Jodoh Tak Pernah Salah

Part 14 ~ Honeymoon ( 2 )



Part 14 ~ Honeymoon ( 2 )

0" Itu keahlian uni.Bagaimana kedepannya pernikahan kamu dan Bara?"     
0

" Jalani seperti air mengalir uni.Pasrah aja kemana arus air akan membawa pernikahan Dila dan Bara."     

" Andai Fatih kembali apa yang akan kamu lakukan?"     

Dila tertegun mendengar pertanyaan Naura.Pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab dan Dila tak punya jawaban untuk pertanyaan Naura.     

" Hmmmmmm." Dila seolah berpikir.     

Entah kenapa sangat sulit baginya untuk menjawab pertanyaan Naura yang satu ini.Hatinya masih terasa sakit dan pilu jika mengingat Fatih.     

" Ga tahu uni.Gimana keadaan dia sekarang? Sudah delapan tahun kami tidak komunikasi.Apakah dia merindukan aku seperti aku merindukan dia uni?" tanya Dila dengan linangan air mata.     

Dila memeluk Naura.Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Naura. Saat ini hanya dengan menangis membuatnya lega.     

" Sudahlah jangan menangis lagi.Kamu paling pandai bersandiwara.Di depan kamu terlihat kuat namun di dalam kamu rapuh dik.Setahu uni kami wanita yang kuat dan tahan banting," kata Naura mengelus punggung Dila.     

" Ga tahu uni.Kenapa aku nangis aja bawaannya.Fatih rindu ga sama aku?" Dila mengulangi pertanyaannya.     

" Entahlah.Uni bukan cenayang yang bisa meramal," ucap Naura terkekeh.     

" Coba aja mama Lauren sebelum meninggal warisin ilmunya ke uni mungkin uni bisa membaca masa depan kamu dik."     

" Uni bisa saja," ucap Dila terkekeh.     

" Setidaknya uni bisa bikin kamu tersenyum."     

" Uni makasih ya."     

" Makasih buat apa?"     

" Buat semuanya uni.Sudah menjadi teman, sahabat dan kakak untuk aku."     

" Itulah pentingnya keluarga dik.Apa pun masalahnya kita harus saling bercerita. Biar beban di hatimu hilang."     

Dering smartphone Dila mengalun keras.Gadis cantik itu segera mengangkat video call dari Mira sahabatnya yang  tinggal di Perth, Australia.Mira menetap di Perth semenjak menikah dengan suaminya.     

Suami Mira warga negara Australia. Semenjak menikah Mira ikut suami pindah ke Perth meninggalkan keluarga dan sahabatnya.     

" Dila.Selamat untuk pernikahan lo.Maafkan teman lo ini belum bisa kembali ke Padang," ucap Mira bersemangat dengan kedua anaknya.     

" Say hay to onty Dila," titah Mira melirik kedua anaknya.     

Sepasang anak bule berambut pirang melambaikan tangan pada Dila.Kedua anak Mira mirip sekali dengan Mark,suami Mira.Tak ada sedikit pun kemiripan dengan Mira.     

" Happy wedding aunty.I wish you happiness," ucap Aidan si sulung.     

" Happy wedding aunty Dila.I really miss you.When you come here?" tanya Alana dengan wajah sedih.     

" Baby thank you.I miss you to Alana and Aidan," balas Dila bersemangat.     

Dila menyayangi kedua anak Mira.Setiap tahun Mira akan pulang ke Padang selama satu bulan melepas rindu dengan kampung halaman.Aidan dan Alana selalu dibawa.Tak heran kedua bocah itu dekat dengan Dila.     

" Hai uni Naura.Apa kabar?" sapa Mira ramah melirik Naura yang berdiri disamping Dila.     

" Baik Mir.Kamu gimana?" sapa Naura tak kalah ramah.     

" Seperti yang uni liat," ucap Mira melirik tubuhnya.     

" Makin cantik aja mommy beranak dua ini," puji Naura.     

" Ah uni bisa saja." Mira tersipu malu.     

