One Night Accident

NEW BODYGUARD 5



NEW BODYGUARD 5

0Enjoy Reading.     
0

***     

3 HARI KEMUDIAN     

Byurr.     

Petter langsung terbangun saat tubuhnya di siram dengan air yang baunya seperti kaos kaki.     

"Hey, bangun pemalas," ujar seorang pengawas penjara.     

Petter berdiri dengan lemas. Tubuhnya tidak memiliki banyak tenaga, karena selama tiga hari ini dia hanya di beri makan satu kali sehari. Itu pun hanya potongan roti yang sudah keras dan Petter tidak akan heran jika roti itu sebenarnya sudah kadaluwarsa. Dan air minum yang terasa sepert air di bak pencucian piring.     

Krekk.     

Suara pintu penjara yang dibuka terdengar keras di telinganya.     

"Ayo jalan."     

Petter di dorong dengan keras oleh dua orang sipir penjara, dia terus berjalan hingga akhirnya dia menyadari bahwa dia berada di kawasan istana. Lebih tepatnya di salah satu balkon istana.     

Istana terlihat ramai dan seperti ada pesta besar, Petter bisa melihat berbagai orang penting datang, perasaannya mulai tidak enak.     

"Aku benci mengatakan ini, tapi aku senang kau masih hidup anak muda."     

Petter berbalik dan melihat Raja Cavendish ada di belakangnya.     

"Yang mulia," Petter menunduk menyapa sang Raja.     

"Hari ini hari besar, dan aku sedang bahagia. Jadi, aku pastikan kau akan bebas besok pagi."     

"Terima kasih yang mulia."     

"Tidak perlu berterimakasih, anggap saja itu keringanan dariku karena ini adalah hari istmewa."     

Petter diam menunduk, perasaannya benar-benar tidak nyaman, seperti ada sesuatu yang salah terjadi di sini.     

"Kau tidak ingin tahu kenapa aku mengatakan hari ini hari istimewa?"     

"Anda sedang berulang tahun?"     

"Sayangnya tidak, hari ini adalah hari pertunangan putriku Stevanie dengan Pangeran Cristoper dari Inggris."     

Petter langsung memandang Raja Cavendish shok.     

"Pertunangan?" tanya Petter masih tdak percaya.     

"Benar, jadi selamat menikmat," ucap sang Raja menepuk bahu Petter dan melaluinya begitu saja.     

"Ini tidak benar yang mulia, Anda melakukan kesalahan. Yang mulia, yang mulia," Petter berteriak berusaha melawan tapi kedua pengawal yang mengapitnya langsung memukulnya hingga dia tersungkur di lantai.     

Petter terus di pegangi agar tidak kabur, dan dia dipaksa menyaksikan acara pertunangan Stevanie yang sangat meriah.     

Hatinya hancur, kecewa dan merana.     

Baiklah. Raja Cavendish yang memulainya, jadi jangan salahkan dia jika dia akan memberi balasan yang tidak akan pernah sang raja kira.     

Melecehkan keluarga Cohza.     

Petter pastkan Raja Cavendish akan menyesal pernah melakukannya.     

Brughh.     

Petter menjatuhkan pengawal terakhir yang tadi menahannya, dia harus cepat agar bisa keluar dari kerajaan ini. Sudah cukup dia bersabar, dia memberi waktu pada Raja Cavendish untuk menahannya dan memberinya beberapa pukulan berharap sang Raja menghargai usaha dan keseriusannya mencintai putri Stevanie. Tapi, apa yang dia dapatkan? Penghinaan, dan rasa marah karena merasa di permainkan.     

Petter menyusup ke arah dapur, setidaknya dia harus mengisi perutnya terlebih dahulu agar kekuatannya kembali, dan memakai pakaian yang pantas. Tentu saja, sebagai pengawal profesional, hal itu sangatlah mudah baginya.     

Setelah di rasa cukup Petter segera menyusup ke dalam kamar sang putri, sekedar berpamitan dan memberi Raja pelajaran agar lain kali berfkir dulu sebelum bertndak.     

***     

Stevanie berdiri dengan kaku, hari ini hari pertunangannya dengan pangeran Inggris, tapi tidak ada rasa bahagia sedikitpun di wajahnya. Petter sudah terlanjur masuk terlalu jauh dan membawa hatinya bersamanya, entah apa yang di lakukan Raja pada Petter. Stevanie hanya mendapat jawaban bahwa Petter sudah menyerah dan pergi meninggalkan dirinya.     

Kurang hancur apalagi hatinya. Dia adalah wanita yang membuat seluruh penduduk di negerinya iri karena kekuasaannya, tapi mereka tidak tahu bahwa menjadi putri tidaklah se-enak yang mereka bayangkan. Semua sudah diatur, semua sudah di rencanakan.     

Stevanie menjalani prosesi dengan wajah hampir keram karena harus melakukan senyum palsu dalam menyambut para tamu. Sebisa mungkin dia menghindari para tamu yang berusaha mengajaknya ngobrol, bukan tidak sopan, tapi Stevanie takut tidak bisa menahan lidahnya dan keceplosan mengatakan hal-hal yang akan membuat dirinya meledak dan melupakan tata krama.     

Akhirnya setelah tiga jam penuh perjuangan, acara pesta itu selesai juga. Menyisakan hanya anggota dua kerajaan yang bersangkutan. Stevanie ingin langsung bisa kembali ke kamarnya, walau awalnya sang Raja tidak mengizinkannya akan tetapi begitu melihat wajah Stevanie yang pucat dan terlihat memohon akhirnya sang Raja membiarkan putrinya pamit lebih cepat dari yang seharusnya. Bahkan dalam acara pertunangan tersebut Stevanie sama sekali tidak berbicara dengan pangeran inggris. Dia hanya tersenyum dan mengatakan yang seperlunya tanpa ada niat membicarakan masa depan mereka sama sekali.     

