One Night Accident

THE SECRET OF DR. KEY 3 (HUKUMAN)



THE SECRET OF DR. KEY 3 (HUKUMAN)

0Enjoy Reading.     
0

***     

Satu persatu rancana Marco menemui jalan berliku dan terancam terungkap segera.     

Marco berencana akan membawa Jessica ke Cavendish malah ketahuan Ai dan harus membawanya ke India karena Daniel sudah mengetahui keberadaan Jean dan terlebih dahulu menjemputnya di India. Membuat Marco mau tidak mau harus segera menyusulnya karena keberadaan Jean dan Jessica yang masih dalam penmgawasan kesehatan dirinya. Apalagi jika Ai sampai melihat jenazah Jean pasti akan membuat Ai sedih.     

Sesampainya di India. Marco harus mengejar waktu sekaligus memperdaya Ai serta lari dari Daniel dalam waktu bersamaan. Dan itu menguras tenaga. Dia hanya memiliki satu tubuh tapi menangani enam orang sekaligus. Sangat tidak adil.     

Javier dan Jovan yang berinteraksi dengannya sebagai Marco.     

Ai yang dia jebak masuk ke kamar dengan rayuan ala adik ipar.     

Daniel yang menuju rumah sakit mengejar Jean dan Jessica karena mencurigainya sebagai Dr. Key.     

Terakhir, Jean yang harus dia kuburkan dan Jessica yang harus dia amankan.     

Marco benar-benar seksi wara wiri.     

Mau bagaimana lagi Inilah akibat kalau tidak jujur dengan keluarga sendiri. Satu kebohongan menciptakan kebohongan yang lain. Dua kebohonghan berkembang menjadi ratusan kebohongan-kebohongan selanjutnya. Dan begitu semua terungkap, Marco tahu dia akan dihukum setimpal.     

Tapi nasi sudah menjadi lontong dari pada tidak dimakan maka Marco sekalian menambahkan sambel dan kerupuk agar bisa di nikmati. Jadi ... mau tidak mau Marco harus tetap pada pendiriannya. Menguburkan Jean dan mempertemukan Jessica dengan keluarga barunya. Walau akhirnya dia berhasil mengurung Ai, membohongi duo J dan menguburkan Jean tepat waktu, tapi dia tau kedoknya sudah terbongkar karena tidak ada 10 menit setelah dia selesai menguburkan Jean, Daniel muncul dengan pistol di tangannya.     

Marco akan menerima dengan lapang dada jika Daniel ingin menembaknya, tentu saja setelah dia menjelaskan semuanya, tapi Daniel bukan orang yang sabar dan Marco tidak menyangka bahwa Daniel benar-benar tega menembaknya. Ingat, Daniel benar-benar menembaknya. Hal yang tidak akan pernah Marco percaya akan dilakukan Daniel pada adik kesayangannya ini.     

Marco berusaha melawan dengan melempar pisau. Tapi tentu saja meleset, kemampuan lemparan pisaunya jauh di bawah Uncle Pete dan Daniel. Jadi berharap bisa menahan Daniel dengan pisau adalah mustahil.     

Untung saja Marco sudah memiliki rencana cadangan. Berkat idenya memancing Daniel menggunakan Ai, akhirnya Marco lolos juga. Ai dan Daniel bahagia bisa bulan madu lagi. Marco bahagia karena bisa kabur sementara dan kembali ke Indonesia menemui Lizz istri tercintanya.     

Namun Marco tahu. Rasa tenang yang dia rasakan adalah jenis tenang sebelum badai. Jadui ... Marco menikmati momen bersama keluarganya sebelum kembali ke Cavendish dan siap dengan hukuman yang akan dijatuhkan oleh Daniel.     

***     

Marco tahu bahwa ini sudah saatnya dia menerima hukuman. Maka setelah sampai di Cavendish dia segera memeriksa keadaan Jessica terlebih dahulu.     

Ternyata hukumannya jatuh lebih cepat dari waktu yang dia perkirakan. Baru Marco keluar dari kamar Jessica, Daniel sudah berdiri di depan pintu kamar untuk menunggunya.     

"Urusan kita belum selesai," ucap Daniel dengan wajah dingin dan mata tajam.     