" Dila.Sorry gue ndak tibo pas acara baralek lu doh.Kado gue agiah pas pulang ka Padang se dih," ucap Mira dalam bahasa Minang. ( Dila.Maaf aku ga datang saat acara pernikahan lo.Kado gue kasih ketika pulang ke Padang ya).     

" Aman Mir.Kalo lambek kadonyo berarti gadang isinyo ndak?" tanya Dila menggoda Mira.     

( Aman Mir.Jika telat kadonya berarti gede dong isinya).     

" Kalamak kau se kalau ngecek.Ongkos pulang ka Padang kecek kau murah? Kau tarimo selah apo kado den," ucap Mira sedikit dongkol.     

(Enak aja kalau ngomong.Lo pikir biaya pulang ke Padang murah? Lo terima aja apa pun kado gue).     

" Kau kayo mah.Tu kado den harus maha lah." ( Kamu kaya.Kado gue harus mahal).     

" Terserah lo dech," gerutu Mira dengan sebal. " Gue tutup dulu ya.Selamat pengantin baru.Lo hutang cerita sama gue kenapa nikah lo dadakan.Tiga bulan lagi gue bakal ke Padang bawa kedua ponakan lo."     

" Siap bos," ucap Dila seraya memutuskan sambungan VC.     

" Kalo kalian ngobrol pasti ada pertengkaran kecil," ucap Naura tertawa kecil.     

" Biasalah uni.Kami emang kayak gitu dari dulu.Sering bertengkar tapi saling menyayangi."     

:kiss_mark: :kiss_mark: :kiss_mark:     

Kairo,Mesir     

Seorang pemuda menguap di tumpukan buku yang baru saja ia terjemahkan. Lelaki muda berusia 33 tahun tersebut kelelahan karena semalaman menterjemahkan buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.     

Lelaki itu berwajah tampan, berkulit sawo matang dan kharismatik.Pesonanya meluluh lantakan kaum hawa yang melihatnya.     

Sudah bertahun-tahun lelaki tampan itu menjadi penterjemah buku baik buku berbahasa Arab dan bahasa Inggris. Sebagai seorang laki-laki bisa dikatakan sempurna.Berwajah tampan,soleh, sopan, dan kecerdasan di atas rata-rata.     

Penghasilannya cukup lumayan sebagai penterjemah buku.Selain itu ia juga memiliki restoran masakan Indonesia.     

Jika warga negara Indonesia rindu dengan masakan tanah air bisa berkunjung ke restorannya.     

Menu Indonesia di restoran Fatih tergolong lengkap.Masakan Padang, Sunda dan Makassar.Restorannya tidak pernah sepi.Tak hanya mahasiswa Indonesia yang makan disana warga lokal pun juga ada.     

" Fatih bangun." Teman sekamar lelaki itu membangunkannya.     

" Sholat subuh dulu.Nanti ketinggalan."     

Lelaki itu masih terlelap dalam tidurnya.Semalam ia baru tidur jam tiga pagi.Dia baru tidur selama dua jam menjelang subuh.Usai sholat subuh lelaki itu tidak tidur namum ia akan bersiap-siap pergi mengajar.Walau menempuh S3 namun lelaki soleh itu juga menjadi seorang dosen di kampus swasta di Kairo.     

" Fatih bangun ente," ucap temannya seraya berbisik.     

Tak ada jawaban.Lelaki itu masih terlelap tidur.Sang teman punya ide untuk menjahili Fatih.     

" Uda Fatih bangun uda.Dila ada disini," pekiknya membangunkan Fatih dari tidurnya.     

" Mana Dila?" Fatih bertanya melirik kiri dan kanan.     

Fatih mengucek kedua matanya.Terlihat kantung mata hitam pertanda kurang tidur.Fatih melakukan profesi ganda sebagai mahasiswa dan dosen.     

" Giliran sebut nama Dila langsung bangun."     

" Zaki kamu ngerjain saya lagi," cebik Fatih agak kesal.Berkali-kali ia dikerjai Zaki.     

