One Night Accident

IMPITEN 102.



IMPITEN 102.

0Enjoy Reading.     
0

***     

Aaaarrrggghhhhh." Jovan berteriak frustasi karena hanya mampu melihat Ella meregang nyawaa tanpa bisa melakukan apa-apa.     

Setiap detik dan setiap helaan napas Ella yang tersengal-sengal serasa berabad-abad lamanya. Jovan lebih baik merasakan hatinya diiris kemudian disiram dengan cuka daripada melihat Ella berdarah dan terluka karena perbuatannya.     

Jovan menutup matanya. Tidak sanggup melihat penderita Ella lebih lama lagi. Jovan ingin mati saja rasanya.     

Jovan sudah pasrah dan tidak memperdulikan semuanya. Dia terlalu shok hingga tidak mendengar ketika pintu didobrak dari luar dan Alxi masuk dengan anak buahnya untuk menolong dia dan ella. Jovan sudah kebas. Tiada ekspresi di wajahnya.  Hanya diam dengan pancaran mata yang kosong.     

Jovan tahu bahkan jika Ella selamat. Semuanya tidak sama lagi.     

***     

Alxi mengumpat dan langsung membungkus tubuh telanjang Ella dengan kaus dan jaket yang dia kenakan sambil melepas ikatan di tangan dan kakinya.     

"Bawa segera ke rumah sakit Cavendish," perintahnya, menyerahkan Ella pada anak buahnya.     

"Jangan macam-macam. Sedikit sentuhan, mati     

kalian." Alxi mengancam sambil menatap tajam anak buahnya     

agar berpikir 1000 kali jika sekedar ingin melirik tubuh Ella yang     

telanjang bulat dibalik kaus dan jaketnya. Lalu Alxi menghampiri Jovan yang hanya diam tanpa     

ekspresi.     

Alxi tau Jovan tidak pingsan karen matanya terbuka     

lebar. Dia hanya terlalu shok melihat istrinya celaka.     

Alxi menepuk pipi Jovan agar sadar dengan sekitarnya.     

"Jovan, Jovan lihat gue."     

Jovan tetap diam, mengabaikan panggilan Alxi.     

Matanya tidak fokus. Jovan putus asa, dia tahu kemungkinan     

anaknya selamat hanya 0% saja.     

Semua itu salahnya. Ella keguguran dan itu gara-gara     

ulahnya. Ella celaka karena dirinya. Ella dilecehkan karena     

kesalahannya. Semua istrinya menderita karena sifat playboy-     

nya di masa lalu.     

Jovan hanyalah laki-laki tidak berguna yang hanya bisa     

menghancurkan hati dan perasaan wanita.Jovan itu bajingan yang tidak pantas merasakan cinta.     

"Jovan. Sadarlah, Ella saat ini sedang     

membutuhkanmu. Kamu harus lebih kuat dari istrimu." Alxi menarik Jovan berdiri.     

"Aku yang menghancurkan Ella. Aku yang     

membunuhnya Al." Jovan tertunduk lemas. Tidak berani menatap Alxi. Di otaknya hanya ada rasa bersalah     

membayangkan kondisi Ella setelah ini.     

"Aelah Jov, kita sering bikin salah. Tapi kita selalu bisa memperbaiki semuanya. Kita itu pria Cohza bukan makhluk lembek yang kalah dengan keadaan. Ella pasti selamat percaya     

sama gue. Kalaupun Ella terpuruk justru itu tugas Lo menguatkan dan menopang dirinya. Lo itu suaminya, sandaran dan pelipur semua rasa sakit yang dia derita." Alxi tidak suka     

ada cowok Cohza yang gampang menyerah.     

Jovan melihat Alxi ragu. "Dia bahkan mungkin sudah     

tidak sudi melihat wajahku Al. Aku ini sumber penderitaan baginya."     

Alxi menampar Jovan seolah ingin menyadarkannya agar dia tidak putus asa. "Makanya berjuang. Jika dia tidak mau     

melihat Lo , buat dia mendengarkan hati Lo . Jika dia tidak mendengarkan hati Lo buat dia merasakan keberadaan Lo di manapun berada."     

"Lihat gue." Alxi memaksa Jovan melihat ke arah matanya.     

"Waktu Nanik sakit, gue nggak menyerah bahkan saat     

tahu dia adalah anak dari musuh Daddy gue. Karena gue cinta sama Nanik dan gue adalah suaminya. Harus melindungi dan     

menguatkan istri saat dia membutuhkannya. Bukan ikut menyerah dan pasrah. Paham?" Alxi menatap tajam Jovan.     

