One Night Accident

HEAD OVER HEELS 16



HEAD OVER HEELS 16

0Enjoy Reading.     
0

***     

Olive terengah-engah. Dia sudah berteriak, memukul  dan menendang Javier agar menjauh darinya. Tapi  Javier seperti tidak menghiraukan pemberontakannya sama sekali.     

Saat Javier baru datang tadi, Olive sempat shok karena Javier yang tiba-tiba menciumnya dengan ganas disertai ajakan tak senonoh. Sehingga Olive hanya terdiam ketika digendong  masuk ke dalam kamar.     

Baru saat tubuhnya terhempas di kasur. Olive  sadar akan apa yang akan terjadi.     

Olive bukan tidak pernah berciuman sebelumnya. Tapi Olive belum pernah dicium hingga melibatkan lidah dengan intensitas selama itu. Olive merasa seluruh tubuhnya merinding tapi juga panik.     

Olive mulai menangis dan takut. Dia belum pernah berhadapan dengan orang mabuk sebelumnya. Apalagi orang mabuk itu adalah Javier dan sekarang berusaha memperkosanya. Olive tidak mau, tidak akan pernah rela jika kehilangan keperawanan dengan cara senista ini.     

Bayu sebagai pacarnya sudah sering mengajaknya melakukan hubungan suami istri tapi Olive selalu menolak.     

Olive bukan orang kaya yang tidak takut kawin cerai karena dana tersedia selalu. Bukan juga anak muda zaman now yang percaya diri dan melakukan sex bebas dengan pacar-pacarnya.     

Bagi Olive  dia hanya memiliki satu  kebanggan, yaitu  keperawanannya. Kalau itu hilang sebelum pernikahan apa lagi yang tersisa darinya? Kehormatannya hancur dan tidak akan ada yang bisa dia banggakan pada suaminya saat malam pertama nanti.     

Udah miskin, cantik juga biasa saja dan di cap cewek murahan karena enggak perawan. Olive tidak mau mengalami itu.     

Bukan satu dua kenalan Olive yang menikah dengan modal rayuan lelaki mau menerimanya apa adanya. Tapi setelah menikah dan tahu sang wanita sudah tidak perawan. Tidak sedikit yang mengungkit dan mengejeknya. Padahal si pria juga belum tentu perjaka saat menikahi si wanita.     

Egoisnya pria. Menginginkan wanita baik-baik dan suci walau dirinya sendiri bajingan.     

"Javvvv, jangan ....uhhhh ... lepas." Kedua tangan Olive berusaha mendorong bahu Javier. Tapi ... bagaimana Olive bisa fokus kalau bibir Javier ada di lehernya dan tengah asik mencium serta memberinya cupang yang banyk. Sedangkan dadanya juga sedang di remas-remas seperti adonan kue.     

"Hiks ... Javier ... Ahhhh." Olive menendang-nendang kasur di bawahnya. Meredam rasa frustasi karena Javier mulai membangkitkan sesuatu di dalam tubuhnya. Olive tidak mau, tapi Olive juga tidak kuasa menolak karena mulai lelah melawan  Javier dari tadi. Tubuhnya semakin lemas dan berkhianat.     

Javier mendesah senang saat pada akhirnya berhasil membebaskan dua gunung kembar dari cangkang empuknya. Segera dia menghisapnya kuat dan semakin semangat saat mendengar suara lenguhan dari Jeannya.     

Javier tidak tahu kalau lama tidak berhubungan dengan Jean bisa menjadi terasa lebih nikmat. Bahkan sekarang Jean bisa meniru aroma tubuh Jean asli. Javier semakin berfantasi liar.      

"Javier ... sadarlah ... jangan uhhhhhh ... lakukan ini ... Ahhhh ... Jan ... Ahhhhh." Javier suka dengan suara Jean yang sekarang. Lebih terdengar alami bahkan keringatnya terasa lebih menggoda.     

Javier mengira Jean masih berusaha mendorongnya menjauh karena merajuk sudah lama tidak dia datangi. Jadi Javier tetap melanjutkan apa yang dia inginkan. Walau begitu lama-lama Javier jadi risih dan memilih menyatukan tangan Jean ke atas dan mengikatnya di kepala ranjang.     

Terbukti Jean malah mengeliat menggoda dan berusaha melepas ikatannya. Padahal dia setan harusnya bisa melepas tali itu kalau memang mau. Ternyata Jeannya suka merajuk.     

