One Night Accident

IMPOTEN 9



IMPOTEN 9

0Enjoy Reading.     
0

***     

"Jovannn ... Jovannnn bangun." Javier menggerakkan tubuh Jovan yang tertidur lelap.     

"Apaan sih Jav? masih ngantuk nih."     

"Jov, kamu nggak apa-apa?" tanya Javier.     

"Emang aku kenapa?" Jovan memicingkan matanya melihat saudara kembaran yang berwajah panik.     

"Serius? Kamu nggak kenapa-napa?" Jovan langsung duduk dan memegang lengan Javier yang terlihat khawatir sambil memperhatikan daerah sekeliling kamarnya.     

"Jav, ada apa? Jangan bikin takut deh." Jovan curiga nih, kalau Javier sudah ngelihat sekeliling pasti lagi lihat demit ini.     

Javier melihat Jovan lagi. "Beneran, kamu nggak apa-apa? nggak ada yang sakit? tangan, kaki, perut?" lanjut Javier memegang kaki dan tangan Jovan.     

"Aku gak kenapa-kenapa Jav, lihat nih. Baik-baik saja kan?" Jovan berdiri menggerakkan tubuhnya.     

"Kamu kenapa sih panik banget?" Jovan makin heran karena Javier masih terlihat bingung.     

"Aku tadi melihat sesuatu memasuki tubuhmu. Kamu yakin nggak merasa sakit atau apa gitu?" Jovan menggeleng.     

Javier duduk di ranjang, lalu melihat sekeliling.     

"Jav, jangan bikin takut napa Jav." Jovan duduk dan mepet ke arah Javier. Udah dibilang kan dia itu takut sama hantu. Kenapa malah sodara kembarnya indigo sih.     

Kan nggak asik itu namanya.     

Mana dia sering lihat Javier ngobrol entah sama siapa. Kan serem.     

Javier menoleh ke arah Jovan. "Sudahlah. Sepertinya memang bukan hal yang berbahaya. Kalau tadi santet pasti sekarang kamu sudah kesakitan, buktinya kamu baik-baik saja kan?"     

"Maksudmu, kamu curiga ada yang nyantet aku begitu?"     

"Sudah, lupakan. Tidur lagi sana."     

"Kamu tidur sini ya?"     

"Ya ampun Jov. Kamu sudah gede, masak tidur saja minta temenin aku sih."     

"Siapa suruh kamu bangunin aku. Bikin takut, sekarang aku nggak bisa tidur nih. Temenin pokoknya."     

Javier mendesah."Dasar playboy penakut."     

"Bodo. Cepet tidur sini Javier."     

Javier melepas bajunya dan merebahkan tubuhunya di samping Jovan.     

"Jangan peluk-peluk." Javier memperingatkan.     

"Ishhh." Jovan terpaksa memeluk gulingnya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Takut hantu yang di lihat Javier nongol di sampingnya.     

***     

"Hay, babe. Sudah lama nunggu?" Jovan mencium pipi pacar barunya yang baru dia tembak kemarin. Tentu saja setelah dia mendapat kabar terbaru bahwa Gisel dan kakaknya habis menampar Javier. yang artinya Gisel dan kakaknya sudah dia Blacklist. Makanya, sekarang Jovan memilih berkencan dengan pacarnya yang dari luar kampus.     

Namanya : Keysa Usia : 26 tahun. Kenapa? Mau lebih tua juga tak apa. Yang penting kan rasanya.     

Pekerjaan : Resepsionis di sebuah hotel ternama. Mau cek in tiap hari juga oke-oke saja ini mah.     

"Enggak kok, aku juga baru datang." Keysa tersenyum manis.     

Mereka sedang berada di salah satu kamar hotel di mana Keysa bekerja. Dan saat ini sedang mengadakan makan malam di balkon dengan suasana romantis. Tentu saja dengan Jovan yang sudah membayar semuanya.     

"Apa kamu ingin hidangan tertentu?" tanya Keysa.     

"Aku bukan pemilih. Apa pun yang kamu sukai, pasti aku juga suka."     

"Dasar gombal."     

"Serius babe. Semua yang ada padamu, aku menyukainya. Wajahmu, senyummu, terutama bibirmu yang terlihat menggodaku." Jovan mengelus bibir Keysa lembut.     

