One Night Accident

BONEKA 7



BONEKA 7

Enjoy reading.     

***     

Dua minggu kemudian.     

Paul menghembuskan asap rokok yang memenuhi mulutnya, di pandanginya wajah Lin mey yang matanya masih terpejam. Paul sengaja tidak membiarkan Lin mey sadar sebelum kesehatannya pulih benar.     

Setelah keluar dari box Paul juga mengoperasi lagi wajah Lin Mey agar kembali seperti semula.     

Ya ... kejadian di dalam box kematian itu hanya akal-akalan Paul saja, dia hanya ingin Lin mey terbuka padanya dan tidak menahan diri lagi.     

Selama tinggal bersamanya Lin Mey hanya melakukan apa yang dia perintahkan. Benar-benar seperti boneka. Tetapi semakin Lin Mey menurut entah kenapa Paul semakin merasa kesal melihatnya.     

Paul tidak suka Lin Mey yang cemberut, menangis karena kesal dan diam karena dongkol padanya.     

Paul ingin Lin Mey seperti Lin mey yang ada di dalam box kematian.     

Marah kalau memang ingin marah. Mengamuk jika memang sedang ingin mengamuk. Bukan diam-diam menangis di kamar karena menahan kesedihan.     

Paul memandangi wajah Lin mey yang sudah berubah lagi, bukan wajah Pauline yang di pakai tapi wajah aslinya dan Paul suka. Tidak akan ada lagi kebohongan.     

Lin mey membuka matanya perlahan, dia tau tempat ini. Ini adalah kamarnya di perancis. Lin mey menengok dan melihat Paul yang asik merokok di balkon. Lin mey turun dari ranjang, walau tubuhnya agak terasa kaku tapi dia merasa sehat-sehat saja.     

"Kakak ...." Lin mey memandang Paul heran bukankah seharusnya mereka sudah mati?     

"Kamu sudah bangun?" Paul menoleh ke arah Lin Mey.     

"Kenapa kita masih hidup?" tanya Lin Mey bingung sekaligus heran karena dia sudah yakin akan ke alam baka ketika merasa kesadarannya menghilang.     

"Kamu ingin mati?"     

"Tentu saja tidak, maksudku bagaimana kita bisa selamat?" bukankah Paul bilang hanya dia yang bisa membuka box itu?     

"Salah satu anak buahku menyelamatkan kita."     

"Tapi ... bukankah ....?"     

"St ... yang penting kita selamat kan? Masalah bagaimana mereka mengeluarkan kita itu tidak usah kamu pikirkan," ucap Paul menangkup wajah Lin mey.     

"Jadi ... apa bisa di mulai?"     

Lin mey memandang Paul heran. Apanya yang dimulai?     

"Kamu lupa kita sudah berjanji jika selamat akan hidup dan berusaha saling mencintai?" Paul mengingatkan.     

Lin mey menuduk merasa aneh dan ada yang tidak pas.     

"Apa aku masih pantas?"     

"Kenapa tidak? Aku dan kamu bukan orang yang baik dan sempurna, kita penuh dosa dan sama-sama melakukan kesalahan fatal tapi ... tidak salah kan kalau kita berusaha saling melengkapi?"     

"Tapi ... aku bukan Pauline."     

"Kamu memang bukan Pauline tapi kamu Lin mey." Paul mendorong Lin mey ke arah cermin. Dan Lin mey langsung terkejud melihat perubahan wajahnya.     

"Lin mey kamu adalah wanitaku, wanita Cohza."     

Lin mey memandang Paul terharu, Wanitaku, satu kata yang Lin mey harapkan akan keluar dari mulut seorang pria dan di tujukan untuknya.     

"Dan kamu priaku," ucap Lin mey merasa senang. Siapa yang tidak mau jadi wanita cohza. Dimanjakan dan pasti akan dilindungi dengan segala kekuatan miliknya. Dan Lin Mey sekarang mendapatkan itu.     

"Yeah ... akulah priamu, jadi apa sekarang bisa di mulai?"     

"Di mulai ... apanya?"     

"Pembuktian bahwa aku masih perkasa dan tidak kisut?"     

Lin mey terkikik mendengar istilah yang di ungkapkan Paul.     