"Aku akan memperhatikan setiap inci tubuhmu kali ini. Tidak akan ada yang terlewat." Olive menggeleng-gelengkan kepalanya dan terus membujuk Javier agar tidak melakukannya tapi Javier hanya tersenyum dan mulai melepaskan celana piyama Olive beserta celana dalamnya sekalian.     

"Jangan Jav ... Huhuuuuuuu .... Aaaaaaaaaaaa." Javier menyentuh kewanitaan Olive sehingga Olive langsung terkejut dan menjerit. Kepalanya mendongak berusaha menahan rasa geli dan sensasi panas yang mulai menjalari sekujur tubuhnya akibat jari tangan Javier yang mengelus dan mempermainkan miliknya dengan intens.     

Javier terengah melihat ekspresi Jean yang terlihat luar biasa. Seperti menolak tapi juga menikmati. Dengan cepat Javier  juga membuka seluruh penutup tubuhnya hingga sama telanjangnya seperti Olive. "Kita akan mengulanginya lagi nanti. Sebanyak apapun yang kamu mau. Tapi Sekarang puaskan aku dulu. Aku sudah tidak tahan."     

Mendengar itu Olive langsung melotot dan berusaha menendang-nendang menolak ketika Javier hendak memasukkan miliknya.     

Javier dengan mudah menangkap kaki Olive dan membukanya lebar.     

"Javier ... jangan Jav ... AAAAAAAAAAAA." Olive menjerit dan melotot dengan mulut terbuka lebar karena shok. Dia bisa merasakan sesuatu robek di bawah sana.     

Javier mendesis dengan mata terpejam. Merasakan sensasi lain dari sebelumnya. Penyatuan kali ini sangat terasa lebih.     

Lebih nikmat, lebih ketat, lebih hangat dan terasa lebih nyata. Javier melayang-layang karena cengkraman Jean terasa seperti gadis perawan.     

Javier mulai menggerakkan miliknya dengan lembut. Keluar masuk secara perlahan-lahan sambil meresapi setiap jepitan dan remasan kewanitaan Jean yang melingkupi kejantanannya secara menyeluruh.     

"Jean ... kamu terasa lebih nikmat," desis Javier tidak tahan untuk tidak mengungkapkan betapa dia menyukai Jeannya yang memiliki sensasi ini.     

Olive di bawah tindihannya hanya bisa menangis sekaligus mendesah. Merasakan sakit tapi juga tidak bisa memungkiri rasa nikmat yang mulai muncul setelah miliknya terus di tusuk dengan kejantanan Javier hingga terasa licin dan basah.     

Olive Sudah tidak ada niat melawan sama sekali karena tahu semuanya percuma. Kesuciannya sudah hilang. Tidak ada yang perlu dipertahankan lagi.     

"Shitttt, kenapa kamu terasa luar biasa." Javier semakin mengerang mulai tidak tahan dengan kewanitaan Jean yang meremasnya semakin kuat.     

Javier bergerak semakin cepat. Tentu saja tangan dan mulutnya tidak tinggal diam begitu saja. Tangannya meremas kedua gunung kembar milik Jean dan mulutnya mencium Jean dengan belitan lidah yang membuat Jean terengah-engah kehabisan oksigen.     

Olive kualahan. Rasa sakit di tubuhnya semakin menghilang berganti rasa nikmat yang membawanya naik dan terus naik hingga tiba-tiba meledak dengan dasyat.     

Javier melenguh dan menekan miliknya sampai ke pangkalnya. Lalu Olive merasakan semprotan hangat di dalam perutnya.     

Setelah itu Olive dan Javier sama-sama terhempas lemas dengan dada naik turun karena lelah.     

Lalu hening. Tidak ada suara apapun di kamar itu selain suara napas keduanya yang mulai teratur.     

Olive hanya bisa kembali menangis menyesali semuanya. Tidak seharusnya dia menikmati pemerkosaan ini. Sedang Javier masih nyaman berada di atas tubuhnya dengan raut terpuaskan.     

Olive mengeliat ingin Javier pergi dari atas tubuhnya karena dia mulai merasa sesak sementara kedua tangannya masih terikat tanpa bisa dia lepaskan. Sayangnya geliat Olive diartikan lain oleh Javier. Hanya butuh beberapa detik lalu milik Javier yang masih menyatu dengannya kembali menegang.     

Olive kembali panik. Tapi dia bisa apa? Hanya bisa kembali mendesah dan mengerang saat Javier mengajaknya menuju puncak untuk yang kedua kalinya.     

Lalu diulangi lagi dan lagi hingga keduanya tertidur kelelahan.     

***     

TBC     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.