"Playboy. Pinter banget kamu ngerayunya. Di sini itu gelap. Remang-remang bagaimana kamu tahu kalau bibirku menggoda."     

"Babe, mau seluruh dunia ini gelap gulita sekalipun. Aku, akan selalu menemukan jalan menuju padamu."     

"Aku tidak memerlukan cahaya untuk mengenalimu. Karena bagiku, kamu itu cahya yang menyinari hidupku."     

Keysa tersenyum dan dengan sengaja duduk di pangkuan Jovan, "Kamu itu, udah ganteng pinter ngerayu lagi. Sudah berapa banyak cewek yang kamu gombalin?" Keysa mengusap pipi Jovan dan terus turun semakin ke bawah ke arah dadanya.     

Wow ... pengalaman rupanya. Batin Jovan.     

Jovan mencekal tangan Keysa dan menciumnya.     

"Aku nggak suka ngerayu cewek. Biasanya sih cewek yang ngerayu aku. Tapi, khusus buatmu, aku mau kok jadi raja gombal sekalipun." Tangan Jovan sudah berada di pinggang Keysa dan mulai mengelusnya pelan.     

Keysa sudah sering pacaran, dan bukan hal yang mengejutkan tidur dengan pacar-pacarnya terdahulu. Tapi entah kenapa brondong di depannya ini sangatlah membuatnya terpesona.     

Jovan memandang intens wajah Keysa yang juga sedang memandanginya. Dengan pelan tapi pasti wajah mereka mulai mendekat. Dan sedetik kemudian bibir mereka sudah menempel sempurna.     

Awalnya hanya usapan ringan, lama-lama lidah Jovan menyeruak masuk dan membelit lidah Kesya. Dan terjadilah ciuman yang sangat panas dan menimbulkan rasa ingin lebih dalam tubuh Keysa.     

Keysa mengelus dada Jovan dan membuka kancingnya perlahan. Lalu mencium leher dan meninggalkan bekas di sana. Jovan tidak kalah langkah. Tangannya sudah berada di balik gaun yang di kenakan Keysa dan sedang mengusap dua gundukan kenyal yang memiliki puncak yang selalu menjadi kesukaannya.     

Keysa tidak bisa menahan desahannya saat Jovan memainkan putingnya dan sesekali menarik dan memutarnya.     

Jovan membawa Keysa masuk ke dalam kamar dan langsung merebahkannya di ranjang. Melupakan makan malam yang sama sekali tidak tersentuh.     

Jovan dengan cepat melucuti semua penghalang yang menutupi tubuh Keysa. Lalu tangannya mulai bergrilya mencari titik sensitif yang akan membuat Keysa blingsatan.     

Jovan sedang menikmati dua gunung kembar milik Keysa saat Keysa mendorongnya hingga terlentang. Lalu, Keysa duduk di atas tubuhnya dan melepas kemeja Jovan dengan asal.     

Keysa menciumi wajah hingga perut Jovan. Jari-jari lentiknya sudah melepaskan gesper dan otw menurunkan celana jeans yang sedang di kenakan oleh Jovan.     

Lalu dia mengernyit heran. "Apa aku tidak menarik?" tanya Keysa pada Jovan.     

Jovan duduk dengan Keysa yang masih di atas tubuhnya. "Kamu sangat menarik babe. Kenapa kamu bertanya seperti itu? Hmm?" Jovan kembali memainkan gunung kembar Keysa dan menciumi lehernya.     

"Tapi, kenapa milikmu tidak terbangun?" Keysa mengelus milik Jovan dari balik celana dalamnya.     

Jovan yang masih menciumi leher Keysa ikut mengernyit. Biasanya Anunya itu kalau ciuman langsung on Fire. Ini sudah mau telanjang kenapa masih bobo cantik.     

Jovan memegang tangan Keysa dan memasukkannya ke dalam celana dalam. "Dia hanya butuh sentuhanmu," ucap Jovan. Membantu tangan Keysa mengelus dan memijit Anunya.     

Sayang seribu kali sayang. Hingga 15 menit kemudian. Anunya Jovan tetap tidak mau bangun. Alias masih bobo terus. A.k.a lemez, lunglai dan ngelimpruk.     