Marco terpaku sejenak lalu menunduk dan melepas masker di wajahnya dengan pelan. Berusaha menunjukkan keberaniannya dan memandang Daniel penuh permohonan.     

"Kamu benar-benar tidak akan melepaskanku ya?" tanya Marco tersenyum miris.     

"Setelah semua ini kamu ingin aku lepaskan?" Daniel semakin geram.     

"Bagaimanapun aku masih keluargamu, benarkan ... Kakak!" Marco memiringkan wajahnya dengan senyum licik. Dia tahu alibi apa pun yang dia gunakan. Dia tetaplah bersalah.     

Daniel tidak menjawab namun tangannya sudah lebih dulu maju dan melayang ke arah wajah menyebalkan di depannya.     

"MARCOOOOOO!!!!!!!!!!!"     

BUGKHHHH.     

Daniel memukul Marco dengan kekuatan penuh dan terus memukulnya tanpa memberi Marco jeda sama sekali.     

Bukghh … Bukhhh … Bugkhh.     

"Daniel … Apa yang kamu lakukan?" teriak Ai saat melihat Daniel menghajar Marco tanpa ampun. Daniel bahkan tidak memberikan waktu Marco untuk menagkis apa lagi melawan serangannya dan Marco juga tidak ada niat membalas pukulan Daniel sama sekali.     

"Kenapa baru muncul sekarang, Brengsek!" Daniel yang sedang emosi mengabaikan teriakan panik dari AI.     

Duakhhh.     

Satu tendangn membuat tubuh marco terlempar ke belang.     

"Dulu membohongiku tentang identitasmu sebagai Jhonatahan."     

Bugkhh, Bugkhhh.     

"Dua pulugh tahun kamu menyembunyikan Jhonathan dan menjadi Marco, aku mencoba mengerti dan memaafkan kebohonganmu karena keadaan tertentu. Bahkan aku menyalahkan diri sendiri dengan semua kejadian yang kamu alami."     

Bugkhh.     

"Lalu kamu menjadikan Ai dan anakku untuk memaksaku menjadi pewaris Cavendish. Aku tidak masalah, karena aku menyayangimu dan ingin memenuhi keinginanmu apa pun itu."     

Duakkhh.     

"Dan semua itu belumcukup? Kamu sengaja memancing Pauline keluar hingga menyebabkan anak dan istriku terluka. Apa aku menyalahkanmu? Tidak. Aku terlalu percaya padamu hingga titrik dimana aku tidak akan pernah meragukan semua perbuatanmu."     

Duazzkk … Uhukkkk.     

"Janin yang harusnya jadi putriku mati gara-gara kamu. Aku maafkan."     

"Javier sekarat gara-gara kamu. AKu tidak menyalahkan"     

Bukhgg.     

"Aku selalu berpikir itu bukan salahmu dan aku masih percaya dan akan selalu memaafkanmu karena selain adikku kamu juga adik yang paling aku sayangi."     

Duakhh … Dessakk … Bugkhh.     

"Lalu kamu jadi Dr. Key, membohongiku lagi dan lagi."     

Bugkhhh.     

"Aku harus bagaimana? Memaafkanmu lagi dengan kebohongan sebesar itu?"     

Duakhhh.     

"Apa sebenarnya maumu?"     

Duakhhhh.     

"Kamu anggap aku ini apa?"     

Duakhh.     

"Aku menyayangimu."     

Bugkhh.     

"Semua aku korbankan agar adikku bahagia."     

Bukggh.     

"Aku merasa sakit saat kamu sakit."     

Brakkk.     

"Aku hancur saat kamu hancur."     

Bugkhh.     

"Aku menderita saat kamu tidak bahagia."     

Duakhh … bugkkk … duakhhh … Brugkkhh.     

Daniel menghempaskan Marco ke lantai saat Marco sudah babak belur. Dadanya naik turun karena marah dan semuanya terasa memberontak ingin dikeluarkan saat ini juga.     

"Tapi … apa balasanmu?"     

"Ketidakpercayaan." Daniel memandang Marco sedih.     

