cinta dalam jas putih

Orang Aneh



Orang Aneh

0"Makasih oleh-olehnya! " pekik zhemi pagi ini.     
0

Dia menerima sebuah bingkisan dari nita yang mulai bekerja kembali setelah beberapa hari dia harus cuti karena harus menemani pelatihan dokter edwin.     

"Kamu boleh pergi lama kalau sama dokter edwin! " celetuk nayya yang sedari tadi pun berada di sebelah nita dan menerima bingkisan yang sama darinya.     

Nita tersenyum, "mana boleh begitu "     

Dia memperhatikan kedua sahabatnya itu senang sekali dengan hadiah yang di belinya.     

Nita tersenyum ketika melihat seseorang yang tidak dikenalnya masuk ke dalam ruang ganti.     

"Jangan bengong begitu " nayya melihat nita yang masih memperhatikan sosok yang masuk kedalam ruang ganti tersebut.     

"Dia baru saja dapat surat mutasi dua hari yang lalu " sambung nayya.     

"Iya, dan sebaiknya kamu tidak usah dekat sama dia " zhemi ikut bicara.     

Nita mengerutkan dahinya, "kenapa? "     

"Kika itu anak buangan " jawab zhemi, "dia masuk ke rumah sakit ini kan pakai uang, terusnya lagi dia gak bisa tindakan apa-apa "     

"Karena dia itu bukan lulusan dari kampus negeri, ada yang bilang juga nilai di ijasahnya pas-pasan "     

Nita seketika terdiam ketika sahabat baiknya itu bicara yang ternyata telah menyinggung perasaannya.     

Pasalnya dulu dia juga kuliah di tempat yang bukan negeri, dan sebenarnya dia pun bisa bekerja di tempatnya sekarang karena bantuan dokter edwin.     

"Aku juga bukan lulusan dari kampus negeri " ucap nita pada kedua temannyaitu.     

Nayya dan zhemi tertawa kecil mendengar perkataan nita.     

"Kamu kan berbeda " nayya merangkul pundak nita.     

"Iya " zhemi ikut berdiri di samping nita seraya memperlihatkan senyumannya.     

"Berbeda? " tanya nita kebingungan.     

"Semacam privilege gitu " jawab zhemi.     

Nita pada awalnya tidak mengerti dengan jawaban zhemi, tapi setelah beberapa menit dia tahu jika semua orang di tempatnya bekerja itu baik padanya karena mereka semua tahu jika dia adalah istri dokter edwin dan memiiki beberapa tempat istimewa.     

"Aku pikir selama ini aku memang di terima dengan baik " ucap nita dalam hatinya, tidak lama setelah itu dia tersenyum.     

"Ternyata aku terlalu percaya diri! " nita memandangi wajahnya sendiri di cermin yang ada di toilet tempat kerjanya.     

Beberapa kali dia menarik nafasnya karena merasa baru menemukan seperti apa teman-teman yang ada di sekitar tempat kerjanya.     

Dia berjalan keluar dan masuk ke ruang ganti mendapati rekan barunya itu tengah duduk sendirian tengah fokus pada layar laptop miliknya.     

Dia menoleh sekilas ke arah nita memperlihatkan senyumannya lalu kembali fokus pada layar laptopnya.     

Nita berjalan ragu mendekat ke arahnya untuk menyapanya.     

"Kamu tidak istirahat? " tanya nita.     

Dan hanya memberikan sebuah jawaban dengan gelengan kepala tanpa melihat ke arah nita.     

"Nama kamu kika? " nita yang lagi-lagi melayangkan pertanyaan padanya.     

"Iya " jawabnya pendek.     

"Aku sudah tahu siapa kamu " sambungnya.     

Nita tersenyum gugup, ternyata memang semua orang tahu tentangnya tapi dia sendiri tidak tahu semua orang.     

"Aku boleh duduk disini? " nita meminta ijin pada kika yang duduk di sebuah kursi kayu panjang yang berada di ruang ganti.     

Dan dia kembali mendapatkan jawaban hanya dengan anggukan kepala.     

Nita menarik nafasnya dalam dan pelan melihat ke arah kika yang masih serius dengan laptopnya.     

"Apa yang kamu kerjakan? "      

Sebenarnya nita tidak mau bertanya lagi pada kika karena dia takut justru pertanyaannya mengganggu konsentrasi kika.     

Tapi karena dia sudah terlanjur duduk di sebelahnya nita terpaksa untuk kembali bertanya.     

"Aku sedang daftar untuk melanjutkan kuliah "     

Nita tersenyum karena kali ini jawaban kika sedikit panjang.     

"Jadi kamu mau melanjutkan kuliah " ucap nita, "semoga lulus "     

"Kamu tidak lanjut kuliah juga? " kika menoleh ke arah nita.     

Nita menjawabnya dengan gelengan kepalanya.     

