One Night Accident

NEW BODYGUARD 1



NEW BODYGUARD 1

0Enjoy Reading.     
0

***     

Cavendish adalah sebuah kerajaan yang di sembunyikan keberadaannya karena adanya berbagai penemuan amazing yang bisa membuat dunia berebutan untuk menguasainya.     

Stevanie Cavendish satu-satunya pewaris kerajaan Cavendish yang juga seorang dokter berotak jenius.     

Keberadaannya sangatlah penting. Untuk itu dia harus di jaga oleh orang-orang yang terpercaya dan tentu saja bisa di andalkan.     

Petter sang pewaris utama dari pemilik perusahaan keamanan dunia harus membuktkan dia mampu mengemban tugas yang akan menjadi tanggung jawabnya.     

kali ini dia harus menjaga seorang tuan putri.     

***     

"Mulai hari ini dia yang akan menjadi bodyguard mu," ucap sang Raja Cavendish pada putri satu-satunya Stevanie.     

Stevanie langsung terpaku saat melihat bodyguard barunya. Ini sih bukan hanya tampan, tapi super tampan. 1000 kali lipat lebih tampan dari bodyguardnya yang lama, yang pensiun karena memang sudah terlalu tua dan merasa tidak terlalu lincah untuk menjaganya.     

"Selamat datang di kerajaan kami, semoga Anda se-profesional seperti yang kami harapkan," ucap Stevanie formal sambil mengulurkan tangannya.     

Tetapi laki-laki di hadapannya bukan menyambut uluran tangannya malah menuduk hormat dan hanya mengucapkan kata, "Terima kasih tuan putri."     

Pertemuan pertama yang menurut Stevanie memalukan dan membuatnya langsung tidak menyukai bodyguard barunya. Harus Stevanie akui bodyguardnya masih muda, sangat tampan dan tatapan matanya melumpuhkan otak. Tetapi sikap kakunya membuat Stevanie merasa selalu di acuhkan. Padahal dia adalah seorang putri dan seharusnya dialah yang mengacuhkan.     

Petter masih tdak percaya dia akhirnya menyetujui rencana ini. Akal bulus kakaknya Paul sangatlah jitu hingga tanpa sadar sudah menjadikannya pewaris utama save security milik keluarganya.     

Semua past berfkir dia kemaruk atau haus kekuasaan karena dia yang adik ke-3 malah menjadi pemegang kendali perusahaan, sedang kakaknya yang harusnya memimpin malah bekerja di balik layar. Dan salah satu akibat dari ulah sang kakak sekarang, di sinilah dia. Berada di kerajaan antah brantah yang bahkan tidak ada di dalam peta dunia. Dan anehnya kerajaan inggris tunduk di bawahnya.     

Adakah yang mau menjelaskan kerajaan macam apa yang sebenarnya akan di huni dirinya?     

Tetapi yang namanya nasib memang tidak ada yang menduga. Karena saat Petter menyangka dia akan bosan menjalani tugasnya kali ini, justru dia mendapat kejutan lebih saat tahu bahwa dia bukan mengawal sang Raja melainkan putrinya.     

Pertemuan pertama dengan sang putri jujur saja langsung membuat Petter terpesona. Dia jadi ingat kata-kata ayahnya bahwa pria Cohza akan langsung mengenali wanita yang akan menemaninya untuk seumur hidupnya. Dan Petter yakin Stevanie lah orangnya.     

Petter adalah orang yang santai, postur kaku dan cool hanya dia gunakan saat bekerja. Jadi saat Stevanie dengan gaya formal menyapanya, Petter memilih cara lain untuk membalasnya.     

Bukan karena dia tidak mau berjabat tangan, tapi baru melihat wajah Stevanie saja Petter sudah ingin mencium habis bibirnya. Bagaimana jika dia menjabat tangannya? Pasti Petter tanpa malu akan langsung menculik dan menghempaskannya ke kasur. Tidak perduli apakah sang Raja ada di depannya atau tidak.     

Shit, Petter tidak yakin berapa lama dia akan bisa mengendalikan dirinya.     

***     

"Selamat pagi putri, pukul delapan pagi kita ada acara di pantai Emerald, di mohon segera bersiap," Petter langsung menunduk dan mengundurkan diri, lalu keluar dari kamar Stevanie dan menutup pintu di belakangnya dengan berat hati. Oh ... dia suka wajah bangun tidur Stevanie, dia suka jubah yang di kenakan Stevanie, dia suka apa pun dari diri Stevanie dan Petter tidak akan membuang waktu lama untuk segera menunjukkan ketertarikannya. Segera setelah di luar lingkup istana, Petter pastikan Stevanie akan menjadi miliknya.     

Stevanie memandang pintu kamarnya dengan jengkel. Sudah sebulan dia dikawal oleh Petter, tapi dia belum pernah melihat Petter menatap wajahnya langsung.     

