cinta dalam jas putih

Berbicara Dalam Tidur



Berbicara Dalam Tidur

2"Kenapa dokter melihatku seperti itu? " nita merasa malu sekali ketika dia sadar bahwa axel sedang memperhatikannya sekarang ini.      0

"Siapa yang melihatmu..... " axel berkilah.     

Dia lalu kembali membaringkan tubuhnya di sofa setelah menghabiskan sarapan dan meminum obatnya.     

Nita mengerutkan dahinya dengan bibirnya yang mencucut setelah di permainkan oleh axel dan membuatnya sangat malu.     

Axel menyembunyikan senyuman senang melihat wajah nita yang memerah sekarang ini.     

"Kalau begitu aku pergi ke puskesmas dulu " ucap nita seraya beranjak dari duduknya.     

Tetapi lagi-lagi axel menahannya dengan memegang satu tangan nita agar kembali duduk di dekatnya sekarang.     

"Perginya setelaj aku tertidur pulas! " axel memberikan sebuah perintah pada rekan kerjanya itu seolah wanita itu adalah pasangannya sendiri.     

"Tapi dokter " nita mencoba melepaskan pegangan tangan axel tetapi sudah tidak dapat dilakukannya.     

Karena axel sudah menyimpan telapak tangan nita di bawah pipinya, dan axel memejamkan kedua matanya.     

Nita tertegun dia mematung sekaligus merasa terkejut melihat perlakuan axel padanya sekarang ini.     

Dia benar-benar malu sekali sekarang dan lalu memutarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan karena dia takut ada yang melihat mereka dan lalu tersiar kabar yang tidak menyenangkan.     

"Kenapa? " axel bertanya pada nita yang sepertinya merasa tidak nyaman sekarang ini.     

"Dokter axel " panggil nita pelan, "jangan seperti ini, nanti kalau ada yang melihat kita seperti ini mereka bisa salah paham pada kita "     

Axel tersenyum tetapi kedua matanya masih terpejam, dan nita merasakan kulit lembut axel di telapak tangannya. Terasa panas karena dia sedang demam sekarang ini.     

"Tidak apa-apa " ucap axel tidak peduli.     

Dia sedang merasa nyaman sekarang ini, tangan nita yang berada di pipinya itu benar-benar seperti sebuah obat yang sedang mengurangi rasa sakitnya.     

"Aku selalu merasa nyaman ketika dekat denganmu " ucap axel kembali, "walaupun kamu kadang-kadang sedikit menyebalkan dan membuat telingaku sakit karena kamu terlalu cerewet! "     

"Awas ya! " dengan cepat satu tangan  nita memberikan sebuah cubitan di tangan axel.     

Membuatnya merintih kesakitan karena cubitan nita yang seperti memakai sebuah tenaga dalam.     

"Sakit sekali.. " axel melihat bekas cubitan nita di tangannya itu.     

Nita membulatkan kedua matanya dan dengan cepat mengusapnya agar tidak menimbulkan tanda merah di tangan axel.     

"Maaf dokter... " nita berkata sambil terus memperlihatkan wajahnya yang tegang.     

"Makanya jangan banyak bercanda! " cetus nita dengan nada tinggi.     

"Siapa yang bercanda " jawab axel.     

Tawa-tawa kecilnya muncul setelah nita memperlihatkan  wajah nya yang begitu merasa bersalah sekarang ini.     

"Aku harus mengakui kalau ternyata sekarang aku menyukaimu! " ucap axel.     

Kedua matanya nita membulat, mulutnya menganga dan tidak seperti mendengar sebuah geledek paling besar tadi sampai membuatnya seperti tuna rungu. Yang ingin mendengar kembali apa yang sudah dikatakan oleh axel padanya.     

Tetapi tidak lama kemudian senyumannya muncul ketika mendengar dengkuran axel, ternyata itu adalah perkataan yang muncul dari axel ketika sudah tertidur lelap.     

'Jantungku sepertinya tadi seperti mendapatkan sebuah serangan! ' nita bicara sendiri sambil mengusap dadanya.     

Beberapa waktu yang lalu dia sempat merasa mendapatkan sebuah pernyataan cinta dari seorang lelaki.     

'Sadarlah nita! ' dia memukul keningnya sendiri sambil melihat dirinya di cermin.     

'Kedudukannya lebih tinggi dari kamu, dan dia juga tidak mungkin menyukaimu... ' ucapnya sambil memandangi wajahnya di cermin.     

Dia tidak akan pernah mungkin mendapatkan seseorang yang memiliki gelar yang lebih terhormat, dan dengan cepat melupakan semua mimpi indahnya yang akan membuat dia menjadi gila jika semua itu tidak dapat dicapainya.     

Dia tahu diri akan sosok pasangan yang mendampinginya nanti, tentu saja dia adalah orang yang bukan dari kalangan atas calon suaminya pun nanti pasti akan sama dengannya.     

'Karena orang kaya pasti akan mencari yang sederajat dengan mereka! ' nita tertawa kecil,  dia mulai merasakan dirinya tidak berharga padahal pekerjaan yang dikerjakannya begitu terhormat.     

Ketika tengah menyadari ketidakberdayaannya, nita terkejut melihat  ponselnya yang bergetar.     

