Jodoh Tak Pernah Salah

Part 265 ~ Aku Mencintaimu ( 21+ )



Part 265 ~ Aku Mencintaimu ( 21+ )

0 "Karena aku mencintaimu."     
0

Dila tertawa terbahak-bahak mendengar kata cinta suaminya. Bara bingung dengan sikap Dila yang mentertawainya.     

"Kenapa kamu tertawa?"     

"Jangan pikir dengan ucapan cinta dari kamu bisa membuat aku luluh. Kamu mengucapkannya karena takut aku tinggalkan bukan?"     

"Tidak. Aku benar-benar mencintaimu."     

"Aku tak percaya karena ucapan kamu keluar, ketika aku akan meninggalkan kamu."     

"Bagaimana cara aku membuktikan jika ucapanku jujur? Kamu sudah bertahta di hatiku." Bara menyeret tangan Dila ke dadanya.     

"Rasakan detak jantungnya ketika aku mengatakannya."     

Dila menarik tangannya dari dada Bara dan memungkiri perasaan Bara. Dila sudah tak percaya apa pun.     

"Apa pun yang kamu katakan hari ini aku tidak akan terpengaruh."     

"Apa pun keputusan kamu hari ini aku juga pura-pura tidak mendengar. Aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup, jadi selamanya kamu akan jadi istriku."     

"Kau tidak bisa memaksakan aku Bara."     

��Tentu aku bisa karena ini caraku mempertahankan rumah tangga kita."     

"Kau mengatakan cinta karena posisimu terdesak. Bullshit!"     

"Apa kamu tidak bisa melihat sikapku selama ini? Aku tipikal manusia yang tak bisa mengungkapkan perasaan secara terang-terangan. Apa kamu tidak lihat bagaimana aku melindungi kamu ketika kamu hampir dibunuh karena mengungkap kasus kredit fiktif? Aku melakukannya karena aku mencintaimu. Aku melakukan hubungan suami istri denganmu juga karena cinta. Tanpa ada cinta tak mungkin aku begitu menggilai dan memujamu. Apa itu tidak cukup untuk kamu Fadila Elvarette?" Bara emosional meneteskan air mata.     

Dila tertegun tak membalas kata-kata Bara. Apa yang dikatakan Naura benar jika Bara telah jatuh cinta padanya namun gengsi mengungkapkannya. Hari ini Bara mengungkapkan isi hatinya karena tak ingin kehilangan Dila.     

"Aku tidak bisa menjawabnya." Dila tertegun. Ia duduk di atas ranjang.     

Bara merunduk dan berlutut di depan istrinya. Ia menggenggam kedua tangan Dila lalu menciumnya.     

"Awalnya aku memang tidak ada niat untuk menikah. Aku menikah karena paksaan dari mama dan papa. Kelemahanku adalah mama. Karena beliau aku menerima perjodohan kita. Aku akui jika awalnya pernikahan ini untuk menutupi identitasku seorang gay. Tuhan Maha membolak balikkan hati Dila. Siapa sangka setelah aku memperkosamu kala itu menumbuh semacam rasa yang tidak aku mengerti. Ketika kamu meninggalkan aku dan memberikan sepucuk surat. Nuraniku serasa tertampar dan ada niat dalam hatiku untuk straight. Aku ingat kata-kata kamu perubahan terbesar di mulai dari diri kita sendiri. Aku mantapkan diri ini untuk berubah dan bertaubat. Aku menginginkan kamu tanpa aku tahu jika itu perasaan cinta."     

Bara mengambil napas dan melanjutkan ucapannya. "Jangan pernah tinggalkan aku Dila. Aku tidak bisa ditinggalkan. Aku tak bisa bayangkan gimana kehidupan aku tanpa kamu. Please… Dila stay with me. Genggam tanganku dan kita akan keliling dunia. Aku akan berikan apa yang kamu mau."     

"Lepaskan aku," ucapnya lirih.     

"Tidak akan Dila. Aku tidak akan melepaskan kamu," ucap Bara panik melumat bibir Dila dengan paksa.     

Untuk sesaat Dila tergagap, merasakan bibir Bara melumat dan mengisap bibirnya dengan kuat. Dila terengah berusaha menghentikan ciuman Bara namun ia malah terperangkap dalam ciuman yang lebih panas. Tanpa disadari Dila membalas ciuman Bara. Wajah Dila dipegang Bara dan bibir mereka bertautan. Sesaat Bara melepaskan ciumannya karena kehabisan napas.     

