cinta dalam jas putih

Kehadiran para sahabat \ndan satu air mata



Kehadiran para sahabat \ndan satu air mata

0" Hari ini tidak operasikah,oppa dokter?" nita melihat yoga yg dua hari ini masih tetap sabar dan setia menemani nita.     
0

Yoga tersenyum ke arah nita dan berpura-pura berpikir "aku memang sayang pada pasien-pasienku,tapi sepertinya aku lebih sayang pada noona ku.Jadi aku tinggalkan dulu saja mereka"     

Nita tersenyum dan mencubit gemas pipi yoga "aku sudah tidak apa-apa,kamu harus bekerja oppa dokter.Kamukan milik masyarakat banyak,mereka pasti membutuhkanmu,,"     

Yoga tersenyum dan merangkul nita,membawanya ke dalam satu pelukan penuh cinta pagi ini.     

" Kalau kamu seperti ini terus,aku sepertinya tidak akan pernah berhenti tergila-gila pada noona cantik ini"     

" Kamu tenang saja,," yoga mencium kening nita "sekarang sudah ada residen baru,jadi pekerjaanku sedikit terbantu.Dan,,aku bisa mengawasimu setiap waktu,pasien khususku yg nakal"     

" Kira-kira,dia harus membayarku berapa ya?"     

Nita mengernyit dan lalu tertawa kecil,dan memberikan satu ciuman terima kasih di pipi yoga "aku juga sepertinya lebih-lebih-lebih tergila-gila pada oppa dokter satu ini"     

Hari ini dia merasa ada satu kekuatan lebih untuk bisa menghadapi hari-hari kedepan bersama satu cahaya kecil dalam dirinya yg harus selalu dia jaga agar tetap bersinar sampai waktunya tiba.     

" Kak,nita,," tiba-tiba muncul suara di sudut pintu.     

Nita terkaget dan tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.Hari ini pun,sahabat satu tim nya dulu esti dan lia sudah berdiri dihadapannya dan tentu saja edna sahabat yg dekat dengannya dulu sewaktu mereka sama-sama berdinas di poliklinik.     

" Aku keluar sebentar,," yoga menyela adegan luapan kerinduan ketiga sahabat nita.     

Nita tersenyum dan menjawab dengan anggukan.     

" Keren banget,kak" lia terbelalak tidak percaya sambil terduduk di samping nita "kapan aku punya suami keren seperti dokter yoga,," lanjut lia.     

Seketika semua orang yg berada di dalam ruangan nita tertawa menertawakan tingkah lucu lia.     

" Kamu kan sebentar lagi menikah,lia,,"nada bicara esti sedikit memperingati "kamu sudah dapat calon suami perawat anestesi saja sudah beruntung!"     

Lia menguncupkan bibirnya,dan menyilangkan tangannya.     

" Edna,kamu sedang hamil lagi?" tanya nita.     

Edna tersenyum malu "enam bulan,,"     

Nita tersenyum "kamu hebat,aku selalu yakin kamu selalu kuat seperti dulu,,"     

Edna menarik napasnya dalam-dalam " Aku sudah semakin berumur nita!"     

Ucapan edna itu membuat nita memasang senyuman indah di wajahnya.     

" Kak,nita,," panggil esti "kami senang sekali akhirnya yg menjadi pemilik dokter terkeren di rumah sakit ini ternyata kepala tim kita,kakak terhebat kita sampai kapan pun"     

" Diakan yg paling berbeda,," edna menanggapi ucapan esti "di antara senior kalian kan cuma nita yg tidak pernah membulli kalian,dan juga lihat aura nyonya dokternya begitu terlihat,,"     

Nita tertawa kecil menggelengkan kepalanya,membiarkan para sahabat-sahabatnya ini membicarakan tentangnya.Dia sangat merindukan tawa-tawa seperti ini bersama sahabat yg pernah berjuang dengannya dulu.     

" Kakak tahu,aku yg memasang infusan ini pada kakak" lia memberitahukan pada nita dengan bangga.     

Nita terkejut karena dia sama sekali tidak mengingatnya.     

" Terima kasih,sayang,,"nita memegang lembut tangan lia dan tersenyum haru.     

