One Night Accident

IMPOTEN 25



IMPOTEN 25

0Enjoy Reading.     
0

***     

Jovan mengeliat bangun. Merasakan silau di wajahnya. Heran ... tumben Zahra membiarkannya bangun siang? biasanya Zahra akan berusaha keras membangukannya sampai Jovan mau turun dari ranjang dan melaksanakan sholat subuh.     

Jovan menoleh dan seketika ingatan semalam memasuki memorinya. Ia tersenyum, menopang kepalanya dengan sebelah tangan sambil mengamati Zahra yang masih tertidur pulas.     

Pantes Jovan bisa bangun siang. Zahranya saja masih tertidur nyenyak. Pasti karena kecapekan melakukan kegiatan semalam.     

Jovan mengelus punggung Zahra yang tidak tertutup selimut. Dan tersenyum lagi mengingat semalam. Ia yang sudah membenarkan posisi tidur Zahra semalam agar lebih nyaman. Selain itu, kalau Zahra di biarkan tidur dengan kaki terbuka lebar, bisa-bisa bukannya istirahat Jovan akan menubruknya lagi. Bisa mampus istrinya.     

Kan enggak seru kalau sampai ada berita dengan judul seperti ini.     

"Seorang wanita meninggal dunia setelah menjalankan malam pertama, di sinyalir korban terlalu banyak bercinta hingga kelelahan dan tidur untuk selamanya."     

Memikirkan soal berita tiba-tiba Jovan ingat sesuatu dan sebuah ide usil langsung bersemayam di otaknya.     

Javier kan ingin Ia setia sama Zahra. Secara otomatis Ia harus memutuskan semua pacar-pacarnya. Sedangkan pacar Jovan itu banyak belum lagi gebetan yang sudah dia PHP. Jadi, tidak mungkin Jovan punya waktu memutuskan mereka satu persatu.     

Solusinya adalah sosial media. Jovan dan Javier bukan orang yang aktif di sosmed sebenarnya. Paling mereka hanya post saat liburan atau pas lagi main sama Hachi.     

Dan untuk pertama kalinya seorang Jovan akan memposting foto pasangannya. Pasti akan seru dan heboh.     

Sebenarnya sayang sih. Tapi, enggak apa-apalah. Demi Javier yang mau move on. Jovan akan melakukan apa yang diinginkan Javier. Toh cuma delapan bulan. Dan jika sudah masanya lewat, Jovan masih bisa cari pacar lagi. Secara Ia ganteng luar dalam pasti masih banyak yang mau jadi pacar-pacarnya.     

Jovan mengambil smartphone miliknya, lalu mengarahkan kamera ke tubuh Zahra.     

Perfect.     

Jovan mengambil gambar Zahra yang wajahnya tertutup rambut dan kelihatan acak-acakan tapi sexy. Serta seluruh tubuh yang tertutup selimut. Hanya terlihat sebelah lengan dan bahu mulus yang akan membuat semua orang penasaran.     

Jovan bisa pamer pasangan tanpa ada orang tahu dan mengenali siapa kekasihnya saat ini.     

Pertama-tama update ke WA dulu. Biar cewek-cewek yang punya nomornya dan pernah jadi pacarnya segera tahu kalau dia sudah punya kekasih.     

Lalu posting di facebook dan instagram. Tentu semua dengan caption yang sama.     

My love.     

kelelahan.     

Singkat tapi Jovan yakin sebentar lagi WA dan semua akun sosmednya akan di berondong dan di demo dari berbagai sisi. Mending langsung di non aktifkan saja.     

Biarkan saja wanita-wanita itu pada protes. Mendingan Jovan menikmati waktunya hari ini bersama Zahra. Masih seret, sempit, legit lagi. Jovan kan jadi taak sabar nunggu Zahra bangun dan bisa main lagi.     

Eh ... apa mending Jovan kasih makan dulu ya? iya deh. Mending Jovan isi tenaga Zahra dulu. Baru di ajak main lagi. Tidak asik nanti kalau baru satu putaran Zahra sudah pingsan kelaparan.     

