One Night Accident

DUO-J



DUO-J

0Happy Reading.     
0

****     

"Apakah kalian sedang melakukan kegiatan menyenangkan yang biasa Uncle Marco dan Bibi Liz juga lakukan?" tanya Jovan polos.     

"What?!" Ai berteriak terkejut sedang Daniel mengernyitkan dahinya heran. Bagaimana mungkin Marco memberikan jawaban yang absurd pada anak-anaknya. Apakah mereka pernah melihat Marco dengan Lizz sedang bercinta?     

"Kalian tahu darimana tentang kegiatan menyenangkan?" tanya Daniel.     

"Kami pernah lihat Uncle David, Uncle Joe dan Uncle Vano menonton film yang pemerannya melakukan seperti yang kalian lakukan. Tapi kami diusir Uncle Marco, karena katanya khusus orang dewasa. Kami masih kecil tak boleh tahu," kata Javier.     

"What?!" Ai shock ternyata selama ini semua pria yang ada di rumahnya sudah meracuni otak anaknya. 'Awas saja! Bang David, Joe dan Vano. Aku akan memutilasi kalian, jika pulang nanti,' batin Ai.     

"Mommy, para Uncle di rumah pelit. Jadi kami tak boleh ikut. Apa kita boleh bergabung dengan Mom and Dad?" tanya Jovan lagi.     

"Jovan, tak boleh kata Uncle Marco karena kegiatan orang dewasa, sedangkan kita masih kecil jadi belum boleh ikut?" kata Javier mengingatkan.     

"Pangeran, mohon maafkan kami. Karena tidak bisa menghalangi mereka masuk," kata pengasuh Duo-J, setelah berhasil menetralkan napasnya yang sempat terengah.     

"Sudahlah, tak apa-apa," kata Daniel. Lalu, memberi kode agar mereka pergi.     

"Tapi buatku tidak adil!" kata Jovan protes.     

"Lagi pula tak berpengaruh, Jovan 'kan kita masih kecil jadi belum berhak memutuskan mana yang adil dan tidak," kata Javier lagi.     

"Lalu, kenapa Uncle David boleh nonton film dan memainkan permainan anak-anak? Tapi kita tidak boleh menonton film dewasa dan bermain seperti mereka. Bukankah itu tidak adil benarkan, Mommy?" tanya Jovan. Ai tampak bingung menjawab pertanyaan anaknya.     

"Karena orang dewasa sudah pernah menjadi anak-anak, sedangkan kita belum pernah menjadi dewasa. Makanya mereka bisa melakukan kegiatan anak-anak tapi kita tidak bisa melakukan kegiatan orang dewasa," lanjut Javier.     

Ai tambah melongo mendengarnya, saat dirinya bingung mencari jawaban. Tapi anaknya yang berumur dua tahun sudah berpikiran dewasa sebelum waktunya. Daniel memandang tersenyum pada kedua anaknya, lalu merangkul Ai dan duduk di pinggir ranjang menyaksikan perdebatan mereka. "Kau tak perlu terlalu bingung, mereka bisa menyelesaikan masalahnya sendiri," bisik Daniel.     

"Mommy, Apa besok aku boleh menjadi dewasa?" tanya Jovan.     

"Apa kamu mau meninggalkan aku?" tanya Javier.     

"Tentu saja tidak" jawab Jovan kaget.     

"Kalau begitu jangan dewasa dulu, karena aku masih ingin jadi anak-anak."     

"Kenapa? Apa kamu tak penasaran dengan hal menyenangkan yang orang dewasa lakukan?" tanya Jovan.     

Ai memijat dahinya, mendengar pembicaraan anaknya yang polos tapi nyeleneh itu.     

"Aku juga ingin, tapi tak sebesar keinginanku memecahkan rekor mengalahkanmu main monopoli dua puluh kali," kata Javier.     

"Tapi--" potong Jovan.     

"Please …" mohon Javier.     

"Baiklah kalau begitu," kata Jovan terlihat pasrah, "Kamu harus berjanji jika sudah mengalahkanku dua puluh kali, harus menemaniku menjadi dewasa ya?" kata Jovan menambahkan.     

"Tentu saja, aku janji. aku pasti akan menemanimu menjadi apa pun dan mengikuti ke mana pun kamu pergi, " jawab Javier.     

"Mom and Dad harus menjadi saksi, Javier sudah berjanji akan menemaniku menjadi dewasa, " pinta Jovan.     

"Tentu saja, sayang." Ai menjawab dengan bahagia.     

"Ya tuhan. Kamu lihat mereka sangat manis sekali," ucap Ai pada Daniel dengan pandangan berkaca-kaca karena terharu.     

"Tapi Jovan, kalau aku temani kamu jangan memasukkan kecoak dalam kaus kakiku dan menaruh kecebong dalam air minumku," kata Javier.     

"Tidak akan, aku hanya melakukan itu pada Miss Lea saja," balas Jovan. "Iya, aku 'kan menyayangimu. Lagi pula kecebong itu susah didapatkan, dan juga Miss Lea sudah pergi," kata Jovan.     

"Tapi karena Miss Lea pergi, sekarang kita dijaga Mrs. Adam yang jutek itu," kata Javier.     

"Kenapa khawatir? Bukankah kau sudah memasukkan obat pencuci perut di minumannya tadi. Pasti sebentar lagi dia akan pergi," ucap Jovan santai.     

