One Night Accident

IMPOTEN 71



IMPOTEN 71

0Enjoy Reading.     
0

Masih Flashback.     

***     

PLAKKKK.     

Wajah Ella terasa pedih dan panas bahkan saking kuatnya tamparan itu Ella sampai tersungkur ke lantai.     

"Astaga, kenapa kamu menampar Ella?" Calista langsung berjongkok membantu anaknya berdiri.     

"Kenapa? Kamu tidak dengar apa yang dikatakan yang mulia raja Cavendish? Pangeran Jovan membatalkan perjodohan."     

"Aku yakin pasti anak bodoh ini sudah melakukan sesuatu yang membuat pangeran Jovan mudur."     

Pangeran Charles menatap anaknya marah. "Sekarang katakan padaku. Apa yang sudah kamu lakukan pada pangeran Jovan Ha! Kenapa dia tiba-tiba membatalkan perjodohan?" bentak dadynya dengan suara sangat keras.     

Ella memegangi pipinya dan kembali menangis. Hatinya sudah sakit karena ditolak dan sekarang dia masih harus merasakan sakit fisik dan malu karena dianggap dia yang membuat perjodohan batal.     

Ella tidak mengerti kenapa pangeran Jovan memilih wanita lain dari pada dirinya. Ella juga tidak merasa melakukan apapun yang membuat pangeran Cavendish itu menjadi ilfil.     

Ella selalu berusaha terlihat sempurna. Ella selalu berusaha terlihat berguna dan berharga.     

Sayangnya semua itu tidak cukup. Pangeran Jovan tetap menolaknya. Apa semua ini salahnya?     

"BICARA BODOH, JANGAN DIAM SAJA." Daddynya semakin murka.     

Ella menangis semakin sesenggukan. Tidak menyangka Daddynya yang selalu membanggakan dia kemanapun pergi. Sekarang justru membentak-bentak dengan kasar.     

"Maaf, Ella ...!"     

PLAKKKK.     

Ella tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena sudah ditampar lagi oleh dadynya. Sedang putri Calista kembali menjerit melihat anak bungsunya ditampar lebih keras lagi. Bahkan ada darah disudut bibirnya.     

"Charles, stop. Kendalikan dirimu. Ella putrimu." Calista kembali berusaha menolong anaknya tapi sang suami terlanjur marah. Dengan sekali tarik dia membawa Calista keluar dari kamar Ella. Dan menguncinya dari dalam.     

"Jangan kemanapun, kamu dilarang keluar dari kamar ini apapun alasannya. Sampai kakekmu memutuskan hukuman apa yang pantas untukmu karena sudah mengecewakan seluruh kerajaan."     

Brakkkkk.     

Pangeran Charles keluar dari kamar Ella dan langsung menguncinya dari luar.     

Ella naik ke atas ranjang, masuk ke dalam selimut lalu meringkuk dengan tubuh berguncang karena tangisan.     

Ella tidak bersalah.     

Ella tidak melakukan apa-apa.     

Ella juga sakit hati.     

Tapi ... adakah yang perduli?     

***     

Ella bangun saat merasakan elusan di kepalanya. "Aunt laurance?"     

Laurance tersenyum sedih melihat wajah keponakannya yang terlihat sembab dengan pipi memerah seperti lebam.     

"Maafkan aunty ya," ucapnya berkaca-kaca.     

Ella bangun dan duduk diatas ranjang dan menatap auntynya yang terlihat akan menangis. "Kenapa aunty meminta maaf padaku?"     

"Karena aunty bodoh. Membiarkanmu menerima perjodohan dengan pangeran Cavendish tanpa memberitahu dirimu bahwa para pangeran Cavendish itu sangat jahat."     

"Aunty, mungkin aku memang tidak menarik makanya pangeran Jovan tidak menginginkan diriku." Rasa percaya diri Ella langsung turun setelah mendapat penolakan kemarin.     

"Bukan sayang. Aunty pernah merasakan ada diposisimu. Aunty juga pernah ditolak oleh pangeran Cavendish. Bahkan cara penolakannya lebih kejam daripada dirimu."     

"Aunty dulu juga dijodohkan dengan pangeran Cavendish?"     

Laurance mengangguk. "Dulu, aunty akan dijodohkan dengan pangeran Daniel. Tapi, sepertinya pangeran Daniel tidak tertarik. Makanya dia menyuruh orang lain menjebak aunty."     

"Men-je-bak?"     

Laurance mengangguk. "Kamu pasti tahu pangeran Jhonatan bukan?"     

