Jodoh Tak Pernah Salah

Part 17 ~ Honeymoon ( 5 )



Part 17 ~ Honeymoon ( 5 )

0Lengan kemeja yang dilipat Bara di rapikan kembali oleh Ranti.     
0

" Bara formal dikitlah.Jangan dilipat lengan kemejanya kayak gini.Ini acara adat.Semua tingkah laku kamu diliat tetua lo nanti."     

" Issshhhh kenapa lebay banget sich Ma.Dikit-dikit salah," protes Bara kesal.     

Bara yang sudah pernah tinggal di Amerika selama kuliah S1 dan S2 merasa kebebasannya direnggut karena di kekang oleh adat.Menurut Bara adat di Minang terlalu banyak tetek bengek.     

Ranti mencubit lengan Bara dengan kekuatan penuh.     

" Enak aja bilang lebay."     

" Mama sakit," ucap Bara histeris.     

" Makanya mulut dijaga.Seenaknya bilang adat Minang lebay.Kamu sich karena sudah pernah tinggal di Amerika yang menjunjung kebebasan.Ingat Bara kita tinggal di Padang yang memiliki falsafah Adat Basandi Syarak,Syarak basandi Kitabullah.Jangan pernah lupa itu.Dimana pun kamu berada yang adat dan asal-usulmu jangan pernah di lupakan," ucap Ranti ketus.     

" Iya Mama." Bara mengiyakan ucapan Ranti karena tak ingin berdebat dengan sang Ibu.     

" Yang temani kamu tidur di rumah Dila siapa nanti? Harus bawa teman dua orang lo.Mereka nanti yang temani kamu buat syukuran habis sholat subuh."     

" Ada Abi sopir aku dan Dayat sopir Papa. Syukuran habis sholat subuh Ma?" Kening Bara berlipat tiga mendengar ucapan Ranti.     

Adat macam apalagi ini? Kenapa sich harus ada acara beginian?Batin Bara bergejolak.Bangun subuh tak pernah ia lakukan karena Bara sendiri tidak pernah melaksanakan sholat lima waktu.Ia hanya islam dalam KTP.     

" Adat macam apalagi ini Ma? Merepotkan sekali." Bara lagi-lagi memprotes.     

" Belum kamu lahir adat seperti ini sudah ada.Kamu mau dipecat jadi anak?" Ranti mengancam Bara dengan ekspresi mak lampir.     

" Sudah selesaikah perdebatannya?" tanya Herman muncul di kamar Bara.     

" Papa."     

" Mama bukan berdebat Pa cuma mau kasih wejangan buat anak nakal ini." Ranti menjelaskan situasinya. " Papa kok ke kamar ? "     

" Para sumando sudah datang menjemput Bara," ucap Herman berwibawa.     

Bara, Ranti dan Herman segera turun ke bawah menemui kerabat Dila.     

Perwakilan keluarga Bara sudah menyambut para sumando pihak Dila.Ada Iqbal sebagai abang kandung Dila dalam rombongan.Salah satu lelaki tetua  dari keluarga Bara memeriksa syarat penjemputan.Sebuah carano di  berikan kepada tetua Bara.Lelaki paruh baya itu memeriksa isi carano ada daun sirih,buah pinang dan rokok.Sebuah senyum terukir di kedua bibir tetua.Persyaratan lengkap dan Bara bisa di bawa.     

Sebelum acara keberangkatan Bara para tetua masing-masing keluarga berbalas pantun.Setelah acara berbalas pantun selesai Bara dibawa pergi oleh para sumando.     

Dayat dan Abi mengikuti mobil yang membawa Bara.Tiga mobil beriringan di belakang.     

Lima belas menit dalam perjalanan mereka sudah sampai.Seluruh keluarga Dila menyambut kedatangan Bara.Ada Defri,Naura,Lusi,Ria,dan para tetua lainnya.     

" Selamat datang di rumah ini Sutan Mudo," ucap Defri memanggil gelar Bara.     

Dalam adat Minang mertua memanggil menantu dengan gelar bukan dengan nama.     

" Terima kasih om," ucap Bara dengan hormat.     

" Jangan panggil om.Panggil Ayah saja.Bukankah mertua itu sama dengan orang tua kita?"     

Bara tersenyum tipis.     

" Baiklah om maksudnya Ayah." Bara meralat ucapannya.     

Defri menepuk bahu Bara dengan lembut.Tak lupa Defri mempersilakan rombongan masuk rumah.Mereka sudah menyiapkan hidangan untuk disantap.     

Abi dan Dayat membawakan koper Bara.Naura dan Ria cepat tanggap mereka meraih masing-masing koper dan membawanya ke kamar Dila.     

Para lelaki sibuk berbincang hangat seraya memakan hidangan yang disuguhkan.     

Sementara itu di dalam kamar Dila gemetaran.Malam ini ia akan tidur sekamar dengan Bara.Walau merek sudah sepakat berteman namun ia tetap saja deg-degan.     