"Kamu Gay?" Keysa berdiri dan menjauhkan diri dari Jovan.     

"What? Aku 100% normal." Bantah Jovan. Walau otaknya sedang berfikir keras, kenapa Anunya tidak mau bangun? padahal setelah Gisel dia sudah libur. Apa Jovan kelelahan karena habis nikahan Junior dan Queen. Tapi dia kan nggak ngapa-ngapain. Cuma mabuk doang.     

"Kamu impoten?" Keysa mulai mengenakan lagi pakaiannya.     

"Whattttt!?" Kurang ajar. Keperkasaannya di pertanyakan.     

Tapi Jovan juga bingung ini. Kenapa tiba-tiba si Anu mogok bangun.     

"Aku sehat dan sangat-sangat mampu memuaskanmu. Hanya saja, aku merasa ini salah." Jovan berdiri memeluk Keysa dan mengcup dahinya sayang.     

"Aku sangat ingin melakukan itu denganmu. Sangat ingin." Jovan mengeratkan pelukannya di tubuh Kesya.     

"Selama ini aku selalu berkencan dan meniduri wanita manapun tapi melihatmu entah kenapa aku merasa kamu itu berbeda. Aku ingin kita berkencan dan pacaran seperti pasangan normal lainnya. Ini bahkan kencan pertama kita. Jadi bisakan kita hanya makan malam tanpa pergumulan di atas ranjang terlebih dahulu." Untung Jovan bisa memberi alasan dengan cepat. Tengsin dongk kejantananya di pertanyakan.     

"Aku benar-benar merasa kamu lebih berharga dari pada para wanita yang biasa aku ajak kencan semalam."     

"Kamu itu istimewa." Jovan mengelus pipi Keysa seolah mengaguminya.     

Keysa menatap Jovan dengan pandangan berkaca-kaca. Selama ini semua teman prianya hanya mencari teman tidur lalu pergi begitu saja. Tapi, Jovan memperlakukannya seperti wanita yang sangat dia puja.     

"Kamu yakin?" tanya Keysa terharu.     

"Tentu," jawab Jovan. Tentu saja Ia tidak yakin, sampai Jovan tahu apa penyebab Anunya tidak mau bangun di temukan. Maka, Ia akan membiarkan Keysa bebas. Tapi, jika nanti Anunya sudah strong lagi. Awas saja ya, siap-siap di bantai di ranjang 1x24 jam.     

Keysa mencium Jovan sebelum mengenakan bajunya lagi. Begitu pun dengan Jovan yang juga mencari kemejanya yang tadi di lempar entah ke mana.     

"Jadi kita hanya akan makan malam?" Tanya Kesya meyakinkan.     

"Iyups, apa ada menu istinewa yang bisa kamu tawarkan?"     

"Menu istimewaku baru saja kamu tolak. Jadi hari ini kita hanya akan makan chiken steak dan pasta."     

"Bagus, aku berada di hotel bintang lima dan hanya di suguhi Steak. Tidak adakah yang lebih mahal lagi?" ucap Jovan bercanda.     

Kesya tertawa dan menggandeng Jovan kembali ke balkon dan meneruskan makan malam mereka yang tertunda. Tentu saja kali ini tanpa adegan menguras tenaga lagi.     

Bagaimana mau menguras tenaga kalau Anunya saja nggak mau ikut berpesta.     

Jovan masih slow. Menganggap itu hanya karena kelelahan semata.     

Tapi begitu besoknya Ia bersama pacarnya yang lain dan si Anu tetap tidak mau bangun ia mulai resah.     

lalu tiga hari kemudian Jovan kembali kencan dengan salah satu pacarnya dan si Anu tetap tidak mau bekerja sama. Jovan mulai panik.     

Dan seminggu kemudian.     

Jovan benar-benar histeris.     

Mau di elus, di pijit, di jilat bahkan di celupin Anunya tetep anteng.     

Akhirnya Jovan mencoba memberinya pelumas hingga minyak urut.     

Tidak berhasil.     

Lalu Ia nonton film bokep sampai praktek langsung dengan minum obat perangsang. Hasilnya, si Anu benar-benar tidak mau berdiri lagi. Dia tetap anteng di dalam celana tanpa ada niat keluar sama sekali.     

Saat itulah Jovan rasanya ingin bunuh diri.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.