One Night Accident

IMPOTEN 90



IMPOTEN 90

0Enjoy Reading     
0

***     

Jovan menggelengkan kepalanya begitu melihat Alxi yang sudah tersenyum lebar karena istri dan anaknya selesai melakukan persalinan dengan aman dan selamat.     

"Siapa namanya?" tanya Jovan pada akhirnya.     

"Karena sepertinya dia akan menjadi anakku yang paling ganteng, wajahnya agak mirip Nanik dan anak terakhir." Iyalah Nabila sudah dipaksa steril sama Marco karena Alxi ngajak berkembang biak terus dan itu tidak  baik untuk kesehatan Nabilla jika dibiarkan. Untung Nabila  lahiran sesar semua. Enggak kebayang itu kalau lahiran lima anak normal semua. Kendor-kendor apemnya.     

"Namanya Dewa. Sang Dewa di keluarga  Cohza. Keren kan!" Saat ini mereka berada di ruangan bayi karena Alxi memang selalu membawa bayinya menemui Nabila begitu Nabila sadar nanti.     

"Dewa Alberald Cohza?" tanya Jovan memastikan.     

"Iya sajalah, biar gampang," ucap Alxi malas berpikir lagi.     

Hadehhh punya anak rajin tapi kasih nama praktis banget. "Emang ada apa dengan huruf D. Perasaan anakmu namanya D semua? nggak ada nyambung-nyambungnya sama nama Alxi dan Nabila?"      

"Emang enggak ada. Cuma biar gampang saja pas absensi. Dulu namaku Alxi, tiap absensi selalu pertama dan itu tidak enak. Tapi memiliki nama J seperti triple J macam kalian juga enggak enak. Dipanggil absensi terlalu lama. Makanya aku pakai nama D. Tidak pertama tapi juga tidak belakang banget." Jelas Alxi.     

"Kenapa bukan E atau F."     

"Karena yang kepikiran pertama kali ya D. Kenapa sih kepo banget."     

"Enggak, abaikan saja." Malas debat sama orang somplak.     

"Ini udah boleh gue bawa kan?" tanya Alxi pada Jovan.     

"Hemmm, hati-hati." Jovan mengingatkan.     

"Elah, anak gue udah lima. Gendong bayi udah paham gue. Gak usah ngajarin." Alxi mengambil anaknya dari box dan bersiap keruang rawat Nabilla.     

Jovan berdecak dan memilih kembali ke ruangannya sendiri. Paling sekarang Alxi bakal cipok-cipok sama Nabilla. Atau modus mainin dadanya dengan alasan ngajarin anaknya mimik Asi. Jovan sudah hapal dengan tingkahnya. Karena dulu mereka playboy barengan.     

Flashback masa lalu. (Jovan + Alxi belum menikah)     

"Ada yang menarik." Jovan menghampiri Alxi disebuah pesta ulang tahun adik kelas mereka.     

"Entah, gue belum menemukan yang cocok." Alxi melihat sekeliling.     

"Sok pemilih. Biasanya asal comot. Asal dada gede aja langsung kamu embat."     

"Sepertinya untuk hari ini gue mau yang lain. Javier mana?" tanya Alxi.     

"Noh, sama Junior. Loe juga Alca mana, tumben sendirian."     

"Dia diajak momynya ke Australia."     

Jovan mengangguk. "Gue cabut dulu, ada yang menarik." Jovan berjalan menghampiri seorang wanita yang baru masuk.     

"Woyyyyyyyy, tunggu. Jangan bilang loe mau nyamperin Hana?" Alxi tiba-tiba menarik ujung kemejanya.     

"Hana?"     

"Cewek yang pake baju biru itu."     

"Iya, kenapa. Dia terlihat menarik."     

"Ish, itu udah gue incer dari tadi." Alxi protes.     

"Katamu tadi belum ada yang menarik."     

"Belum ada bukan berarti enggak punya inceran ye. Punya gue itu, Sono loe cari yang lain." Alxi menyingkirkan tubuh Jovan dari hadapannya.     

Jovan melihat sekeliling hanya cewek itu-itu saja yang tersedia. Jovan sudah pernah mengencani mereka semua, tidak semua tapi rata-ratalah. Kalau bukan dengannya pasti sudah pernah dengan Alxi.     

"Al, seperti biasa sajalah." Jovan menawarkan.     

Alxi menoleh, berpikir sejenak lalu menghampiri Jovan. "Oke, kamu sewa hotelnya, gue bawa ceweknya."     

Jovan mengangguk dan segera memasan hotel untuk mereka. Alxi menghampiri Hana.     

"Halo Hana."     

"Iya?"     

"Mau ngewe denganku malam ini?" tanya Alxi to the point.     

"Apa?" Hana menatap Alxi seolah gila.     

"Ah, lama." Alxi langsung mengangkat tubuh Hana dan membawanya begitu saja. Hana yang terkejut tentu saja berteriak minta tolong. Tapi siapa yang mau menolong kalau sudah tahu Alxi yang membawanya.     

Tidak ada.     

"Hotel apa?" tanya Alxi pada Jovan.     

"Biasa." Jawab Jovan dan Alxi langsung meluncur kesana.     

"Aku mau di bawa kemana?" tanya Hana.     

"Ke hotel. Gue kan udah bilang pengen ngewe sama loe."     

"Tapi bisa minta baik-baik kan Al, bikin kaget tahu nggak."     

Alxi menatap sambil tersenyum senang. Tuh kan padahal Alxi belum memperkenalkan diri tapi itu cewek udah tahu. Sok-sokan mikir tadi. "Habisnya loe cakep, gue udah gak tahan. Pengennya langsung ngentot aja."     

