One Night Accident

DANIEL DATANG



DANIEL DATANG

0Enjoy Reading.     
0

****     

Daniel melajukan motornya menuju kerajaan tapi sebelumnya dia harus tahu keadaan sang adik. Bagiamapun Marco masih menjadi kekhawatirannya yang paling utama. Begitu keluar dari lorong dan dengan masih berada di atas motor Daniel melakukan panggilan kepada anak buahnya yang tadi membawa Marco.     

"Selamat malam, Yang mulia!" jawab suara di sebrang sana dengan nada formal.     

"Bagaimana keadaan pangeran Jhonatan?"     

"Saat ini pangeran sudah baik-baik saja dan hanya perlu beristirahat selama beberapa hari untuk memulihkan kondidi fisiknya yang lemah."     

"Memang apa saja diagnosis dokter?"     

"Menurut dokter Pangeran Jhonathan entah bagaiman menghirup Zat Botholinum Toxin."     

Cittttttt.     

Daniel menghentikan motornya mendadak.     

Zat Botholinum toxin ... Bukankah itu racun mematikan? Reaksi paling ringan bisa menyebabkan kelumpuhan?     

Plakkk.     

Daniel menepuk jidatnya sendiri. Marco kan kebal racun. Tentu saja dia tidak akan mati. Tapi wajar juga sih di saat orang normal akan mati atau lumpuh jika sampai terkena zat itu. Marco hanya lemas seperti orang belum makan. Padahal Daniel sudah bereaksi berlebihan, dia bahkan sudah membayangkan berita di surat kabar. Pangeran Jhonathan dari Kerajaan Chavendish Meninggal Dunia Akibat 3 Hari Tidak Makan Bah ... tidak elite sekali.     

"Jadi, Jhonathan sudah segar bugar?" Tanya Daniel lagi.     

"Benar Yang Mulia ... bahkan tadi dia sempat ingin menyusul Anda saat sudah merasa baikan."     

"Jhonatan ke sini?"     

"Tidak Yang Mulia. Kami berhasil mencegah Pangeran Jhonathan kembali ke sana. Karena bagaimanapun juga kata dokter yang merawatnya, pangeran harus istirahan total paling tidak sampai besok pagi. Kami tidak mau mengambil resiko dan membuat Anda kecewa. Namun Pangeran sangat keras kepala dan saat ini Pangeran Jhonatan sedang beristirahat di istana karena Pangeran Jhonatan tidak mau tinggal di rumah sakit."     

Daniel mengembuskan napas lega. Adiknya itu selalu bikin khawatir. Pantas saja uncle Paul sangat protektif pada Uncle Pete. Karena memiliki adik yang kadar kecerobohannya tinggi itu memang menguras emosi. Daniel mematikan ponselnya dan menyalakan motornya lagi. Rasa lelah dan berbagai pertanyaan yang menggunung di otaknya membuatnya butuh pengalihan sejenak.     

Dia butuh Vitamin Ai.     

Selain itu Daniel harus segera merefresh otaknya dan menstabilkan emosinya dari semua pertanyaan, bukti di lapangan dan perasaannya yang campur aduk.     

Ah ... dia mau Ai sekarang juga. Hanya dia yang bisa menginjeksinya dengan tenaga full power.     

*****     

Setelah mendengar dan melihat apa yang baru saja terjadi Ai masih terpaku beberapa saat. namun ... begitu dia agak tenang Ai berjalan dengan cepat menuju kamar tamu istana. Bermaksud menemui orang yang dipanggil Dr. Key oleh Javier. Semakin mendekati kamar tamu, jantung Ai semakin berdegup kencang dan otaknya penuh dengan berbagai pertanyaan.     

Apa yang akan dia lakukan? Atau apa yang akan dia tanyakan pada orang itu? Apa dia akan marah jika Ai bertanya macam-macam? Tapi dilihat dari sudut mana pun dia sudah berani mengancam Javier. Dan jika orang itu marah karena dia bertanya banyak hal, maka Ai juga berhak menghajar orang itu karena berani mengancam putra mahkota Cavendish.     

Ai mengangkat tangannya akan mengetuk pintu di depannnya. Di satu sisi dia ragu, tapi di sisi lain Ai penasaran juga ingin tahu siapa Jean yang mereka bicarakan. Ah ... sudahlah ... Dia kan ratu. Siapa yang akan berani membantahnya?     

Raja saja takluk di bawah selangkangannya, batin Ai memberi semangat pada dirinya sendiri.     

