Jovan sudah terlalu terobsesi dengan Angel. Aku tidak mau mereka jatuh cinta padanya."     

"Memang kenapa?"     

"Tweety kamu lupa? Mereka itu sepupuan? Nggak mungkin mereka menikahi Angel. Walaupun bisa kamu mau anak kita rebutan wanita? Jalan satu-satunya ya itu ... kita jodohkan dengan putri dari Inggris."     

Ai berpikir sejenak, benar juga yang dikatakan Daniel. Ai sampai lupa kalau Angel itu adik sepupu mereka sendiri.     

"Tapi bisa saja kan Javier dan Jovan hanya menganggap Angel seperti adik sendiri? Tidak semua pria dan wanita yang akrab selalu berakhir dengan kata cinta."     

"Tweety percayalah ... Aku laki-laki aku tahu mana perbedaan kasih sayang adik kakak dan kasih sayang pria yang tertarik dengan seorang wanita." Daniel terlalu curiga dengan ke dua anaknya yang poseseif pada Angel dan Daniel tidak mau mereka sampai memiliki perasaan yang kebablasan. Lebih baik menjauhkan mereka sedari kecil agar saat besar nanti mereka menyadari hubungan kekerabatan mereka.     

Ai memeluk Daniel dan membenamkan wajahnya di lehernya. "Apa mereka akan baik-baik saja nanti? Mereka tidak akan membenci kita kan?" tanya Ai khawatir karena menjauhkan anaknya dengan sang adik kesayangan.     

"Tentu saja tidak. Lagi pula sepertinya Jovan tertarik dengan Ella. Sudah ciuman malah. Sedang Javier kita bisa mendekatkannya dengan salah satu putri yg lain."     

"Terserah kamulah. Tapi kalau mereka menolak jangan dipaksa ya?"     

"Aku tidak akan memaksa anak-anak kita untuk menerima perjodohan ini. Namun .. jika memaksamu aku akan melakukan pengecualian. Karena saat ini aku mau nambah, Tweety." Daniel mengelus punggung Ai lagi dan menciumi bahunya. Tubuh mereka menempel dengan kulit sama-sama masih telanjang. Namun belaian Daniel tidak mendapat respon seperti yang dia inginkan.     

Hening.     

"Tweety!"     

"Hm ...?"     

"Aku mau nambah," ucap Daniel menggesekkan tubuhnya yang diduduki Ai.     

Ai melepas pelukannya dan tersenyum. "Dasar mesum. Aku haus mau minum dulu." Ai beranjak dari atas tubuh Daniel.     

"Aku panggilkan pelayan saja." Ai menggeleng.     

"Aku mau melihat Ashoka sebentar, seharian ini dia tidak minta disusuin."     

"Tidak perlu. Aku saja yang ambilkan," kata Daniel megangkat tubuh Ai dan merebahkannya di atas ranjang dan menyelimutinya.     

"Terimakasih, Sayang." Ai mencium pipi Daniel.     

Daniel memakai piyamanya dan keluar dari kamar.     

Saat akan memasuki dapur istana, Daniel melihat siluet seseorang yang berjalan dari arah lorong. Seketika dia ikut berhenti kerena heran.     

Javier? Kenapa anaknya belum tidur jam segini? Batin Daniel. Daniel memasuki kamar anak-anak dan memang benar hanya Javier yang tidak ada.     

Kriekk.     

Daniel berbalik dan melihat Javier masuk ke kamar.     

"Daddy?" ucap Javier terkejut melihat ayahnya berada di kamarnya.     

"Dari mana kamu jam 3 dini hari belum tidur?" tanya Daniel dengan tatapan intimidasinya. Apakah ini alasan anaknya selaku terlihat mengatuk di pagi hari.     

Javier langsung gugup. Apa yang harus dia katakan? "Javier habis bertemu teman, Dad."     

"Kenapa tidak membangunkan Jovan agar menemanimu?"     

"Maaf, Dad. Tadi aku pikir hanya sebentar tapi begitu ngobrol aku jadi lupa waktu," ujar Javier menunduk.     

Daniel hanya mengangguk. "Tidurlah, besok kamu sekolah."     

Javier dengan patuh naik ke ranjang dan berusaha memejamkan matanya secepat mungkin. Dia tidak tahan jika ayahnya sudah menatapnya seperti itu khawatir dia akan di hipnotis dan berakhir membocorkan semua rahasia.     

Setelah Daniel menyelimutinya, dia mengecek Jovan dan Ashoka yang terlihat masih nyenyak dan tidak terganggu oleh kedatangan Javier. Daniel keluar dan menutup pintu di belakangnya.     

Daniel bukan orang bodoh, walau dia bukan dokter resmi namun ilmu farmasi sudah jadi modal utama seluruh pewaris Cavendish dan baru saja Daniel bisa mencium aroma berbagai obat-obatan dari tubuh Javier. Aroma itu sangat ringan namun Daniel akan tetap bisa menciumnya walau hanya sekilas.     

Daniel mulai curiga ada yang disembunyikan oleh Javier darinya.     

Apa pun yang Javierf tutupi, Daniel harus tahu.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.