One Night Accident

DIA ADALAH DR. KEY



DIA ADALAH DR. KEY

0Enjoy Reading     
0

***     

"Tunggu dulu, Jean!" Javier berusaha mengejar Jean dan bertanya apa maksudnya mereka akan segera bertemu. Apakah Dr. Key berhasil menyelamatkan dirinya?     

"Jean! Jean!" Javier terus berlari dan berteriak namun Jean sudah hilang dan tidak keberadaannya tidak diketahui di manapun.     

"Jean ...."     

Hah ... hah ... hah ... Javier bangun dari tidurnya dan melihat sekelilingnya. Ini di kamarnya. Jovan dan Ashoka masih tertidur pulas tanpa terganggu olehnya. Padahal Javier yakin dia habis berteriak tadi. Merasa linglung Javier pergi ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa maksud Jean berpamitan tapi di sisi lain dia bilang mereka akan segera bertemu? Javier memandang wajahnya di cermin lalu menyentuh dadanya yang tadi berdegup kencang. Lalu pelan tapi pasti jarinya naik ke bibir yang tadi dicium Jean.     

Rasanya manis. Apakah ini yang dirasakan Jovan ketika mencium putri Ella? Jadi ... inikah rasa ciuman?     

Plakk.     

Javier memukul wajahnya sendiri. Apa yang dia pikirkan? Jean itu adiknya. ADIKNYA. Dia harus mengingat fakta itu.     

"Dasar tolol,‟ batin Javier pada dirinya sendiri karena berpikir yang tidak masuk akal tentang adiknya.     

Javier keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar. Dilihat jam di dinding baru pukul 11 malam. Masih banyak waktu jika Javier ingin mendapat jawaban. Javier akan pergi ke laboratorium dan bertanya pada Dr. Key tentang maksud perkataan Jean. Kenapa Jean mengatakan bahwa mereka akan segera bertemu lagi? Apa Jean akan hidup lagi seperti dirinya? Banyak hal yang ingin Javier tanyakan pada Dr. Key dan dia sangat tidak sabar. Malam ini Javier harus mendapatkan jawaban itu.     

Dengan langkah tergesa Javier melewati setiap lorong yang biasa dia lalui saat akan ke laboratorium. Dr. Key sepertinya terlalu meremehkan dia. Pasti Dr. Key tidak menyadari bahwa Javier sudah hafal dengan rute menuju laboratorium. Bahkan Javier sudah hafal dengan password di setiap pintu laboratorium itu. Satu lorong lagi dan Javier akan sampai di pintu yang berkamuflase seperti tembok itu. Pintu utama menuju laboratorium ilegal.     

Saat langkahnya semakin dekat tiba-tiba pintu laboratorium sudah terbuka bahkan sebelum Javier menyentuhnya. Javier otomatis bersembunyi saat ada seorang pria berpakaian dokter keluar dari sana. Javier mendekat dari belakangnya saat orang itu membuka maskernya. Dari postur tubuhnya, Javier yakin 100% bahwa laki-laki tersebut adalah Dr. Key.     

Dr. Key berbalik dan langsung terpaku melihat Pangeran Javier yang sudah berada di belakangnya. "Oh ... Halo, Pangeran!" sapa Dr. Key santai. Seolah identitasnya yang sudah diketahui oleh Javier tidak membuatnya khawatir sama sekali.     

Javier berdiri diam, matanya memancarkan rasa ketidakpercayaan dengan apa yang dia lihat. Javier sudah hapal dengan postur tubuh Dr. Key. Namun, Javier benar-benar tidak pernah menyangka bahwa orang itu adalah Dr. Key. Dari sekian banyak kemungkinan, kenapa harus dia yang menjadi Dr. Key. Ini tidak masuk akal dan di luar ekspektasi.     

"Dr. Key? Jadi kamu adalah Dr. Key?" Javier tidak percaya dengan siapa yang ada di hadapannya. Dr. Key yang sebenarnya masih terkejut karena identitasnya diketahui Javier tetap berusaha mengontrol emosinya sedatar mungkin.     

