One Night Accident

HEAD OVER HEELS 9



HEAD OVER HEELS 9

0Enjoy Reading.     
0

***     

"Tidak usah jemput. Hari ini aku kencan dengan Bayu." Olive memberitahu Javier sambil membuka sabuk pengaman.     

Javier hanya mengangguk kecut. "Hati-hati, kabari aku jika butuh sesuatu."     

Olive yang sudah hampir keluar mengurungkan niatnya. "Benarkah? aku boleh minta tolong sesuatu."     

Javier menoleh dan tersenyum. Senang jika Olive membutuhkan dirinya. "Tentu. Apa yang kamu inginkan?"     

"Sebenarnya hari ini Bayu ulang tahun. Kamu tahu kan hari ini aku kerja. Jadi ... bisa tolong ambilkan kue ulang tahun pesananku disebuah toko?" tanya Olive penuh harap.     

Javier hanya bisa kembali mengangguk. "Di toko mana?"     

Olive dengan senang mengirim alamat tokonya via WhatsApp.     

"Itu alamatnya, dan ini notanya. Sudah aku bayar, kamu tinggal ambil saja." Olive memberikan nota kepada Javier.     

"Aku antarkan segera,'" ucap Javier menyimpan nota di dasboard.     

"Em ... bisa nggak minta tolong lagi." Javier  kembali mengangguk.     

"Kuenya antar ke rumah kost Bayu ya. Aku punya kuncinya kok. Bentar." Olive mengubek isi tasnya dan memberikan kuncinya pada Javier.     

"Aku ingin memberikan dia kejutan. Jadi bisa kan kamu nunggu di rumah Bayu. Nanti akan ada keluarganya Bayu yang akan menunggu di sana  juga kok. Habis itu aku akan ajak Bayu pulang dan kita semua bisa merayakan ulang tahun  bersama-sama." Olive terlihat sangat semangat.     

Javier tersenyum dengan sangat terpaksa.     

Hati bertahanlah. Ini memang pahit, sakit dan menyiksa. Tapi Javier akan bertahan dan berusaha seperti tidak terjadi apa-apa asal Jeannya selalu bahagia.     

"Aku akan membawakan kado juga," ucap Javier mengelus kepala Jean sayang.     

Olive menatap Javier tidak percaya. "Benarkah?"     

"Tentu, apa yang disukai pacarmu."     

"Apa saja tidak masalah. Kamu mau ikut memberi surprise dan ikut datang saja, Aku dan Bayu sudah sangat senang." Tiba-tiba Olive memeluk Javier sayang.     

"Aku senang jika kamu juga senang." Javier membalas pelukan Jean.     

"Trima kasih. Sejak kamu datang, aku merasa keluargaku berhutang banyak padamu."     

Javier mengelus punggung jean yang masih ada di pelukannya dengan rasa sesak di dada. Tapi, Javier  berusaha menikmati sedikit perhatian Jean yang bisa dia miliki.     

"Aku kan juga keluargamu. Jadi keluargamu berarti keluargaku juga. Dan semua orang yang kamu sayangi aku akan berusaha menyayanginya juga." Termasuk mulai menerima Bayu jika memang olive menginginkannya. Dan menyiapkan hati jika akan semakin tersingkirkan menjauh.     

Olive menatap Javier terharu. Dia juga senang karena sepertinya Javier mulai tidak kesal jika Olive membahas Bayu. Apa itu berarti Javier sudah mau menerima kalau Bayu adalah kekasih sekaligus calon suaminya.     

"Aku juga menyayangimu sebagai saudaraku kok," ucap olive membuat Javier kembali diingatkan statusnya dihidup Jean sekarang hanyalah saudara. Tidak lebih.     

"Aku tahu. Masuklah, nanti kamu terlambat." Javier menunjuk minimarket tempat Olive bekerja dengan pandangannya.     

"Oke. Terima kasih sudah nganterin. Dan terima kasih mau ambilkan kue ultah untuk Bayu. Byee." Olive kelusr dari mobil Javier dan langsung masuk ke minimarket tempatnya bekerja.     

