Jodoh Tak Pernah Salah

Part 24 ~ Kemunculan Egi



Part 24 ~ Kemunculan Egi

0Melihat kedatangan Egi, Bara jadi salah tingkah dan batuk - batuk. Berulang kali Bara memukul dadanya sendiri karena tersedak.     
0

" Uda kenapa?" Refleks Dila mengelus tengkuh Bara.     

Mata Egi membulat dan menahan amarah. Wanita itu berani menyentuh Baranya. Egi mengepalkan tangan karena emosi.     

Egi menahan emosinya berusaha bersikap senormal mungkin.     

" Hei Bara. Ga nyangka ketemu disini." Egi menyapa Bara dengan ramah. Tanpa dipersilakan Egi duduk di depan Bara dan Dila. Cemburu membuat Egi bertindak bodoh dan nekat.     

Wajah Bara berubah pucat. Ia takut Egi membongkar hubungan mereka karena cemburu. Bara menggelengkan kepalanya menatap Egi. Isyarat untuk tak bicara di depan Dila.     

" Bukannya temannya Uda dari Jakarta?" Tanya Dila menatap Bara. Dila masih ingat dengan Egi.     

Egi tersenyum kecut. Ternyata daya ingat Dila sangat tajam. Tidak salah gadis cantik ini memiliki jabatan di MBC Bank karena kecerdasan dan daya ingat tajam.     

" Waktu itu datang sama Dian sekretaris Uda Bara ?" Tanya Dila antusias bertemu rekan bisnis suaminya disini. Dila ingin membaur dengan teman-teman Bara.     

Bara tepok jidat karena sang istri mengingat Egi dengan jelas. Sementara Egi agak kesal karena Dila menanyainya.     

" Kirain liburan di luar negeri Bara. Ternyata kita ketemu disini." Egi basa basi busuk menatap Bara tajam.     

Bara berusaha mengontrol sikapnya. Ia bersikap sewajarnya di depan Dila supaya sang istri tak bisa membaca gerak-geriknya. Dila bukanlah gadis bodoh yang gampang dibohongi. Dila bahkan sangat pintar untuk memahami situasi.     

" Ngapain keluar negeri Gi jika didalam negeri ada surga seperti ini." Bara angkat bicara.     

" Kalo boleh tahu Egi dan Bara bisnis dibidang apa ya? Maaf ya Uda bukan maksud apa-apa. Cuma mau kenal aja sama rekan bisnis Uda. Ga lucu jika istri ga tahu sama rekan bisnis suaminya. Setidaknya aku bisa nyambung ngomong sama rekan bisnis Uda." Mata Bara membola menatap Dila.     

Egi tak dapat menjawab pertanyaan Dila. Ia dan Bara bukan rekan bisnis melainkan rekan cinta sesama jenis.     

" Kebetulan Egi ini seorang motivator dan trainer. Jadi dia sering kami undang untuk memberi arahan dan bimbingan para karyawan." Bara menjelaskan hubungan bisnis dengan Egi.     

" Senang berkenalan dengan anda Egi," kata Dila sumringah. " Egi liburan kesini sama siapa ?"     

Dada Egi berkecamuk. Daritadi Dila sangat getol menanyainya. Egi merasa kayak di introgasi. Egi berusaha mengulas senyum di sudut bibirnya.     

" Cuma sendiri aja."     

" Ya ampun kasihan banget." Dila mendadak prihatin Egi liburan seorang diri.     

Gue datang kesini nyusulin suami lo dan menghabiskan malam berdua. Egi berbicara dalam hati.     

" Mumpung belum balik ke Jakarta. Penasaran dengan Kandui resort . Eh ga nyangka ketemu kalian disini," ucap Egi tertawa menyembunyikan kepiluan hatinya.     

Bara berusaha menyembunyikan rasa canggung karena duduk diantara Dila dan Egi.     

Tatapan Egi begitu tajam pada Bara seolah-olah akan memakannya. Egi iseng menyentuh kaki Bara di bawah meja. Bara melonjak kaget dan menatap Egi dengan isyarat diam. Dila menatap aneh pada keduanya. Mereka seperti menyembunyikan sesuatu.     

" Uda kenapa? Seperti cacing kepanasan?" Dila bertanya pada Bara.     

" Kayaknya Uda ga nyaman Egi ada disini ya?"     

Bara tersenyum memperlihatkan gigi putihnya," bukan ga nyaman cuma Egi datang ketika kita dinner padahal Uda mau pedekate ma kamu. Kita selama ini kenal hanya sebatas nasabah dan pihak bank. Kita udah suami istri. Ga salah aku ingin mengenal istriku sendiri."     

Egi mengepalkan tangannya karena cemburu. Didepannya Bara berani menggombali Dila.     

Bara bukannya tak tahu jika Egi marah padanya namun ia tak punya pilihan. Ia harus membuat Dila nyaman dan tak curiga padanya.     

" Seorang Aldebaran juga bisa menggombal ya. Egi berapa hari liburan disini? " Dila tersenyum mengejek Bara.     

