One Night Accident

INTROGASI



INTROGASI

0Enjoy Reading.     
0

***     

"Shit! Siapa kalian?"     

"Lepaskan aku!"     

"Kalian akan menyesal menculikku."     

"Aku jamin kalian akan menerima akibatnya."     

"Lepaskan, Brengsek!"     

Tom, Kevin dan Laura. 3 Dokter yang ikut tergabung dalam Locker Gold berhasil dibawa pengawal Daniel dan langsung dibawa ke ruang interogasi di kerajaan Cavendish. Tentu saja dengan mata ditutup, tangan dan kaki terikat layaknya tahanan kelas berat.     

Daniel masuk ke ruang introgasi dengan santai, dia tidak terusik sama sekali dengan protes dari 3 tawanan yang dia culik dari negara entah mana saja, karena menurut keterangan anak buahnya ada yang sedang berlibur ke negara lain ketika tertangkap.     

"Buka penutup wajahnya!" perintah Daniel pada pengawalnya.     

Ketiga anggota Locker Gold itu langsung melotot terkejut melihat orang yang ada di hadapannya, bahkan sumpah serapah dan protes langsung berhenti dari mulut mereka. Mereka tidak percaya bahwa Daniel lah yang membawa mereka kesini. Siapa yang tidak kenal dengan Raja Cavendish? Raja muda, tampan, berkharisma dan yang pasti tidak pandang bulu. Mau itu negara maju atau negara konflik sekalipun jika berurusan dengannya maka semua dianggap sama saja.     

"Big Tom, rapper yang sedang naik daun di Hollywood. Kevin, fotografer sekaligus sukarelawan di Palestina. Clara anak dari pemilik perkebunan anggur di Malaysia," gumam Daniel membaca singkat data diri para anggota Locker Gold dengan santai. Daniel tahu ketiga tawanannya akan langsung pucat pasi jika data diri mereka disebutkan.     

Daniel menyeret satu bangku lalu duduk dengan santai memandangi mereka bertiga yang terlihat berkeringat deras karena gugup serta takut. "Aku rasa kalian sudah tahu kenapa bisa berakhir di sini."     

Hening.     

"Santai saja, tidak perlu gugup. Aku punya banyak waktu di sini dan tidak sedang buru-buru. Lagi pula tidak membunuh orang kecuali ... mereka menjawab pertanyaanku dengan salah," kata Daniel sambil tersenyum, bukan senyum manis, tapi senyum dingin yang langsung membuat merinding.     

Tiga tahanan itu semakin ketakutan. Mereka adalah orang berpengaruh di negara masing-masing. Memiliki kekayaan yang tidak sedikit, namun di bawah pandangan mata Daniel semuanya gemetar ketakutan tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada mereka.     

"Baiklah ... sebagai pertanyaan awal. Sudah sejak kapan kalian bergabung dengan Locker Gold?"     

"Aku 9 tahun," jawab Tom.     

"Aku 11 tahun," jawab Kevin."     

"Aku 5 tahun," ujar Laura.     

Mereka bekerjasama dengan baik karena tahu pasti nyawa mereka taruhannya.     

Daniel mengangguk senang.     

"Apa yang kalian lakukan di sana?"     

"Kami memiliki tugas berbeda-beda, lebih tepatnya kami bebas melakukan penelitian apa saja sesuai passion kami," jawab Kevin yang terlihat sekali paling tenang di antara mereka bertiga. Wajar saja, Kevin adalah fotografer perang. Menghadapi tindak kekerasan bukan hal baru baginya.     

Berbeda dengan Laura yang sedari tadi menjawab sambil menangis ketakutan. Tom walau terlihat tenang tapi Daniel bisa melihat keringat bercucuran di dahinya.     

"Baiklah ... karena sepertinya kalian tidak terlalu suka melihatku, aku langsung ke pertanyaan inti. Siapa Dr. Key? Dan apa yang dia lakukan di Laboratorium? Kenapa dia menyembunyikan keberadaan Locker Gold dari kerajaan Cavendish?"     

"Kami tidak tahu. Semua yang ada di Locker Gold dirahasiakan, termasuk identitas kami. Kami semua memanggil satu sama lain dengan nama yang sudah ditentukan. Hanya Dr. Key yang tahu identitas asli kami. Selain itu apa yang dilakukan setiap anggota dilaboratorium tidak hatus diketahui satu sama lain, Dr. Key hanya akan mengecek secara berkala namun tidak pernah berkomentar atau melarang dan menghentikan saat salah satu dari kami melakukan percobaan. Dia hanya mengamati, dan kami juga tidak memiliki wewenang memeriksa penelitiannya," ucap Kevin masih dengan tenang.     

