One Night Accident

IMPOTEN 14



IMPOTEN 14

0Baca cerita terbaruku yuk.     
0

Judulnya Maria Oza Wa.     

Enjoy reading.     

***     

Brakkkkk.     

"Kamu jangan sembarang bicara. Tadi kamu bilang cinta sama anak saya. Minta dinikahkan, kenapa saya suruh datangkan keluargamu agar melamar Zahra, kamu malah menolak?" Pak Eko tidak habis pikir dengan bocah mesum yang ada di hadapannya itu.     

"Papa mertua ... Jovan bukan menolak. Tapi, Zahra pasti tahu kenapa Jovan tidak bisa mendatangkan keluarga Jovan."     

"Memang kenapa?"     

"Jovan itu sebenarnya sudah dijodohkan dengan putri Inggris."     

"Bhawaahahahaaa. Eh, bocah. Kalau cari alasan yang masuk akal. Jangan ngehalu ketinggian. Mau dijodohkan dengan putri Inggris, memang kamu itu siapa? anak presiden?"     

"Kalau Jovan Jujur Bapak bakalan percaya nggak?" tanya Jovan     

"Tergantung, kalau masuk akal Ya percaya tapi kalau nyeleneh lagi berarti itu cuma alasan kamu saja biar enggak jadi nikahin Zahra."     

Nggak jadi nikah sama Zahra? Rugi dong dia. Udah jauh-jauh nyamperin, eh ... enggak jadi ngincip cewek berhijab.     

"Pak, Jovan nggak bohong kok. Jovan memang bukan anak presiden. Tapi, Jovan itu anak Raja Cavendish." Zahra menyentuh lengan bapaknya agar tenang.     

Ah ... Si calon istri yang bisa diandalkan, nggak rugi dijadikan selir pertama. Batin Jovan semakin yakin memperistri Zahra.     

"Raja Cavendish?"     

Zahra mengeluarkan ponselnya, lalu mencari beberapa foto yang pernah diberikan Marco padanya serta info-info kerajaan Cavendish. Karena Marco kan dulu menganggap Zahra calon istri Junior. Makanya dia diberi tahu seluk beluk dan silsilah keluarga Cavendish. Dan memang keberadaan Duo J di Indonesia ditutupi karena tidak ingin aktifitas pangeran Cavendish terlalu di ekspos. Duo J hanya di kenal sebagai anggota keluarga Cohza sama seperti Alxi dan Junior. Dan tidak mengherankan jika tidak banyak info mengenai mereka di internet maupun sosial media.     

Postingan tentang mereka yang masuk geogle adalah saat bersama adik mereka Jean yang kabarnya sekarang sudah meninggal. Tapi kalau sosmed sebagai Cohza. Banyak.     

"Ini Raja Cavendish, Jovan dan Javier anak pertama mereka. Adik mereka namanya Ashoka. Dan Om Marco adalah adik kandung Raja Cavendish." Zahra menunjukkan pada bapaknya foto-foto di ponsel tentang kerajaan Cavendish.     

"Kamu jangan bercanda sama bapak." Eko kembali mengamati foto-foto di ponsel anaknya. Dan membaca sedikit berita di dalamnya. Setahu dia dan semua masyarakat di kampung mereka. Marco itu anak orang kaya yang ilang dan sekarang jadi bos rumah sakit serta bos hansip alias tukang jaga keamanan.     

Hanya Bos, bukan pemilik keduanya.     

Tidak ada yang menyebutkan bahwa Marco itu adiknya Raja Cavendish. Kerajaan yang 15 tahun lalu menggegerkan dunia karena keberadaan ilmu kedokteran dan penemuan obat yang super mutakhir.     

Kalau dipikir-pikir nama Rumah sakit dan kampus Zahra memang Cavendish. Tapi, Eko fikir Marco cuma kerjasama bukan benar-benar pewaris dan pemilik sahnya.     

Jadi yang di depannya ini anak Raja? Pantesan sombong bin songong. Dan dia sudah bentak-bentak anak raja. Suatu keajaiban dia belum dipenggal sampai sekarang. Bolehkan Eko panik sekarang.     

Anak Raja dia pukul waktu di Jakarta. Dan sekarang malah dia bentak-bentak.     

Tapi ini kan demi putri satu-satunya. Walau dia anak Raja , tidak seharusnya Jovan memperkosa anaknya kan? Mau ringan mau berat sepertinya Eko harus bisa menghadapinya.     

"Aku nggak mau tahu. Mau kamu anak Raja atau anak Dewa sekalipun. Kamu harus tetap bawa orang tuamu kalau ingin melamar Zahra." Walau jantungnya dag dig dug. Pak Eko tetap berusaha berani.     

"Kalau Jovan bisa. Pasti Jovan lakukan. Masalahnya selama inikan momy dan dadyku tidak tahu aku mencintai Zahra. Membatalkan perjodohan apalagi dengan seorang putri tidaklah mudah. Yang ada hubungan dua kerajaan bisa bentrok dan bisa jadi perang."     

"Jadi, Jovan cuma minta waktu untuk meyakinkan mereka bahwa Zahralah wanita yang Jovan cintai," ucap Jovan beralasan.     

"Ya sudah, yakinkan dulu orang tuamu baru kesini lamar Zahra."     