Jovan turun dari ranjang tanpa repot-repot memakai baju atau celananya. Tubuhnya terasa segar dan penuh energi. Maklum setelah sebulan mengalami impoten dan sebulan menunggu malam pertama. Pada akhirnya dia jebol gawang juga.     

Lega luar biasa.     

Bahkan Jovan merasa sangat bersemangat dan yakin bisa menguasai seluruh isi dunia.     

Jovan masuk ke dalam kamar mandi. Membersihkan diri sambil bersenandung senang, hingga dia selesai mandi ternyata Zahra masih belum terbangun dari tidurnya.     

Capek banget apa ya?     

Jovan mengendikkan bahu lalu berganti baju sebelum menuju dapur. Sepertinya ini saat yang tepat menunjukkan kemampuan memasaknya.     

Pria Cohza memang diwajibkan bisa masak dan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Ketentuan dari Paman Marco.     

Katanya kita harus mandiri dalam segala hal, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi suatu hari nanti. Dan Jovan akui akhirnya ilmu itu ada saatnya berguna juga.     

Jovan membuka kulkas dan memilah-milah isinya. Ia ingin masak yang istimewa dan tentu saja lezatnya tidak kalah dengan chef Juna.     

Tapi ... setelah dipikir-pikir lagi. Sebagai orang yang memahami wanita. Jovan tahu, tidak ada wanita yang suka jika masakan suaminya lebih enak dari masakannya sendiri. Karena wanita suka dipuji bagaimanapun rasa masakannya.     

Jovan mengembalikan bahan-bahan yang tadi sudah dia keluarkan. Lalu berfikir sejenak. Mungkin lebih baik Ia masak nasi goreng saja. Hal yang lumrah bisa dimasak oleh lelaki.     

Tapi, bukan Jovan kalau tidak usil.     

Karena begitu nasi goreng itu matang. Jovan juga memberi hiasan yang Ia yakin akan membuat wajah Zahra memerah selama sarapan + makan siang ini berlangsung.     

Sosis Jumbo.     

***     

Zahra membuka matanya saat mencium aroma masakan. Dia ingin mengeliat tapi langsung meringis saat merasakan seluruh tubuhnya seperti remuk redam.     

Zahra mengingat kejadian semalam. Di mana Jovan menggarap tubunya tanpa kenal lelah. Padahal Zahra sudah sangat kualahan.     

Zahra tahu, pertama kali memang terasa sakit. Dan Zahra juga tahu kalau bercinta itu nikmat tiada tara. Tapi, tidak ada yang memberi tahu Zahra kalau habis bercinta tubuhnya terasa rontok semua. Bahkan semua tulangnya serasa tidak berada di tempat seharusnya.     

Zahra duduk sambil meringis dan semakin mendesis saat dia melihat tubuhnya. Mulai dari dada, perut hingga sampai ke paha. Merah semua. Bahkan ada yang sedikit membiru, itu pasti akibat bekas cengkraman dan gigitan Jovan yang beringas.     

Zahra menggeser kakinya turun dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia sangat ingin ke toilet.     

Astagfirullahaladzim Zahra melewatkan sholat subuh. Ini bahkan sudah jam 1 siang. Zahra harus segera mandi dan mengganti sholatnya.     

Zahra berusaha berdiri, tapi kakinya berubah seperti jelly. Jangankan melangkah. Berdiri saja kakinya langsung gemetar dan goyah hingga Zahra terduduk lagi di pinggir ranjang.     

Berapa kali pun Zahra mencoba bangun pada akhirnya kakinya yang lemas tetap tidak bisa menahan tubuhnya yang juga terasa ngilu di mana-mana.     

Zahra menangis, dia ingin bangun, ingin ke kamar mandi, ingin mengganti sholat subuhnya dan juga sholat dzuhur.     

Jovan masuk ke kamarnya dan langsung heran melihat istrinya menangis sesenggukan.     

Apa Zahra menyesal karena sudah diperawani olehnya?     

"Zahra ... kamu kenapa?" Jovan menghampiri Zahra dan mengusap air matanya lembut.     

"Aku ingin ke kamar mandi. Tapi, tubuhku sakit semua. Enggak bisa gerak. Kakinya lemes." Zahra mengeratkan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.     

