One Night Accident

TIDAK MENGENALKU



TIDAK MENGENALKU

0Enjoy Reading.     
0

***     

"Kamu yakin akan menembakku?" tanya Dr. Key masih santai.     

"Kenapa tidak. Selalu ada pertama kali dalam hidup." Daniel melihat Dr. Key tajam tidak mau melewatkan gerakannya sedikitpun karena tahu orang ini cukup lincah dalam soal kabur-kaburan.     

"Baiklah ... ini memang salahku. Kamu boleh menembakku tapi nanti saja. Biar aku ...."     

Dorrrrr.     

Brukkk.     

Belum sempat Dr. Key menyelesaikan perkataannya sebuah peluru sudah melesat ke arahnya. Dr. Key mundur beberapa langkah hingga menabrak pohon di belakangnya. Dia menatap bahunya yang mengeluarkan darah karena tertembak.     

Dr. Key menatap Daniel tidak percaya. "Kamu benar-benar menembakku?" tanyanya sambil melotot.     

"Bukankah tadi, Kamu yang minta. Aku sudah mengatakan selalu ada yang pertama dalam hidup ini. Seharusnya kamu waspada. Apakah selama ini pelatihan di Save Security masih kurang membuatmu mengantisipasi keadaan berbahaya." Daniel masih terlihat santai. Berbeda dengan Dr. Key yang kesal.     

"Maksudku bukan menembakku sekarang. Setidaknya berikan aku waktu untuk menjelaskan terlebih dulu," protesnya.     

"Kapan? Menunggumu menjelaskan atau menunggumu mencari cara untukkabur lagi? Jangan berharap aku akan melepasmu kali ini." Daniel tidak mau tertipu dengan akal bulusnya.     

"Kamu memang keterlaluan," ucap Dr. Key kesal saat usaha negoisasinya gagal total.     

Dorrrrr.     

"Bangsat. Kamu benar-benar ingin membunuhku ya?" teriak Dr. Key saat sebelah kakinya tiba-tiba juga ikut tertembak sebelum dia bahkan bisa menghindar.     

"Jika kamu macam-macam dan tidak mau bekerja sama aku dengan senang hati akan membunuhmu," ucap Daniel dengan dada yang terasa sakit karena merasa dibohongi oleh orang itu. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali.     

Mendengar jawaban Daniel, bukannya takut Dr. Key malah tertawa kencang. Tawa yang baru kali ini Daniel lihat, bukan tawa senang tapi tawa yang menyampaikan pesan seolah Daniel mencemoohnya.     

"Kamu dan semua keangkuhanmu. Selalu merasa kamu lebih hebat dari semua orang," kata Dr. Key sambil berusaha berdiri dengan sebelah kaki yang terluka.     

Daniel memandang Dr. Key dengan menahan rasa kasihan. Rasanya sangat tidak enak karena harus bertengkar dengan keluarga sendiri. Hal yang selalu dia hindari.     

"It's ok ... tidak perlu bersedih karena menembakku. Kamu tahu sendiri ini bukan hal yang besar. Akan sembuh dengan segera. Lagi pula memang aku yang salah. Aku kan memang selalu salah. Hahahaha ... Kenapa jadi seperti judul lagu," kata Dr. Key miris.     

Daniel mengabaikan kata-kata Dr. Key. "Kenapa kamu harus melakukan semua ini?" tanya Daniel serius.     

"Karena aku memang harus melakukannya. Tidak ada alasan khusus."     

"Dan membohongiku lagi? Kenapa kamu tidak jujur padaku? Apa aku terlihat tidak bisa di percaya?" tanya Daniel kecewa.     

Dr. Key malah tertawa. "Apa kamu pikir selama ini aku pernah jujur padamu? Kalian semua tahu apa tentangku? Kalian tidak pernah tahu apa-apa."     

Daniel menghela napas lelah. "Kamu benar. Setelah semua ini. Aku baru sadar aku tidak mengenalmu sama sekali. Mana sebenarnya wajah palsu dan mana wajah aslimu." Daniel tidak bisa membedakan kapan orang itu jujur dan kapan dia bohong.     

Dr. Key mengangguk mengerti. "Siapa pun aku. Seharusnya kamu tahu aku tidak akan pernah menyakiti kalian. Aku memang pembohong dan banyak menyembunyikan rahasia. Namun aku tidak pernah berbohong bahwa aku menyayangi kalian semua. Aku tidak akan pernah menyakiti anggota keluarga. Kecuali penghianat seperti Pauline, dia memang pantas mati."     

Daniel mendengus geli. "Sayang keluarga? Menjadikan anakku bahan percobaan apakah termasuk kategori sayang keluarga?"     

