One Night Accident

MENUJU INDIA



MENUJU INDIA

0Enjoy Reading.     
0

***     

Dr. Key baru akan ke kamar Ai untuk melihat keadaannya saat dia melihat pengawal pribadi Ai mengetuk pintu.     

"Ada apa?" tanya Dr. Key setelah membalas sapaan formal pengawal Ai tersebut.     

"Kami hanya diperintahkan yang mulia raja agar memberitahu Ratu bahwa malam ini beliau tidak pulang karena ada perjalanan ke luar negri."     

"Memangnya yang mulia Raja mau kemana?" tanya Dr. Key. Setahu dirinya Daniel akan selalu mengajak AI jika pergi ke mana pun. Kenapa sekarang ditinggal begitu saja? Ada yang aneh dengan perjalanan kali ini.     

"Beliau ada acara penting di negara India."     

Deg .....     

Jatung Dr. Key langsung berdetak kencang. Daniel tidak pernah meninggalkan Ai sendiri di istana bahkan untuk acara paling penting sekali pun. Tapi kenapa kali ini Ai diabaikan? Itu hanya akan terjadi jika Daniel merasa akan menghadapi bahaya. Dan melihat negara yang dia tuju, Dr. Key jadi ikut curiga.     

"Apa yang dilakukan yang Mulia Raja di negara India hingga harus terburu-buru."     

"Maaf itu diluar pengetahuan kami."     

"Baiklah ... Silakan beritahu ratu sendiri, aku ada urusan," kata Dr. Key dan langsung pergi tanpa melihat ke belakang lagi karena harus memastikan sesuatu.     

Dr. Key masuk ke kamarnya dan langsung mengeluarkan ponselnya. Satu kali panggilan. Dua kali panggilan. Hingga 10 panggilan tetap tidak diangkat oleh Dokter yang menjaga Jessica yaitu Tom. Akhirnya mau tidak mau Dr. Key menghubungi nomor rumah sakit yang menampung Jessica.     

"Aku Dr. Key ingin berbicara dengan Dr. Khenan. Aku tidak bisa menghubunginya. Nomornya tidak aktif," kata Dr. Key langsung tanpa menunggu sapaan dari orang yang sedang diajaknya bicara.     

"Mohon tunggu sebentar," jawab suara resepsionis di sana.     

Beberapa saat kemudia.     

"Maaf Dokter Key, Saat ini Dr. Kenan sedang ada di ruang operasi jadi tidak bisa menerima panggilan anda. Jika ada yang ingin di sampaikan bisa menitipkan pesan anda atau menghubungi lagi dua jam lagi. Kami akan menyampaikan bahwa anda menelpon."     

"Baiklah, terimakasih," tutup Key langsung.     

"Halo ... Awasi bandara. Daniel pergi ke India. Beritahu aku dia pergi dengan pesawat apa, bandara mana dan siapa saja," perintah Dr. Key pada anak buahnya.     

"Baik, Sir."     

Beberapa menit kemudian sebuah foto masuk ke Ponsel Dr. Key.     

"Sial!" Ucapnya saat melihat foto Daniel dan beberapa anak buahnya. Bukan itu yang Dr. Key khawatirkan, tapi wajah Tom yang terpampang di sana sudah menjelaskan semuanya.     

"Siapkan jet pribadi. Aku akan ke India sekarang juga," ucap Dr. Key dan langsung keluar dari kamarnya. Dia harus sampai di India lebih dahulu dari pada Daniel.     

"Aku ikut." Key tersentak kaget lalu berbalik, sangat terkejut melihat Ai di belakangnya.     

"Apa maksudmu?"     

"Aku ikut ke India."     

"Tidak bisa Ai, aku kesana bukan untuk berlibur."     

"Aku ikut juga bukan untuk berbelanja. Aku ikut karena ingin menemui anakku." Ai sudah memutuskan dan tidak bisa di ganggu gugat.     

"Ai mengertilah ini bukan main-main. Daniel, suamimu sedang menuju India dan aku yakin dia sudah tahu mengenai Jean. Oke itu tidak masalah, tapi bagimana jika setelah menemukan Jean dan Jessica Daniel langsung membawanya ke sini? Padahal dari segi kesehatan mereka baru bisa melakukan penerbangan 2 hari lagi, itu pun dengan pengawasan intensif."     