" Salah sendiri.Dibangunkan baik-baik ga bergeming.Giliran sebut nama Dila langsung bangkit.Kalo jadi bucin emang gitu ya," kelakar Zaki menggoda Fatih.     

" Enak aja bucin.Saya ga kayak gitu Mas Zaki."     

" Kalo ga kayak gitu buktikan! Bisa bangun tanpa embel-embel nyebut nama Dila.Makanya anak orang dihalalin biar ga dimimpiin tiap malam.Cewek mana yang sanggup nunggu ente.Kagak pacaran atau tunangan ente suruh anak gadis tunggu ente balik dari sini.Kalo udah di khitbah ketahuan status kalian bertunangan ," ucap Zaki ceplas - ceplos.     

" Cepat ambil wudhu bentar lagi mau subuh.Bukankah ente mau sholat berjamaah di mesjid? Jamaah menunggu ente buat jadi imam dan beri kajian."     

Fatih segera meluncur ke kamar mandi tanpa mendengarkan celotehan Zaki.     

Satu jam kemudian.....     

Zaki dan Fatih kembali ke flat mereka. Selama tinggal di Kairo Fatih memilih tinggal di flat karena harga sewanya lebih murah dan uang kiriman untuk orang tuanya di tanah air bisa lebih besar nominalnya.     

Dalam flat Fatih tinggal bersama empat orang temannya dan sama-sama berasal dari Indonesia.Fatih asli Padang, Zaki asli Brebes, Davin asli Medan dan Reno asli Makassar.     

Mereka sama-sama menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar melalui program beasiswa kerjasama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Mesir.     

Fatih dan Zaki sama-sama menempuh pendidikan S3 dan mereka memiliki pekerjaan paruh waktu sebagai dosen.     

Davin dan Reno menempuh pendidikan S2 dan merupakan junior Fatih dan Zaki.     

" Tadi banyak kaum hawa merhatiin ente.Apa ente tidak tertarik dengan salah satu di antara mereka?" tanya Zaki membuka obrolan seraya membuat sarapan roti bakar untuk mereka berdua.     

" Kayaknya tidak.Saya mana pernah perhatiin kaum hawa Ki.Saya menjaga pandangan saya.Zina mata jika memandang lawan jenis," ucap Fatih menggoda Zaki.     

" Gaya ente.Trus kalo Dila bagaimana?"     

" Beda cerita.Saya dan Dila sudah kenal semenjak kami kecil karena kedua orang tua saya kerja dirumah Dila.Kami pun satu sekolah dan menghabiskan masa kecil bersama."     

" Jangan cari pembenaran.Anak orang digantung selama delapan tahun.Ente yakin Dila bakal menunggu ente? Dila itu cantik dan wanita mapan."     

" Makanya saya ada disini.Saya akan memantaskan diri sehingga saya layak bersama Dila.Dia bisa bangga dengan saya.Saya ga mau Dila dan keluarganya dihina karena masa lalu saya yang miskin.Makanya tujuan saya disini bukan hanya untuk Dila.Membahagiakan ayah, ibu dan kedua adik saya.Dila itu bonus buat saya."     

" Nah korban bucin ente tapi ga ngaku.Ana liat Dila tidak memakai hijab dan kerja di bank pula.Seharusnya lelaki soleh kayak ente dapat pasangan anak Kyai atau wanita solehah yang menutup aurat.Maafkan Ana kalau menyinggung ente.Ana cuma mengingatkan saja."     

" Insya Allah saya akan membimbing Dila perlahan-lahan agar menutup auratnya jika kami sudah menikah.Masalah kerja di bank saya akan meminta Dila berhenti dan buka usaha.Doakan niat baik saya dijabah oleh Allah."     

Zaki menepuk pundak Fatih berkali-kali.Fatih lelaki yang sangat setia dan bisa menjaga pandangan dari wanita lain.     

" Yuk kita sarapan dulu." Zaki mengajak Fatih sarapan.     

Fatih segera melahap roti bakar yang dibuat oleh Zaki.     

" Davin dan Reno kapan balik?"     

" Mungkin besok pagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.