One Night Accident

THE SECRET OF DR. KEY 1



THE SECRET OF DR. KEY 1

0Enjoy Reading.     
0

****     

DUA BELAS TAHUN SEBELUMNYA.     

"Jhonathan ... sebentar lagi ulang tahunmu yang ke delapan. Kakek punya hadiah untukmu."     

Jhonathan yang menjadi cucu kesayangan Raja Cavendish memang selalu mendapat hadiah istimewa di setiap ulang tahun. Walau dia memiliki saudara kembar dengan wajah identik, namun karena dari larih Daniel sudah diklaim sebagai penerus keluarga Cohza. Maka secara otomatis segala curahan kasih sayang dari pihak Cavendish hanya bisa diberikan pada Jhonathan sang adik.     

"Hadiah apa? Aku akan panggil Daniel agar membukanya bersamaku." Jhonathan hendak pergi namun sang kakek menahannya.     

"Tidak perlu, karena hadiah ini hanya untuk keturunan yang mewarisi kerajaan Cavendish." Jhonathan tidak terlalu paham namun hanya menuruti keinginan kakeknya. Karena walau Cohza dan Cavendish sudah memiliki ikatan pernikahan namun pada dasarnya mereka tetap memiliki jurang yang tak terlihat dengan batasan-batasan yang tidak boleh dilalui kedua belah pihak.     

Jhonathan sebagai pewaris di Cavendish tidak dengan bebas merdeka mengakses semua kekayaan dan kekuasaan milik Cohza begitu pula Daniel sebagai seorang Cohza tidak selalu dilibatkan dalam kegiatan di kerajaan Cavendish.     

"Sekarang ikutlah dengan kakek. Aku akan tunjukkan hadihamu."     

Jhonathan dengan patuh mengikuti kakeknya dan melakukan perjalanan yang sebenarnya tidak terlalu jauh. Hanya saja karena kondisi jalan yang tidak rata membuat perjalanan terasa lama. Apalagi untuk sampai di tempat tujuan mereka juga harus berjalan kaki sekitar satu jam ke dalam hutan.     

"Ini tempat apa kakek? Kenapa kita di sini? Aku capek." Rengek Jhonathan setelah berjalan lumayan jauh namun belum sampai juga.     

"Sebentar lagi kita sampai. Ah ... itu pohonnya sudah ketemu." Jhonathan lalu di bawa ke sebuah pohon yang memiliki batang besar.     

"Sini mendekat." Tubuh Jhonathan tiba-tiba diangkat agar sejajar dengan jarak pandang sang kakek.     

"Kamu harus ingat baik-baik pohon ini. Ada tanda merah di bagian ini." Jhonathan melihat warna merah samar di sana.     

"Peganglah."     

Jhonathan memegang warna merah tersebut lalu tiba-tiba seolah kulit pohon itu bergeser dan menunjukkan sebuah alat dengan beberapa tombol angka.     

"Jangan sampai lupa kodenya." Jhonathan memperhatikan baik-baik kode yang diopencet oleh sang kakek.     

"Sudah hapal?" Jhonathan hanya mengangguk lalu beberapa saat kemudian terdengar suara gemuruh dari dalam tanah.     

"Apa itu?" tanya Jhonathan takjub ketika melihat lubang besar di bawah tanah.     

"Sebentar lagi kamu akan tahu. Ini adalah hadiah kakek untukmu."     

Jhonthan sudah senang dengan penuh antisipasi. Penasaran akut dengan apa yanga da di dalam sana. Setelah melalui beberapa pintu lagi dan kode pasword yang harus Jhonathan hafalkan akhirnya dia bisa melihat beberapa orang terlihat sibuk.     

Laboratorium?     

Jhonathan heran karena di Cavendish juga terdapat banyak laboratorium bahkan lebih besar dari ini. Namun kenapa yang satu ini seperti diistimewakan oleh sang kakek? Bahkan untuk sekedar bisa masuk saja harus melewati beberapa pintu dengan keamanan yang ketat.     

"Jhonathan lihat tempat ini baik-baik. Ini adalah hadiahmu."     

Jhonathan semakin mengernyit tidak mengerti. "Kakek di pusat kerajaan aku sudah memiliki laboratorium sendiri, kenapa kakek meberikan aku laboratorium lagi?"     

"Itulah kenapa kakek menyuruhmu melihat tempat ini baik-baik. Ah ... coba lihat sebelah sana. Pernahkan kamu melihat hal seperti itu?" Jhonathan melihat beberapa mesin aneh dan ada beberapa organ dalam manusia yang entah sedang diapakan. Di mana pemilik organ itu?     

Belum sempat Jhonathan bertanya kakeknya sudah menariknya lagi untuk memasuki setiap ruangan yang ada. dan setelah selesai berkeliling hanya satu kesimpulan yang ada. Amazing.     

Semua yang ada di laboratorium ini adalah kemustahilan dan mukjizat.     

"Nama laboratorium ini adalah Locker Gold. Laboratorium utama yang dulu jadi tempat persembunyian nenek moyang kita saat perang melanda dan keturunan Cavendish dipaksa bersembunyi karena menemukan obat yang bisa menantang logika.     

"Laboratorium ini terpisah dengan laboratorium umum kerajaan karena hanya orang-orang dengan bakat istimewa yang bisa memasuki dirinya."     

"Wow ... apakah itu berarti aku juga istimewa? Lebih istimewa dari Daniel?" tanya Jhonathan dengan mata berbinar.     