"Aku sebenarnya terpaksa kuliah " ucap kika, "karena pihak rumah sakit mewajibkan untuk kenaikan jenjang karir jadi coba daftar ke kampus ini "     

"Jangan biang kamu tidak tahu "      

"Aku memang tidak tahu " jawab nita.     

Terllihat tawa kecil kika mendengar jawaban dari nita.     

"Pasti kepegawaian tidak berani mengatakannya sama kamu! " celetuk kika.     

"Kamu kan istrinya dokter edwin "     

Nita terdiam, karena sekarang pun dia mendengarkan perkataan yang membuatnya sangat kesal.     

Tapi dia berusaha menyembunyikannya dengan tersenyum ke arah kika.     

"Boleh aku tahu kamu daftar di kampus mana? " tanya nita.     

"Aku sedang berusaha untuk bisa masuk ke kampus ini " dia memperlihatkannya pada nita.     

"Kamu tahu semua orang disini lebiih mengutamakan latar belakang kampus daripada kemampuan " sambungnya, "bahkan aku sama sekali tidak pernah di berikan kesempatan karena mereka sudah melihat nilai kurangku "     

"Jadi aku mau buktikan kalau aku bisa masuk ke kampus ini "     

Nita tersenyum mendengar kika yang begitu semangat, ternyata dia menyadari jika teman-temannya tidak menyukainya tetapi dia lebih memilih diam dan ingin membuktikannya dengan sebuah prestasi.     

Tiba-tiba sesuatu melintas di pikiran nita.     

"Apa pendaftarannya masih dibuka? " tanya nita.     

"Hari ini terakhir sampai pukul dua belas malam " jawab kika.     

"Aku boleh pinjam laptop kamu untuk coba daftar juga? "      

Kika mengerutkan dahinya sambil tertawa kecil.     

"Kamu kan bisa masuk tanpa harus daftar, dokter edwin pasti bisa dapat akses khusus "     

Nita tersenyum, "aku juga mau coba keberuntunganku sendiri "     

"Aku mau lihat apa aku bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan dokter edwin " sambungnya.     

Kika menggelengkan kepalanya, "ketika ada yang mudah kenapa kamu pilih jalan yang sulit? "     

"Aku lebih suka yang sulit " jawab nita.     

Dia tersenyum ke arah kika dan meminjam dengan paksa laptop milik kika yang telah selesai di pakainya.     

"Kamu tahu jadwal kuliahnya? " tanya nita.     

"Jumat dan sabtu "     

Nita menganggukkan kepalanya, fokus pada layar laptop kali ini.     

Dia tertawa kecil dalam hatinya, dan berkata "aku nekat sekali daftar! "     

"Nanti aku bayar uang kuliahnya pakai apa? " tanyanya dalam hati.     

"Tapi aku daftarnya setengah hati, pasti hasilnya akan mengecewakan! " celetuknya yang lagi- lagi di dalam hati.     

"Tapi, aku harus coba dulu kalau aku bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan koko! " nita menghibur dirinya sendiri.     

Kika yang sedari tadi duduk di sebelahnya melihat heran sikap nita yang tersenyum sendiri dan kemudian memperlihatkan wajah sedihnya tidak lama setelah itu tersenyum kembali.     

Setelah nita selesai dia tersenyum ke arah kika mengembalikan laptop miliknya, lalu memegang kedua tangan kika dengan tatapan yang tajam.     

"Kamu harus janji denganku? " ucap nita.     

Kika mengerutkan keningnya, "sebentar "     

Dia melepaskan pegangan tangan nita, "jangan libatkan aku dengan hal yang aneh! "     

"Aku cuma minta kamu jangan mengatakan apapun pada dokter edwin " jawab nita, "apa itu aneh? "     

Kika tersenyum dengan sangat terpaksa, "kenapa? "     

"Soalnya kalau aku gagal tes masuk, aku takut nanti akan membuat dokter edwin malu "     

Kika terlihat sinis, "tapi aku kan sudah tahu? "     

Nita tersenyum, "kamu kan temanku, jadi aku percaya "     

"Sejak kapan kita berteman? "     

Nita menaikkan kedua alisnya dan tersenyum, karena ternyata kika tidak mudah akrab dengan seseorang yang sudah bicara dengannya dan bahkan meminjam barang miliknya.     

"Mulai sekarang kita berteman " ucap nita masih memperlihatkan senyumannya.     

"Kalau kamu lulus, aku juga harus lulus! " sambung nita.     

Dia lalu beranjak dari duduknya dan melambaikan satu tangannya untuk pergi dari ruangan dimana kika sedang menyendiri.     

"Dokter edwin salah pilih istri! " cetusnya seraya memperlihatkan senyum miringnya.     

"Dia itu aneh "      

Kika menganggap nita adalah seseorang yang sangat aneh yang dipilih oleh dokter edwin menjadi istrinya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.