"Kenapa kamu lakukan semua ini? Kenapa harus menyembunyikan identitasmu?" tanya Javier tidak mengerti. Kenapa Dr. Key harus sembunyi-sembunyi jika dia bisa melakukan penelitian dengan terang-terangan. Bagaimanapun Dr. Key masih dekat dengan keluarga kerajaan dan jika dia mau dia mengatakan kebenaran dan tidak akan membuat dia dalam masalah. Seharusnya begitu kan?     

Dr. Key mensejajarkan wajahnya dengan Javier lalu menepuk bahunya pelan. "Suatu hari kamu akan mengerti kenapa aku melakukan semua ini."     

"Aku tidak butuh suatu hari nanti. Aku ingin mendapatkan penjelasan itu SEKARANG!" ucap Javier emosi.     

Dr. Key menegakkan tubuhnya lalu melepas baju dokternya dan melipatnya asal. Lalu memberikannya ke tangan Javier. "Kamu tidak berhak menuntut. Ingat Jean masih ada padaku. Jadi kamu tidak bisa memaksaku mengatakan sesuatu yang tidak aku inginkan. Di sini masih aku bosnya," kata Dr.key tersenyum lebar.     

"Jika kamu tidak mau memberitahu di mana Jean. Maka aku akan memberitahu Daddy siapa kamu sebenarnya," kata Javier semakin emosi.     

"Silakan saja. Tapi sebagai gantinya, jangan berharap bisa bertemu Jean lagi." Dr. Key memperingatkan.     

"Kau tidak akan berani." Javier bahkan meragukan kata-katanya sendiri.     

Dr. Key menyeringai. "Kamu mau mencobanya?" tanya Dr. Key dengan mata tajam seolah menantang Javier melakukan perkataannya.     

Dr. Key menepuk bahu Javier. "Jangan meremehkanku. Aku tidak sebaik yang kamu pikir. Lagi pula kamu masih terlalu kecil untuk melawan orang selicik aku. Sebaiknya lakukan saja apa yang aku katakan. Dan aku akan memastikan semua baik-baik saja," ujar Dr. Key membungkam semua protes Javier.     

Javier antara shok dan tidak percaya bahwa Dr. Key akan mengatakan hal seperti itu padanya padahal dia adalah orang terakhir yang Javier pecaya tidak akan pernah mengancamnya.     

Dr. Key tersenyum memandang Javier yang terlihat kesal tapi tidak bisa berbuat apa pun.     

"Simpan ini baik-baik. Nanti aku ambil saat aku membutuhkannya. Ingat! Jangan sampai ada yang tahu siapa aku," kata Dr. key menunjuk seragam dokternya yang sedang dibawa Javier. Lalu dia berbalik sambil bersiul santai menuju kamar tamu di Istana Cavendish.     

Javier mengepalkan tangannya kesal. Ingin sekali dia melemparkan baju dokter itu ke wajahnya. Tapi Dr. Key benar. Dia hanya anak kecil yang tidak akan sanggup melawannya. Javier masih bingung. bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi.     

Dia benar-benar masih tidak menyangka bahwa Dr. Key adalah dia. Sepertinya Daddy nya terlalu meremehkan orang itu hingga mereka semua bahkan tidak ada yang sadar ada rahasia besar yang ditutupi dalam istana.     

***     

Ai memandang langit-langit di kamarnya. Dia pernah berharap bisa menikmati ranjangnya seorang diri tanpa Daniel yang selalu menindihnya. Tapi saat hal itu terjadi Ai malah kelimpungan dan tidak bisa tidur.     

"Akh! Dasar raja brengsek! Kemana sih dia? Pergi nggak bilang-bilang. Mau niru Marco apa? Tiap pergi menjalankan misi tidak pernah pamit sama Lizz. Ternyata kakak adik sama saja," gerutu Ai kesal.     