"Dari segi Cavendish kamu lebih istimewa dari pada Daniel, namun dari segi Cohza Daniel lebih istimewa dibandingkan denganmu. Dan menurut kakek kalian berdua sama-sama luar biasa dengan bakat masing-masing."     

"Jadi ... sekarang tempat ini adalah milikku?" tanya Jhonathan.     

"Tentu, suatu hari tempat ini akan jadi milikmu. Kamu akan mulai belajar dibawah bimbingan kakek dan setelah kakek merasa kamu sudah mampu. Kakek akan menyerahkan tempat ini sepenuhnya padamu."     

"Ini hebat. Aku akan memiliki otoritas tertinggi di sini."     

"Tapi ingat satu hal. Tidak ada yang boleh tahu tempat ini selain kakek dan kamu, bahkan Daniel sekalipun."     

"Kenapa?" Jhonathan tidak pernah berbohong pada saudara kembarnya. Mereka selalu berbagi semua yang mereka miliki. Kenapa sekarang dia harus memiliki rahasia?     

"Pokoknyan Daniel atau siapa pun tidak boleh tahu. Ini adalah tempat paling rahasia dari paling rahasia yang dimiliki Cavendish. Hanya satu orang dari keturunan murni Cavendish yang berhak tahu dan memiliki tempat ini."     

"Uh ... kakek aku masih tidak mengerti. Bukankah lebih mudah jika aku merawat tempat ini bersama Daniel?"     

"Tidak, Daniel tidak memiliki bakat mumpuni untuk memegang tempat ini. Hanya kamu yang memiliki potensi besar di dunia farmasi. Kakek yakin suatu hari kamu akan melakukan penelitian dan menemukan berbagai obat yang melampaui kakek dan seluruh pendahulu kita."     

"Uh ... Daniel benar-benar tidak boleh tahu ya?"     

"Tidak boleh. Mungkin sekarang kamu masih bingung. Tapui jika saatnya nanti kamu akan mengerti kenapa hanya kamu yang boleh tahu. Jadi untuk saat ini berjanjilah pada kakek kamu akan merahasiakan tempat ini dari siapa pun."     

Jhontahan mengangguk. "Aku berjanji akan menutup mulut."     

"Anak pintar, sekarang ayo kakek tunjukkan hasil yang sudah kakek capai selama ini."     

Lalu Jhonatahan kembali menyaksikan berbagai hal luar biasa yang baru kali ini dia lihat. Jhonathan benar-benar kagum dan takjub. Rasa penasaran dan ingin belajar segera membuatnya bersemangat.     

Dari semua yang dia lakukan selama ini, entah kenapa Jhonathan merasa akhirnya dia menemukan passionnya. tempat itu adalah surga baginya.     

***     

Jhonthan / Marco ketika berusia dua puluh tahun.     

Langkah kaki terdengar nyaring dan bergema di ruangan yang gelap dan terlihat penuh debu dan sudah ditinggalkan selama puluhan tahun.     

Marco membersihkan beberapa tempat dan menyalakan penerang yang ternyata masih berfungsi dengan baik.     

"Uhuk ... uhkuk ...." Marco terbatuk karena beberapa debu berterbangan saat dia membuka lemari dengan berbagai berkas yang masih tertinggal di sana.     

"Astaga ... tempat ini mengerikan. Tapi setidaknya ada beberpa benda berharga yang ditinggalkan di sini." Marco membuka beberpa map dan buku yang sepertinya hasil penelitian yang belum selesai atau memang sengaja tidak di selelsaikan karena tempat itu keburu ditutup karena tidak memiliki pemilik.     

Marco memandang bekas laboratorium itu dengan wajah sedih. "Kakek ... maafkan cucumu yang tidak berbakti ini." Rasa sedih langsung membuat Marco tersenyum pahit. Ketika dia dinyatakan meninggal tidak lama kemudian sang kakek juga meninggal. Sepertinya kakeknya terlalu sedih dan terpuruk akibat kehilangan cucu kesayangannya itu. Dan Marco selalu merasa sedih karena tidak bisa melihat kakeknya untuk terakhir kalinya sebelum beliau meninggal.     

Tempat ini adalah tempat kebanggan sang kakek, namun hari ini tempat ini malah sudah ditelantarkan karena Loker Gold hanya mendapat perintah dari kakeknya. Begitu kakeknya meninggal secara otomatis tidak ada yang mengendalikan tempat ini dan pelan tapi pasti para ilmuwan, dokter, perawat atau sekedar asisten di tempat ini pergi satu persatu hingga akhirnya tempat ini benar-benar mati.     

"Kakek, aku berjanji akan menghidupkan tempat ini lagi dan sesuai keinginanmu. Maka aku akan menjadi dokter yang melampaui dirimu serta nenek moyang kita."     

Marco berjanji dengan sungguh-sungguh dan sejak saat itu dia sering menghabiskan waktu di sana untuk memenuhi janjinya.     

Satu tahu, dua tahun, tiga tahun berlalu tempat itu masih sunyi dan hanya ada dia seorang dengan bakat ilmu kedokteran yang masih hijau. Marco hampir menyerah dan sering merasa tidak berguna karena sering gagal dalam setiap percobaan. Nanmun akhirnya kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Di tahun ke lima Marco mulai memiliki anggota dan laboratorium ilegal itu pelan tapi pasti mulai hidup.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.