One Night Accident

HEAD OVER HEELS 15



HEAD OVER HEELS 15

0Enjoy Reading.     
0

***     

Javier masih asik dengan minuman di gelasnya. Entah sudah gelas ke beberapa dia tidak ingat. Javier hanya ingin mabuk untuk melupakan semuanya. Melupakan bahwa besok Olive akan bertunangan dengan pacarnya. Melupakan bahwa Jeannya benar-benar sudah tidak mengharapkan dirinya lagi.      

Javier harus mengakui kali ini dia benar-benar kalah.     

Javier sepertinya harus mulai mengubur perasaannya.     

Tapi ... bisakah dia melakukannya?     

"Jav, ke private room yuk." Javier mengernyit dan langsung menoleh. Terkejut saat melihat Jovan dan Bayu ada di sebelahnya.     

"Kalian ngapain ke klub?" Javier sedang ingin sendiri dan melupakan Olive. Tapi kenapa Jovan malah membawa Bayu yang jelas-jelas adalah sumber sakit hatinya. Bikin ingin nonjok saja.     

Jovan tersenyum lebar. "Biasalah ... cowok. Besok kan dia udah tunangan, seminggu lagi menikah. Otomatis Bayu tidak Single lagi. Iya kan?" Jovan berbicara santai.     

Javier ingin sekali menebasnya. Javier tahu mereka akan menikah tapi tidak perlu diperjelas dan diingatkan terus menerus. Tak tahukan setiap mendengarnya Javier serasa ingin menenggelamkan Bayu hingga ke dalam samudra.     

"Biasa aja Jav lihatnya. Kita disini cuma mau pesta bujang. Awalnya mau ngajak Pian juga. Tapi dia masih di bawah umur. Nanti Olive ngamuk lagi. Hahahhahaaa. Jadi ... sebagai calon saudara kita harus mengakrabkan diri dan mending mengadakan pesta bujang bersama-sama. Siapa tahu ada cewek sexy, montok  di sini. Kan lumayan cuci mata Jav." Jovan merangkul bahu Javier.     

Javier menepisnya. "Kenapa tidak mengadakan pesta bujang bersama teman Bayu sendiri." Kenapa Javier harus ikut. Melihat wajahnya saja Javier ingin melemparnya ke Alaska.     

"Nanti teman-temanku juga bakal gabung kok." Bayu yang menjawab.     

"Bagus, semakin ramai semakin seru." Jovan terihat antusias.     

Lalu dalam sekejap mereka sudah berada di ruangan khusus tentu saja dengan suasana party dan beberapa wanita yang siap menuangkan minuman untuk mereka.     

Teman-teman Bayu juga mulai berdatangan. Minuman semakin banyak dan wanita-wanita penghibur juga bertambah. Bahkan Jovan kini sudah berciuman dengan salah satu diantara mereka.     

Javier hanya diam menikmati minumannya. Dia tahu Jovan masih impoten jadi tidak mungkin berakhir di sebuah hotel dan melakukan gangbang dengan Bayu.     

Javier juga tidak peduli kalau orang-orang disekitarnya mulai menggila. Bahkan ada yang berani meremas payudara wanita penghibur itu. Ada yang sudah pangku-pangkuan juga. Menyisakan Javier yang anteng dan Bayu yang terlihat ikut jaim.     

"Javier. Ayolah nikmati pestanya. Bayu juga kasihan cewek di sebelahmu nganggur. Grepe-grepe dikit enggak apa-apalah. Namanya juga cowok. Wajar cari hiburan sebelum resmi jadi punya orang. Nanti kalau udah meried di tampol Olive kamu ketahuan grepe-grepe cewek hahahaaaa." Jovan menarik wanita di sebelahnya naik kepangkuan.     

Bayu melirik Javier yang masih anteng. Walau tangannya sudah gatal ingin mengelus paha wanita di sebelahnya tapi dia masih jaim karena Javier terlihat tidak suka.     

"Aku pulang dulu. Kepalaku mulai pusing." Javier berdiri agak sempoyongan.     

"Naik taxi saja Jav." Jovan menyarankan saat melihat Javier berjalan agak limbung.     

Javier hanya mengangkat jarinya membentuk huruf o. Tanda dia baik-baik saja.     

"Sudah abaikan Javier. Dia pernah ditinggal ceweknya pergi makanya suka galau kalau lihat orang mau nikahan. Yuk lanjutkan pestanya ...," teriak Jovan sambil mengelus pinggang wanita di pangkuannya.     