Ai bangun lalu merebahkan tubuhnya lagi. Bangun lagi lalu tidur lagi. Mencari posisi yang nyaman di kasur. Tapi lagi-lagi matanya tidak bisa diajak kompromi. Otaknya terus berpikir di mana Daniel, tapi hatinya menggerutu pada suaminya itu.     

Ini mungkin yang dikatakan orang jika sudah terbiasa maka akan sulit mengubahnya. Ai terbiasa tidur dipelukan Daniel. Jadi, begitu Daniel tidak ada, Ai juga tidak bisa tidur.     

Dengan kasar Ai menghempaskan selimut dan membuangnya sembarangan. Dari pada tidak bisa tidur lebih baik Ai jalan-jalan. Siapa tahu setelah capek dia bisa tertidur lelap, batinnya.     

Karena malas mengganti baju. Ai hanya mengenakan piyama panjang di atas lingerie yang dia pakai.     

Yeah ... Ai memang selalu memakai lingerie setiap kali tidur. Tentu saja itu perintah dari Raja Cavendish, Yang Mulia Raja Daniel. Padahal lingerie itu tidak pernah bertahan lebih dari 10 menit di tubuhnya. Dan selalu berakhir koyak setiap harinya. Maka jangan heran kalau stok lingerie Ai lebih banyak dari pada stok semua pakaianya di lemari. Dan jangn lupakan bahwa semua lingerienya berwarna merah.     

Daniel dan kegilaannya dengan warna merah masih bertahan hingga sekarang.     

Ai berjalan mengelilingi istana seperti hantu gentayangan yang tidak memiliki tujuan. Keberadaannya bahkan sempat membuat para pengawal dan maid kebingungan karena tidak biasanaya sang Ratu masih di luar kamar di jam segini.     

Karena bosan dilihat dan mendapat bungkukan badan setiap berjalan. Akhirnya Ai memilih berjalan di sebuah lorong yang sepi. Entah berapa lama Ai berputar-putar saat dia melihat Javier dari kejauhan. Kenapa anaknya belum tidur juga jam segini? Apa dia mimpi buruk? Apa Javier bertemu teman setannya atau menginginkan sesuatu?     

Karena tidak mau mengagetkannya Ai mendekati Javier dengan langkah pelan. Tapi beberapa langkah kemudian saat Ai hampir mendekati Javier. Ai dibuat terkejut dengan tembok yang hanya berjarak 1 meter dari Javier tiba-tiba terbuka layaknya pintu rahasia.     

Sejak kapan ada pintu rahasia di sana? Kenapa Daniel tidak pernah bilang? Atau jangan-jangan Daniel juga tidak tahu? Dengan cepat Ai bersembunyi di sekat antara tembok dan mendengarkan Javier yang berbicara dengan orang yang selalu dipanggil Dr. Key.     

Awalnya Ai ingin keluar dari persembunyian dan menegur Dr. Key karena berani mengancam Javier. Tapi saat nama Jean disebutkan, Ai langsung terpaku di tempat dan entah kenapa hatinya seperti diremas. Kenapa mereka membicarakan Jean? Ai tidak mengenal seseorang bernama Jean selain anaknya. Apakah mereka membicarakan Jean putri kecilnya yang tidak pernah dia lihat wajahnya? Ai menangis dalam diam mengingat tragedi yang menimpanya sampai kehilangan putrinya itu.     

Ai mengintip sedikit ke arah Javier dan melotot saat melihat siapa itu Dr. Key.     

Kenapa Javier memanggilnya Dr. Key? Kenapa tidak memanggil orang itu seperti biasa? Banyak pertanyaan berkecamuk di dalam hatinya hingga Dr. Key dan Javier sudah meninggalkan tempat itu barulah Ai keluar dari persembunyiannya dan memandang dengan linglung.     

Ai masih berusaha memahami apa yang mereka bicarakan, namun semakin dipikirkan Ai semakin tidak paham. Ai harus mengintrogasi orang yang dipanggil Dr. Key itu.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.