One Night Accident

HEAD OVER HEELS 17



HEAD OVER HEELS 17

0Enjoy Reading.     
0

***     

Siapa yang menangis sepagi ini? batin Javier saat baru membuka matanya. Bahkan matahari belum muncul.     

Biasanya kalau habis mabuk Javier  akan mengalami sakit kepala dasyat. Tapi kali ini walau sedikit pusing tapi tubuhnya justru terasa lebih segar dari hari-hari sebelumnya.     

Javier menoleh ke samping dan mendapati Jean menangis sesenggukan. Kenapa Jean masih di sini? bukankah biasanya setelah dapat jatah dia akan menghilang?     

Javier menoleh lagi dan memastikan bahwa itu benar-benar Jean.     

Javier menyentuhnya dan Olive langsung menoleh ke arahnya dengan wajah ketakutan. Seketika Javier tahu. Ini bukan Jean Kw tapi yang asli.     

"Olive?" Javier menatap Olive dengan wajah shok. Dia membuka selimut dan semakin pucat saat melihat mereka sama-sama telanjang bulat.     

"Olive ... aku ...." Javier bingung harus berkata apa. Dia tidak menyangka bahwa yang semalam adalah Jean asli.     

Pantas rasanya lain. Lebih enak dan lebih nikmat tentu saja.     

Javier ingin menghentikan tangis Olive tapi jelas sekali Olive sedang terluka dan tatapannya seperti membencinya.     

"Maaf, aku tidak tahu ...." Javier miris melihat Olive yang terlihat mengenaskan. Apakah semalam dia terlalu berlebihan. Bagaimanapun ini pengalaman pertama baginya dan Javier sudah mengambilnya secara paksa.     

"Jangan menyentuhku. Jangan pernah menyentuhku lagi." Air mata Olive jatuh semakin deras.     

Javier sedih melihat keadaan Olive.     

"Puas kamu? sudah merusakku?" bentak Olive merasa tidak ada yang berharga lagi dari hidupnya.     

"Aku ... akan bertanggung jawab. Aku ...."     

"Bertanggung jawab? Enak banget kamu ngomong. Seolah-olah apa yang kamu lakukan akan selesai dengan kata tanggung jawab." Olive kecewa dan sangat kesal. Dengan cepat dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya berusaha turun dari ranjang dengan  rasa sakit di setiap gerakannya.     

Javier segera memakai celana dan menghampiri Olive. Ingin membantu Olive yang terlihat tertatih-tatih sambil memunguti pakaiannya.     

"Jangan menyentuhku." Olive langsung menepis tangan Javier begitu mendekat ke arahnya.     

"Olive ... aku benar-benar minta maaf. Aku mabuk, aku tidak tahu kalau itu kamu."     

Olive mencengkram selimut di dadanya. "Apa kamu tidak berpikir. Nanti malam aku akan bertunangan tapi kamu ... kamu merusak semuanya." Olive menunjuk Javier dengan dada naik turun karena emosi.     

"Sekarang apa yang bisa aku berikan pada Bayu? tidak ada. Apa yang bisa aku katakan padanya jika dia bertanya kenapa aku sudah tidak perawan? apa aku harus menjawab kakakku sendiri yang mengambilnya?" tanya Olive dengan pandangan mata seakan hancur.     

Javier menyugar rambutnya kebelakang karena frustasi. Dia benar-benar tidak tahu semalam Jean asli. Kejadian ini benar-benar di luar kesadarannya.     

"Olive ...." Javier terdiam tidak bisa menyelesaikan perkataannya. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menghadapi ini.     

Jeannya menangis dan terluka oleh perbuatanya sendiri. Javier benar-benar menyesal.     

Olive mengabaikan Javier yang menatapnya penuh rasa bersalah. Dia masuk ke kamar mandi dan memakai kembali bajunya. Begitu keluar dari sana Javier juga sudah berpakaian lengkap.     

Pandangan Olive jatuh pada sprai putih yang sekarang bernoda merah. Mengingatkan kembali bahwa dirinya sekarang sudah tidak suci lagi dan yang mengambilnya bukan suaminya.     

Javier menghampiri Olive tapi Olive langsung mundur menjauh. Seolah jijik dan tak sudi lagi hanya untuk sekedar melihatnya.     

"Olive aku minta maaf," ucap Javier dengan wajah melas dan sedih. Dia tahu perbuatannya tak termaafkan. Namun, Javier berharap Olive tidak membencinya.     