" Hmmmmm mungkin tiga atau empat hari," jawab Egi ngasal. Ia masih dongkol dengan sikap Bara.     

" Kalo tahu Egi bakal lama liburan mending ajak Dian kesini biar Egi ada temannya. Uda telpon dong Dian,"pinta Dila pada sang suami.     

Egi yang sedang minum tersedak mendengar ide Dila untuk mengajak Dian menemani Egi liburan. Dian tidak boleh kesini. Egi trauma bertemu wanita iblis itu. Wanita itu akan menghajarnya lagi dan Dian akan murka jika tahu ia menyusul Bara ke Kandui.     

Tidak ! Bagaimana pun Dian tak boleh ada disini. Dian tidak boleh mengetahui keberadaannya. Jika Dian tahu habis sudah riwayatnya. Dian tak akan pernah mengampuninya.     

" Ga usah Dila. Aku ga mau merepotkan kalian. Aku emang ingin liburan sendiri. Pengen relax smdari hiruk pikuk pekerjaan." Egi menolak secara halus.     

" Aku udah ketemua kalian disini. Bisa jadi nanti aku ketemu bule cantik disini. Mending ditemani para bule cantik."     

" Mana ada bule cantik jomblo kesini Gi. Kebanyakan yang datang kesini udah punya pasangan." Dila menyanggah ucapan Egi. Ternyata Egi enak diajak ngobrol.     

" Ada kok yang jomblo Dil. Aku," ucap Egi tersenyum pilu.     

" Masa pria setampan dan sehebat Egi jomblo. Aku ga percaya," kata Dila.     

" Egi emang jomblo kok Dil." Bara ikut bicara. Sedari tadi ia banyak diam. Ia ingin bergabung berbincang bertiga menghilangkan suasana canggung ini. Bara menyayangkan sikap Egi karena menunjukan diri di depan istrinya.     

" Egi udah makan belum?" Dila menyadari tak menawarkan Egi makan sedari tadi. Ia daritadi mengajak Egi mengobrol.     

" Udah Dila. Aku udah kenyang. Liat pengantin baru bahagia kayak kalian aja udah kenyang," jawab Egi ngasal.     

" Kok bisa kenyang sich Gi? Makanya Gi jangan kelamaan jomblo. Nyusul kita dong nikah biar ga jomblo lagi." Bara mencandai Egi. Bara menendang kaki Egi dibawah meja isyarat untuk mengiyakan ucapannya.     

" Doakan ya biar aku segera ketemu jodohnya supaya aku bisa honeymoon kayak kalian," ucap Egi berpura-pura.     

Egi kembali menggoda Bara. Kakinya merambat naik mengelus kaki Bara.     

Mata Bara membulat menatap Egi supaya menghentikan perbuatannya. Bara tak nyaman dengan keberadaan Egi. Jika Egi terus menerus bersikap kekanakan begini ia tak segan memberi Egi pelajaran. Bara bukannya tak tahu jika Egi cemburu namun kecemburuan Egi bisa berdampak buruk padanya. Dila akan mengetahui hubungan tak lazim mereka.     

" Maaf aku tinggal sebentar ya. Aku lupa belum salat Isya." Dila pamit meninggalkan Bara dan Egi.     

" Kalian ngobrol aja berdua. Nanti aku kembali lagi kok. Uda ga salat dulu?"     

" Kamu aja duluan Dil. Waktu Isya masih panjang," kata Bara menggaruk kepalanya.     

Bara mana pernah salat selama ini. Ia hanya islam dalam ktp. Bara bukanlah seorang muslim yang taat. Itu salat subuh bareng Defri dan Iqbal karena terpaksa dan pencitraan saja.     

" Ya udah. Aku tinggal ya Egi." Dila melambaikan tangan meninggalkan Bara dan Egi.     

Sepeninggalan Dila, Bara memarahi Egi habis-habisan.     

" Bisa ga kamu kontrol sikap kamu?" Bara berang dan wajahnya terlihat gelap.     

" Aku cemburu Bara. Aku benci kamu dekat-dekat dengan wanita itu."     

" Dia istriku Egi. Jadi sudah sewajarnya aku dekat dengan dia. Kamu mau membongkar hubungan kita dengan Dila? " Suara Bara syarat dengan intimidasi.     

Egi bergidik ngeri melihat perubahan sikap Bara. Jika nada bicaranya tinggi seperti ini berarti Bara marah besar.     

" Aku ga suka kamu rangkul dia. Aku melihat kamu merangkul dia. Setelah aku memuaskan kamu seenaknya kamu pergi ke pelukan wanita itu. Aku kecewa dan cemburu Bara. Aku tidak terima di perlakukan seperti ini." Egi mengungkapkan unek - uneknya.     

Bara mencengkram tangan Egi karena tak terima ucapan Egi.     

" Kita saling memuaskan Egi ralat ucapanmu. Kamu jangan menjudge aku seenaknya. Jaga sikap kamu di depan Dila. Kamu bisa membahayakan aku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.