One Night Accident

IMPOTEN 33



IMPOTEN 33

0Enjoy Reading.     
0

***     

Zahra sedang malas - malasan di ranjang sambil membaca cerita di sebuah platform menulis webnovel. Tentu saja, sebagai duta anti pornografi Zahra hanya membaca cerita religi dan cerita yang tidak berbau pornografi.     

Tapi itu dulu. Sekarang ...!!! Sudahlah. Semua ini karena suaminya yang mesum. Zahra terasa terkontaminasi.     

Hanya saja Zahra miris sekali karena sekarang ini bahkan cerita religi pun ada adegan ena ena nya.     

Ingin sekali Zahra mereport cerita itu. Kalau perlu memblokir akunnya sekalian. Biar tidak menjadi penebar dosa.     

Sayangnya akun itu sudah di contreng content dewasa. Jadi Zahra urung melakukannya. Coba itu akun kosongan kayak yang lain.     

Genre teenfic tapi isinya penganuan semua. Mana kebanyakan pake  cast cowok Korea lagi. Kan buyar bayangan Zahra tentang cowok Korea unyu-unyu ngegemesin. Berubah jadi manusia porno dan yang paling parah jadi homo.     

Hi ... Zahra bergidig ngeri. Kalau ketemu begituan Zahra auto blokir.     

Sebut Zahra munafik. Tapi, serius deh. Zahra itu tidak sengaja melakukannya. Awalnya Zahra mampir ke akun si Cleo temennya Aqua itu buat mereport cerita miliknya. Tapi, Zahra  selalu membaca dulu cerita yang mau di report. Beneran ada adegan pornonya nggak?     

Masalahnya sekarang bukannya memblokir itu akun Zahra malah tanpa sengaja keasikan membaca semua ceritanya. Padahal typo di mana - mana. Alay luar biasa dan kadang suka nggak masuk di akal.     

Tapi ... Sayangnya cerita  itu yang juga bisa menghibur Zahra dari rasa bosan dari pada bengong sendirian di rumah. Lagi pula ceritanya bukan hanya bahas penganuan semata. Dan Zahra selalu skip waktu adegan ena-ena.     

Zahra sampai berpikir. Sayang sekali cerita sebagus itu di kotori dengan adegan penuh dosa. Walau bahasanya masih lumayan halus. Tapi, tetap saja Zahra merasa andai cerita si Cleo bersih dari adegan 80 juta. Pasti sudah tembus mayor dia.     

Kalau tidak salah akunnya Cleo Petra. Tapi, Zahra tidak mau untuk follow apalagi memberi bintang untuknya.     

Jadi silent reader saja. Gengsi dongk tukang report akun ketahuan baca ceritanya penulis dewasa.     

"Kamu siapa?" Zahra mendongak saat ada orang yang membuka pintu kamarnya dan langsung menatapnya curiga.     

Wanita itu terlihat sangat anggun dan penuh intimidasi. Zahra merasa Wajah itu tidak asing.     

"Keluar kamu. Saya nggak suka ada jalang di kamar anak saya." Ai langsung mengeluarkan wajah galaknya.     

Wajah Zahra langsung memucat. Wanita ini. Ibu dari suaminya. Alias sang Ratu Cavendish.     

Sedang Ai. Langsung merasa kesal. Dia sengaja datang lebih cepat sehari sebelum perayaan kelahiran cucunya Marco karena sudah terlalu rindu dengan anaknya.     

Ai memang terbiasa menemui Jovan terlebih dahulu karena Ai tahu Javier hanya akan diam kalau bertemu dengannya tanpa adanya Jovan.     

Tapi, Ai langsung ingin menjewer telinga Jovan saja rasanya saat melihat ada seorang wanita Hanya mengenakan lingerie seksi berada di atas ranjang.     

Ai sudah pernah bilang. Boleh main. Tapi, dilarang membawa perempuan murahan ke kediaman. Alias rumah dan apartemen.     

"Kamu nggak denger saya ngomong apa. Pakai baju kamu dan keluar," bentak Ai sambil menunjuk pintu keluar.     

Zahra yang terkejut langsung turun dari ranjang  dengan gugup lalu menunduk dalam.     

"Maaf yang mulia Ratu, saya akan segera keluar." Zahra membuka lemari dan mengambil baju seadanya.     

Ai mengerutkan dahi saat melihat dengan lancang perempuan itu membuka lemari Jovan dan mengambil pakaian.     

"Kamu pacar anak saya?" tanya Ai, kali ini lebih halus. Walau wajahnya masih menunjukkan ketidaksukaan.     

Tapi, wanita yang memiliki akses bebas ke apartemen bahkan diperbolehkan membuka lemari dan menguasai kamar Jovan pasti bukan wanita biasa. Mereka pasti punya hubungan khusus.     