"Dokter axel.. " ucap nita melihat nama yang tertera di layar ponselnya.     

Setelah dia mendengar perkataan axel ketika tidur tadi yang membuatnya terbawa perasaan. Dia menjadi enggan berbicara apalagi harus bertemu dengan axel sekarang.     

Dia terus saja menghubungi nita ketika panggilannya tidak di jawab olehnya.     

"Iya, halo " akhirnya nita menerima panggilan dari axel di panggilan kesepuluhnya.     

"Nita cepat ke rumahku sekarang " axel memberikan sebuah perintah padanya.     

"Tapi dokter, saya masih mengerjakan laporan " nita menjawabnya dengan kebohongan.     

"Sebentar saja! " nada bicara axel meninggi, "bukakan pintu rumahku sekarang, kamu pasti sudah membawa kuncinya dan mengunci aku dari luar! "     

"Ya ampun! " nita terperanjat.     

Dia melihat sebuah kunci tergeletak di atas mejanya sekarang.     

Dia menepuk keningnya dan merasa bersalah pada axel sekarang.     

"Saya kesana dokter sekarang "     

Nita segera beranjak dari duduknya dan berjalan cepat menujubke arah rumah dinas axel yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.     

'Bisa-bisa kamu bertindak bodoh nita! 'cetusnya pada diri sendiri, 'mengunci orang dari luar! '     

Dia segera menuju ke rumah axel dan membukakan pintu rumah axel yang dia kunci dari luar.     

"Maaf dokter " nita mengernyit dan memasang wajah yang menghiba.     

Axel menyipitkan kedua matanya ke arah nita, "kamu pikir aku hewan peliharaan yang harus di kunci di kandang supaya tidak pergi kemana-mana! "     

"Saya kebiasaan mengunci kamar mau ketika keluar.. " nita mencoba memberikan sebuah penjelasan bahwa semua yang dilakukannya itu bukan di sengaja.     

Dia lalu memperlihatkan sebuah senyuman ke arah axel.     

"Sebagai ucapan permintaan maaf, saya akan membuatkan dokter makan siang! " bujuknya, "pasti dokter sudah lapar sekali.. " dia dengan cepat pergi ke arah dapur dan melihat bahan-bahan yang bisa dia buat untuk makan siang axel yang sudah dia kunci di dalam rumahnya.     

'Jangan mengulanginya lagi nita! ' cetus nita sambil memasak sekarang ini.     

'Kamu itu bukan istrinya tapi melakukan semua ini seolah-olah kamu pasangannya! ' lagi-lagi nita menggerutu sambil memasak di depan wajan yang sudah berada di atas kompor yang menyala.     

"Kalau memasak sambil menggerutu itu apa rasanya bisa enak! " suara axel mengejutkan nita yang masih fokus dengan apa yang sedang dimasaknya.     

Dia terperanjat mendengar suara axel yang seperti hantu, tiba-tiba muncul di belakangnya dan berbicara dengan begitu dekat pada nita.     

Axel memperlihatkan senyumannya, "aku hanya sedang memastikan kalau kamu bekerja dengan baik.. "     

Dia lalu berbalik dan meninggalkan nita untuk melanjutkan pekerjaannya.     

Nita memasang wajah kesalnya ketika mendengar axel menemuinya hanya untuk mengatakan itu.     

Kalau axel sedang tidak sakit, dia berencana memasukkan banyak garam ke dalam masakannya atau bahkan sampai garam yang masih berada di laut akan dia tuangkan pada masakannya hanya karena dia sedang kesal.     

"Dokter mau aku bantu memasang charger di ponsel dokter? " nita melihat ponsel axel yang menunjukkan bahwa baterai ponselnya sudah lemah.     

"Supaya dokter bisa menghubungi pacar dokter " sambung nita.     

Axel terdiam seketika mendengar nita mengingatkan ellen padanya secara tidak langsung.     

"Tidak perlu " jawab axel, "dia pasti sedang sibuk ujian sekarang ini "     

Senyumannya terlihat begitu dipaksakan dan dia perlihatkan pada nita.     

"Aku sudah punya kamu disini! " lalu axel kembali berucap.     

Nita mengerutkan dahinya, dia pura-pura tidak mengerti dengan apa yang axel katakan sekarang.     

"Bukannya aku sudah bilang tadi kalau aku menyukaimu? " dan axel melontarkan pertanyaannya pada nita, "jangan bilang kamu tidak mendengarnya "     

Nita terdiam ketika axel mengatakan itu secara terus terang padanya ketika dia sudah memiliki pasangan.     

Walaupun hubungan mereka terpisah oleh sebuah jarak, tetapi itu tidak lantas membuat axel dengan mudah berpaling pada wanita lain.     

"Aku kesepian " ucap axel kembali, "dan ellen pun mulai sibuk dengan kuliahnya, tetapi aku malah senang ketika kamu ada disini "     

Nita terperangah dengan semua yang diucapkan oleh axel sekarang, dia merasa axel hanya sedang memanfaatkannya sekarang ini. Dia tidak benar-benar menyukainya,  hanya karena nita selalu menolongnya dan axel merasa akan lebih baik dia menyatakan perasaannya sekarang ini...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.