Apa dia sejelek itu? sampai Stevanie merasa seperti wabah yang harus di jauhkan dari Petter? atau Petter yang tidak normal? Bisa jadi dia memiliki riwayat penyakit menular kan? makanya dia tidak mau berjarak terlalu dekat dengannya. Tapi Stevanie adalah seorang dokter, dia tahu perbedaan orang yang berpenyakit dan tidak, dan sudah sangat jelas bahwa Petter adalah manusia yang sehat dan kuat.     

Mengingat itu Stevanie jadi kesal sendiri. Lagi pula kenapa dia harus perduli? Petter kan hanya bodyguard barunya, dia tidak perlu beramah-tamah padanya begitu juga sebaliknya. Iya kan? Walau harus tetap Stevanie akui dia merasa tersinggung saat ada pria yang mengabaikan keberadaannya.     

Dia putri raja loh! Masak iya Petter tidak terpesona sedikitpun? Setidaknya melirik sedikit kek. Jangan memasang tampang datar bin kaku sepert itu.     

Tok ... tok ... tok ...     

"Putri, apa Anda sudah siap?" ucap Petter dari luar kamarnya.     

"Aku segera keluar," ucap Stevanie dengan cepat dan langsung masuk ke kamar mandi. Gara-gara memikirkan Petter dia malah ngalamun dan lupa sedang di tunggu. Ishhh dasar bodyguard sialan.     

****     

"Apa masih ada acara lain setelah ini?" tanya Stevanie pada Petter tanpa memandangnya sedikit pun. Saat ini mereka sedang berada di pantai Emerald, tempat diadakannya festival tahunan untuk menarik warga lokal agar menghabiskan masa liburan di pantai tersebut.     

Bisa di katakan bahwa itu adalah satu-satunya pantai di Cavendish, dan tentu saja tempat itu selalu ramai pengunjung. Walau begitu, sebagai putri mahkota. Stevanie mendapat tempat khusus dan penginapan terbaik. Karena memang Stevanie berniat menghabiskan 2-3 hari di sana untuk berlibur.     

"Tidak ada putri, malam ini Anda bebas. Tapi yang mulia menyarankan Anda berbaur dengan penduduk yang sedang mengadakan pesta dansa tahunan di pantai," Stevanie mengangguk setuju.     

"Panggil saja aku jika sudah waktunya pergi, aku ingin berendam sebentar," Stevanie langsung berdiri dari duduknya, belum sampai beberapa langkah ada seseorang menabraknya lebih tepatnya seorang anak kecil. Untung Petter mengikut tepat di belakangnya sehingga saat Stevanie yang tidak siap dengan benturan itu dan hampir oleng dengan refleks Petter menangkap pinggangnya dari belakang.     

Stevanie langsung membeku, terjadi lagi. hal yang membuat Stevanie bingung. Karena setap kali Petter berada di dekatnya, dia selalu merasakan geleyar aneh di tubuhnya.     

Entah ini di sengaja atau tidak, tapi Stevanie merasa akhir-akhir ini Petter terlalu dekat dengannya. Apakah itu hal yang wajar di lakukan seorang pengawal pribadi? Seperti menggenggam tangannya saat melewat lorong di istana yang sepi, merangkul pinggangnya saat ada sesuatu yang di rasa membuat Stevanie tidak nyaman dan menatap tajam setap pria yang mengobrol dengannya.     

Seperti sekarang ini Stevanie bisa merasakan hangatnya hembusan nafas Petter di lehernya dan sapuan lembut jari di perutnya, Stevanie merasa tubuhnya menjadi aneh.     

"Maafkan putra saya yang mulia," ucap istri salah seorang petnggi kerajaan. membuat Stevanie tersadar dari rasa aneh di tubuhnya.     

"Sebaiknya perhatkan baik-baik putra mu," geram Petter dengan nada mengancam.     

"Petter dia hanya anak kecil," tegur Stevanie saat melihat Petter memplotot anak itu sehingga membuatnya menangis ketakuatan.     

"Percayalah putri, bahkan anak yang masih kecil kadang adalah alat paling mematkan di muka bumi ini."     

"Yang mulia saya benar-benar minta maaf," ujar si ibu anak kecil itu gemetaran.     

"Tidak apa-apa, pergilah dan lain kali hat-hat ya," ucap Stevanie dengan senyum ramahnya.     

"Terima kasih yang mulia, Anda sungguh murah hati," si ibu menunduk hormat dan langsung mengajak anaknya berlalu dari hadapan mereka, lalu Stevanie langsung memandang Petter tajam.     

"Kau tidak seharusnya melakukan itu," tuding Stevanie langsung.     

"Saya hanya melakukan tugas," jawab Petter datar.     