Ai bersedekap. "Aku ikut atau kau tidak akan bisa keluar dari kerajaan ini," kata Ai keras kepala.     

"Kamu tidak akan bisa mencegahku keluar!"     

Ai mengangkat dagunya angkuh. "Coba saja!"     

"Kamu mengancamku?" tanya Dr. Key tidak percaya.     

"Kau bisa mengancam Javier. Kenapa aku tidak bisa mengancammu? Terus berdebat di sini dan Daniel akan sampai di India terlebih dahulu," kata Ai dengan nada sombong.     

Dr. Key mengusap wajahnya frustasi. "Terserah, tapi cepat dan ikuti aturanku," ucapnya dan langsung berbalik.     

Ai menarik lengan baju Dr. Key hingga dia berhenti dan memandangnya kesal. "Bukan aku, tapi kamu yang harus mengikuti aturanku atau jangan berharap bisa keluar dari kerajaan sama sekali," ujar Ai angkuh dan berjalan mendahului Dr. Key.     

Key menatap Ai frustasi. "Brengsek!" teriak Key dongkol.     

***     

Setelah berada di pesawat.     

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Ai memandang Dr. Key dengan wajah bingung.     

"Hm ..."     

"Aku ikut karena aku yang minta, tapi apa maksudmu mengajak Javier dan Jovan ikut juga?"     

"Agar kamu berpikir dulu sebelum bertindak."     

"Jadi kamu berniat mengancamku dengan menggunakan anak-anakku?" teriak Ai tidak percaya.     

"Terserah apa katamu, aku hanya ingin kamu tidak bertindak gegabah karena tidak mustahil juga aku akan membuatmu berpisah dengan duo J."     

"Apa kamu sadar kamu baru saja mengancam seorang ratu?"     

"Kamu ratu di Cavendish, sementara kita saat ini sudah keluar jauh dari kerajaanmu, dan di sini kamu bukan ratu"     

Ai ingin sekali menendang wajah datarnya itu. "Aku tidak menyangka Daniel memiliki keluarga sebajingan dirimu."     

"Kalian memang tidak tahu apa pun tentangku," kata Dr. Key datar.     

"Boleh aku tanya lagi?" Dr. Key mengangguk.     

"Kenapa kamu lakukan semua ini?" Ai belum menemukan motif yang membuat Dr. Key menjadikan Jean bahan percobaab.     

"Karena kamu sangat menginginkan anak perempuan, makanya aku berusaha menyelamatkan Jean."     

"Kalau demi aku, kenapa kamu sembunyikan dariku? Kenapa tidak jujur dari awal? Aku pasti mendukungmu jika tahu kau ingin menyelamatkan anakku."     

Dr. Key memandang Ai datar. "Realistis Ai, kamu baru kehilangan anakmu, kamu baru selesai mengalami penculikan dan sedang trauma berat. Apakah kamu pikir kamu sanggup melihat bayimu tumbuh tanpa bisa apa-apa? Apa kamu sanggup melihat anakmu kesakitan dan menderita? Apa kamu sanggup menunggu tanpa ada kepastian bahwa anakmu akan selamat atau tidak? Tidak. Kamu tidak sanggup untuk mengalami semua itu. Jika kamu tahu dari awal, kamu akan terus bersedih dan mungkin depresi melihat nasib anakmu. Lagipula aku sebenarnya tidak ada niat memberitahukan semua ini, karena awalnya aku akan mengirim Jessica sebagai anak adopsi saja, tanpa kamu harus tahu bahwa jantung dan semua organ yang menampung hidupnya diambil dari anak kandungmu Jean."     

Ai memandang Dr. Key tanpa bisa berkata apa-apa. Dia terlalu terkejut mendengar betapa Dr. Key mengorbankan dan melakukan semua demi dirinya. Ai menoleh dan memandang Dr. Key ngeri     

.     

"Apa kamu masih mencintaiku?" tanya Ai was-was.     

Dr. Key mengangkat sebelah alisnya dan mendengus saat mendengar pertanyaan Ai. "Aku sudah menikah, dan aku mencintai istriku."     

"Tapi dulu kamu kan pernah bilang bahwa kamu suka padaku, kalau kamu sudah tidak mencintaiku kenapa kamu berkorban begitu banyak?"     