Naura dan Ria mengetuk pintu kamar.Dila segera membuka pintu.Naura dan Ria memasukan koper ke kamar Dila.     

" Uni ini koper siapa?"     

" Punya siapa lagi? Punya suami kamu," ucap Ria tergelak tawa.     

Dila tersenyum dengan terpaksa.Tumben ia bisa sebloon ini.Kalo bukan punya Bara punya siapa lagi.     

" Jangan tegang gitu mau malam pertama.Rilex aja Dil.Kalo baru pertama kali memang sakit.Tapi lama-lama nanti juga enak," cerocos Ria menggoda Dila.     

" Ria," ucap Naura penuh penekanan.     

" Gapapa kasih wejangan ke Dila biar dia nanti ga kaget," ucap Ria ngeles.     

Ria memang tipikal tak peka dengan perasaan orang lain.Sudah tahu Dila menikah dengan Bara karena perjodohan dan tak mencintai Bara tapi tetap saja Ria menggodanya.     

Hati Dila masih sakit dan belum bisa menerima Bara sebagai suaminya.Dila belum bisa move on dari sosok Fatih.Cinta Dila ke Fatih ibarat sebuah kuku.Walau sering di potong namun ia akan tetap tumbuh.Cintanya akan terus bersemi.     

Tidak gampang untuk seorang Fadila Elvarette untuk menghapus nama Fatih dalam hatinya.Walau ia tahu ini dosa mencintai lelaki yang bukan suaminya.     

" Yuk kita turun ke bawah," kata Naura menarik tangan Ria.     

Ria agak kesal dengan Naura karena memaksanya pergi dari kamar Dila.     

" Sakit Naura," teriak Ria histeris.     

" Kamu kalo ga ditarik ga bakal berhenti diam.Kamu pekalah sedikit," ucap Naura menasehati Ria.Usia Naura menang lebih tua dari Ria.     

" Maksud kamu? Aku ga peka gitu kak?" kata Ria emosi.     

" Iya kamu ga peka.Kalo kamu peka kamu tidak akan menggoda Dila seperti itu.Kamu tahu pasti Dila menikah dengan Bara karena terpaksa bukan keinginannya."     

" Adik ipar kita saja yang bodoh.Mau saja menerima perjodohan ini padahal tidak mencintai Bara.Sok jual mahal juga makanya dia lama nikah," kata Ria membicarakan keburukan Dila.     

Ria mendendam pada Dila karena Dila telah menolak sepupunya mentah-mentah sehingga sepupunya sedikit frustasi tak bisa mendapatkan Dila.     

" Jaga lidah kamu Ya.Lidah memang tak bertulang tapi ucapannya sangat kuat untuk menyakiti orang lain.Kamu sudah keterlaluan menghujat Dila.Dia adik iparmu.Adik ipar itu sama aja dengan adik kita.Kamu tega menghujat adik kita sendiri." Naura mengingatkan Ria.     

" Itu bagi kamu kak.Bagiku adik ipar ya tetap adik ipar," ucap Ria ngotot.     

" Susah kalo bicara sama kamu.Tidak bisa di nasehati."     

" Kakak itu hanya istri tua.Yang berhak menasehatiku hanya uda Iqbal.Jangan bangga dengan statusmu sebagai istri pertama kak bagaimana pun kedudukan aku lebih kuat dari kamu.Aku sudah punya dua anak sementara kakak masih satu."     

" Kok kamu jadi bahas ini sich ?" Kata Naura geram.     

Ria selalu saja mencari gara-gara padanya.Di depan mertua dan Iqbal saja mereka keliatan akur namun sebenarnya mereka sering bertengkar dan Ria selalu jadi pencetus pertengkaran.     

" Jangan pernah bangga menjadi duri dalam hubungan orang lain Ya.Kamu pikir aku tidak tahu jika kamu sudah tahu jika aku dan Iqbal sudah menjalin hubungan.Kamu hadir ketika aku dan Iqbal menjalani LDR.Tapi kamu berpura-pura tidak tahu jika Iqbal sudah memiliki kekasih.Selama ini aku sabar padamu tapi kamu sudah melewati batas.Pantas saja kamu tidak peka karena nurani sudah tidak ada.Aku tahu kamu menikah dengan Iqbal karena kaya.Kamu ingin keluargamu hidup enak dan tidak miskin lagi.Kamu pikir aku tidak tahu.Selama ini aku diam menerima dimadu karena baktiku pada suami dan cintaku pada Iqbal.Aku tak ingin Iqbal gila karena kehilanganku.Aku juga tak ingin Iqbal gila karena kehilanganmu.Aku turunkan egoku demi cintaku pada Iqbal," ucap Naura menghujam jantung Ria.     

Wajah Ria berubah pucat karena selama ini Naura tahu semua rahasianya.     

Note :     

1. Adat Basandi Syarak.Syarak basandi Kitabullah. (Adat berlandaskan agama.Agama berlandaskan Alquran)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.