"Adik raja Daniel?" Ella memastikan.     

"Benar. Dulu keberadaan pangeran Jhonatan disembunyikan. Lalu saat aunty akan dijodohkan dengan Raja Daniel yang sekarang. Tiba-tiba aunty memiliki pengawal yang entah bagaimana bisa bebas keluar masuk kerajaan. Pengawal itu bahkan berhasil merayuku hingga membuat terlena. Lalu, saat aunty sudah menyerahkan semuanya. Pengawal aunty menghilang begitu saja."     

"Maksud aunty. Pengawal aunty pernah meniduri aunty?"     

Laurance tiba-tiba menangis. "Di situlah kebodohan aunty karena mudah dibodohi. Baru setelah Raja Daniel menikah dengan istrinya yang sekarang aunty tahu  ternyata pengawal aunty adalah adik dari Raja Daniel alias pangeran Jhonatan. Aunty dijebak oleh dua pangeran Cavendish."     

"Kalau memang yang melakukan pangeran Jhonatan kenapa aunty tidak menuntut pertanggungjawaban?" tanya Ella bingung.     

"Sayangnya tidak semudah itu ella. Jika wanita biasa sudah tidak perawan. Siapa yang peduli. Tapi, seorang putri akan membawa rasa malu bagi keluarga kerajaan jika ketahuan tidaklah suci."     

"Tapi pelakunya pangeran Cavendish. Harusnya sebagai pangeran dia bertanggungjawab. Apa dia tidak malu meniduri gadis baik-baik dan meninggalkannya begitu saja?"     

"Masalahnya saat aunty tahu dia adalah pangeran Jhonatan. Aunty sudah terlambat. Pangeran Jhonatan sudah menikah dan istrinya sedang hamil besar. Apa menurutmu aunty tidak punya hati nurani? Meminta pertanggungjawaban dari pria yang istrinya sedang hamil? Apa yang akan dikatakan dunia? yang ada malah bukan pangeran Jhonatan yang akan disalahkan. Justru aunty yang akan dituduh merebut suami orang."     

Ella mulai mengerti. "Tapi itu tidak adil aunty."     

"Adil tidak adil. Kita hanya pesuruh Cavendish. Kita bukan siapa-siapa bahkan di rumah kita sendiri." Laurance mengusap pipi Ella semakin sedih.     

"Kalau begitu kenapa kita tidak jadi orang biasa saja? kenapa mereka menawarkan perjodohan kalau ujung-ujungnya hanya untuk menegaskan bahwa kita hanya pelayan mereka. Pelayan yang harus patuh dan diam saja saat melakukan kehendak mereka. Itu sangat jahat aunty." Ella benar-benar tidak tahu apa-apa selama ini.     

Ella ternyata hanya korban kekuasaan kerajaan. Korban dari petinggi yang merasa bisa melakukan tindakan sesuka hati.     

"Apa yang kamu lakukan di sini?"     

Laurance dan Ella menoleh kearah pintu. Di mana pangeran Charles ayah dari putri Ella sedang berdiri dengan wajah masih menyisakan kemarahan.     

"Aku tanya laurance. Apa yang kamu lakukan disini?"     

"Aku hanya menengok keponakanku. Aku dengar kamu menamparnya kemarin." Laurance berdiri menghampiri kakaknya.     

"Ella itu putrimu. Mau sesalah apapun, tidak seharusnya kakak menamparnya begitu saja. Apalagi Ella itu perempuan kak," Protes laurance.     

"Tidak usah sok peduli. Kamu senang bukan pangeran Jovan menolak Ella? Dan membuat ayahanda kecewa padaku?" Pangeran Charles menatap adiknya tidak suka.     

"Tentu saja aku sedih kak. Apa kurangnya Ella sampai pangeran Jovan membatalkan perjodohan."     

"Sudahlah laurance. Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau. Jangan mempengaruhi Ella dengan pemikiranmu yang tidak-tidak."     

"Kakak, tuduhanmu tidak berdasar."     

Pangeran Charles bersedekap. "Tidak berdasar? Aku rasa kamu tahu begitu pangeran Jovan menolak Ella. Tidak berapa lama pihak kerajaan Cavendish menyatakan bahwa pangeran Javier yang akan menggantikan posisi pangeran Jovan."     

"Well, kita semua tahu itu."     

"Apa maksudnya pangeran Javier yang akan menikah denganku?" Ella semakin bingung.     