"Dengan menakut anak kecil? Bahkan ibunya adalah istri dari menteri kelautan," Stevanie tidak habis pikir dengan kelakuan Petter.     

Petter diam saja bukan karena merasa bersalah, tapi dia terlanjur memandang lekat kemeja yang di pakai Stevanie. Ternyata terkena noda tepat di bagian perutnya, sepertnya si anak yang menabrak Stevanie habis makan sesuatu dengan saus. Karena kini noda merah itu terlihat jelas di kemeja warna ungu yang dipakainya, sebenarnya bukan noda atau pun kemejanya yang jadi perhatan utama Petter. Tapi dia sedang membayangkan kulit mulus di balik kemeja itu. Bagimana rasanya jika jari-jarinya mengelusnya? Apakah selembut yang dia bayangkan?     

Shit, Petter merasakan sesuatu mengeras di bagian bawah tubuhnya.     

Stevanie mengikut arah pandang Petter dan melihat bajunya yang kotor.     

"Sepertinya aku memang harus segera ke kamar." Stevanie langsung mulai menuju kamarnya lagi, mengabaikan Petter yang masih melamun.     

Saat merasa object yang dia pandangi bergerak, dengan cepat Petter mulai mengikutnya.     

Persetan jika ini terlalu cepat, Peter sudah tidak perduli lagi, Stevanie akan meenjadi miliknya sekarang juga, tidak perduli bahwa dia anak Presiden meau pun Raja.     

"Kenapa masih mengikutku?" Stevanie memandang Petter bingung saat dia akan masuk kamar dan Petter berada tepat di belakangnya.     

"Saya hanya ingin memastikan kamar Anda sangat aman tuan putri," jawab Petter lalu tanpa permisi langsung memeriksa seluruh ruangan di dalam kamar itu. Setelah di rasa aman Petter kembali ke kamar mandi dan mulai mengisi bak dengan air hangat dan menyiapkan aroma terapi agar Stevanie rileks saat berendam.     

"Apa yang kau lakukan?" Stevanie merasa malu saat melihat Petter menyediakan air mandi untuknya. Petter hanya pengawal, bukan asisten pribadinya.     

"Anda lelah kan? Silahkan di nikmat. Atau anda butuh sedikit pijatan agar lebih rileks,"     

"Boleh juga. Pertemuan tadi memang agak membuatku lelah, mungkin kau bisa tolong carikan terapis yang bisa melemaskan otot ku yang sedikit kaku ini,"     

"Tidak perlu tuan putri, saya dengan senang hat akan melakukannya untuk Anda,"     

Stevanie langsung memandang Petter terkejut. Apakah dia baru menawarkan jasa pijat untuknya? berani sekali dia. Stevanie adalah putri Raja, dia tidak akan membiarkan lelaki sembarangan menyentuh tubuhnya.     

Ayolah siapa yang ingin dia bohongi. Stevanie kan memang belum pernah di sentuh pria mana pun, runtuknya dalam hati. Tapi tetap saja Stevanie tdak akan membiarkan bodyguardnya itu menjadi lelaki pertama yang melakukan itu, walau pun godaan itu terasa menari-nari semangat di kepalanya.     

Astaga, kenapa otaknya jadi ambigu seperti ini?     

Stevanie baru akan menegur kekurangajaran Petter, saat dia mendongak dan Petter memandang tajam tepat ke arah matanya. Seketika itu juga tubuhnya terasa membeku.     

Ini salah, Stevanie seharusnya jangan memandang tepat di mata Petter. Dimana tatapan intmidasi sekaligus hipnotis berada. Dan benar saja Stevanie langsung terasa tersesat dan tidak bisa berpaling.     

"Duduklah, saya akan membuat anda nyaman dan rileks," bisik Petter sambil menyentuh kedua bahu Stevanie dan mendorongnya duduk dengan lembut.     

Stevanie tahu ini salah, sangat salah. Tapi saat jari-jari besar Petter mulai mengelus dan memijat pelan bahunya semua keinginan protes dan rasa bersalah lenyap dari dirinya. Tidak ada bantahan, tidak ada penolakan, justru tanpa sadar Stevanie mulai memejamkan matanya karena merasa nikmat.     

"Sebaiknya gaun Anda di lepaskan dan berbaringlah agar saya lebih leluasa memijit Anda," Petter berucap lembut tepat di telinga Stevanie, membuat dirinya terasa geli dan merinding.     

Stevanie yang sudah mulai terhipnots hanya mampu mengangguk dan berdiri pelan, bahkan dengan patuh Stevanie mulai membuka gaunnya tanpa rasa malu.     

"Biar saya saja," ucap Petter dengan suara yang mulai agak di tahan. Sumpah demi apa pun Petter sudah tdak sabar menjadikan Stevanie sebagai miliknya. Petter pastikan dia tidak akan memberi waktu Stevanie untuk menolaknya. Tidak sedetik pun.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.