"Kamu tidak pernah mau membagi semua masalahmu padaku. Kamu melakukannya sendiri. Bertindak sesukamu seolah kamu pahlawan yang bisa melindungi kami semua. Kamu membiarkan kami berada di luar lingkaran yang kamu buat tanpa mengizinkan kami masuk sedikitpun. Apa aku setidak berharga untukmu?" tanya Daniel dengan mata memerah.     

"Apa kami tidak seperti keluarga bagimu?" tanya Daniel penuh rasa kecewa.     

Marco menggeleng pelan dan air mata penyesalan mulai jatuh di pipinya.     

"Aku marah. Aku kecewa. Tapi lagi-lagi kamu benar. Siapalah aku? Aku bahkan tidak mengenalmu. Kami semua tidak tau siapa sebenarnya dirimu. Ironis sekali, saat semua menyayangi dan rela melakukan apa pun untuk melindungimu. Kamu malah tidak menganggap kami sama sekali." Daniel tersenyum miris.     

"Brotha …."     

Daniel mengangkat tangannya untuk menghentikan perkataan Marco.     

"Kamu ingin sendiri kan? Baiklah … jika itu yang kamu inginkan."     

"Kami semua, terutama aku akan membiarkanmu sendiri. Dan ingat mulai hari ini kamu jangan pernah menemuiku lagi."     

"Kakak." Marco menggeleng panik.     

"Aku Daniel Cohza Cavendish bertitah bahwa, Marco Abdul Rochim atau Jhonathan Cohza Cavendish atau Red 01 atau Dr. Key Pair, mulai hari ini dan seterusnya dilarang memasuki wilayah Cavendish untuk waktu yang tidak ditentukan," ucap Daniel mengeraskan hatinya saat melihat Marco melotot terkejut mendengar hukumannya.     

"Brotha ... aku …."     

Bugkkkhhh.     

"Dan jangan panggil aku kakak. Kamu yang lebih dulu menganggapku bukan kakakmu."     

"Aku …"     

Bugkhh … Bugkkk.     

"Diam, Brengsek!"     

Bukhhh … Bukhggh … Duakhhh.     

"Daniel! Sudah hentikan!" Ai menarik lengan Daniel saat Daniel terus memukuli Marco tidak terkendali, padahal Marco kini sudah babak belur bahkan sudah tidak sadarkan diri.     

Daniel terduduk dan membenamkan wajahnya di antara lututnya. Ai bersimpuh dan memeluknya erat.     

"Sudah cukup. Berhenti menyiksa dirimu sendiri," ucap Ai halus.     

"Aku sudah menghukumnya."     

"Aku tahu, tapi aku juga tahu setiap pukulan dan tendangan itu bukan hanya Marco, tapi kamu juga pasti merasakan sakitnya." Daniel memeluk Ai erat dan menangis sesenggukan seperti anak kecil.     

Melupakan bahwa dia adalah seorang Raja, mengabaikan bahwa dia pria kuat. Karena untuk kali ini saja, hanya kali ini saja Daniel ingin menangis. Menangis untuk dirinya sendiri dan adiknya yang dia sayangi terus berbohong kepadanya.     

Setelah beberapa saat akhirnya Daniel tenang dan seolah tersadar dia memandang Marco yang pingsan dan menghampirinya.     

"Aku harus mengobatinya."     

Ai menarik tangan Daniel untuk mencegahnya. "Biar anak buah Marco yang melakukannya."     

"Tapi Ai …"     

Ai menggeleng pelan. "Percayalah Marco tidak keberatan sama sekali dengan semua pukulanmu tapi aku jamin hukuman paling berat adalah saat kamu tidak mempedulikannya. Jauhkan dia darimu dan dia akan menyesal dalam waktu yang panjang. Setelah itu aku jamin dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Apa ada hukuman yang lebih berat dari sebuah pengasingan?"     

Daniel menutup wajahnya dan mengusap air matanya kasar lalu berbalik membelakangi Marco. "Kamu benar dia memang harus diasingkan. Agar setelah ini dia selalu mempertimbangkan konsekuensinya jika akan melakukan sesuatu," kata Daniel lalu menarik Ai menjauh dan meninggalkan Marco begitu saja.     

***     

TBC.     

Masih ada ekstra part menanti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.