"Cantik, Bayunya di kasih enak dongk. Pada tegang amat sih. Bayu juga selow dongk. Aku emang calon ipar kamu tapi tenang saja. Aku ini juga cowok normal tahu saatnya cuci mata dan kapan harus setia. So ... tidak usah khawatir Olive tidak akan tahu tentang pesta ini." Jovan mendorong wanita yang tadi dipangkuan ya ke arah Bayu. Lalu Jovan menarik wanita lainnya.     

"Iya Bayu kayak biasa dongk gak usah jaim," ucap salah satu teman Bayu.     

"Ini terakhir kali lho Bayu. Besok-besok kamu gak bisa begini lagi. Nikamatilah." Teman Bayu yang lain menanggapi.     

Jovan seolah tidak peduli dan asik menciumi leher wanita di sampingnya. Pura-pura tidak melihat saat Bayu mulai terpancing rayuan wanita penghibur dan mencumbunya seperti teman yang lain. Pura-pura mabuk dan membuat yang lain ikut mabuk juga.     

Padahal Jovan sudah menaruh kamera di ruangan itu. Tinggal nanti mengorek informasi begitu mereka teler semua.     

***     

Olive memandangi kalung itu dengan wajah ragu. Dia sudah memutuskan akan mengembalikan saja kalung itu pada Javier.     

Olive tidak tahu apakah dia dulu mencintai Javier atau tidak. Yang Olive tahu sekarang dia adalah kekasih Bayu dan akan segera menikah dengannya.     

Olive memang bimbang dan ragu. Tapi, Olive sudah memutuskan menerima lamaran Bayu. Berarti Olive tidak bisa mundur lagi. Apalagi semua sudah dipersiapkan. Tidak mungkin Olive membatalkannya begitu saja. Apa kata tetangga, lalu bagaimana dengan nama baik ibunya. Semua pasti akan menyalakan dirinya kalau pernikahannya dengan Bayu batal.     

Olive melihat keluar jendela. Ini sudah hampir tengah malam tapi rumah Javier masih sepi. Kedua mobilnya tidak ada. Kemana mereka berdua?     

Apa sebaiknya Olive tunggu Javier atau Jovan di rumahnya saja. Hanya malam ini kesempatan Olive mengembalikan kalung itu. Karena sejak Bayu melamarnya Javier seperti menghindarinya. Besok dia sudah bertunangan dan setelah itu akan direpotkan dengan acara pernikahan. Tidak akan ada waktu bicara dengan Javier atau Jovan secara private.     

Olive ingin menikah dengan Bayu dengan restu keduanya. Bahkan kalau keduanya bisa mengusahakan. Olive berharap Mom dan Daddy mereka juga datang. Karena bagaimanapun mereka orang tua angkatnya.     

Jujur saja Olive juga penasaran dengan wajah mereka.     

Olive akhirnya turun dan masuk ke rumah Javier. Olive bisa masuk begitu saja karena dia juga punya kuncinya. Begitu juga Javier dan Jovan yang juga memiliki kunci rumahnya.     

"Javier ... Jovan ...." Olive berteriak memanggil mereka. Siapa tahu ada di rumah walau mobil mereka tidak kelihatan. Tapi ternyata mereka memang tidak ada.     

Olive akhirnya memilih menunggu sambil menonton televisi. Bahkan dia sempat tertidur sebentar saat akhirnya mendengar suara mobil masuk ke garasi.     

Olive berdiri masih setengah sadar saat melihat Javier masuk dengan tubuh sempoyongan. Apa dia mabuk?     

"Javier?"     

Javier terpaku ketika mendengar suara Jeannya. Dia menoleh dan langsung tersenyum saat melihat Jean berdiri dengan rambut sedikit berantakan dengan piyama tidur tidak sexy tapi cukup membuatnya menegang.     

"Jean ... kamu memang istimewa. Tahu kapan harus datang saat dibutuhkan." Tidak rugi Javier punya setan kesayangan. Tahu kalau dia galau dan berniat menghiburnya.     

Olive tidak mengerti perkataan Javier. Dan belum sempat mencernanya saat tiba-tiba tubuhnya sudah ditarik Javier dengan bibirnya dilumat habis-habisan.     

Olive terengah-engah begitu Javier melepas ciumannya. Merasa linglung karena baru kali ini dicium seganas itu.     

"Sekarang ayo ke kamar. Puaskan aku."     

Olive langsung shok.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.