Hana tersenyum lebar mendapat pujian dari Alxi. "Kamu juga cakep."     

"Udah lama itu mah," ucap Alxi percaya diri.     

Alxi langsung membawa Hana ke hotel yang dimaksud Jovan. Mengajaknya masuk dan tanpa basa-basi menciumnya begitu pintu tertutup dibelakangnya.     

Hana membalas ciuman Alxi sama semangatnya. Dia sudah tahu reputasi Alxi maknanya Hana terasa beruntung karena akhirnya bisa merasakan bercinta dengan Alxi yang katanya luar biasa hebat di atas ranjang.     

Tidak butuh waktu lama keduanya sudah telanjang bulat dengan Alxi menciumi dadanya.     

"Benar-benar tidak sabaran."     

Alxi dan Hana menoleh ke asal suara. Jovan berdiri sambil bersedekap.     

"Ck, gak usah kebanyakan modus. Cepetan gabung, gue udah nggak tahan." Tiba-tiba Alxi duduk dan menarik wajah Hana agar menungging dan  mengoralnya.     

Hana gelagapan. Adrenalin terpacu sangat deras. Apakah dua pria Cohza akan melakukan threesome dengannya? Hana belum pernah threesome. Jadi dia merasa takut sekaligus penasaran.     

Jovan yang sudah hafal gaya bercinta Alxi segera ikut membuka bajunya dan memposisikan tubuhnya dibelakang Hana.     

Dengan lihai Jovan memanjakan tubuh Hana dari belakang. Membuat wanita itu mendesah-desah keenakan dengan milik Alxi dimulutnya.     

Jovan menarik Hana berbalik menghadapnya.     

"Ishhh, lagi enak juga." Protes Alxi karena Hana di dominasi Jovan.     

Jovan segera mencium bibir Hana dan menariknya keatas pangkuannya. Dengan pelan tapi pasti Jovan memasukkan miliknya ke kewanitaan Hana. Membuat Hana melenguh nikmat dan mulai menggerakkan tubuhnya naik turun mengikuti instruksi Jovan.     

Alxi bergabung kebelakang Hana     

Dan mulai mengelus dan membasahi  lubang belakangnya dengan ludah.     

"Tunggu, aku belum pernah," protes Hana.     

"Slow, nikmati saja. Kami berdua pasti akan memberikan kenikmatan yang belum pernah kamu dapatkan." Jovan membujuk Hana agar semakin menungging. Memberi jalan Alxi agar masuk.     

"Alllll, kondom." Jovan mengingatkan Alxi yang hampir lupa mengenakan kondomnya.     

Alxi mengumpat dan segera membungkus miliknya dengan kondom dan tanpa basa-basi menusukkan ke lubang anal Hana.     

Hana menjerit kesakitan karena baru pertama kali di anal. Tapi dia tidak bisa menolak karena tubuhnya sudah di pegang Jovan dan Alxi tanpa bisa berkutik lagi.     

Beberapa saat kemudian Hana sudah bisa menikmati.  Bahkan ketiganya mendesah bersamaan. Dan mulai  bergerakan bersama-sama.     

Hana merasakan kenikmatan yang baru. dimana kedua lubangnya dipenuhi oleh dua playboy paling terkenal di sekolahnya.     

Hana terus mendesah dan mendesah diantara himpitan Jovan dan Alxi. Tidak butuh waktu lama Hana menjerit dan tubuhnya mengejang  mencapai puncak.     

Jovan dan Alxi berhenti sejenak. memberi Hana waktu sebentar sebelum mulai bergerak kembali. Begitu Hana sudah siap mereka kembali menusuk kedua lubang milik Hana. Kadang bergantian kadang bersamaan. Kali ini lebih cepat dan kuat hingga tidak lama kemudian untuk kedua kalinya Hana kembali menjerit nikmat mencapai klimaks. Lalu tubuhnya terasa lemas dan hanya bertumpu pada dua pria yang sepertinya belum ada tanda-tanda selesai itu.     

Alxi meremas dada Hana dari belakang. Jovan memeluk pinggang Hana dari depan. Kali ini keduanya bergerak lebih brutal hingga tubuh Hana terhentak-hentak tidak karuan.     

Hanya tiga pulub menit mereka bertahan. Lalu Hana kembali merasakan kenikmatan tiada tara. Ini adalah orgasme paling dahsyat yang pernah dia rasakan apalagi dia tidak sendirian orgasme nya  disusul kedua kejantanan yang memenuhi lubangnya. Terasa mengeras berkedut lalu menyemburkan klimaks masing-masing hingga memenuhi kondom mereka. Hana terasa luluh lantak tak bersisa.     

Hana lemas dalam pelukan Jovan.     

"Sudah puas?" tanya Jovan.     

Alxi mendengus. "Emang pernah gue cukup cuma sekali. Loe aja kali yang udah nyerah."     

Jovan melepas pelukan Hana  lalu mengganti kondomnya.     

"Kalau gitu, nunggu apa lagi. Let's play." Jovan kali ini memilih dibelakang. Alxi langsung mengikutinya mengganti kondom dan menyerang Hana dari depan, tempat dada favoritnya.     

Hana tidak percaya ini. Dia bahkan belum sempat istirahat dan mereka sudah mulai lagi. Oh ... Hana kualahan.     

Sayangnya apa Alxi dan Jovan perduli? Tidak.     

Mereka meneruskan hingga puas. Menikmati tubuh Hana bergantian kadang bersamaan. Tidak perduli bahwa Hana sudah tak berkutik lagi.     

Yang penting mereka senang dan puas.     

Hana jangan di tanya. Malam itu dia  the end setelah ronde kedua.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.