One Night Accident

NEW BODYGUARD 6



NEW BODYGUARD 6

0Enjoy Reading.     
0

***     

Raja Cavendish dengan sedih memandang putri satu-satunya yang kini terbaring lemah di kamarnya. Sudah sebulan setelah pesta pertunangannya. Pelan tapi pasti, putrinya seperti kehilangan jiwanya. Dia berubah pendiam, tidak mau melakukan tugas kenegaraan dan yang pasti dia sering melihat putrinya menangis sampai tertidur saat malam hari.     

Sudah tidak terhitung berapa kali putrinya pingsan dalam waktu sebulan ini, dia menolak apa pun, tidak mau makan dan terus mengurung dirinya di kamar. Dan kini entah apalagi yang di pikirkan putrinya, hingga dia nekad berusaha bunuh diri.     

Raja tidak akan sanggup jika harus kehilangan putri satu-satunya. Raja membesarkan Stevanie seorang diri, karena sang istri yang meninggal akibat kecerobohannya yang tidak mampu melindungi istrinya dari orang-orang yang mengincar laboratorium dan obat-obat langka miliknya.     

Raja menyayangi Stevanie lebih dari nyawanya. Tapi apa yang sudah dia lakukan? Dia memisahkan Stevanie dengan lelaki pilihannya hanya karena dia bukan bangsawan, dan sekarang lihatlah akibatnya, putrinya memilih mati dari pada menikah dengan lelaki lain.     

Raja tidak pernah menyangka hasil perbuatannya akan berdampak sangat fatal, dia pikir putrinya hanya mengalami cinta monyet karena baru sekali ini dia didekati oleh seorang pria dewasa. dan Raja tidak bisa menyangkal bahwa Petter sangatlah tampan dan menarik.     

Raja mengira putrinya yang baik dan santun akan mengikut perintahnya dengan mudah seperti biasanya, mungkin putrinya akan merajuk beberapa hari tapi setelah itu semua akan normal lagi. Tapi dia salah, Petter ternyata berpengaruh lebih besar dari yang dia bayangkan.     

Raja awalnya sangat murka saat mendengar Petter berhasil kabur dari kerajaan, dia bahkan memutuskan hubungan kerja sama dengan perusahaan save security milik keluarga Cohza.     

Tetapi hari ini dia seperti tertampar keras saat mendapat putrinya tengah mengandung dan hampir membunuh dirinya sendiri dan garis keturunannya. Raja tidak tahu apakah ini kabar gembira karena dia akan memiliki cucu, kembar lagi. Atau bisa di bilang ini kabar buruk karena jika Stevanie sampai hamil, berarti Petter si bajingan dari keluarga Cohza sudah berhasil memperdayai dan merayu putrinya yang masih sangat polos itu.     

"Petter."     

Raja melengos saat Stevanie mengigaukan nama pria Cohza itu, Raja tidak terima tapi apa mau dikata, Stevanie sudah terlanjur hamil. Jadi tidak mungkin dia dinikahkan dengan pangeran Inggris, apalagi kondisi Stevanie yang seperti orang sekarat.     

Raja harus menurunkan harga dirinya, dia tahu itu. Karena walau dia merasa malu dengan kerajaan Inggis, dan gengsi karena harus lebih dulu menemui keluarga Cohza. Tapi dari semua itu, Raja lebih mencintai putrinya. dia akan mengembalikan senyum putrinya yang hilang karena perbuatannya sendiri.     

***     

Petter memandang ayahnya yang bersedekap di depan pintu ruang kerjanya.     

"Raja Cavendish ingin bertemu denganmu," ucap sang ayah memberitahu.     

Secepat itu? batin Petter. dia memberi waktu tiga bulan dan ini baru sebulan, tapi raja Cavendish sudah menemuinya, WOW. Tidak di sangka hasil hipnotisnya benar-benar berpengaruh secepat itu. Apa Stevanie sangat pintar merayu? Sehingga sang raja dengan cepat luluh dengan bujukannya.     

"Sebenarnya apa yang kau lakukan di sana? Selain penolakan sang Raja atas lamaranmu?" tanya ayahnya langsung duduk di depannya. Heran karena anaknya bisa membuat sang Raja dari kerajaan Cavendish mau mengunjungi sendiri Save Secuity.     