Zahra masih memegang bajunya di depan dada. Dia merutuki Jovan yang membuang semua piyama tidur miliknya dan mengganti dengan lingerie yang harus Zahra pakai setiap malam.     

"Saya ... saya ...." Zahra bingung harus bicara apa.     

"Sudahlah. Pakai baju kamu, saya tunggu di luar. Nggak pakai lama." Ai berbalik hendak keluar.     

"Baik ... yang mulia."     

Ai menghentikan langkahnya dan kembali melihat Zahra yang masih tertunduk. "Kamu tadi panggil saya apa?"     

"Yang mulia."     

"Kamu tahu siapa saya?"     

"Anda ibunda pangeran Jovan dan Ratu Cavendish."     

Ai semakin curiga. Semua orang memang tahu dia Ratu Cavendish. Tapi, hanya orang terdekat yang tahu Jovan adalah pangeran dari Cavendish.     

Wanita ini pasti istimewa. Sampai Jovan memberitahu siapa kelurganya.     

Ai hanya mengangguk dan keluar. Sambil menunggu wanita itu berpakaian. Lalu Ai menelpon Marco. Mengkonfirmasi apa yang dia temukan.     

"Apa Ai?" Tanya Marco langsung.     

"Aku ada di apartemen Jovan. Dan ada perempuan di sini." Ai bisa mendengar suara orang tersedak.     

"Oh ... em ... dia ... Okey. Pokoknya Tolong jangan di apa - apakan anak orang . Aku segera ke sana dan menjelaskan semuanya."     

Ai mengernyitkan dahi saat panggilannya terputus.     

"Tweety, what's up?" Daniel yang baru masuk ke dalam apartemen dan menghampiri Ai yang terlihat melamun. Tadi, Daniel memang masih di luar karena ada panggilan masuk dari kerajaan.     

Belum sempat Ai menjawab, pintu kamar Jovan terbuka. Daniel dan Ai menoleh bersama.     

"Kamu ...." Ai pernah melihat wanita berhijab di depannya itu. Ai yakin tentang hal itu.     

"Zahra, yang waktu pernikahan Aurora di kenalkan sebagai calon istri Junior." Daniel mengingat dengan jelas.     

"Masa sih?" Ai berdiri dan mengamati Zahra dari atas sampai bawah. Kalau dia adalah orang yang dulu pernah dikenalkan Marco sebagai calon mantu. Pantas saja gadis di depannya tahu kalau Jovan anak Raja Cavendish.     

Penampilan Zahra sekarang dan lima menit lalu sangatlah berbeda. Dan Ai masih merasa tidak percaya.     

Waktu itu Marco mengatakan bahwa Zahra adalah calon mantunya dan tentu saja anak yang alim dan solehah.     

Tapi, apa yang dilihat yg di kamarnya Jovan tadi membuatnya jadi curiga karena penampilannya yang sexy dan menggoda.     

Wanita yang ada di depannya ini perempuan bener nggak sih?     

Kalau emang dia cewek baik-baik. Kenapa bisa berada di apartemen seorang pria. Apalagi dengan lingerie yang sepertinya di tunjukkan untuk merayu anaknya.     

Ai harus waspada. Jangan-jangan dia wanita berbisa. Kelihatan baik di luar tetapi aslinya amburadul.     

"Duduk." Perintah Ai tegas.     

Zahra langsung duduk dengan postur tegang tapi wajah tetap menunduk.     

"Apa yang dia lakukan di sini?" tanya Daniel ikut penasaran.     

"Itu juga yang ingin aku ketahui." Ai duduk di sebelah Daniel di mana Zahra berada di hadapan mereka.     

"Jadi, siapa kamu? Kenapa kamu bisa ada di sini? Dan apa hubunganmu sama Jovan." Ai menatap Zahra dengan wajah angkuh.     

"Saya ... Saya ...." Zahra tidak tahu harus bicara apa. Kalau dia mengatakan yang sebenarnya. Nanti Jovan kena marah. Tapi, kalau tidak. Zahra harus bilang apa?     

"Kalau ada orang bicara lihat wajahnya." Daniel mengambil alih. Wanita di depannya terlalu gugup untuk menjawab pertanyaan istrinya. Bisa-bisa pingsan duluan sebelum menjawabnya. Padahal Daniel bukan orang yang sabar.     

Lebih baik Daniel menggunakan tatapan hipnotis saja. Biar dia berkata jujur.     

"Katakan, apa yang kamu lakukan di sini?" Ulang Daniel.     

"Saya tinggal di sini," jawab Zahra langsung dengan tangan yang meremas rok panjangnya karena gugup.     

"Tinggal di sini? tapi ini kan apartemen Jovan? Kamu pacarnya?"     

Zahra menggeleng. "Saya istrinya mas Jovan."     

"Whatttt." Ai langsung berdiri.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.