Pangeran Charles tertawa. "Menikah denganmu? Ella kamu lupa kamu sudah ditolak? Kamu pikir kakekmu akan mengizinkan dirimu menikah dengan pangeran Javier? Pangeran Jovan saja tidak berselera padamu bagaiman bisa kamu berpikir ayahanda akan memilihmu lagi sebagai pendamping pangeran Cavendish?"     

"Yang akan menikah dengan pangeran Javier adalah adik sepupumu. Putri leticia anak dari auntymu laurance," ucap pangeran Charles sambil menatap adiknya laurance dengan wajah sinis.     

"Senang bukan adikku sayang. Kamu sudah berhasil menyingkirkan anakku dan membuat anakmu dipilih sebagai calon istri pangeran Cavendish."     

"Kak, bahkan kalau bisa. Aku tidak akan mengizinkan putriku menikah dengan pangeran Cavendish." Laurance merasa tersinggung.     

"Bersandiwaralah di depan ayahanda. Jangan di depanku. Tidak akan berpengaruh sama sekali. Sekarang bisa kamu keluar dari kamar putriku? Ada yang harus kami bicarakan," ucap pangeran Charles tegas.     

Putri laurance berbalik dan meninggalkan kamar Ella dengan wajah kesal.     

Pangeran Charles menatap putrinya dengan wajah marah sekaligus sedih. "Bersiap-siaplah."     

Ella mengerjap bingung. Bersiap-siap? "Bersiap-siap kemana?" tanya Ella masih sedih.     

"Mulai hari ini. Kamu tidak akan tinggal di sini."     

Ella tersentak. "Tidak tinggal di sini? Maksud Daddy apa?"     

"Kami semua memutuskan untuk mengungsikan dirimu sampai pernikahan pangeran Javier dan leticia terlaksana."     

Ella turun dari ranjang dan berdiri dengan mata berkaca-kaca. "Daddy membuangku?" tanya Ella tidak menyangka.     

"Ini yang terbaik untuk kerajaan. Kamu sudah ditolak pangeran Jovan. Jadi pihak kerajaan tidak mau sampai orang luar tahu mengenai hal sememalukan ini. Kakekmu juga tidak mau kalau pangeran Javier mengira kamu yang akan menikah dengannya. Bisa dipastikan pangeran Javier juga akan menolak pernikahan ini jika tahu calon istrinya adalah orang yang sudah ditolak oleh saudaranya sendiri."     

"Kami semua tidak mau mengambil resiko perjodohan yang sudah terencana gagal hanya gara-gara kamu. Makanya kamu harus keluar dari kerajaan sampai pernikahan pangeran Cavendish dan putri Inggris terlaksana."     

"Tenang saja semua sudah disiapkan. Kamu tetap diperlukan seperti putri di sana. Tidak akan kekurangan atau menderita. Asal jangan datang ke kerajaan Inggris tanpa izin terlebih dahulu."     

"Bersiaplah. Tiga jam lagi kamu harus berangkat." Pangeran Charles mendekati Ella yang terdiam kaku.     

"Daddy menyayangimu. Jadilah putri yang berguna untuk kerajaan." Charles mencium dahi Ella sebelum keluar dari kamarnya.     

Wajah Ella memucat.     

Rasa sakit akibat ditolak pangeran Jovan tidak seberapa dibandingkan rasa sakit yang dialami dia saat ini.     

Dibuang oleh keluarganya sendiri.     

Tubuh Ella merosot kelantai. Dan kembali menangis meratapi nasibnya.     

Apa selama ini dia merugikan kerajaan?     

Apa selama ini dia menyusahkan kerajaan?     

Tidak.     

Ella mengorbankan apapun untuk kerajaan Inggris dan rakyatnya.     

Ella melakukan apapun untuk membanggakan kedua orangtuanya.     

Masa anak-anak dikorbankan untuk kerajaan.     

Masa remaja tanpa pergaulan normal dan pacaran.     

Masa puluhan tahun hanya untuk menunggu pangeran Jovan.     

Inikah balasannya?     

Dibuang setelah dianggap tidak menguntungkan.     

Ella seperti barang.     

Di pakai saat di perlukan.     

Disingkirkan saat dianggap menganggu pemandangan.     

Ella sakit hati.     

Ella kecewa.     

Ella ternistah.     

Tapi, Ella tidak bisa apa-apa.     

Hari itu, setelah melangkahkan kaki keluar dari kerajaan Inggris.     

Ella berjanji.     

Tidak akan Sudi menginjakkan kakinya kembali.     

Tidak akan pernah.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.