Ceklekk     

Stevanie masuk kamarnya dengan lesu.     

Plok ... plok ... plok ....     

Tubuh Stevanie langsung menegang saat menyadari dia tidak sendirian di dalam kamarnya.     

"Petter?" Stevanie memandang keberadaan Petter di kamarnya dengan tidak percaya.     

"Kenapa wajahmu seperti itu? Harusnya wajahmu terlihat bahagia, ini hari pertunanganmu. Ingat?"     

Stevanie tidak menghiraukan perkataan Petter, karena air mata sudah mengaburkan pandangannya. Petternya di sini, Petter tidak meninggalkannya.     

Brugh.     

Stevanie menangis sesenggukan dan langsung memeluk Petter erat. "Aku merindukanmu, aku sangat merindukanmu."     

Petter melepas pelukan Stevanie dengan kasar. "Merindukanku? apa kau juga akan mempermainkanku putri? Sudah jelas kau asik bersama lelaki lain saat aku rela babak belur dan di siksa demi memperjuangkanmu."     

"Ayah menyiksamu?" Stevanie berusaha melihat bagian tubuh Petter tapi langsung di tepis olehnya.     

"Sudahlah itu tidak pentng, aku hanya mengikut sopan santun dan berpamitan karena kau adalah klienku. Semoga kau bahagia dengan tunanganmu."     

Stevanie menggeleng panik. "Tidak. Jangan tinggalkan aku, bawa aku bersamamu. Aku tidak tahu bahwa ayah menyiksamu, ayah bahkan mengatakan kau sudah melupakanku dan meninggalkanku," Stevanie kembali menangis.     

Rahang Petter mengeras berusaha menahan rasa marah di dalam dirinya. Jadi Raja benar-benar ingin memisahkan mereka ya? Baiklah jika memang itu yang dia harapkan, Petter akan pergi, tapi Petter pastikan Raja akan menyesal sudah berusaha memisahkan Petter dengan Stevanie.     

Petter menangkup wajah Stevanie yang baru dia sadari terlihat agak pucat. "Lihat mataku," ucap Petter tegas.     

"Aku sangat, sangat, sangat mencintai mu dan kau juga amat sangat mencintai ku," Stevanie mengangguk membenarkan perkataan Petter.     

"Kita adalah pasangan sejati, aku menderita tanpamu begitupun sebaliknya, kau tidak akan pernah bisa hidup tanpaku, hanya penderitaan dan kesengsaraan yang kau rasakan saat berpisah dariku. Bagimu dunia dan seisinya tidaklah berarti tanpa aku di sisimu, aku segalanya untukmu. Kau akan memilih mati dari pada harus menikah dengan orang lain, mengerti?"     

Stevanie hanya terdiam dan lagi-lagi mengangguk saat Petter melepaskan sugesti dan kekuatan hipnotisnya.     

Dia percaya hanya Petter lah yang berhak memilikinya.     

"Sekarang aku harus pergi karena jika sampai tertangkap, ayahmu akan menghukum mati diri ku."     

Stevanie langsung merasa hatinya diremas saat mendengar kata pergi yang diucapkan oleh Petter. Tidak, Petter tidak boleh meninggalkan dirinya, dia tidak akan sanggup hidup tanpa Petter.     

"Aku mohon, jangan tinggalkan aku. Bawa aku bersamamu."     

Sebenarnya Petter tidak tega melihat Stevanie memohon seperti itu, bagaimanapun dia putri Raja dan tidak seharusnya dia melakukan itu. Tapi Petter tahu itu adalah efek dari hipnots yang baru saja di tanamkan Petter ke otaknya Stevanie.     

"Tidak bisa, ayahmu tidak menyetujui hubungan kita. Dan asal kau tahu, walau aku mencintaimu tapi aku kecewa karena kau bahkan tidak menolak di tunangkan dengan pria lain tepat dihadapanku."     

Petter melepaskan diri dari tangan Stevanie yang mencengkram lengannya, dengan cepat Petter melompat ke jendela dan keluar menyisakan Stevanie yang terduduk lemas dan meratapi hatinya yang patah dan hancur bak butiran pasir.     

Petter memandang kamar Stevanie yang baru saja dia tinggalkan.     

maafan aku honey, tapi aku harus melakukan ini. Aku tahu ini menyakitimu dan memebuatmu menderita, tapi ini jugalah yang akan memberi pelajaran pada ayahmu yang sudah merendahkan keluarga Cohza. Itu pun jika memang ayahmu lebih menyayangimu dari pada rasa gengsinya, batin Petter berusaha menahan tubuhnya kembali melompat dan menghibur Stevanie yang sedang meratapinya. Dia harus kuat, dia harus menahan dirinya untuk semantara ini. Jangan sampai di masa akan datang sang Raja mempertanyakan lagi keberadaaannya di sini.     

Petter akan menikah serta memiliki anak bersama Stevanie, Petter pastikan itu. Tapi Petter akan melakukan itu atas perintah sang Raja, bukan dia yang harus memohon-mohon layaknya orang tidak berharga. Dan untuk semua itu, Petter akan menahan diri. Tapi hanya untuk sementara. Jika sampai batas yang dia tentukan sang Raja tidak menemuinya, maka jangan salahkan Petter jika Petter akan menculik Stevanie. Tidak perduli apa pun dan bagaimanapun akibatnya.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.