"Aku tidak menjadikannya bahan percobaan, Aku berusaha menyelamatkannya," bantah Key.     

"Menyelamatkan? itu hanya istilah lain dari kelinci percobaan. Mau seperti apa pun namanya kamu sudah menjadikan anakku sebagai bahan penelitian? Lalu apa bedanya itu?" Membayangkannya Daniel semakin merasa kecewa.     

"Aku berusaha menghidupkannya, bukan menelitinya. Ini sama seperti ketika kamu ingin mencarger ponsel. Apa semua Carger bisa buat semua ponsel. Tidak. Kamu harus tahu type ponselmu dulu baru bisa menentukan Carger yang tepat. Jika tidak maka bukan hanya ponselmu tetap kehabisan daya bahkan mungkin rusak jika carger yang kamu pilih bermasalah. Begitupula Jean, aku tidak bisa menghidupkannya jika tidak tahu masalah apa yang dimiliki olah tubuhnya, Jean bukan bahan penelitian. Ini murni pemeriksaan sebelum pengobatan." DR. Key masih membantah.     

"Baiklah ... terima kasih untuk itu. Tapi itu tidak menjawab pertanyaanku. Kenapa kamu tidak mau jujur padaku? Kenapa kamu harus menyembunyikan semua ini? Bukankah aku sudah pernah bilang. Kita akan lebih mudah mengatasinya saat bersama. Kita sebagai anggota keluarga Cohza saling mendukung satu sama lain." Daniel mengingatkan.     

"Apa yang akan kamu lakukan jika aku memberitahu bahwa aku membawa janin Ai dan ingin mencoba mengotak atiknya berharap dia bisa selamat padahal sudah jelas janin itu telah mati?" tanya DR. Key.     

"Sekarang kamu mengakui ingin mengotak atik tubuh anakku. Kamu memang mau menelitinya bukan? Ini tidak murni karena kamu ingin menyelamatkan janin milik istriku." tegas Daniel.     

Dr. Key dengan santai bersandar di pohon sambil bersedekap. "Terserah apa istilahmu, yang aku tau kamu itu sangat realistis. Aku yakin kamu tidak akan mengizinkannya. Karena daripada membuat Ai lebih trauma dan mengharapkan hal yang tidak pasti kamu akan memilih langsung mengubur janin itu agar Ai segera melupakannya, benar bukan?"     

Daniel kesal karena Dr. Key sangat mengenalnya tapi mau tidak mau dia harus mengakui Dr. Key benar untuk kali ini. Dari pada membuat Ai sedih dia lebih baik melenyapkan sumber kesedihan itu. Tetapi tetap saja ketidakpercayaannya pada Daniel membuatnya kecewa. Dibohongi berkali-kali itu menyakitkan, Dude.     

Dooorrr ... Dorrrrr ... Dorrrrr.     

Dr. Key dengan cepat bersembunyi di balik pohon saat tau Daniel yang kesal mulai memberondongnya dengan tembakan.     

Syuuttt.     

Craaaass.     

Daniel melihat lengannya sedikit tergores saat sebuah pisau melayang ke arahnya.     

"Meleset," ejek Daniel ketika pisau itu melenceng jauh.     

Dorrr ... Dorrr ... Dorrrr.     

"Shit, kamu benar-benar ingin aku mati?" teriak Dr. Key sambil berlari ke pohon yg lain yang lebih jauh.     

"Saat ini iya."     

"Tapi aku harus memeriksa Jessica dua hari lagi. Sedangkan kamu tidak bisa melakukannya. Akuilah ... kamu masih membutuhkanku," teriak Dr. Key.     

Klikk.     

Daniel melihat pistolnya yang sudah kehabisan peluru dan membuangnya sembarangan.     

"Pelurumu habis? Bagus, sebaiknya kamu temui Ai sekarang," kata Dr. Key keluar dari persembunyian.     

"Jangan mengelak dari topik."     

"Aku tidak mengelak, tapi istrimu sedang kesakitan sekarang," ucap Key santai.     

"Kamu mau mengancamku?"     

"Tidak, aku tahu kamu akan ke sini jadi aku sedikit memberinya perangsang agar kamu sibuk. Tahu sendiri kan apa yang terjadi jika kamu tidak segera menemui Ai? Aku tidak berani jamin kulit mulusnya akan tetap mulus." Dr. Key tersenyum lebar. Dia baru sekarang senang Ai memaksa ikut ke India. Karena bisa dijadikan sebagai kartu truft menghadapi Daniel.     

Perangsang?     

Sial ... kenapa otak Key ini begitu licik.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.