Dr. Key memandang Ai lekat. "Ai ... suka dan cinta itu beda. Aku suka kamu, aku juga suka Daniel, aku juga suka Javier dan Jovan. Aku suka kalian semua."     

Ai menyipitkan matanya tidak percaya.     

"Oke dulu aku akui, aku sempat baper padamu, ingat hanya baper tidak lebih. Tapi sekarang aku menyukaimu karena kamu istri Daniel dan aku menganggapmu keluarga, dan sebagai keluargaku aku tidak mau kamu sedih. Karena jika kamu sedih Daniel juga sedih, jadi tidak usah GR. Aku tekankan sekali lagi bahwa aku sangat sangat mencintai istri dan anakku, oke?"     

Ai memutar bola matanya jengah. "Terserah, yang jelas jangan mendekatiku dengan cara mencurigakan," kata Ai sambil memandang Dr. Key dengan kesal. Lalu tanpa permisi dia berjalan ke arah kamar tidur di dalam pesawat. Melihat Javier dan Jovan yang asik bermain Ps tanpa menyadari bahwa orang yang membawanya ke sini adalah orang yang entah baik atau jahat Ai sendiri tidak bisa memastikannya.     

"Kamu terlalu ke PD an." Dr. Key benar-benar kesal melihat tinggkah Ratu yang menganggap semua orang jatuh cinta padanya. Apa salahnya baik sama keluarga. Bukan berarti dia menaruh rasa lebih kan. Ah ... dia mencintai istrinya dan tidak akan membiarkan Ai merusak hubungan mereka dengan pemikirannya yang rada absurd itu.     

"Mom ... mom kenapa?" tanya Javier saat melihat Ai yang masuk dengan wajah ditekuk.     

Ai tersenyum tidak mau membuat anaknya khawatir. "Tidak apa-apa, Sayang. Mom hanya kesal karena daddy tidak mengajak berangkat bersama ke India, sehingga kita harus menyusulnya seperti ini."     

"Mom tidak usah kesal, pasti Dad punya alasan kenapa berangkat sendiri. Kata paman Marco seorang istri harus bisa mengerti saat suaminya sibuk bekerja dan dilarang menuntut aneh-aneh."     

Ai melongo. Jadi itu yang dilakukan Marco pada istrinya? Tidak heran sih Lizz kan penurut, kalau Ai maaf-maaf saja ya ... sekarang pelakor banyak. Dia tidak mau kecolongan, apalagi para transgender yang lebih cantik dari aslinya, kalau suaminya kecantol, kan lebih bahaya lagi. Zaman now. Bukan hanya beras yang dipalsu dari plastik, kelamin pun sekarang dari plastik dan harus diakui segala sesuatu yang dari plastik itu lebih menarik dari aslinya. Dan tidak sedikit pria yang tertipu tampilan plastik padahal isinya sampah.     

Dr. Key memejamkan matanya. Lalu merebahkan kepalanya ke sandaran kursi. Dia membawa duo J karena sudah berjanji pada Jessica akan mempertemukan mereka. Walau pertemuannya dipercepat, itu lebih baik daripada terus mendengar para dokter yang menjaga Jessica diteror dengan pertanyaan kapan Javier datang.     

Seharusnya Ai tidak ikut, dan seharusnya Key menguburkan mayat Jean setelah operasi selesai. Bukan malah menyimpannya karena alasan melankolis. Walau itu juga sebagai bentuk antisipasi jika operasi gagal dan tubuh Jessica tidak bisa menerima organ dalam Jean tapi tetap saja Key merasa bahwa saat itu dia kurang sigap menanganinya.     

Sekarang dia harus pergi menyusul Daniel ke India. Bukan karena takut Daniel bertemu dengan Jessica, tapi Key khawatir dia menemukan mayat Jean, lalu ditunjukkan pada Ai.     

Percayalah ... seorang ibu lebih memilih dirinya yang mati daripada melihat mayat anaknya sendiri, itu pasti sangat menyakitkan. Dan Dr. Key berusaha menghindari itu.     

Dia tidak suka jika anggota keluarganya sedih, jadi lebih baik dia menyimpannya untuk dirinya sendiri. Biarlah dia dijuluki kejam dan tak berperasaan yang penting tidak ada keluarganya yang perlu menangis berkepanjangan karena kesedihan.     

Cukup dia yang merasakan pedih dan sakitnya ditinggalkan.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.