Olive kembali meneteskan air matanya. "Aku akan bicara dengan Bayu dan mengatakan yang sebenarnya bahwa aku sudah tidak perawan lagi. Tenang saja aku tidak akan mengatakan kamu yang mengambilnya," ucap Olive dengan suara tercekat karena sesak di dada. Merasa masa depannya dengan Bayu sebentar lagi akan hancur.     

Javier menunduk tidak sanggup melihat Olive melihatnya dengan tatapan benci.     

"Jika Bayu masih mau menerimaku maka aku akan melanjutkan pernikahan ini. Tapi tentu saja rasanya pasti sudah tidak sama lagi."     

"Maaf." Hanya itu yang bisa di katakan Javier.     

"Kamu tahu aku senang saat tahu memiliki saudara lain selain Pian. Tapi aku tidak menyangka kalau kamu, orang yang mengatakan akan melindung dan menyayangiku ternyata malah menghancurkan hidupku." Tangis Olive kembali pecah.     

"Olive ..." Javier tahu seperti apapun pembelaannya. Dia tetaplah yang bersalah di sini.     

"Jika gara-gara ini Bayu menolakku. Maka semua ini karena salahmu."  Olive kembali menunjuk Javier dengan wajah terluka.     

"Maaf Olive, maaf. Aku akan bertanggung jawab atas semuanya." Javier bahkan rela bersujud jika memang di butuhkan.     

"AKU TIDAK SUDI. JANGANKAN MENIKAH DENGANMU. MELIHAT WAJAHMU SAJA AKU MUAK," teriak Olive semakin emosi.     

Javier menutup matanya merasa sesak di dada. Semua ini memang salahnya. Olive pantas membencinya. Tapi ... tetap saja rasanya sakit melihat orang yang dia cintai sekarang terluka olehnya.     

"Mulai hari ini. Jangan pernah muncul di depan mataku lagi. Aku tidak sudi mendengar apa lagi melihat wajahmu," ucap Olive penuh penekanan.     

"Olive ... aku akan lakukan apa pun. Tapi jangan menyuruhku menjauhimu. aku tidak akan bisa. Aku ... aku sangat mencintaimu. Kamu boleh lakukan apa pun asal jangan membenciku. Pukul aku, tampar aku, apa saja yang bisa memuaskan rasa marah mu. Namun, jangan pernah melihatku penuh rasa benci." Javier benar-benar berlutut memohon.     

Olive terenyuh melihat Javier yang sekarang berlutut di depannya. Tapi hati dan tubuhnya terlanjur sakit dan apa yang dilakukan Javier akan membekas selamanya. Keperawanannya tidak akan pernah bisa kembali walau Javier berlutut seribu tahun sekalipun.     

"Kalau begitu. Cintai aku dari jauh saja. Jangan mendekat atau menemui ku lagi. Aku tidak mau melihat wajahmu." Olive berbalik lalu berjalan keluar dari kamar Javier dengan air mata membanjiri wajahnya.     

Tubuhnya sakit dan hatinya juga sakit. Sakit karena perbutan Javier. Juga sakit karena setelah ini Olive yakin dia tidak akan bisa memandang wajah Javier seperti dulu lagi.     

Javier hanya bisa menunduk dan kembali merasakan sesak di dadanya.     

Sebelumnya dia sudah mau menyerah dan membiarkan Olive bahagia dengan Bayu. Namun, setelah kejadian ini Javier memiliki harapan agar Olive menerimanya.     

Tapi, siapa sangka sebelum Javier bahkan bertanggung jawab. Dia sudha dibenci dan tidak diterima.     

Javier patah hati untuk kesekian kalinya.     

***     

TBC.     

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI YANG MERAYAKANNYA.     

MINAL AIDZIN WAL FAIZIN.     

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.     

MAAFKAN SEGALA KESALAHAN OTOR YANG SUKA PHP DAN UPDATE SESUAI MOOD INI. ENTAH ITU DI SENGAJA ATAUPUN YANG MEMANG DI SENGAJA.     

JANGAN LUPA BAGI YANG PUNYA DREAME/INNOVEL (inovel adalah dreame versi Indonesia)     

FOLLOW AKUN CLEO PETRA DAN BERIKAN LOVE UNTUK SEMUA CERITA SAYA DI SANA YA.     

TERIMA KASIH KHUSUS BUAT WIECHAN YANG RAJIN KASIH GIFT.     

SEMOGA KALIAN TIDAK BOSEN MEMBACA CERITA INI.     

LOVE U ALL.     

CLEO PETRA.     

OTOR TERCANTIK SEJAGAD WEBNOVEL.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.