Javier memandang Olive hingga tak terlihat. Berusaha mengabaikan hatinya yang semakin terasa diremas saat mengambil nota kue di dasboard.     

Hanya saudara.     

Tidak lebih.     

Javier baru akan meninggalkan minimarket itu saat matanya melihat makhluk yang memang selalu dia lihat ada di minimarket itu. Tapi, kenapa sekarang bukan hanya satu. Ada satu lagi yang sepertinya baru muncul hari ini.     

Javier tidak masalah mau ada berapa banyak itu makhluk tak kasat mata menunggu disana.     

Masalahnya adalah. Setan itu terlihat mengikuti Olive dan Javier tahu biasanya kalau ada makhluk tak kasat mata mengikuti seseorang pasti tidaklah berakhir baik. Kecuali orang itu indigo atau memang paranormal.     

Entah setan itu menyukai Olive. Atau kiriman seseorang yang akan mengganggunya.     

Apapun itu, Javier tidak akan membiarkan Olive celaka gara-gara makhluk tak kasat mata.     

Javier keluar dari mobil dan masuk ke minimarket. Javier bisa merasakan rasa dingin menusuk tulang begitu dia berada di dalam. Bukan karena AC yang menyala tapi karena salah satu makhluk penunggu di sana sepertinya suka tempat yang dingin dan lembab. Berbanding terbalik dengan makhluk yang terlihat mengikuti Olive. Dia terasa menyebarkan hawa panas tapi buauk untuk sekitarnya.     

"Javier ada apa?" tanya Olive heran melihat Javier ikut masuk ke minimarket.     

"Hanya ingin membeli beberapa minuman dingin." Javier bicara sambil melihat makhluk yang tepat disamping olive. Memberi tahu kepada makhluk itu bahwa dia bisa melihatnya.     

"Oh, mungkin sekalian saja aku belanja bulanan. Bukankah kulkas kita perlu diisi." Javier mengulur waktu agar bisa mengamati makhluk itu. Apakah berbahaya atau tidak.     

Javier sudah berhasil memboyong keluarga Olive ke rumah yang dia beli. Dan disana tidak ada tetangga nyinyir yang akan membicarakan mereka karena ada Javier atau Pian yang tinggal serumah dengan anak perawan yang bukan saudara kandung.     

"Bisa beritahu tempat soda."     

"Sebentar." Olive menoleh kearah temanya danu agar menggantikan dirinya dulu.     

Javier mengikuti Olive tepat di belakangnya berusaha menyingkirkan makhluk itu.     

Begitu dekat. Javier menyadari itu bukan setan biasa. Itu setan Kober. Atau bisa dibilang setan yang menjadi budak manusia untuk memikat lawan jenis. Setan itu terlihat sangat gelap dan menatap Javier tidak suka.     

Ini bahaya. Ada yang berusaha memikat Jeannya.     

Olive dalam atau sedang berusaha dipengaruhi orang lain lewat ilmu pelet. Dan Javier langsung curiga pada satu nama.     

Bayu.     

Pantas Olive seperti tidak bisa kalau tidak bertemu Bayu. Selalu terlihat sedih jika sehari saja Bayu tidak memberi kabar atau sekedar chat ke wa. Selama ini Javier mengira hal itu terjadi karena Olive benar-benar mencintai Bayu seperti Javier yang tergila-gila padanya.     

Javier berbelanja sambil berpikir. Bagaimana caranya mengusir itu setan. Karena mengusir setan Kober bukan hal mudah. Salah-salah bukan sembuh Jean malah akan menjadi gila.     

Yeah, setan Kober memang sangat berbahaya dan kuat. Hanya orang  kejam dan tega yang mau menggunakan pelet itu.     

"Berapa semua," tanya Javier sambil menyodorkan kartu kreditnya.     

"346.000." Olive menggesek kartu milik Javier dan segera menyelesaikan transaksi.     

"Oliveeeeee, soryyyyy. Aku telat." Laras menerobos masuk sambil terengah-engah. Tapi langsung terpaku begitu melihat Javier.     