" Kemarin aku hampir tidak percaya,melihat dokter yoga yg meneteskan air mata ketika melakukan USG pada kakak yg masih tidak sadarkan diri,,,"     

" Lia !!!" teriak esti dan edna     

Esti langsung saja menutup bibir lia dengan tangannya,matanya memelototi lia.Mereka sudah berjanji tidak akan membicarakan ini,karena hanya mereka bertiga yg tahu.Edna yg melarang lia dan esti menceritakannya pada siapapun termasuk nita.     

Tapi sepertinya nita sudah terlanjur mendengar apa yg diucapkan lia,matanya mulai menatap ke arah ketiga sahabatnya itu.     

" Kalian memang sahabat terbaikku,," nita mengulurkan tangannya kepada ketiga sahabatnya,dia mengalihkan ketakutan teman-temannya ketika membicarakan yoga.     

Dan nita pun mendapat satu pelukan dari ketiga sahabatnya itu.     

" Kakak harus sehat,dan jaga baik-baik calon keponakanku,," suara esti menyemangati nita     

" Keponakanku juga,," lia tidak mau kalah "dan, harus keren seperti dokter yoga atau cantik dan baik seperti kakak,,"     

Nita tersenyum dan tetap memeluk mereka tanpa berkata apapun.     

" Dan,,harus punya banyak anak sepertiku!" celetuk edna yg membuat mereka semua tertawa.     

" Jangan,,kak edna saja pusing sendiri anaknya terlalu banyak,," ledek lia,     

Edna membalasnya dengan cubitan kecil di tangan lia.     

Senyuman bahagia nita begitu terpancar di wajahnya,sahabat-sahabatnya tidak pernah melupakannya walaupun sudah begitu lama nita tidak bertemu dengan mereka.     

Membuat nita semakin merasakan semangat di dalam dirinya,ada banyak orang-orang di sampingnya yg selalu memberikan dukungan pada nita.     

Yoga masuk ke dalam ruangan nita setelah ketiga sahabatnya itu sudah tidak ada lagi di ruangan nita.     

" Biar aku bantu,," yoga segera mendekat ke arah nita yg tengah susah payah mengikat rambutnya,karena satu tangannya masih terpasang infus.     

Semenjak nita menjadi istrinya,dia sudah terbiasa mengikat rambut seperti ini.Dan sepertinya yoga pun berkhayal suatu hati nanti dia pun akan mengikatkan rambut putri kecilnya nanti seperti dia melakukannya pada nita.     

" Temanmu itu hanya bertiga,tapi keributannya seperti sekelompok orang di satu gedung,,"     

Perkataan yoga membuat nita tertawa dan membiarkan yoga menyelesaikan mengikat rambutnya.     

" Aku sangat senang sekali,mempunyai suami terbaik seperti oppa dokter,dan axel putra yg paling perhatian.Dan ada ayah dan ibu mertua yg sayang padaku,juga,,teman-teman yg tidak pernah melupakanku,,"     

Yoga memeluk nita dari arah belakang "orang baik pasti selalu di kelilingi orang-orang yg baik juga,mereka semua menyayangimu,,"     

Nita tersenyum menganggukan kepalanya dan melihat ke arah yoga untuk beberapa waktu.     

" Aku berharap tidak akan membuat oppa dokter meneteskan air matanya lagi karena aku,,"     

Yoga tersenyum malu,mungkin akan terdengar seperti sedikit cengeng dan berlebihan.Dan dia sudah dapat menyimpulkan pasti lia dan esti yg memberitahukannya,padahal dia begitu rapi menutupi kesedihannya waktu itu.     

" Dulu aku seperti itu ketika melihat tangisan axel saat elsa meninggalkannya,," yoga bicara seraya melayangkan pikirannya "dan kemarin aku juga tidak bisa menahannya saat melihat detak jantung yg begitu kuat dari dalam rahimmu,kalian adalah orang-orang yg sangat berharga dari apapun dalam hidupku,,"     

Nita tersenyum dan menatap yoga dengan lembut dan penuh kasih sayang.     

" Terima kasih oppa dokter,," dan kedua tangan nita memegang pipi yoga.     

" Ini dari axel,," nita mencium pipi kanan yoga dan lalu pipi sebelah kirinya " ini dari putri kita"     

" Dan,,ini dari noona cantikmu,," kali ini kening yoga yg mendapat ciuman dari nita.     

Yoga tertawa kecil mendapat perlakuan manis dari nita,istri sekaligus pasien khususnya yg nakal.Yang membuatnya selalu merasa khawatir..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.