"Aku menginginkan kamu Dila," ucap Bara kembali melumat bibir Dila. Tangan Bara perlahan turun dari wajah ke bahu dan lekukan dada.     

"Bara hentikan!"     

"Aku meminta hakku sebagai suami. Apa kamu ingin dikutuk malaikat sampai pagi karena tidak melayani suamimu?" Bara mengultimatum. Dila bukannya istri yang tak mengenal syariat agama. Ia pasrah akan perlakuan Bara.     

Bara melepaskan pakaian atas Dila. Tak ada penolakan karena Dila hanya menjalankan kewajibannya. Hatinya gerimis dan air matanya tumpah. Sebenarnya enggan untuk melayani Bara namun bagaimana pun menolak, sang suami akan tetap melakukannya.     

Bara menurunkan mulutnya untuk mengulum puncak dada Dila yang sudah menegang. Hati Dila memang menolaknya tapi tubuh Dila bereaksi menikmati sentuhan demi sentuhan Bara. Dila terbakar gairah ketika Bara sibuk mengecup, mengisap dan mengulum dadanya, hingga ia menjambak rambut belakang Bara.     

"Awwww sabar Dila." Bara mengangkat kepalanya melihat mata Dila berkabut gairah.     

"Kamu juga menginginkannya Dila. Aku mencintaimmu," ucap Bara disela permainan panas mereka.     

Dila mendesah dan berucap pelan, "Sebaiknya kita hentikan Bara."     

"Aku tidak mau. Kamu juga menginginkannya sayang." Jari jemari Bara terampil melepaskan pakaian bawah Dila. Terakhir ia melepaskan celana dalam Dila dan membuangnya ke lantai. Bara bermain-main di area intim sang istri.     

"Hentikan." Dila masih bisa menolak namun penolakannya membuat Bara semakin gencar memancing hasratnya. Ketika Dila sudah di puncak gairah Bara menghentikan kegiatannya hingga Dila menelan rasa kecewa, merasa di permainkan.     

Bara tersenyum melihat reaksi kekecewaan di wajah Dila. Bara mengelus wajah Dila dengan lembut, lalu ia melepaskan pakaian atas dan bawahnya. Kini mereka sama-sama telanjang. Bara memasuki Dila dengan lembut dan perlahan hingga wanita itu menggelepar dalam gairah. Diluar dugaan Dila membalikkan posisi dan mengendalikan permainan. Bara kaget sekaligus takjub dan senang. Selama ini Dila cenderung pasif, hanya dia yang mengendalikan permainan.     

Bara pasrah dibawah kendali Dila dan membiarkan sang istri bergerak di atas tubuhnya. Dila memacu tubuhnya dengan kuat hingga kedua menggelepar dalam gairah, mereka mendesah dan meracau. Dila mengutuk dirinya karena ucapan dan reaksi tubuhnya berbeda. Kini malah ia yang lebih aktif dan memegang kendali. Dila tak mau memikirkannya. Untuk saat ini Dila ingin mencapai pelepasan pertamanya.     

Bara membalikkan tubuh Dila dan mengambil alih permainan. Ia menghujamkan tubuhnya dengan cepat dan kuat. Dila bahkan mencakar punggungnya karena merasa sakit, tusukan Bara sedikit sakit dan membuatnya ngilu.     

"Tolong lebih lembut," ucap Dila pelan bahkan suaranya hampir tak terdengar.     

"Aku sudah lembut Dila."     

"Tidak. Aku merasa kesakitan. Kamu jangan menghukumku seperti ini."     

"Aku tidak menghukum kamu sayang."     

"Ini menyakitkan bagiku."     

"Ini belum masuk semuanya Dila. Masih kepala."     

"Kenapa ini sangat menyakitkan?"     

"Salahkan dirimu yang sempit seperti perawan setiap aku masuki."     

"Apa?" Tanpa aba aba Bara melesakkan seluruh tubuhnya ke dalam diri Dila.     

Bara memacu tubuhnya lebih cepat dan melumat bibir Dila untuk menghilangkan rasa sakit. Ia terus menghujami Dila dengan cinta tak lupa membuat tanda kepemilikan di leher dan dada sang istri.     

"Aku mau sampai Dila," ucap Bara meracau. Ia mempercepat gerakannya hingga Dila mendesah tak karuan. Mereka berdua mencapai puncak kenikmatan. Tubuh mereka berkeringat dan kepanasan.     

"Aku mencintai kamu istriku," ucap Bara sebelum tidur karena kecapekan. Akhirnya keinginan bercinta dengan Dila kesampaian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.