Ai bertanya pada Duo-J, "Siapa Miss Lea dan Mrs. Adam?"     

"Miss Lea yang mengasuh kami saat baru datang," jawab Javier.     

"Mrs. Adam, orang yang mengejar kami tadi Mommy," tambah Jovan.     

" Lalu--" tanya Ai. Ai belum sempat menyelesaikan pertanyaan, saat Ratu nampak berdiri di depan pintu.     

"Duo-J, Apa yang kalian lakukan pada pengasuh kalian?" tanya Ratu, memandang mereka tajam.     

"Oma, kami tidak melakukan apa-apa," jawab mereka.     

"Benarkah? Lalu, kenapa pengasuh ganti sampai tujuh kali dalam satu minggu? Mereka semua mengatakan tak sanggup merawat kalian yang terlampau nakal," ucap Ratu dengan wajah lelah.     

"What? Tapi selama ini mereka tak pernah nakal," kata Ai membela si kembar.     

"Oh ya? Lalu, apa memasukkan air kencing ke dalam Akuarium, mengganti ikannya dengan kaus kaki dan sepatu salah satu pengasuh, dan memberikan Ikan Koi seharga dua ratus lima puluh juta kepada kucing jalan bukan termasuk kenakalan?" tanya Ratu.     

"Mereka 'kan masih kecil, pasti tak sengaja dan tak tau kalau harganya semahal itu," kata Ai masih berusaha membela anaknya.     

"Apa mencukur rambut salah satu pengasuh saat tertidur, memasukkan binatang menjijikkan ke dalam makanan, dan menceburkan orang ke kolam bukan suatu kesengajaan?" tanya Ratu lagi.     

"Javier … Jovan … Apa benar kalian melakukan itu?" tanya Ai menatap kedua anaknya bergantian.     

"Maafkan kami, Mommy." kata mereka serempak dengan menunduk.     

"Mereka jahat, tak mau mengantar kami bertemu Mommy dan tak bisa kami ajak bermain. Mereka semua kaku tak seperti Uncle Willy dan Uncle Billy yang asyik diajak bermain" kata Javier membela diri.     

"Kami juga tak suka makanan di sini, tak seenak masakan tante Lizz," kata Jovan menambahkan pembelaan.     

Ai mendesah pasrah. "Kalian merindukan tante Lizz dan paman Wi-Bi ya?" tanya Ai berjongkok dan menengadahkan wajah mereka berdua.     

Mereka mengangguk serempak.     

"Siapakah mereka?" tanya Ratu.     

"Willy dan Billy, pengasuh sekaligus pengawal, sedangkan Lizz adalah istri Marco pengawal yang ikut aku kemari," Ai berdiri lagi menjawab pertanyaan ratu.     

"Jika aku membawa mereka ke sini, Apa kalian tidak akan nakal lagi?" tanya Ratu pada si kembar.     

Duo-J langsung mengangguk semangat, "Kami janji akan jadi cucu yang baik dan rajin, asalkan ada Uncle Wi-Bi dan tante Lizz," kata Javier.     

"Kami berjanji tak akan jahil lagi," sambung Jovan.     

"Baiklah kalau begitu," kata ratu mengangguk.     

"Daniel, kamu dengarkan. Mereka yang disebutkan olah anakmu tadi. Bawa ke sini secepatnya!" perintah Ratu Stevanie.     

"Baik, Mom," jawab Daniel singkat.     

"Dan kau jangan menyelinap setiap malam ke kamar Ai, aku tidak bodoh. Kalau masih terus melakukannya maka pernikahan akan dibatalkan. Tahan dirimu sampai hari pernikahan, setelah itu terserah padamu," kata Ratu lalu pergi meninggalkan mereka.     

"Daddy, aku mengantuk," kata Javier, sambil menguap dan meminta gendong. Dengan senang Daniel menggendong Javier dan Jovan, lalu merebahkan ke ranjang milik Ai.     

Ai memandang mereka curiga. "Tunggu. Sepertinya aku melewatkan sesuatu," kata Ai saat melihat interaksi Daniel dan si kembar.     

"Ya ampun! Sejak kapan mereka tahu, kamu adalah Ayahnya?" tanya Ai menatap Daniel.     

"Sejak aku datang, selalu menemani mereka dan menyempatkan diri bertemu. Setidaknya satu jam setiap hari," kata Daniel sambil mengelus kedua kepala anaknya agar tertidur.     

"What? Jadi, kamu bisa bertemu mereka tiap hari sementara aku tidak!" teriak Ai.     

"Ssttt … Tweety, jangan keras-keras, mereka mulai tertidur," kata Daniel.     

Ai yang kesal langsung pergi diikuti oleh Daniel di belakangnya.     

"Tweety ...," bujuk Daniel. Ai tak menjawab tapi dia mendorong tubuh tegap Daniel ke luar kamar.     

"Untuk kali ini, aku setuju dengan Mom Ratu, kita tak usah bertemu sampai hari pernikahan.Dan ... Karena kamu sudah bikin aku tak bertemu anakku selama satu minggu, sekarang aku juga melarangmu masuk kamarku sampai satu bulan! Alias tidak ada jatah malam!"     

Brakkk.     

Ai langsung menutup dan mengunci pintu di depan wajah Daniel dengan kasar.     

Melihat Ai marah-marah Daniel malah tersenyum lebar. Tidak ada jatah malam? Coba hentikan saja kalau bisa.     

****     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.