Alxi menghela napas lalu menepuk bahu Jovan. "Kita selalu percaya. Akan ada jalan jika memang kita mau usaha. Lo     

lupa prinsip playboy kita? Setiap jalan butuh belokan,setiap cinta butuh selingan dan setiap kegagalan hanya butuh     

upgrade-an. Jadi ... Sekarang bangun dan tunjukkan pada Ella     

kalau Lo adalah lelaki yang bertanggung jawab. Tidak lari apalagi terpuruk karena masalah sepele. Tunjukkan pada Ella     

kalau loe bisa cinta dia apa adanya. Mau bagaimanapun     

keadaannya."     

"Hadapi Ella dengan ketangguhan dan keperkasaan     

pria Cohza. Oke!"     

Jovan mengernyit mendengar kata terakhir Alxi. Tapi dia hanya mengangguk. Karena apa yang dikatakan Alxi     

memang benar, tidak seharusnya dia ikut down saat Ella butuh     

penopang.     

"Thanks Alxi. Aku akan selalu ada untuk Ella." Jovan     

berbalik lalu berlari keluar villa. Menyusul istrinya yang sudah     

lebih dulu dibawa ke rumah sakit Cavendish.     

Alxi tersenyum bangga. 'Keren banget gue tadi. Udah berasa Marco dia. Datang saat dibutuhkan, memberi nasehat saat diperlukan dan menjadi motivator saat ada yang butuh dukungan. Berasa sudah jadi pusat dari semua keluarga Cohza.     

Sepertinya gue emang udah cocok jadi pewaris save Security.     

Bisa melakukan apa saja,' batin Alxi sambil tersenyum lebar lalu menyusul Jovan.     

***     

Dulu Jovan merasakan neraka saat kematian Zahra.     

Sekarang Jovan merasakan kembali hal itu ketika melihat Ella.     

koma. Walau istrinya hanya koma selama 24 jam. Tetap saja,     

Jovan merasa tersiksa.     

Seperti dugaan Jovan. Saat Ella terbangun semua tidak lagi sama.     

Ella bangun menjadi Ella yang penuh kehancuran.     

Ella terus menangis dan menangis saat tahu bayinya tidak selamat. Lebih parahnya lagi Ella berada di titik terendah.     

Di mana kepercayaan dirinya turun drastis.     

Ella tidak mau didekati. Ella tidak mau bertemu selain dengan wanita. Ella selalu mengatakan dia kotor dan tidak     

berharga.     

Ella selalu mengatakan ingin mati saja.     

Jovan sakit     

melihat itu semua.     

Zahra dulu sempat takut dengan Junior karena trauma hampir diperkosa. Walau itu hanya akal-akalan saudara     

sepupunya saja. Tetap kenangan ketakutan masih terpatri di     

otak Zahra hingga mereka menikah.     

Ella lebih parah. Dia benar-benar diperkosa. Bahkan     

tubuhnya penuh lebam seperti disiksa. Jovan tahu butuh waktu     

lama agar istrinya pulih. Itu pun masih dengan kenangan buruk     

yang akan diingat seumur hidupnya.     

Hanya Tante Lizz dan Queen yang masih bisa     

berkomunikasi dengan Ella. Karena hanya mereka berdua yang     

entah kenapa diterima keberadaannya oleh Ella.     

Jean dan     

Aurora tidak mau.     

Lebih parahnya lagi Ella tidak mau bertemu     

juga dengan orang tuanya sendiri.     

Menurut Tante Lizz Ella     

takut akan direndahkan oleh seluruh keluarganya. Ella takut akan dianggap aib bagi seluruh kerajaan. Karena Ella sudah pernah mengalaminya, di buang dan tidak diinginkan.     

Mendengar cerita Tante Lizz Jovan kembali mengutuk dirinya sendiri. Dulu saat dia menolak Ella, tanpa sadar     

ternyata dia sudah menurunkan rasa percaya dirinya karena     

gara-gara Jovan lah Ella terbuang dan diasingkan. Lalu saat dia menikahi Ella, Jovan semakin membuat Ella minder karena penolakan darinya. Wajar saja jika sekarang Ella merasa seperti kuman yang akan kembali di buang oleh keluarga dan dirinya     

karena sudah diperkosa.     

Ella ketakutan akan penolakan dan     

hinaan.     

Semua berawal dari Jovan. Kenapa harus orang yang     

dia cintai yang harus menanggungnya.     

Jovan menggenggam tangan Ella dan menciuminya dengan rasa sayang. Hanya saat Ella tertidur seperti inilah     

Jovan bisa mendekatinya. Karena saat Ella terbangun, semua pria seperti penyakit menular baginya yang harus dihindari dan     

disingkirkan.     

Ella trauma melihat semua pria. Tak terkecuali dirinya.     

Kurang ngenes apa coba.     

TBC.     

Maaf bukan gak mau up. tapi laptop lagi rusak. ini copas pake hp, susahhhhhhhhh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.