"Laras? Untung leader kita belum datang. Cepat ganti baju keburu ditegur." Olive mengingatkan.     

"Ganteng banget." Laras malah melihat Javier tanpa berkedip.     

Olive mendesah dan akhirnya keluar dari balik meja kasir lalu memperkenalkan Javier pada Laras.     

"Javier ini Laras. Teman kerjaku. Dan Laras ini Javier, kakak angkatku."     

Javier mengangsurkan tangannya mengajak berjabat tangan.     

"Javier," ucapnya sambil tersenyum.     

"Astaga. Aku Laras, usia 24 tahun alamat jalan perintis 5 gang 24. RT.11 RW. 02. Anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini masih Single dan siap jika ada bule ganteng yang mau menikahi. Ada yang ingin kamu tanyakan sebagai tambahan referensi?" Laras memperkenalkan diri.     

Olive ternganga. Javier hanya berdehem dan tersenyum canggung.     

"Semoga akan ada bule yang segera melamarmu." Javier melepas jabatan tangannya.     

"Amin, sebenarnya tidak usah jauh-jauh. Yang di depan mataku pasti langsung aku terima jika melamar. Jadi kapan itu akan terjadi?" Laras tersenyum penuh binar.     

Olive menutup wajahnya malu.     

"Laras, kamu telat lagi." Yanuar yang baru datang melihat Laras belum berganti seragam.     

"Astaga, maaf pak. Ban motorku bocor." Tanpa menunggu balasan dari Yanuar Laras berbalik.     

"Aku tunggu lamarannya ganteng," ucap Laras sebelum menghilang dari pandangan.     

"Dan Olive jangan pacaran di sini." Yanuar melihat Javier dan Olive bergantian.     

"Ish, siapa yang pacaran. Enggak lihat Javier belanja apa?" Olive menunjuk belanjaan Javier.     

"Oh, sory kalau begitu."     

"Tidak apa-apa. Aku juga sudah selesai." Javier menganggkat kantung belanjaannya.     

Yanuar mengangguk. Melewati Javier begitu saja.     

"Aku pulang dulu," pamit Javier.     

Olive mengangguk. "Hati-hati di jalan. Sampai ketemu di rumah Bayu." Olive mengingatkan.     

Astaga. Javier hampir lupa. Dia masih harus ikut merayakan ulang tahun salah satu saingannya.     

"Oke." Ucap Javier segera keluar dari minimarket karena mulai merasa sesak nafas.     

Bukan hanya karena hatinya terasa  sakit saat  Olive terlihat memuja dan mencintai Bayu. Tapi setan Kober yang ada disebelah Olive menguarkan aura permusuhan karena tidak kunjung bisa merasuki Jean gara-gara Javier memberi perlindung pada Jean.     

Javier belum tahu cara menghadapinya. Jadi Javier hanya memberi perlindung Jean agar setan itu tidak bisa mempengaruhinya.     

Sial.     

Kenapa jadi begini. Javier memang indigo tapi belum pernah bermasalah dengan salah satu dari mereka secara serius. Biasanya hanya beberapa makhluk yang berusaha menggoda dan iseng padanya. Bukan yang serius melakukan tugas dari manusia karena sesajen itu.     

Javier tahu Jean cantik dan menarik.     

Tapi kenapa saingan Javier berat semua.     

Bayu belum bisa dia singkirkan.     

Kenapa bertambah satu saingan lagi yang malah kirim pelet karena takut tidak bisa mendapatkan Olive.     

Javier harus segera bertindak mumpung setan itu belum memasuki hati Jean. Kalau terlambat bisa gila Jeannya.     

Yanuar bangsat.     

Tidak bisakah dia bersaing dengan sehat dan aman tanpa melibatkan makhluk dunia lain yang bisa membahayakan Jean.     

Kalau begini caranya bertambah lagi Pr Javier untuk mendapatkan Jean.     

Dan kesempatan Javier membuka ingatan  Jean semakin kecil.     

Javier pusing. Apa yang harus Javier lakukan sekarang?     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.