"Kamu yakin?" tanya Lin mey ragu-ragu, perbedaan usia mereka sangatlah jauh dan Paul bukan pria berotot dan tinggi besar seperti Pete. Walau tubuhnya termasuk masih bagus dan keren, namun Lin Mey tidak mau berharap lebih.     

Paul menggeram merasa keraguan Lin Mey membuat harga dirinya turun.     

"Kamu benar-benar meragukanku?" ucap Paul tidak percaya bahwa keperkasaannya benar-benar dipertanyakan. Haruskah dia memberi bukti pada Lin Mey bahwa dia bahkan masih bisa membuat tiga wanita KO dalam waktu bersamaan.     

Paul menatap Lin Mey dengan nafsu membara dan dengan sekali raup Paul langsung mengangkat tubuh Lin mey dan merebahkannya ke ranjang.     

"Karena tubuhmu yang selama dua minggu tidak di gerakkan pasti agak kaku, jadi aku akan memberimu pemanasan ekstra." Paul mulai melancarkan aksinya.     

Mendengar itu Lin mey malah tertawa tapi sedetik kemudian dia terkesiap saat jari jemari Paul mulai menyentuh titik titik sensitif di tubuhnya dan bergrilya di balik bajunya dengan kecepatan tinggi.     

"Ini peregangan." Paul menjauhkan kedua tangan Lin mey dan menjilatinya dari ujug jari sampai ke leher. Membuat napas Lin Mey mulai memburu.     

"Jangan bergerak seperti itu Lin lin atau akan aku lakukan sepak pojok," ucap Paul saat Lin mey berusaha menghindar dari sentuhan Paul yang memabukkan dan memiringkan tubuhnya.     

Lin mey tidak tau bahwa bercinta bisa sangat terasa lambat tapi panas dan terasa erotis hanya karena satu usapan ke tempat yang pas.     

"Saatnya memasukkan bola," bisik Paul dan dalam satu tendangan akhirnya dia berhasil menembus gawang milik Lin mey dan membuatnya menjerit antara sedih, senang nikmat juga sakit.     

Sudah terlalu lama Lin mey tidak melakukannya jadi wajar kalau saat Paul mulai melakukan gerakan pus up andalannya Lin mey merasa sedikit nyeri apalagi dengan bentuk pistol yang ternyata lebih besar dan panjang dari milik Anton.     

Lin mey mencengkram seprei sampai kusut, sekarang dia tau kenapa Xia tidak bisa bangun pagi.     

Pria Cohza memang luar biasa dan sekarang Lin mey harus mengakui kehebatannya. Dan entah berapa kali Lin mey meledak karena nikmat yang     

dia tahu Paul baru menyemburkan kepuasaannya saat Lin mey sudah merasa lemas dan kebas.     

"Berapa kali aku berhasil menjebol gawangmu?" tanya Paul sambil mengecup gemas leher Lin may.     

"Aku tidak ingat," bisik Lin may masih meresapi apa yang baru saja dia alami.     

"Baiklah ... istirahat sebentar lalu kita mulai babak ke dua." Lin mey langsung membuka matanya lebar.     

"Babak ke dua?" tanyanya histeris. Setelah bertahun-tahun ini percintaanya yang pertama dan langsung beronde-ronde.     

Apakah Paul yakin dia akan sanggup?     

"Yeah ... babak kedua, apa kamu sudah siap sekarang."     

Lin mey tidak ada waktu menjawab karen Paul sudah menyerangnya lagi.     

Kini Lin mey harus menarik kata kisut dan tidak perkasa tadi.     

Nyatanya Lin Mey lah yang di buat babak belur dan tidak berdaya malam itu.     

Bagus.     

Sekarang Lin mey bukan hanya boneka tapi budak sek untuk Paul archile cohza.     

Tapi sekarang Lin mey dengan senang hati menjalaninya.     

Karena sebagai boneka dan budak sex, Lin Mey juga wanita Cohza.     

***     

~TAMAT~     

# Sebenarnya ini harusnya sudah selesai. Tetapi pada akhirnya saya memutuskan untuk menulis cerita Pauline juga di sini.     

Jadi biarkan saya semedi dulu di gurun Sahara selama beberapa hari sebelum melanjutkan kisah Pauline si penghianat keluarga Cohza.     

Karena pasti selalu ada cerita dibalik setiap perbuatan.     

Salam penuh cinta.     

Cleo Petra     

Otor tercantik sejagad Webnovel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.