"Tidak ada, aku hanya mundur teratur dan tidak mau membuat keluarga Cohza malu karena harus memohon hanya demi seorang wanita." Bohong, jerit Petter dalam hati. Tentu saja dia tidak mau ayahnya malu karena dia sempat merendahkan diri hanya karena seorang wanita.     

"Bahkan jika dia cantik dan seorang putri Raja?"     

"Bahkan jika dia seorang dewi sekalipun."     

"Jangan terlalu meninggikan gengsi son, nanti jika kamu kehilangan dirinya kau akan menyesal."     

Petter berdecak kesal.     

"Cepat temui Raja Cavendish dan bicarakan baik-baik. Dan jaga bicaramu, bagaimanapun beliau adalah Raja. Tidak seharusnya dia bersusah payah menemui dirimu di sini."     

"Aku kan tidak memintanya datang," jawab Petter santai.     

"Tutup mulutmu dan lagi segera keluar dari ruanganmu. Kau sangat tidak sopan karena sudah membuat seorang Raja menunggu," bentak sang ayah yang hanya di jawab dengusan oleh Petter.     

Dan di sinilah sekarang dia. Duduk berhadapan dengan orang yang pernah menghinanya, tapi tidak ada wajah sombong dan congkak lagi, hanya terlihat gurat lelah dan kesedihan.     

"Aku tidak suka basa-basi. Jadi langsung saja, apa yang menyebabkan seorang Raja mau merendahkan dirinya menemui orang rendahan seperti diriku?" ucap Petter to the point.     

Raja menghela nafas berat. "Aku rasa kau sudah tahu maksud kedatanganku ke sini."     

"Tidak, kecuali jika Anda ingin menghinaku lagi."     

"Well, aku tidak akan minta maaf soal itu. Karena semua ayah ingin yang terbaik untuk putrinya, dan jujur saja sampai sekarang aku masih merasa harusnya dia mendapat yang lebih baik darimu."     

"Ya sudah, kenapa tidak kau nikahkan saja putrimu dengan orang lain. Atau kau ke sini untuk memberikan undangannya padaku?" Peter mulai khawatir.     

"Percayalah, aku sangat ingin melakukannya tapi sayangnya putriku memiliki pemikiran lain."     

"Sayang sekali, ada seorang putri tidak mematuhi Rajanya."     

"Sudahlah. Aku ke sini hanya ingin mengatakan, datanglah ke Cavendish jika kau masih mencintainya. Itu pun jika kau memang mencintainya."     

"Aku datang lalu kau menghinaku lagi? Tidak, terima kasih."     

"Terserah, aku sudah cukup malu datang ke sini. Dan jika kau tidak mau kembali kesana, itu urusanmu." Raja Cavendish berdiri dan langsung berniat keluar, lalu saat membuka pintu dia berkata, "Semua tergantung padamu, hidup matinya Stevanie ada di tanganmu, termasuk anak yang ada di kandungannya."     

Petter memandang pintu yang di tutup dengan shok.     

Anak yang ada di kandungannya? Anak yang ada di kandungannya? Yang ada di kandungannya? Yang ada di kandungannya? Stevanie hamil? Dia hamil anaknya?     

Kesadaran itu langsung menamparnya dan dengan segera Petter menyusul Raja Cavendish untuk meminta penjelasan pasti. Tapi sayang, begitu keluar sang Raja sudah masuk ke dalam mobil.     

Petter mengusap wajahnya dan menghela nafas berusaha menenangkan diri.     

"Kau kenapa?"     

Petter berbalik seketika dan langsung melihat kakaknya Paul mengeryit dan memandangnya aneh.     

"Aku boleh minta tolong?"     

"Tumben. biasanya kau paling anti minta tolong padaku."     

Petter berdecak. "Urus pekerjaanku disini, aku harus ke suatu tempat."     

"Ingin menemui sang putri ya?" goda Paul sang kakak.     

Shit, pasti ayahnya sudah membeitahukan hal ini pada kakak-kakaknya. "Bukan urusanmu, sana kerja aku pergi dulu. Katakan pada ayah, aku akan membawa cucu saat kembali nanti."     

Giliran Paul yang menganga mendengar perkataan Petter. "Cucu? Apa maksudmu?" Paul berteriak pada Petter yang sudah berlari menuju parkiran, dan sialnya dia tidak di hiraukan, dasar adik laknat.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.