Ai mengambil napas dalam lalu mengangkat tangannya hendak mengetuk kembali. "Yang Mulia Ratu." Ai yang terkejut secara otomatis berbalik, dan melihat pengawalnya membungkuk di depannya.     

"Ada apa?"     

"Yang Mulia Raja Daniel sudah datang dan beliau mencari Anda." Ai memandang pintu kamar tamu lalu ke arah pengawalnya. Ai mendesah pasrah. Sebaiknya dia menemui Daniel dulu dan mengurus benda di antara kedua pahanya sebelum dia kena hukuman dan berakhir berjalan ngangkang di pagi hari. Toh orang itu tidak akan bisa kemana-mana tanpa izin Ai atau Daniel. Batin Ai berjalan menuju kamarnya.     

Baru Ai menutup pintu kamarnya, dia langung menjerit kaget saat ada tangan yang menariknya hingga tubuhnya menempel dengan pintu.     

"Dan ... emmmppp." Ucapan Ai langsung dibungkam oleh sebuah bibir yang mengulum dan menghisapnya dengan beraturan.     

"Astaga ... aku sangat merindukanmu," ucap Daniel setelah melepas bibirnya dari Ai, sedang Ai hanya mampu terengah engah berusaha mengumpulkan kembali oksigen ke dalam paru-parunya.     

Srakkkkk.     

Baru Ai akan memprotes karena Daniel tadi mengagetkannya. Tiba-tiba kimononya sudah terhempas entah kemana dan lingerie yang dia pakai sudah terkoyak di bawah kakinya.     

"Akhirnyaa ...," gumam Daniel senang melihat tubuh Ai yang bisa dia sentuh tanpa halangan. Daniel langsung melumat bibir Ai lagi, kini bahkan lebih intens dan brutal. Ai mencengkram bahu Daniel saat Daniel mulai menurunkan ciumannya ke leher. Bahkan dia sempat menjilat dan mengecup gemas telinga dan bahunya sebelum akhirnya turun ke arah payudaranya.     

"Wait ... Ah ... Daniel ... uh ... ini terlalu cepat." Ai berusaha menahan Daniel yang seperti orang kehausan saat melepas bra miliknya dan langsung menghisap payudaranya kencang.     

"Aku tidak tahan, Tweety ... jangan menahanku," geram Daniel dan belum sempat Ai menjawabnya.     

"Aaakhh!" Ai terpekik kencang karena tubuhnya terangkat dan kejantanan Daniel sudah menyeruak masuk ke dalam kewanitaannya. Ai tidak tahan untuk tidak mendesah setiap kali Daniel menggerakkan tubuhnya.     

Rasa panas, nikmat sudah bercampur dan membuat Ai merasa kewalahan.     

Daniel tidak pernah bercinta dengan brutal seperti ini. Daniel bahkan tidak memberi waktu Ai untuk sekedar bernapas saat dia terus menggerakkan pinggulnya semakin kencang. Tubuh Ai sudah mengkilat karena bercampur dengan keringat Daniel, dan itu membuat Daniel semakin semangat. Diremasnya pantat mulus Ai dan dia menghujamkan miliknya semakin dalam. Membuat Ai terengah-engah kelimpungan dibuatnya.     

"Daniel ... Aku ... Aaakkhhhh!" Ai mendongakkan wajahnya dan kakinya otomatis menegang saat Daniel mencengkram pantatnya dan menusuk dengan keras dan kasar. Antara sakit dan nikmat Ai tidak tahu mana yang lebih mendominasi. Yang dia tahu tidak membutuhkan waktu lama hingga dia merasakan tubuhnya meledak dan terasa hancur berkeping-keping disertai geraman Daniel yang menyemburkan pelepasannya di dalam rahim Ai.     

"Hah ... hah ... hah ...." Ai merebahkan kepalanya di bahu Daniel berusaha mengatur napasnya yang ngos-ngosan seperti habis dikejar anjing rabies.     

Ai merasa ngantuk dan lemas setelah percintaan brutal tadi. Dia bahkan malas mengeluarkan suaranya dan memilih memeluk Daniel dengan damai. Tapi Ai salah prediksi. Karena belum satu menit berlalu saat Daniel sudah menghempaskannya ke ranjang. Lalu tanpa peringatan Daniel kembali menyatukan tubuh mereka dan memulai malam yang panjang.     

Ai tidak tahu berapa kali dia menjeritkan nama Daniel di setiap puncak kenikmatan yang dia dapatkan. Yang Ai tahu, dia pasti tidak akan sanggup berjalan saat bangun besok pagi.     

Sang Raja sedang dalam mode balas dendam.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.