"Justru begini papa mertua. Bisa nggak Jovan dan Zahra dinikahkan dahulu. Biar, kalau Jovan membawa Zahra ke Jakarta tidak akan menimbulkan fitnah. Dan bapak tidak khawatir kalau aku dan Zahra ngapa-ngapain. Iya kan."     

Ngapa-ngapain? Maksudnya anaknya mau di ihik-ihik kayak dulu. "Dasar bocah mesum. Kamu mau ngapain anakku?"     

"Jovan nggak ngapa-ngapain pak. Tapi, yang namanaya orang saling suka bisa saja khilap. Dari pada kami nanti dosa? Mending Jovan halalin dulu."     

"Bilang saja kamu kebelet kawin. Lagian habis nikah ngapain kamu bawa Zahra ke Jakarta? Tinggal di sini saja. Kamu ke Jakarta sendiri dulu. Bujuk orang tuamu lalu ke sini lagi buat lamar Zahra." Eko tidak mau kalah. Keprawanan anaknya taruhannya.     

"Zahra kan musti menyelesaikan kuliahnya Pak. Lagi pula selama ini Zahra hanya dikenal sebagai calonnya Junior. Bukan kekasih Jovan. Lalu bagaimana Jovan bisa merubah image Zahra dan mendekatkannya ke keluarga Jovan kalau Zahranya di sini, Jovan di belahan dunia lain."     

Eko berpikir sejenak. Benar juga ini bocah. Bagaimana Zahra bisa dekat dengan calon mertua dan saudaranya Jovan kalau Zahra di sini. Kalau bukan karena Zahra udah terlanjur diincip sama ini anak Raja alias bocah yang ternyata adalah pangeran yang sangat mesum. Sudah Eko tolak dari tadi.     

"Kamu pulang saja dulu. Aku akan memikirkanya."     

"Boleh ngobrol dulu dengan Zahra?"     

"Kagakkk. Ngobrol 10 menit saja tanganmu sudah di pinggang. Aku biarin sejam sama Zahra, habis perawan anakku."     

Jovan meringis. Tahu saja ini calon babe mertua. Padahal dia kan pengen ngetes, Waktu ngutuk Jovan dulu pak Eko mengatakan Anunya hanya akan bangun kalau sama Zahra kan. Jovan cuma ingin memastikan, nggak sampe ngamar kok paling remes dikit doang.     

Tapi, kok ya gagal. Nggak jadi test drive dah.     

"Ya sudah, Jovan pamit dulu ya bapak mertua. Zahra, percaya sama abang ye. Bentar lagi halal kok kita." Jovan langsung mendapat pelototan dari Eko begitu ucapannya selesai. Sedang Zahra ngeri sendiri.     

Playboy inikah jodohnya. Kok Zahra jadi pengen kabur ya.     

"Udah sono pulang," usir Eko.     

Jovan tersenyum lalu mencium tangan Eko dan bergeser mendekati Zahra.     

"Mau ngapain?" tanya Eko sambil menepis tangan Jovan yang terulur ke arah Zahra.     

"Pamitan. Kan aku calon suaminya Pak. Jadi Sini cium tangan Aa." Jovan tersenyum ke arah Zahra.     

"Aa gundulmu. Belum muhrim. Sana pulang," usir Eko untuk ke sekian kali.     

"Pelit banget sih Pak. Tangan doang ini. Zahra, Aa pulang dulu. Nanti kalau kangen Vc aja. Oke. Permisi calon bapak mertua, Calon istri saya." Jovan berbalik dan keluar dari rumah Eko. Di mana Om Mico menunggu di luar. Karena memang tidak dibiarkan Eko masuk. Katanya khawatir Mico akan membela Jovan dan membuatnya ragu mengambil keputusan.     

"Bagaimana?" tanya Mico.     

"Pulang dulu Om, Jovan capek. Besok kita bahas lagi."     

"Perlu bantuan?"     

"Nggak usah Om. Trima kasih, Jovan bisa atasi ini sendiri."     

"Tapi. Iya sih, tadi bang Marco bilang, pasti kamu bisa menyelesaikan masalahmu sendiri."     

"Whatt? Paman Marco? Dia tahu aku ada di sini?" Mico mengangguk.     

"Terus om Mico ngomong apa sama Paman Marco?"     

"Nggak ngomong apa-apa sih. Kalian kan masih ngobrol di dalam. Keputusannya belum tahu. Jadi, aku Cuma bilang kamu sepertinya lagi ada problem sama pak Eko dan Zahra dan sekarang lagi diskusi."     

Jovan bernafas lega. Setidaknya pamannya tidak tahu dia melamar Zahra. Bisa batal nikah sama putri inggris kalau sampai ketahuan dia nikahin Zahra. Sepertinya dia harus segera menelfon paman Marco dan memberi alasan padanya tentang keberadaannya di Jogja.     

Alasan yang bisa membuatnya menikahi Zahra tapi jalan untuk menikah dengan putri inggris juga tetap terbuka. Jovan hebat kan.     

****     

TBC.     

*Muhrim adalah orang yang berikhram dalam ibadah haji.     

Mahram adalah semua orang haram dinikahi karena sebab tertentu.     

*Jadi yang benar adalah Mahrom.     

Tetapi, lidah orang indo itu susah diluruskan klo sudah nempel di otak.     

Sama seperti honda untuk penyebutan sepeda motor. Padahal tidak semua sepeda motor bermerek honda. Atau soklin untuk deterjen. Indo mie untuk mie instan. Ya begitulah.     

Wkwkwkk     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.