"Sakit banget ya?"     

Zahra mengangguk.     

"Nggak bisa gerak sama sekali?" Jovan mulai khawatir.     

Apa semalam dia kebangetan ya? Baru pertama kali dan langsung tujuh putaran.     

Berlebihan enggak sih?     

Biasanya Jovan langsung meninggalkan wanita yang diprawani olehnya sebelum bangun. Dan memang baru kali ini dia khilap sampai sebanyak itu pas pertama kali. Biasanya hanya dua sampai empat kali untuk perdana.     

Ini pasti efek kelamaan sosisnya nggak di pake. Makanya dia kalap dan maunya ngajak nanjak terus.     

"Maaf ya. Sini mas Jovan bantu ke kamar mandi." Jovan menarik selimut yang dipakai Zahra. Tapi Zahra malah mencengkeramnya semakin kuat.     

"Mass, jangan di buka. Zahra malu."     

"Kenapa musti malu? Aku kan suamimu. Udah lihat semua. Udah aku ciuman dari ujung kepala sampai ujung kaki juga."     

"Tetap saja malu." Wajah Zahra kembali merona mengingat setiap ciuman Jovan diseluruh tubuhnya.     

Jovan memandang Zahra yang masih tertunduk malu. Biasanya cewek yang bersamanya justru sengaja telanjang untuk menggodanya bahkan usianya banyak yang masih belasan tahun tapi sudah pengalaman. Sedang istrinya Zahra sudah 22 tahun tapi masih malu-malu pengen nyipok.     

Jovan dengan iseng mendekat lalu menggelitik telinga Zahra. Hingga Zahra melepas selimut dan berusaha     

menutup telinganya. Saat itulah Jovan menarik selimut Zahra dan melemparnya sembarangan.     

"Mass, balikin selimutnya." Zahra merapatkan pahanya dan menutup payudaranya dengan tangan. Seluruh tubuhnya merona malu.     

Jovan tidak menjawab tapi langsung mengangkat tubuh Zahra dan membawanya ke kamar mandi. Mendudukkannya di atas kloset.     

Harusnya Zahra berendam air hangat untuk meredakan nyeri di tubuhnya tapi ... kamar mandi Jovan tidak di lengkapi jacuzy jadi Jovan hanya membantu mengatur suhu air di shower agar lebih enak untuk tubuh Zahra.     

"Mau mas mandiin sekalian?" Tanya Jovan serius.     

Zahra menggeleng.     

"Ya sudah, mas tunggu di depan kamar mandi. Kalau sudah selesai Atau butuh bantuan bilang ya." Zahra hanya mengangguk lagi. Masih malu dengan ketelanjangannya.     

Jovan keluar dari kamar mandi dan menutupnya pelan. Memberi istrinya privasi. Jovan tahu Zahra belum terbiasa dilihat telanjang.     

Lihat saja nanti. Jovan bakal bikin Zahra terlihat menggoda setiap malam. Mungkin Jovan harus menyingkirkan piyama boneka untuk pertama kali. Diganti lingeirine sexy. Lalu mengajak istrinya ke salon dan perawatan biar makin kinclong.     

Jovan masih berdiri di depan kamar mandi dan mendengarkan suara shower yang pasti saat ini sedang membasahi tubuh telanjang istrinya.     

Tuh kan dia on lagi.     

Sabar ya .... nanti kalau Zahra sudah tidak nyeri pasti dimanjain lagi. Jovan menepuk miliknya menenangkan.     

Baru Jovan akan duduk di pinggir ranjang suara bel apartemen berbunyi. Siapa yang datang? Javier tidak mungkin pakai acara pencet bel segala, secara dia tahu nomor password apartemen miliknya.     

Jangan-jangan salah satu pacarnya yang mau ngelabrak gara-gara postingannya tadi.     

Gawat.     

Jovan segera membuka pintu. Dan dia menelan ludah susah payah dan terpaku.     

Di depannya ada orang lebih berbahaya dari pacar-pacarnya yang tidak terhitung jumlahnya.     

Paman Marco     

Sekali melihat Zahra. Maka, tamatlah riwayatnya.     

****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.