"Jadi kalian tidak ada yang tahu siapa Dr. Key?"     

Semua langsung menggeleng mantap. Tapi Daniel adalah orang yang sangat jeli. Dia memperhatikan Tom yang menggeleng terlalu semangat dan pandangan matanya nampak tidak fokus serta jakunnya naik turun karena gugup. Daniel mengusap dagunya seolah berpikir keras.     

"Sayang sekali, padahal aku akan membebaskan siapa pun yang tahu siapa itu Dr. Key."     

"Aku tahu siapa Dr. Key," ucap Tom cepat, saat mendengar kata bebas. Membuat Laura dan Kevin menoleh ke arahnya.     

Daniel mengangkat sebelah alisnya, tahu kalau umpannya akan segera dimakan. "Urus mereka berdua," ucap Daniel menujuk Kevin dan Laura.     

"Aku mohon ... lepaskan aku! Aku tidak mau mati." Tangis Laura memohon-mohon. Sedang Kevin sepertinya sedang merencanakan kabur. Namun Daniel memasang wajah datar seolah tidak mendengar apa pun. Dia lalu berdiri dan membungkuk ke arah Tom. Daniel menatap mata Tom dengan tajam dan hanya memberi jarak beberapa senti saja dari wajahnya.     

"Katakan siapa Dr. Key yang sebenarnya. Jika benar, aku akan mengampunimu, tapi jika kamu berbohong, aku pastikan kamu pulang hanya dengan satu tangan dan satu kaki," ancam Daniel membuat Tom semakin gemetaran.     

"Dokter ... Dokter Key Pair adalah ... adalah ..." Tom mengucapkan sebuah nama di telinga Daniel dia bahkan memberi tahu apa saja yang dilakukan Dr. Key di laboratorium.     

Saat itulah Daniel langsung mundur beberapa langkah seolah baru dihantam oleh sesuatu. Daniel tertawa miris. Dia bahkan sempat mencurigai orang lain tapi ternyata malah pelakunya bukan orang yang dia curigai sama sekali.     

Daniel masih merasa kacau dan bertanya-tanya. Kenapa dia lakukan ini? Tidak cukupkah apa yang sudah dia lakukan dulu? Kenapa sekarang dia mengulangi kesalahan yang sama? Apa karena dia tahu Daniel akan marah dengan apa yang dilakukan pada janin milik Ai. Daniel mengusap wajahnya frustasi.     

"Karena kamu tahu siapa Dr. Key pasti kamu tahu Di mana Jean?" Tom menelan ludah susah payah dan mengangguk pelan.     

"Jadi ... dimana Jean saat ini?"     

"Di India."     

Daniel mengangguk puas. "Antarkan aku pada Jean dan akan ku lepaskan dirimu."     

Tom semakin gugup, jika dia mengantarkan Daniel itu sama saja bunuh diri. Apalagi jika tahu Jean sudah meninggal dan sekarang malah berubah jadi Jessica.     

"Bagaimana?"     

"Aku akan antarkan tapi aku ingin dapat jaminan bahwa kamu tidak akan membunuh atau memenjarakan aku."     

"Asal kamu tidak membohongiku maka aku akan membebaskanmu tapi jika kamu bohong, maka jangan salahkan aku jika aku menghabisimu dengan tanganku sendiri."     

Brakkkkkkk.     

"Apa kamu mengerti?" tanya Daniel memukul tembok di sampingnya dengan tangan kosong hingga menimbulkan retakan. Tom gemetar ketakutan. Bagi orang lain tentu aneh melihat orang yang bisa meretakkan tembok tanpa merasa kesakitan sedikitpun. Tidak perlu heran, layaknya Marco yang disuntikkan harmon anti racun, Daniel juga disuntik dengan sebuah hormon, tapi hormon peningkat kekuatan fisik.     

"Akan aku antar sekarang juga." Tom menjawab dengan gugup. Tidak sanggup melihat mata Daniel yang tajam dan penuh ancaman. Apa saja akan dia lakukan asal bisa bebas dan keluar dari tempat yang menurut Tom sangat menyeramkan ini.     

"Lepaskan ikatannya," ucap Daniel pada anak buahnya.     

"Ingat, jangan coba-coba kabur."     

"Aku tidak akan berani."     

"Bagus," ucap Daniel lalu memandang anak buahnya yang lain.     

"Kabarkan kepada Ratu, aku tidak pulang malam ini. Aku akan ke India sekarang juga," ucap Daniel cepat.     

"Baik Yang Mulia," ucap pengawal Daniel dan langung keluar ruangan.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.